Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pagar

Oleh

image-gnews
Iklan

Hanya pengembara dan penjelajah yang tahu: dunia tak dapat dipaparkan dengan batas yang keras. Ruang kehidupan tak pernah ajek. Hidup tak dibangun dengan pagar.

Tapi Kant memang bukan pengembara. Filosof ini, yang mengibaratkan pengetahuan manusia sebagai "sebuah pulau dengan banyak tapal batas", lahir di Kota Knigsberg di timur laut Jerman dan meninggal di kota yang sama. Sejak 1724 sampai dengan 1804sejak jabang bayi sampai dengan jadi jenazahia tak pernah keluar satu meter pun dari kota yang tak jauh dari Laut Baltik itu. Ia orang yang menetap.

Ketika usianya kian lanjut, lelaki bertubuh kecil ini (tingginya tak sampai 1,6 meter, kurus, dengan dada yang cacat) bahkan memilih hidup yang serba tetap. Tiap pagi pelayannya membangunkannya (ia perintahkan agar jangan sungkan mengentakkannya dari tidur) supaya ia bisa tepat waktu berangkat berjalan kaki menyusuri jalanan Knigsberg. Konon menit dan detiknya begitu persis hingga para tetangga menyetel jam mereka berdasarkan kebiasaan Kant.

Yang rutin, yang rata, yang rapidan tentu itu-itu saja. Sepeninggal Kant, tak ditemukan catatan harian. Mungkin karena ia sendiri tak tertarik merekam hidupnya sehari-hari yang tanpa drama, tanpa gejolak. Kita tak akan bisa menulis kisah hidup Kant, kata penyair Heinrich Heine mencemooh, karena orang ini tak punya kisah dan tak punya hidup.

Setidaknya ia tak punya hidup yang diperlihatkannya ke luar. Kant tampak memagari hidupnya yang privat dari bagian dirinya yang terbuka buat umum, yakni karya-karyanya.

Pagar, itulah pola yang berulang pada pemikiran yang termaktub dalam buku-bukunya. Pagar, patok, pembagian: sesuatu yang perlu dan niscaya. Bagi Kant, dunia pemikiran filsafat yang disebut "metafisika"yang mengatasi ilmu-ilmu sosial dan fisikasemula adalah ibarat "ratu" bagi semua ilmu, seperti di masa Aristoteles. Sang "ratu" bertakhta tanpa batas, mutlak, dan pada akhirnya mirip dogma.

Dalam perkembangan pengetahuan kemudian, metafisika tak berkuasa seperti itu lagi. Ilmu-ilmu itu tak lagi butuh tuntunannya. Namun apa yang kemudian terjadi juga bisa berbahaya. Para pembangkang, yang meragukan segala pengetahuan sebagai dogma, para skeptis itu, "ibarat suku-suku pengembara yang membenci penghunian yang permanen dan cara hidup yang mapan".

Untung jumlah mereka tak banyak, kata Kant. Untung, karena ia ingin menegakkan metafisika sebagai satu bangunan baru yang mapan, tapi yang juga sadar akan batasnya sendiri. Dan itu hanya bisa dicapai dengan membangun pemikiran yang sistematis, terukur, dan tekun. Metafisika ini tak boleh bercampur denganharus dibatasi secara jelas"kebenaran" yang dicapai dengan Schwrmerei yang tak rasional, yang dengan gairah langsung menggapai ke mana-mana, juga ke dalam hal-hal "yang tak terpikirkan".

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan perspektif itu pula Kant menolak mistisisme, alam pikiran para sufi.

Ia kembali kepada pagar, patok, pembatasan. Kant tak hendak bertualang ke dunia yang "ganjil". Ia ingin berada dan menetap di Knigsberg pikirannya, dengan kecemasan kepada "suku-suku pengembara" yang mengganggu alam pikiran.

Yang menarik, dan saya kira relevan dengan abad ke-21, kita kemudian tahu pemikir Abad Pencerahan ini tak cukup lepas dari latar gelap Eropa di zamannyalatar yang bertahan sampai hari ini: pandangan curiga, bingung, dan marah kepada orang dari luar. Ian Almond, dalam History of Islam in German Thought (Routledge, 2011), sebuah telaah yang tajam dan cerah, memperlihatkan bagaimana Kant mendekatkan "suku-suku pengembara" bukan cuma sebagai kiasan tentang orang-orang yang skeptis, tapi juga dengan bangsa nomad: orang Arab dan Yahudi.

Kant bahkan mengaitkan Schwrmerei dengan Muhammad, pendiri Islam, bukan untuk menunjukkan sisi sufisme dalam ajarannya. Schwrmerei dalam diri Muhammad bukan saja tak rasional, melainkan sebuah gelora hati, antusiasme, yang membawanya ke ambisi lahiriah ("eksternal") dan sensual. Tak kurang dari itu, kata Schwrmerei juga dihubungkannya dengan sikap tak rasional lain: fanatisme.

Kant di Knigsberg: sebuah kota pelabuhan yang di masa lampau didatangi pelbagai bangsa, tapi riwayatnya tak selamanya ditandai ruang yang tenang dan terbuka. Kota ini didirikan setelah bangsa Prusia dibasmi para kesatria Teuton di abad ke-13. Kemudian, kemudian sekali, 9 November 1938, di kota Kant itu malam "Kristallnacht" terjadi, ketika kaca-kaca toko dan rumah Yahudi dipecahkan dan kaum Nazi membakar buku, memukuli dan membunuh orang "lain" itu.

Fanatisme, Schwrmerei, tak hanya datang seperti gerombolan lebah dari luar. Pagar yang membedakan kita dan mereka tak pernah benar-benar jelas di mana.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Persiapan yang Harus Dilakukan Sekolah Saat Penghapusan Jurusan di SMA Dihapus

3 menit lalu

Siswa SMA melihat koleksi Museum Adityawarman di Ruangan Perhiasan pada 21 September 2023. (TEMPO/Fachri Hamzah)
Persiapan yang Harus Dilakukan Sekolah Saat Penghapusan Jurusan di SMA Dihapus

Kemendikbudristek mulai menerapkan penghapusan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA pada tahun ajaran 2024/2025.


2 Pengajar Pondok Pesantren di Kabupaten Agam Diduga Sodomi 40 Santri Sejak 2022

16 menit lalu

ilustrasi
2 Pengajar Pondok Pesantren di Kabupaten Agam Diduga Sodomi 40 Santri Sejak 2022

2 pengajar salah satu pondok pesantren di Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, ditangkap Polresta Bukittinggi karena mencabuli 40 santri.


Kata Dasco Gerindra Soal Usul Pelaksanaan Pilpres dan Pileg Dipisah

16 menit lalu

Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad saat ditemui usai menghadiri acara Silaturahmi dan Tasyakuran DPD Gerindra DKI Jakarta di Tavia Heritage Hotel, Jakarta Pusat pada Kamis, 9 Mei 2024. TEMPO/Adinda Jasmine
Kata Dasco Gerindra Soal Usul Pelaksanaan Pilpres dan Pileg Dipisah

Dasco menyatakan lebih setuju Pilpres dan Pileg dilaksanakan bersamaan.


Dekat Puncak Kemarau, BMKG Prediksi Hujan Tetap Guyur 19 Wilayah di Indonesia

19 menit lalu

Puluhan pengendara motor berteduh di bawah tiang pancang LRT saat hujan yang cukup lebat, di Jalan protokol Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin, 6 April 2020. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan dini cuaca ekstrem di Indonesia. TEMPO/Imam Sukamto
Dekat Puncak Kemarau, BMKG Prediksi Hujan Tetap Guyur 19 Wilayah di Indonesia

BMKG memperkirakan 19 wilayah di Indonesia bakal tetap dibasahi hujan intensitas sedang hingga lebat hingga awal Agustus 2024.


PPATK Ungkap Ada Masyarakat Berpenghasilan di Atas Rp 1 Miliar Main Judi Online dengan Deposit Rp 4,8 Miliar

19 menit lalu

Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana memberi laporan dalam acara Peringatan 22 Tahun Gerakan Nasional Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT) di Istana Negara, Jakarta, Rabu 17 April 2024. Indonesia telah dinyatakan secara aklamasi diterima sebagai Anggota Financial Action Task Force on Money Laundering and Terrorism Financing (full membership). Keberhasilan tersebut diperoleh dalam FATF Plenary Meeting di Paris, Perancis yang dipimpin oleh Presiden FATF, MR. T. Raja Kumar pada Rabu, 25 Oktober 2023. TEMPO/Subekti.
PPATK Ungkap Ada Masyarakat Berpenghasilan di Atas Rp 1 Miliar Main Judi Online dengan Deposit Rp 4,8 Miliar

PPPATK ungkap sejumlah masyarakat berpenghasilan di atas Rp 1 miliar main judi online.


Jelang Laga Pertama Olimpiade Paris 2024, Apriyani / Fadia Sudah Intip Kekuatan Pasangan Jepang

38 menit lalu

Ekspresi pebulutangkis Ganda Putri Indonesia Apriyani Rahayu dan Siti Fadia Silva Ramadhanti saat berhadapan dengan pebulutangkis Ganda Putri Malaysia Pearly Tan dan Thinaah Muralitharan pada babak 16 besar Kapal Api Indonesia Open 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis, 6 Juni 2024. Apriyani Rahayu dan Siti Fadia Silva Ramadhanti kalah dengan skor 18-21 dan 19-21 gagal melaju ke babak selanjutnya. TEMPO/M Taufan Rengganis
Jelang Laga Pertama Olimpiade Paris 2024, Apriyani / Fadia Sudah Intip Kekuatan Pasangan Jepang

Apriyani / Fadia memastikan persiapannya berjalan baik menjelang laga pertama di Olimpiade Paris 2024.


Timnas Indonesia U-19 vs Malaysia di Semifinal Piala AFF U-19 2024 Sabtu Malam Ini, Indra Sjafri: Laga Penuh Gengsi

44 menit lalu

Pelatih Timnas Indonesia U-19 Indra Sjafri. TEMPO/Randy
Timnas Indonesia U-19 vs Malaysia di Semifinal Piala AFF U-19 2024 Sabtu Malam Ini, Indra Sjafri: Laga Penuh Gengsi

Timnas Indonesia U-19 akan menghadapi Malaysia di semifinal Piala AFF U-19 2024 pada Sabtu malam, 27 Juli.


Ekonom Sebut Keterlibatan Masyarakat Indonesia di Sektor Asuransi Masih Rendah, Ini Alasannya

49 menit lalu

Ekonom senior Faisal Basri menghadiri diskusi film Bloody Nickel yang digelar Koalisi Masyarakat Sipil di Taman Ismail Marzuki (TIM) pada Sabtu, 4 Mei 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Ekonom Sebut Keterlibatan Masyarakat Indonesia di Sektor Asuransi Masih Rendah, Ini Alasannya

Sektor asuransi hanya berkontribusi 6,9 persen terhadap totoal Gross Domestic Product (GDP), membuat Indonesia berada di posisi keenam Asia Tenggara


Respons PAN-Nasdem-PKS Soal Isu Poros Koalisi PKB dan PDIP di Pilkada 2024

49 menit lalu

Ilustrasi TPS Pilkada. Dok TEMPO
Respons PAN-Nasdem-PKS Soal Isu Poros Koalisi PKB dan PDIP di Pilkada 2024

PKB dan PDIP menjajaki peluang berkoalisi pada Pilkada 2024.


Museum Unik di Kroasia Ini Menampilkan Historis Dasi dan Simpul Ikatannya

49 menit lalu

Cravaticum di Zagreb, Kroasia. Instagram.com/cravaticum_museum
Museum Unik di Kroasia Ini Menampilkan Historis Dasi dan Simpul Ikatannya

Cravaticum - Museum Boutique of Cravat menjadi museum dasi pertama di dunia yang berada di Kroasia