Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Fung Seng

Oleh

image-gnews
Iklan

Anthony Salim lebih sering mengenakan baju batik ketimbang baju jenis lain. "Saya pakai batik karena saya suka batik. Ada orang-orang yang menyukai pakai Gucci karena mereka ingin dilihat berbaju merek itu. Biar saja. Bagi saya, saya pakai batik karena nyaman."

Sosok Anthony, putra Liem Sioe Liong yang melanjutkan jaringan bisnis raksasa ayahnya, juga setelah rezim Soeharto yang mendukungnya jatuh, dilukiskan secara hidup dalam buku Liem Sioe Liong's Salim Group yang ditulis Richard Borsuk dan Nancy Chng, yang terbit pada 2014 iniagaknya buku terbagus selama 10 tahun terakhir tentang sejarah bisnis di Indonesia.

Anthony, menurut buku ini, "tajam" dalam memandang kesempatan bisnis. Anthony berani ambil risiko. Anthony yang sejak kecil menunjukkan gairah bisnis. Anthony yang dipilih ayahnya, meskipun bungsu, buat jadi pengganti. Anthony yang berbeda dari kakak sulungnya, Albert.

Albert, menurut ayahnya, anak yang "sedikit malas", "gemar main gitar dan mobil balap". Sebaliknya Anthony: tak suka dandan, pakai kacamata model kokok-beluk gaya lama, dan tetap mengenakan kaus merek 777 produksi pabrik tekstil ayahnya di masa lalu.

Sambil setengah bercanda, Anthony menjelaskan apa yang tersirat dari batik. Desain batik yang rumit, katanya, itu mirip cara berbisnis di Indonesia. "Batik berbeda dari desain Burberry yang bergaris-garis sangat jelas, clear-cut, yang kotak dan batasnya segera tampak," katanya. Sementara itu, "Motif batik selalu agak gelap." Batas-batasnya "kabur". Tapi di tengah itu, "Bagaimana juga situasinya, kita akan dapat survive!"

Nama kecilnya Liem Fung Seng. Arti harfiahnya "menemu kehidupan", selamat dan hidup terus dari bencana. Hanya beberapa pekan sebelum ia lahir, pada 1949, ayahnya, pedagang yang waktu itu masih belum makmur, hampir tewas karena kecelakaan mobil. Si bungsu seakan-akan isyarat bahwa hidup bisa menjumpainya lagi. Berpuluh tahun kemudian, setelah krisis ekonomi 1997 mengguncang konglomerasi ayahnyadisebut "Grup Salim"Fung Seng juga yang menemukan hidup kembali bagi usaha keluarga itu.

Riwayat usaha keluarga itu, seperti lazimnya kisah pebisnis di Indonesiaapalagi bila ia keturunan Tionghoamemang bukan berlangsung di atas garis-dan-petak ala Burberry. Tapi Liem Sioe Liong memang berhak mengatakan ia mujur. Ia sangat percaya kepada feng shui. Ia tak mau merombak rumahnya yang tak mentereng di Jalan Gunung Sahari, Jakarta. Dengan alasan yang sama, di masa jayanya ia membiarkan makam ayah dan kakeknya yang sangat bersahaja di bukit di Niuazhai, sebuah dusun di Kota Fuqing, di Provinsi Fujian, di pantai Tiongkok sebelah tenggara.

"Saya beruntung," katanya sebagaimana dikutip Borsuk dan Chng. "Saya kerja dan saya berkembang. Kalau misalnya saya hidup di Afrika, Timur Tengah, pegimana saya bisa kerja? Waktu, tempat, dan keberuntungan ini yang ndak bisa diubah."

Tapi ia bisa membuat tempatnya berubah: meninggalkan dusun tempat ia dilahirkan.

Di desa itu berlaku ucapan "jiu nian han, yi nian zai" (sembilan tahun kekeringan, satu tahun bencana). Antara gersang dan banjir, antara gunung dan pesisir, tanah pertanian itu nyaris tak bisa ditanami. Orang tua Liem, yang punya 11 anak, bukan peladang yang paling melarat. Tapi hidup tak gampang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kami kebanyakan makan apa yang kami tanam," Liem mengisahkan masa kecilnya. "Jarang ada daging tersedia di meja." Hasil ladang juga tak menentu. Uang cepak. Orang terkadang harus pinjam ke lintah darat.

Liem muda berusaha bertahan. Ia berdagang mi mentah. Tapi pada 1937, ketika musim kering melanda, ayahnya meninggal, setelah pulang memikul ubi. Hidup berubah. Di saat itu juga Jepang mulai menyerbu Tiongkok.

Di umur 21 tahun, Liem meninggalkan dusunnya, mencoba naik kapal menuju Jawa. Ia nyaris gagal, tapi akhirnya ia berhasil mendarat di Surabaya pada 1938dengan kantong uang yang dicopet. Dari Surabaya, ia ke Kudus di Jawa Tengah.

Di kota itu, Liem berdagang pakaian yang dipikulnya berkeliling jalan kaki. Dari sini ia mulai naik. Kudus menyenangkan hatinya. Liem merasa buah kerjanya segera tampak. Penduduk setempat ramah. Makanan juga enakterutama soto Kudus.

Tapi baru di Semarang ia meloncat. Kota ini, pada akhir abad ke-19, adalah pusat kerajaan bisnis Oei Tiong Ham, "Raja Gula", saudagar besar pertama kelahiran Jawa yang berhasil membangun emporium internasional.

Liem kemudian menyusul, bahkan melampaui kejayaan itu. Tapi, sementara Oei Tiong Ham tak membangun koneksi bisnis dengan pemerintah Belanda, Liem berbeda: ia praktis ditegakkan kekuasaan Soeharto, jenderal yang dikenalnya sejak 1949 meskipun baru jadi rapat dengannya setelah 1966. Liem, yang selama perang kemerdekaan dari Semarang ikut menyalurkan barang kebutuhan ke wilayah Republik yang diblokade Belanda, dengan gampang menemukan teman di kalangan orang militer ini.

Soeharto menjadikan pebisnis yang jinak dan ulet ini pendukung kekuatannyajuga jadi pendorong pertumbuhan ekonomi. Tapi ekonomi yang terbentuk ibarat bangunan besar yang tak stabil, sebab cuma disangga dua tiang: kekuasaan yang otoriter dan bisnis dengan monopoli yang dipaksakan.

Tapi Liem memang beruntung dan penggantinya, Anthony, memang Fung Seng. Soeharto jatuh dan digantikan sebuah sistem di mana monopoli tak berlaku. Tapi Anthonybahkan setelah Bank BCA lepas dari tangannyabisa memanfaatkan keadaan baru. Dan ia mengakui, "Cara kita berbisnis [kini] lebih terstruktur."

Yang kini dilupakan: pernah ada seorang mujur, yang dengan dukungan kekuasaan yang sewenang-wenang, bisa membuat orang lain tak beruntung.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jelang Laga Pertama Olimpiade Paris 2024, Apriyani / Fadia Sudah Intip Kekuatan Pasangan Jepang

13 menit lalu

Ekspresi pebulutangkis Ganda Putri Indonesia Apriyani Rahayu dan Siti Fadia Silva Ramadhanti saat berhadapan dengan pebulutangkis Ganda Putri Malaysia Pearly Tan dan Thinaah Muralitharan pada babak 16 besar Kapal Api Indonesia Open 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis, 6 Juni 2024. Apriyani Rahayu dan Siti Fadia Silva Ramadhanti kalah dengan skor 18-21 dan 19-21 gagal melaju ke babak selanjutnya. TEMPO/M Taufan Rengganis
Jelang Laga Pertama Olimpiade Paris 2024, Apriyani / Fadia Sudah Intip Kekuatan Pasangan Jepang

Apriyani / Fadia memastikan persiapannya berjalan baik menjelang laga pertama di Olimpiade Paris 2024.


Timnas Indonesia U-19 vs Malaysia di Semifinal Piala AFF U-19 2024 Sabtu Malam Ini, Indra Sjafri: Laga Penuh Gengsi

19 menit lalu

Pelatih Timnas Indonesia U-19 Indra Sjafri. TEMPO/Randy
Timnas Indonesia U-19 vs Malaysia di Semifinal Piala AFF U-19 2024 Sabtu Malam Ini, Indra Sjafri: Laga Penuh Gengsi

Timnas Indonesia U-19 akan menghadapi Malaysia di semifinal Piala AFF U-19 2024 pada Sabtu malam, 27 Juli.


Ekonom Sebut Keterlibatan Masyarakat Indonesia di Sektor Asuransi Masih Rendah, Ini Alasannya

24 menit lalu

Ekonom senior Faisal Basri menghadiri diskusi film Bloody Nickel yang digelar Koalisi Masyarakat Sipil di Taman Ismail Marzuki (TIM) pada Sabtu, 4 Mei 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Ekonom Sebut Keterlibatan Masyarakat Indonesia di Sektor Asuransi Masih Rendah, Ini Alasannya

Sektor asuransi hanya berkontribusi 6,9 persen terhadap totoal Gross Domestic Product (GDP), membuat Indonesia berada di posisi keenam Asia Tenggara


Respons PAN-Nasdem-PKS Soal Isu Poros Koalisi PKB dan PDIP di Pilkada 2024

24 menit lalu

Ilustrasi TPS Pilkada. Dok TEMPO
Respons PAN-Nasdem-PKS Soal Isu Poros Koalisi PKB dan PDIP di Pilkada 2024

PKB dan PDIP menjajaki peluang berkoalisi pada Pilkada 2024.


Museum Unik di Kroasia Ini Menampilkan Historis Dasi dan Simpul Ikatannya

24 menit lalu

Cravaticum di Zagreb, Kroasia. Instagram.com/cravaticum_museum
Museum Unik di Kroasia Ini Menampilkan Historis Dasi dan Simpul Ikatannya

Cravaticum - Museum Boutique of Cravat menjadi museum dasi pertama di dunia yang berada di Kroasia


Gelombang Panas Ekstrem Melanda Eropa, Negara Mana Saja yang Suhunya Naik?

24 menit lalu

Warga menggunakan payung di bawah sengatan matahari di Tokyo, Jepang, 9 Juli 2024. Jepang diterjang gelombang panas dengan cakupan lebih luas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Suhu mencapai rekor tertinggi mendekati 40 derajat celsius, terjadi pada Senin (8/7/2024), di Tokyo dan di wilayah selatan Wakayama. REUTERS/Issei Kato
Gelombang Panas Ekstrem Melanda Eropa, Negara Mana Saja yang Suhunya Naik?

Gelombang panas dengan suhu udara menembus 40 derajat Celcius melanda negara-negara Eropa


Jejak Vonis Kontroversial Hakim Erintuah Damanik, Terbaru Bebaskan Gregorius Ronald Tannur

24 menit lalu

Humas PN Medan Erintuah Damanik saat dijumpai di Pengadilan Negeri Medan. ANTARA
Jejak Vonis Kontroversial Hakim Erintuah Damanik, Terbaru Bebaskan Gregorius Ronald Tannur

sejumlah perkara kontroversial yang pernah ditangani Erintuah Damanik.


Top 3 Dunia: Maskapai Terbaik Dunia hingga Pembukaan Olimpiade Paris 2024

24 menit lalu

Tentara berjaga di depan Menara Eiffel menjelang Olimpiade Paris 2024, Prancis, 21 Juli 2024.REUTERS/Stefan Wermuth
Top 3 Dunia: Maskapai Terbaik Dunia hingga Pembukaan Olimpiade Paris 2024

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 26 Juli 2024 diawali oleh daftar 10 maskapai terbaik di dunia untuk 2024.


Penampilan Luar Biasa Celine Dion di Atas Menara Eiffel Tandai Olimpiade Paris 2024 Dimulai

56 menit lalu

Celine Dion membuka Upacara Pembukaan Olimpiade Paris 2024. Foto: X The Olympic Games.
Penampilan Luar Biasa Celine Dion di Atas Menara Eiffel Tandai Olimpiade Paris 2024 Dimulai

Celine Dion menandai dimulainya Olimpiade Paris 2024 dengan penampilan menakjubkan, usai berjuang melawan penyakit yang menyerang otot syarafnya.


Duit Sponsor Piala Presiden 2024 Bertambah, Maruarar Sirait Ingin Tambah Hadiah untuk Tim Juara

1 jam lalu

Ketua Steering Committee Piala Presiden 2024 Maruarar Sirait saat ditemui di SCTV Tower, Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 15 Juli 2024. TEMPO/Randy
Duit Sponsor Piala Presiden 2024 Bertambah, Maruarar Sirait Ingin Tambah Hadiah untuk Tim Juara

Ketua Steering Comitee Piala Presiden 2024 Maruarar Sirait menyatakan berniat menambah hadiah untuk juara turnamen pramusim tersebut.