Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Waktu

Oleh

image-gnews
Iklan

Ketika bumi kian cepat rusak, ketika kering & panas menjalar membunuh hutan-hutan dan melelehkan es di kutub, dan laut tak sanggup lagi menampung air yang meluap dan kota-kota tenggelam, ketika pada suatu hari ini terjadi, apa yang bisa dilakukan manusia? Rage, rage against the dying of the light, baris sajak Dylan Thomas itu melintas. Marahlah kepada cahaya yang punah. Marahlah.

Dalam film Interstellar, sajak itulah yang tak selesai diucapkan seorang ilmuwan tua, Brand, menjelang mati. Ia telah diam-diam menyiapkan manusia untuk hengkang dari bumi yang makin hancur: manusia harus mencari sebuah planet lain sebagai alternatif. Tapi utopia itu tetap utopia: impian bagus yang tak punya tempat. Empat belas penjelajah diluncurkan, namun tanpa jejak tanpa kepastian.

Tapi cerita ini tak seluruhnya mengusung fatalisme yang muram.

Dengan gemuruh pesawat antarbintang yang menjangkau Lubang Hitam, dengan robot-robot yang pintar berbicara, Interstellar berangkat sebagai sebuah science fiction dalam tradisi Star Trek. Tapi sebenarnya ia sebuah mithos yang tak jauh berbeda dari yang didongengkan orang sejak zaman dulu. Pertama dalam kekuatan bercerita. Kedua dalam kandungannya. Ketiga dalam perspektifnya tentang waktu.

Salah satu kekuatan mithos ialah menunda sikap tak percaya. Kita tak mencegat keajaiban (atau keganjilan?) dalam narasinya dengan tanda tanya besar. Kita sepenuhnya terkesima, kita asyik, dan kita menyimpan kesangsian di depan layar ketika Ki Dalang berkisah tentang Bima yang memasuki tubuh Dewa Ruci yang kecil. Kita juga tak menggugat ketika Interstellar disorotkan, tak bertanya bagaimana mungkin Cooper, pilot itu, dengan sosok yang tetap gagah seperti ketika ia berangkat mengemudikan pesawat Endurance, balik ke kehidupan manusia tapi memasukinya di masa depan, ketika Murph, anaknya, telah jadi perempuan berusia 100 tahun. Bagaimana mungkin juga ayah itu, di ujung perjalanannya, justru tiba di masa lalunya sendiri, memberi isyarat seperti bisikan hantu kepada Murph yang masih kecil? Dan benarkah ada "mereka", makhluk dengan dunia lima dimensi yang berniat menolong manusia?

Interstellarsebuah dongeng.

Dan seperti umumnya dongeng, di dalamnya ada yang membuat kita lebih bijaksana, biarpun sedikit, tentang hidup. Film ini menunjukkan bahwa egoisme bukanlah ciri manusia. Ada saat-saat orang sanggup mengorbankan diri agar orang lain selamat.

Cooper, misalnya, bersedia melakukan penjelajahan yang penuh teka-teki itu. Di satu saat bahkan ia melontarkan dirinya dalam pesawat yang nyaris habis energi, agar rekannya, Amelia, bisa sampai di sebuah planet tempat Edmunds, salah satu penjelajah ruang angkasa terdahulu, menemukan ruang hidup.

Jika saya katakan Interstellar sebuah dongeng, ia dongeng yang, katakanlah, pasca-modern: ia mempertanyakan ide "kemajuan" dan agenda besarnya. Dengan segala teknologi dan derap modernitas untuk menguasai ruang & waktu, yang terjadi malah bumi yang rusak. Dan lihat Cooper: seperti manusia pertama di angkasa luar dalam sajak Subagio Sastrowardoyo, ia terlontar dari bumi, kesepian, akibat "1.000 rumus ilmu pasti yang penuh janji".

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tapi kutipan yang tepat untuk film ini saya kira bukan dari Subagio Sastrowardoyo atau Dylan Thomas, melainkan dari sebuah lagu yang dinyanyikan dalam suasana sentimental dalam film Casablanca: lagu tentang waktu dan manusia. Sementara waktu berlalu, as time goes by, kata lirik lagu itu, cerita tua yang sama, the same old story, selalu kembali.

Waktu hadir di pusat Interstellartapi, seperti dalam mithos tentang dewa dan manusia yang menitis, waktu itu tanpa batas yang jelas di antara masa lalu, kini, dan nanti. Dalam film ini, Cooper berada di tiga kurun sekaligus. Dan kita pun jadi bertanya, sambil mencoba memahami teori relativitas Einstein yang muskil itu, apa arti waktu jika demikian, dan benarkah waktu ada dan berlaluatau manusialah yang mengkonstruksikannya demikian.

Para pemikir "korelasionis" akan mengatakan bahwa waktu ada; tapi ia selalu ada dalam korelasi dengan manusia. Pertanyaan klasik para "korelasionis": mungkinkah akan ada warna andai kata tak ada mata manusia? Ataukah sebaliknya: benarkah warna, waktu, dan lain-lain memang pernah ada dan akan ada tanpa kita?

Ilmu menunjukkan bahwa sudah terbentang alam semesta 14 miliar tahun yang lalu, sebelum manusia. Meillassoux menyebutnya "arche-fossil", jejak fenomena "nenek moyang" bahkan sebelum munculnya kehidupanyang membuat pendapat "korelasionis" guyah. Tapi sebaliknya: bagaimana waktu bisa ada tanpa subyek yang menyusun "kemarin", "kini", dan "kelak"?

Interstellar, sebagaimana dongeng, tak menjawab, sebab ia bukan sebuah eksplorasi filsafat. Ia pertama-tama sebuah keasyikan. Meskipun tak cuma itu.

Yang membuat penjelajahan Cooper menarik adalah pertautannya yang erat dengan bumi, meskipun bumi itu sedang binasapertautan yang dibentuk cintanya kepada Murph. Bocah itu berumur sepuluh tahun ketika ditinggalkannya berangkat mengarungi alam semesta mencari planet alternatif. Pada suatu saat, dari dalam kokpit Endurance pada jarak sekian ratus tahun cahaya, si ayah menyimak pesan anaknyadan melihat bahwa yang berbicara kepadanya adalah Murph, seorang perempuan dewasa. Bapak itu menangis. Seseorang menghitung bahwa sejam di posisi "interstellar" itu sama dengan tujuh tahun di bumi.

Tapi kerinduan seorang tua, cinta seorang anak, kasih yang mungkin tak sampai tapi keras kepala, kasih yang lebih kuat ketimbang pengharapan: semua itu membuat ruang & waktu tak lagi relevan.

Benar, the same old story. Tapi siapa yang akan berkeberatan?

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kupas Tuntas Perpres Nomor 76 Tahun 2024 Soal IUP yang Baru Disahkan Presiden Jokowi

3 menit lalu

Presiden Jokowi memberikan keterangan usai meluncurkan golden visa Indonesia di hotel ritz carlton, Jakarta Selatan, Kamis,  25 Juli 2024. TEMPO/Daniel a. Fajri
Kupas Tuntas Perpres Nomor 76 Tahun 2024 Soal IUP yang Baru Disahkan Presiden Jokowi

Di dalam JDIH Kemensesneg di Jakarta telah memuat ketentuan distribusi IUP kepada kelompok masyarakat tercantum dalam Pasal 5A ayat (1).


Persiapan yang Harus Dilakukan Sekolah Saat Penghapusan Jurusan di SMA Dihapus

7 menit lalu

Siswa SMA melihat koleksi Museum Adityawarman di Ruangan Perhiasan pada 21 September 2023. (TEMPO/Fachri Hamzah)
Persiapan yang Harus Dilakukan Sekolah Saat Penghapusan Jurusan di SMA Dihapus

Kemendikbudristek mulai menerapkan penghapusan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA pada tahun ajaran 2024/2025.


2 Pengajar Pondok Pesantren di Kabupaten Agam Diduga Sodomi 40 Santri Sejak 2022

20 menit lalu

ilustrasi
2 Pengajar Pondok Pesantren di Kabupaten Agam Diduga Sodomi 40 Santri Sejak 2022

2 pengajar salah satu pondok pesantren di Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, ditangkap Polresta Bukittinggi karena mencabuli 40 santri.


Kata Dasco Gerindra Soal Usul Pelaksanaan Pilpres dan Pileg Dipisah

20 menit lalu

Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad saat ditemui usai menghadiri acara Silaturahmi dan Tasyakuran DPD Gerindra DKI Jakarta di Tavia Heritage Hotel, Jakarta Pusat pada Kamis, 9 Mei 2024. TEMPO/Adinda Jasmine
Kata Dasco Gerindra Soal Usul Pelaksanaan Pilpres dan Pileg Dipisah

Dasco menyatakan lebih setuju Pilpres dan Pileg dilaksanakan bersamaan.


Dekat Puncak Kemarau, BMKG Prediksi Hujan Tetap Guyur 19 Wilayah di Indonesia

23 menit lalu

Puluhan pengendara motor berteduh di bawah tiang pancang LRT saat hujan yang cukup lebat, di Jalan protokol Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin, 6 April 2020. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan dini cuaca ekstrem di Indonesia. TEMPO/Imam Sukamto
Dekat Puncak Kemarau, BMKG Prediksi Hujan Tetap Guyur 19 Wilayah di Indonesia

BMKG memperkirakan 19 wilayah di Indonesia bakal tetap dibasahi hujan intensitas sedang hingga lebat hingga awal Agustus 2024.


PPATK Ungkap Ada Masyarakat Berpenghasilan di Atas Rp 1 Miliar Main Judi Online dengan Deposit Rp 4,8 Miliar

23 menit lalu

Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana memberi laporan dalam acara Peringatan 22 Tahun Gerakan Nasional Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT) di Istana Negara, Jakarta, Rabu 17 April 2024. Indonesia telah dinyatakan secara aklamasi diterima sebagai Anggota Financial Action Task Force on Money Laundering and Terrorism Financing (full membership). Keberhasilan tersebut diperoleh dalam FATF Plenary Meeting di Paris, Perancis yang dipimpin oleh Presiden FATF, MR. T. Raja Kumar pada Rabu, 25 Oktober 2023. TEMPO/Subekti.
PPATK Ungkap Ada Masyarakat Berpenghasilan di Atas Rp 1 Miliar Main Judi Online dengan Deposit Rp 4,8 Miliar

PPPATK ungkap sejumlah masyarakat berpenghasilan di atas Rp 1 miliar main judi online.


Jelang Laga Pertama Olimpiade Paris 2024, Apriyani / Fadia Sudah Intip Kekuatan Pasangan Jepang

42 menit lalu

Ekspresi pebulutangkis Ganda Putri Indonesia Apriyani Rahayu dan Siti Fadia Silva Ramadhanti saat berhadapan dengan pebulutangkis Ganda Putri Malaysia Pearly Tan dan Thinaah Muralitharan pada babak 16 besar Kapal Api Indonesia Open 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis, 6 Juni 2024. Apriyani Rahayu dan Siti Fadia Silva Ramadhanti kalah dengan skor 18-21 dan 19-21 gagal melaju ke babak selanjutnya. TEMPO/M Taufan Rengganis
Jelang Laga Pertama Olimpiade Paris 2024, Apriyani / Fadia Sudah Intip Kekuatan Pasangan Jepang

Apriyani / Fadia memastikan persiapannya berjalan baik menjelang laga pertama di Olimpiade Paris 2024.


Timnas Indonesia U-19 vs Malaysia di Semifinal Piala AFF U-19 2024 Sabtu Malam Ini, Indra Sjafri: Laga Penuh Gengsi

48 menit lalu

Pelatih Timnas Indonesia U-19 Indra Sjafri. TEMPO/Randy
Timnas Indonesia U-19 vs Malaysia di Semifinal Piala AFF U-19 2024 Sabtu Malam Ini, Indra Sjafri: Laga Penuh Gengsi

Timnas Indonesia U-19 akan menghadapi Malaysia di semifinal Piala AFF U-19 2024 pada Sabtu malam, 27 Juli.


Ekonom Sebut Keterlibatan Masyarakat Indonesia di Sektor Asuransi Masih Rendah, Ini Alasannya

53 menit lalu

Ekonom senior Faisal Basri menghadiri diskusi film Bloody Nickel yang digelar Koalisi Masyarakat Sipil di Taman Ismail Marzuki (TIM) pada Sabtu, 4 Mei 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Ekonom Sebut Keterlibatan Masyarakat Indonesia di Sektor Asuransi Masih Rendah, Ini Alasannya

Sektor asuransi hanya berkontribusi 6,9 persen terhadap totoal Gross Domestic Product (GDP), membuat Indonesia berada di posisi keenam Asia Tenggara


Respons PAN-Nasdem-PKS Soal Isu Poros Koalisi PKB dan PDIP di Pilkada 2024

53 menit lalu

Ilustrasi TPS Pilkada. Dok TEMPO
Respons PAN-Nasdem-PKS Soal Isu Poros Koalisi PKB dan PDIP di Pilkada 2024

PKB dan PDIP menjajaki peluang berkoalisi pada Pilkada 2024.