Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Takhta

Oleh

image-gnews
Iklan

Takhta kelihatan gilang-gemilang, tapi kekuasaan adalah sebuah dilema. Catatan tertua tentang itu agaknya bisa dibaca dari kisah Hakim Samuel.

Dalam Perjanjian Lama, disebutkan bagaimana orang tua ini menyaksikan pengikutnya, bangsa Israel, mencoba memilih sebuah sistem politik yang lain setelah sebuah penyelewengan terjadi.

Mereka semula hidup bersama dengan dipimpin penghulu yang disebut "hakim-hakim". Samuel adalah hakim penghabisan. Ketika usianya makin lanjut, ia mengangkat dua anaknya yang lelaki menggantikannya. Tapi Yoel dan Abia ternyata mengecewakan. "Mereka mengejar laba, menerima suap, dan memutarbalikkan keadilan."

Mengetahui kejahatan itu, berkumpullah para pinisepuh. Mereka datang kepada Samuel di Rama, menyatakan niat untuk mencoba sebuah sistem yang lain: mereka tak ingin lagi dipimpin para hakim, mereka ingin menjadikan kebersamaan sosial-politik mereka sebuah kerajaan.

Mereka pun mengajukan semacam petisi kepada Samuel, orang yang mereka hormati tapi telah mengecewakan: "Engkau sudah tua dan anak-anakmu tidak hidup seperti engkau; maka angkatlah sekarang seorang raja atas kami untuk memerintah kami, seperti pada segala bangsa-bangsa lain."

Samuel kesal. Tapi ia tak menjawab. Ia mengutarakan isi hatinya kepada Tuhan dalam doa.

Yang menarik, dalam cerita ini, Tuhan menyatakan Ia tahu ada yang salah dalam permintaan bangsa Israel itu, tapi Ia tak hendak mencegahnya. Sebagaimana disebutkan dalam Alkitab, Tuhan mengeluarkan firman, menyuruh Samuel meluluskan permintaan itu. "Sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak. Mereka tidak menghendaki Aku lagi sebagai raja mereka."

Tak mudah, bahkan tak mungkin, menerka kenapa permintaan perubahan tata kekuasaan itu harus dikabulkan. Yang jelas Samuel, hakim tua itu, tahu bahwa hidup tak akan jadi lebih mudah.

Itu juga yang dikemukakannya, mungkin dengan sedikit gerutu, kepada orang-orang Israel itu: dengan diangkatnya seseorang jadi raja, penguasa ini akan punya hak memberi titah dan orang banyak harus tunduk. Raja itu akan memaksa anak-anak lelaki membajak ladangnya, mengumpulkan hasil panennya, membuat senjata-senjatanya dan perkakas kereta perangnya, sementara anak-anak perempuan akan dijadikan pembuat minyak wangi atau bekerja sebagai tukang masak dan tukang roti baginda. Hidup bersama yang sama rata sama rasa akan berakhir.

Bahkan juga kesetaraan dalam hak milik akan hilang. Raja akan mengambil 10 persen hasil gandum dan anggur yang dipanen dan akan diberikannya kepada para pegawai istana. Bahkan raja "akan mengambil budakmu, ternakmu yang terbaik, dan keledaimu."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Betapapun kerasnya peringatan Samuel, bangsa Israel tetap mengangkat seorang raja dan tak lagi mengakui otoritas hakim. Mungkin mereka ingat (satu hal yang tak dikatakan pak tua itu) bahwa para hakim juga, seperti terbukti dengan Yoel dan Abia, tak lepas dari kemungkinan berbuat sewenang-wenang.

Namun gagasan mereka untuk mengganti para hakim dengan raja-raja memang bukan sebuah reformasi yang radikal. Dalam sejarah bangsa Israel, bahkan Raja Daud (yang dalam tradisi Islam dianggap "nabi") terbukti melakukan hal-hal yang cela, hanya berbeda sekian derajat dari yang digambarkan Samuel.

Tapi mungkin malah sebelum Samuel, manusia selalu di persimpangan itu: kedaulatan, atau kekuasaan, yang dilambangkan dengan takhta, adalah keniscayaan yang tak membawa kepastian. Ia perlu didirikan. Tapi ia mencemaskan. Di luar tata dan takhta itu, selalu membayang sesuatu yang Entah.

Pertanyaan yang tak mudah dijawab: jika ada kesadaran seperti itu, mengapa orang tak kembali saja kepada Tuhan, yang menurut Alkitab pernah jadi "raja" mereka?

Dikatakan bahwa memang kontrak kekuasaan itu tak mereka perpanjang lagi. Bisa diduga karena bagi mereka Tuhan yang memberikan hukum adalah Tuhan yang tak terjangkau. Sejak mula, bahkan di depan Musa, Ia tak hendak memperlihatkan wajah-Nya. Orang banyak itu tak bisa bertanya, apalagi menggugat. Hukum Tuhan senantiasa hanya ditafsirkan orang-orang tertentu, yang andai kata lurus hati pun tetap memandang dunia dari seginya yang terbatas.

Dalam hubungan itu tampak bahwa takhta raja-raja-sebuah bangunan kekuasaan pasca-Tuhan-mengandung sebuah pengakuan yang tersirat: hukum para raja, yang selalu menghendaki pemaksaan, bukan datang bersama apa yang disebut Walter Benjamin sebagai "kekerasan ilahiat", gttliche Gewalt. Takhta raja-raja membawa serta "kekerasan mithologis", kekerasan untuk menegakkan hukum, sedangkan "kekerasan ilahiat" menghancurkan hukum-khususnya hukum yang dianggap berhala dan menuntut ketaatan kita. "Kekerasan mithologis" adalah ketika hukum yang dibangun manusia sendiri wibawanya ditopang pelbagai mithos buat menunjukkan ia adalah titisan Keadilan yang melintasi ruang dan waktu.

Pengakuan yang tersirat bahwa ia memang tak ada kaitannya dengan Tuhan membuka pintu bagi perjuangan keadilan. Pada akhirnya, keadilan adalah sesuatu yang dipergulatkan manusia di dunia yang rumit dan fana, bukan tertib yang dihadiahkan dari luar bumi.

Di dalam proses itu, takhta yang gilang-gemilang itu akan tampak seperti kursi di kedai. Posisinya ditentukan dari saat ke saat. Tak istimewa.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hari Kekayaan Intelektual Sedunia Tiap 26 April, Kenali 7 Jenis Kekayaan Intelektual

11 menit lalu

Karut-Marut Hak Cipta
Hari Kekayaan Intelektual Sedunia Tiap 26 April, Kenali 7 Jenis Kekayaan Intelektual

Hari ini, tiap 26 April sejak 2001, diperingati sebagai Hari Kekayaan Intelektual Sedunia. Apa saja jenis kekayaan intelektual?


Rahasia Sukses Shin Tae-yong Bersama Timnas U-23 Indonesia dan Timnas Senior di Piala Asia

13 menit lalu

Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong bersama para pemainnya di Piala Asia U-23 2024. Doc. AFC.
Rahasia Sukses Shin Tae-yong Bersama Timnas U-23 Indonesia dan Timnas Senior di Piala Asia

Pengamat sepak bola Yusuf Kurniawan menganalisis faktor apa saja yang menjadi kunci kesuksesan Shin Tae-yong bersama timnas U-23 Indonesia.


Polisi Ungkap Modus Penyamaran Narkotika: Dari Kue, Permen, hingga Liquid Vape

15 menit lalu

Pemeriksaan selebgram Chika Chandrika di Polres Metro Jakarta Selatan, Kamis, 21 April 2022. Chika diperiksa sebagai saksi terkait kasus dugaan pengeroyokan oleh tersangka Putra Siregar dan Rico Valentino di sebuah kafe di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. TEMPO/ Faisal Ramadhan
Polisi Ungkap Modus Penyamaran Narkotika: Dari Kue, Permen, hingga Liquid Vape

Menyamarkan narkotika menjadi cairan liquid vape seperti yang dilakukan selebgram Chandrika Chika dan atlet eSports Aura Jeixy menambah daftar modus.


Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

16 menit lalu

Mykola Solsky. wikipedia.org
Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar


Ekonom Sarankan APBN 2025 Fokus pada Sejumlah Sektor, Makan Siang Gratis Ditunda

20 menit lalu

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berkunjung ke sekolah Beijing No. 2 Middle School, di Dongcheng District, Beijing, Cina, Selasa, 2 April 2024. Dalam kunjungan ke sekolah tersebut, Prabowo didampingi oleh pihak sekolah mengecek kantin yang menyediakan makan siang gratis untuk siswa dan siswinya. Foto: Humas Prabowo
Ekonom Sarankan APBN 2025 Fokus pada Sejumlah Sektor, Makan Siang Gratis Ditunda

Prabowo berjanji jika terpilih sebagai presiden, dia akan melaksanakan program makan siang gratis.


Polda Metro Jaya Dalami Dugaan Pembunuhan dalam Kasus Penemuan Mayat dalam Koper di Bekasi

26 menit lalu

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Ade Ary Syam Indradi di Polda Metro Jaya pada Selasa, 16 Januari 2024. TEMPO/Desty Luthfiani.
Polda Metro Jaya Dalami Dugaan Pembunuhan dalam Kasus Penemuan Mayat dalam Koper di Bekasi

Polda Metro Jaya mendalami dugaan pembunuhan dalam kasus penemuan mayat dalam koper yang ditemukan di Bekasi.


Wonderkid Manchester United, Mengenal Ethan Wheatley

27 menit lalu

Ethan Wheatley. FOTO/Instagram/ethanwheatley.9
Wonderkid Manchester United, Mengenal Ethan Wheatley

Ethan Wheatley debut pertamanya di bawah asuhan Erik ten Hag dalam tim senior Manchester United menghadapi Sheffield Rabu, 24 April 2024


Daftar 16 Partai Politik yang Gugat Sengketa Pileg ke MK, dari PDIP hingga PKN

30 menit lalu

Sidang putusan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024 dihadiri 8 hakim, gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Senin, 22 April 2024.  TEMPO/ Febri Angga Palguna
Daftar 16 Partai Politik yang Gugat Sengketa Pileg ke MK, dari PDIP hingga PKN

Sejumlah partai politik mengajukan sengketa Pileg ke MK. Partai Nasdem mendaftarkan 20 permohonan.


Tips agar Gigi Putih bak Mutiara dari Pakar Kesehatan Mulut

31 menit lalu

Ilustrasi gigi putih meski makan banyak. shutterstock.com
Tips agar Gigi Putih bak Mutiara dari Pakar Kesehatan Mulut

Menjaga gigi putih dan bersinar adalah tantangan karena berbagai faktor bisa membuat warnanya berubah. Berikut tujuh tips dari dokter gigi.


Wakil Ketua KPK Laporkan Dewas KPK Albertina Ho, Berikut Sejumlah Kontroversi Nurul Ghufron

33 menit lalu

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron. Antara/Benardy Ferdiansyah
Wakil Ketua KPK Laporkan Dewas KPK Albertina Ho, Berikut Sejumlah Kontroversi Nurul Ghufron

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron melaporkan anggota Dewas KPK Albertina Ho, mendapat sorotan publik. Berikut sejumlah kontroversi Nurul Ghufron.