Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mewaspadai Bioterorisme  

image-profil

image-gnews
Iklan

Khudori
Anggota Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan Pusat

Serangan teror kini tak lagi dilakukan dengan cara-cara konvensional, melainkan memanfaatkan teknologi. Di antaranya, teror menggunakan bahan kimia dan agen biologis yang dikenal dengan istilah bioterorisme. Pelaku teror pun tak lagi dimonopoli para teroris, melainkan bisa siapa saja.

Cara pandang ini bisa digunakan untuk melihat penangkapan empat warga negara Cina oleh aparat imigrasi Bogor pada 8 November 2016. Tidak hanya melanggar Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian atas penyalahgunaan izin tinggal, mereka juga ketahuan menanam 5.000 ba-tang cabai di lahan seluas 4.000 meter persegi di Kecamatan Sukamakmur, Bogor. Yang mengejutkan, setelah diperiksa Badan Karantina Pertanian, cabai Cina itu terdeteksi mengandung bakteri Erwinia chrysanthemi.

Erwinia chrysanthemi merupakan organisme pengganggu tanaman karantina (OPTK) golongan A1 atau belum ada di Indonesia. Menurut Badan Karantina Pertanian, karena sifatnya yang demikian, bakteri ini tidak dapat diberi perlakuan apa pun selain pemusnahan atau eradikasi. Bakteri ini diyakini bisa menimbulkan kerusakan atau kegagalan panen hingga 70 persen. Bukan hanya cabai, tanaman seperti bawang dan sawi juga bisa terserang dan tertular bakteri tersebut.

Ditilik dari sisi keamanan nasional, peristiwa ini tidak bisa dianggap remeh. Pertama, dalam bingkai keamanan non-konvensional (non-conventional security approach), pangan adalah hal strategis tak ubahnya bedil dan mesiu dalam pendekatan keamanan konvensional. Namun, berbeda dengan bedil dan mesiu, pangan hanya terlibat pada operasi rendah kekerasan (low-intensity conflict). Operasi ini mengandalkan kehancuran ekonomi dan keresahan masyarakat sebagai media utama memenangi pertempuran. Sasaran operasi bukan kekuatan militer, melainkan rezim yang berkuasa.

Kedua, dalam konteks yang lebih besar, produksi cabai yang cukup akan turut memperkokoh ketahanan pangan nasional. Inilah landasan pemikiran bahwa food security penting bagi sebuah negara. Ketahanan pangan tidak kalah penting dibanding bahaya teroris, yang dianggap sebagai ancaman serius bagi keamanan nasional dan global. Itu sebabnya hampir semua negara, lebih-lebih negara maju, melakukan segala cara guna membangun ketahanan pangan yang tangguh.

Amerika Serikat, misalnya, meskipun jumlah petaninya tinggal 2 persen, tak pernah surut mengurus sektor pertanian, terutama pangan. Sektor ini berkontribusi 13 persen dalam produk domestik bruto (GDP) dengan nilai ekspor US$ 140 miliar per tahun. Jika sektor ini dihancurkan teroris, bukan hanya peluang ekonomi yang terancam hilang, melainkan seluruh sendi kehidupan AS juga bisa lumpuh akibat seretnya pasokan pangan.

Pada 2014, produksi cabai besar Indonesia mencapai 1,075 juta ton dan cabai rawit 0,8 juta ton (BPS, 2015). Apabila terjadi kegagalan panen 75 persen  dan harga cabai Rp 40 ribu per kilogram, potensi kerugian mencapai Rp 56,2 triliun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kegagalan panen cabai akan diikuti penurunan pasokan. Pasar akan panik apabila antisipasi menambah pasokan cabai dari impor tidak dilakukan dengan baik. Ujung-ujungnya, inflasi akan terpantik tinggi dan menekan daya beli warga.

Berpijak dari kondisi itu, untuk menciptakan kerusuhan sosial di Indonesia, tidak usah menggunakan isu suku, agama, ras, dan antargolongan. Cukup dengan menyebarkan isu cabai yang kita makan mengandung bakteri tidak sehat, akan geger seluruh negeri. Dalam konteks inilah penting mewaspadai betapa berbahayanya bioterorisme.

Empat warga Cina yang tertangkap tengah menanam cabai di Bogor memang belum terbukti melakukan aktivitas ilegal terkait dengan bioterorisme. Tapi amat naïf kalau menganggap aktivitas mereka tidak perlu dicurigai. Bakteri Erwinia chrysanthemi merupakan organisme baru yang bisa mengganggu keseimbangan ekosistem. Dalam konteks keamanan nasional, aktivitas mereka bisa jadi merupakan infiltrasi atau subversi untuk melemahkan ekonomi nasional.

Di antara negara ASEAN seperti Thailand dan Singapura, Indonesia tergolong lemah dalam hal biosekuriti. Padahal, sebagai negara tropis, Indonesia merupakan gudang berbagai agensia biologis. Di sisi lain, sebagai negara agraris, Indonesia sangat rentan terhadap kemungkinan ancaman agen biologis. Sementara itu, kesiapsiagaan terhadap munculnya wabah-wabah penyakit pada manusia, hewan, dan tumbuhan masih sangat rendah. Bioteror saat ini hanya dipandang sebagai ancaman bagi kesehatan manusia, belum dianggap sebagai pelemahan ketahanan nasional.

Karena itu, ke depan, Indonesia perlu mewaspadai aneka kemajuan bioteknologi. Tidak hanya mencermati pesatnya perkembangan bioteknologi dan rekayasa genetika, tapi juga mesti awas terhadap kembali munculnya penyakit lama dan baru.

Yang tidak kalah penting adalah mewaspadai setiap aktivitas penelitian, apa pun tujuannya, termasuk yang berkedok untuk perdamaian. Terakhir, memastikan manusia dan barang yang masuk ke Indonesia lewat setiap jengkal titik, termasuk di wilayah terluar, telah melalui pemeriksaan karantina dan kepabeanan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

1 jam lalu

Mykola Solsky. wikipedia.org
Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar


Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

2 hari lalu

Sejumlah buruh tani menanam benih padi. TEMPO/Budi Purwanto
Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.


Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

5 hari lalu

Seorang pekerja mengangkut pupuk urea bersubsidi dari Gudang Lini III Pupuk Kujang di Pasir Hayam, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. (ISTIMEWA)
Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.


Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

5 hari lalu

Seorang pembeli memilih buah Manggis yang dijajakan masyarakat di jalan nasional menuju Banda Aceh, di kawasan Meureudu, Kec. Simpang Tiga, Kab. Pidie, Aceh. Selasa (10/7). ANTARA/Rahmad
Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.


Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

16 hari lalu

Warga melihat kondisi bangunan yang terseret banjir lahar dingin di Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Sabtu, 6 April 2024. Data Nagari Bukik Batabuah menyebutkan  banjir lahar dingin  yang terjadi pada Jumat (5/4) itu menerjang 17 unit mobil dan sejumlah motor dan 40 rumah, tiga di antaranya rusak berat, serta areal pesawahan dan memutus sementara jalan alternatif mudik Pekanbaru - Padang.   ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.


Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

27 hari lalu

Pemandangan sawah teras siring di Jatipurno Wonogiri. Maps.Google/Novi Ardianto
Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.


Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

30 hari lalu

Presiden RI Jokowi (tengah mimbar) didampingi Menteri Pertanian, Bupati Sigi dan Gubernur Sulawesi Tengah meresmikan rehabilitasi dan rekonstruksi Bendung D.I Gumbasa dengan membunyikan sirene secara bersama-sama. (ANTARA/Moh Salam)
Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.


Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

30 hari lalu

Petani memanen padi di Padangan, Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis 7 Maret 2024. Sekitar 20 hektare lahan pertanian di kawasan itu terdampak banjir akibat tanggul waduk jebol. ANTARA FOTO/Muhammad Mada
Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.


Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

39 hari lalu

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur


Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

42 hari lalu

Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

Program pengairan dan alsintan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Kukar.