Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sengkuni

Oleh

image-gnews
Iklan

Agaknya kita harus selalu bersiap di perbatasan antara terlibat dan tak terlibat dalam kekuasaan. Atau kita akan terjerat.

Siapa pun yang berada dalam kekuasaan tak boleh diharapkan selamanya jadi pelaku kebajikan. Seorang raja, demikian petuah Machiavelli, "Mesti memperoleh kekuatan untuk bertindak tidak baik."

Nasihat seperti itu dibaca orang Italia sejak Il Principe beredar di abad ke-16. Buku itu membuat Machiavelli dikenal sebagai penasihat yang keji bagi para raja. Dalam imajinasi mereka yang mengenal Mahabharata, pemikir politik Italia itu seorang Sengkuni.

Dalam wayang, tokoh ini perdana menteri para Kurawa yang berhasil merancang tipu muslihat untuk menyingkirkan para Pandawa, musuh mereka, dari kerajaan. Ia dibenci siapa sajadalang, penonton, para komentator. Pernah, pada tahun 1970-an, sebuah pertunjukan wayang kulit besar-besaran yang membawakan lakon Bharatayudha diakhiri dengan membuang tokoh wayang ini ke Laut Selatan. Agar tak "kembali".

Tapi Machiavelli bukan sepenuhnya seorang Sengkuni yang dibenci. Jika kita menilik tempat dan masanya, kita akan bisa lebih paham mengapa ia bisa dibenarkan. Penggagas "teori politik" ini hidup di Italia abad ke-16 yang diguncang perang antarkota dan antar-penguasa wilayah. Machiavelli mencitakan sebuah republik yang kukuh seperti di zaman Romawi. Tapi ia lihat tak semua pangeran sanggup membangun sebuah tata. Dalam pandangannya, tak semua pemimpin siap berbuat keras, kejam, bengis.

Ia menjadikan temannya, Piero Soderini, sebagai contoh. Soderini memimpin Republik Firenze pada tahun 1502-1512. Pemimpin ini bersikap "baik hati, alim, dan penuh belas". Sikap itu justru membuat diri dan rakyatnya celaka. Soderini sebenarnya bisa menyelamatkan republiknya andai ia membunuh para bangsawan utama di wilayahnya.

Seorang raja yang arif, tulis Machiavelli, "Tak akan risau jika dikecam karena berbuat kejam yang menyebabkan rakyatnya bersatu dan setia." Dengan menampakkan kebengisan, "Ia sebenarnya jauh lebih berbelas-hati ketimbang mereka yang dengan sikap yang sangat pemaaf membiarkan kekejian berkecamuk."

Dalam petuah seperti ini, Machiavelli bukan orang pertama.

Sekitar 300 tahun sebelum tarikh Masehi, di India seorang pangeran muda berhasil memperbesar kekuasaannya, merebut takhta dinasti Magadha, bahkan kemudian mengalahkan pasukan Iskandar yang Agung dari Makedonia yang menduduki wilayah itu. Tapi ia, Chandragupta, tak sendirian. Di dekatnya ada seorang penasihat yang petuahnya bisa lebih culas dan kejam ketimbang Machiavelli atau bahkan Sengkuni: Kautilya Chanakya.

Dalam kitab Arthashastra, Chanakya membanggakan apa yang disebutnya sebagai "ilmu politik". Bukan agama, bukan takhayul, melainkan "ilmu" itu yang memperkuat kekuasaan seorang raja, ujar Chanakya hampir 2.500 tahun yang lalu, mendahului para penganjur realisme politik di abad modern.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adapun "ilmu" Chanakya terdiri atas petunjuk yang rinci tentang cara berbuat licik dan kejam (satu hal yang tak kita dapatkan dalam risalah Machiavelli). Seorang raja harus menguji para menterinya dengan informasi palsu agar memberontak, misalnya dengan ditipu bahwa permaisuri jatuh cinta kepadanya. Bila terjebak, sang menteri harus dibuang ke hutan atau ke tambang-tambang.

Selain teknik disinformasi seperti itu, Arthashastra punya daftar cara menyiksa dan membunuh. Salah satunya dengan visha-kanya, perempuan yang tubuhnya disiapkan dengan bisa hingga siapa pun yang bersentuhan dengannya akan mati. Dengan cara itulah Chandragupta membunuh Raja Parvatak. Dengan racun pula ia menghabisi Raja Nanda dan kedelapan putranya sekaligus.

Seraya musuh politik dilenyapkan, mata-mata dipasang di mana-mana. Semua penduduk harus diawasi agen-agen rahasia yang menyamar sebagai "pertapa suci, rahib pengelana pengamen, tukang sulap, gelandangan, penujum, ahli astrologi, juga pedagang roti, nasi, dan daging masak".

Chanakya tentu tak mempersoalkan kebajikan di bagian kitab ini. Ia berfokus pada logika kekuasaan: efektivitas.

Syahdan, di bawah Chandragupta, kerajaan memang tumbuh dan kaya. Para duta besar asing mencatat bagaimana Pataliputra, ibu kota, dibangun seluas 12 x 4 kilometer dan menampilkan istana kayu jati yang berhiaskan mutu manikam. Salah satu kota kerajaan itu, Taxila, sekitar 30 kilometer dari Rawalpindi sekarang, jadi kota universitas. Sederet perguruan tinggi tampak, yang antara lain mengajarkan ilmu kedokteran.

Tapi, tentu saja, tak semua hal dapat ditegakkan dan dikendalikan. Dalam otokrasi itu, Chanakya, sang Sengkuni, telah melembagakan paranoia. Chandragupta harus terus-menerus merasa terancam. Tiap malam ia berpindah-pindah kamar tidur yang dikelilingi penjaga bersenjata. Ia harus secara kontinu memanjangkan mata, telinga, dan kuasa.

Tak terelakkan, ia ketabrak pada batas. Pada suatu masa, kerajaan itu diserang bencana lapar yang panjang hingga baginda merasa tak mampu mengatasinya. Ia pun meninggalkan istana dan hidup mengembara sebagai pertapa agama Jain selama 12 tahun. Ia mangkat dalam ketiadaan makan.

Chandragupta habis. Ia gagal menempatkan diri di perbatasan antara terlibat dan tak terlibat logika kekuasaan. Ia sepenuhnya terjerat.

Di zamannya, Machiavelli punya nasihat sederhana agar seorang raja tak terjerat: baginda tidak hanya harus kenal kelicikan dan kekejaman, tapi juga harus tahu kapan itu tak harus dipakai.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

5 menit lalu

Prabowo-Gibran tengah merangkul rival politiknya dalam pemilihan presiden untuk bergabung ke koalisi Prabowo.
Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

Upaya Koalisi Prabowo merangkul rival politiknya dalam pemilihan presiden seperti PKB dan Partai Nasdem, berbahaya bagi demokrasi.


Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

8 menit lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama jajarannya bersiap memulai konferensi pers APBN Kita edisi Maret 2024 di Jakarta, Senin 25 Maret 2024. Sri Mulyani mengatakan, realisasi anggaran Pemilu 2024 hingga 29 Februari 2024 sebesar Rp 23,1 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.


Deretan Kasus Polisi Pesta Narkoba, Terbaru di Depok

11 menit lalu

Ilustrasi tes narkoba. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Deretan Kasus Polisi Pesta Narkoba, Terbaru di Depok

Lima orang polisi pesta narkoba ditangkap di Kampung Palsigunung, Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Depok, Jawa Barat.


Liburan Murah ala Backpacker ke Dubai, Bisa?

13 menit lalu

Burj Khalifa dilihat dari Sky Views Edge Walk Dubai, Emaar Square Area Downtown Dubai, pada Sabtu, 23 Maret 2024 (TEMPO/Mila Novita)
Liburan Murah ala Backpacker ke Dubai, Bisa?

Dubai berinvestasi menyediakan fasilitas hotel bintang dua dan bintang tiga di berbagai lokasi di seluruh kota, juga tempat-tempat wisata terjangkau.


Pemilu India, Duel Narendra Modi dan Rahul Gandhi Memanas soal Isu Minoritas Muslim

17 menit lalu

Seorang wanita menunjukkan jarinya yang bertinta setelah memberikan suaranya di tempat pemungutan suara pada pemilu tahap kedua, di Jodhpur, di negara bagian gurun Rajasthan, India, 26 April 2024. REUTERS/Stringer
Pemilu India, Duel Narendra Modi dan Rahul Gandhi Memanas soal Isu Minoritas Muslim

Narendra Modi berusaha memenangi Pemilu India untuk masa jabatan ketiga berturut-turut didukung oleh nasionalisme Hindu dan popularitas pribadinya.


Cara Beli Tiket Proliga 2024 di PLN Mobile dan Harganya

18 menit lalu

Pevoli putri Jakarta Pertamina Enduro Giovanna Milana(kanan) melakukan smes ke arah pevoli putri Bandung bjb Tandamata Ratna Sanger (tengah) dan Agustin Wulandhari (kiri) saat pertandingan Proliga 2024 di GOR Amongrogo, Yogyakarta, Kamis 24 April 2024. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Cara Beli Tiket Proliga 2024 di PLN Mobile dan Harganya

Simak cara beli tiket Proliga 2024 melalui aplikasi PLN Mobile.


Respons PKS soal PKB dan NasDem Merapat ke Prabowo-Gibran

19 menit lalu

Sekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Al-Habsyi ditemui usai mengikuti Rapat Pleno Terbuka Penetapan Hasil Pemilu Tahun 2024 secara Nasional di Kantor KPU, Jakarta Pusat, pada Rabu, 20 Maret 2024. Tempo/Yohanes Maharso Joharsoyo
Respons PKS soal PKB dan NasDem Merapat ke Prabowo-Gibran

Begini respons PKS soal PKB dan NasDem yang merapat ke Prabowo-Gibran. Padahal sebelumnya, mereka sama-sama berada di Koalisi Perubahan.


Beroperasi Sejak 2021, 4 Tersangka Judi Online di Depok Raup Omzet Rp 30 Miliar

20 menit lalu

Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) menangkap empat orang tersangka judi online di sebuah rumah di kawasan Tapos, Cimanggis, Depok, 23 April 2024.
Beroperasi Sejak 2021, 4 Tersangka Judi Online di Depok Raup Omzet Rp 30 Miliar

Ditreskrimsus Polda Metro Jaya menangkap 4 tersangka judi online di sebuah rumah di kawasan Tapos, Cimanggis, Depok, 23 April 2024.


Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

20 menit lalu

Mahasiswa pro-Palestina mengambil bagian dalam protes mendukung Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza, di Universitas Columbia di New York City, AS, 12 Oktober 2023. REUTERS/Jeenah Moon
Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina


KKP Galang Kolaborasi Internasional untuk Perluas Kawasan Konservasi Laut

24 menit lalu

KKP Galang Kolaborasi Internasional untuk Perluas Kawasan Konservasi Laut

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), menggalang dukungan internasional untuk mewujudkan perluasan kawasan konservasi laut seluas 97,5 juta hektare (ha) atau setera 30 persen luas laut perairan Indonesia pada tahun 2045.