Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Heboh

Oleh

image-gnews
Iklan

Putu Setia
@mpujayaprema

Suara pesawat menderu. Romo Imam langsung menatap langit. Dua Sukhoi terbang memecah mendung. "Apa mau dipulangkan lagi ke Bali?" kata Romo. Saya gagal paham. "Siapa yang dipulangkan?"

"Siapa tahu dua terpidana mati Bali Nine yang sudah di Nusakambangan mau dipulangkan ke Bali. Sewaktu diangkut ke Nusakambangan kan dikawal pesawat tempur," ujar Romo. Saya mulai paham. Saya katakan, "Tak mungkin balik lagi, Romo. Persiapan eksekusi sudah matang. Sudah lama Jaksa Agung Prasetyo bilang persiapan 95 persen. Dua kapal perang Angkatan Laut juga sudah berada di perairan Nusakambangan. Penembak dari Brimob sebanyak 130 orang juga sudah siaga. Sepuluh peti jenazah sudah siap. Rohaniwan pendamping sudah berada di sana. Keluarga terpidana mati sudah pula menjenguk yang terakhir kalinya."

Romo memetik bunga. "Kapan dor-nya?" tanya dia. Tapi Romo tak perlu jawaban saya. "Setelah persiapan matang, ternyata masih ada napi yang menunggu keputusan peninjauan kembali. Malah ada yang mengajukan peninjauan baru. Juga ada yang menggugat grasi ke pengadilan tata usaha negara. Ini bagaimana, sih? Kalau memang masih ada peluang hukum yang dibolehkan, jangan dong grasa-grusu mau nembak. Berapa biaya kapal-kapal perang yang siaga itu? Berapa dana yang dihabiskan untuk penantian yang tak jelas itu? Berapa energi yang dibuang, belum lagi penundaan ini melahirkan gunjingan macam-macam. Ada tekanan pihak luar, ada nego barter tahanan, meskipun semua dibantah, capek juga mendengarnya."

Saya diam, tapi tetap mengikuti langkah kecil Romo di kebun bunga itu. "Seharusnya Jaksa Agung bertanya dulu ke Mahkamah Agung, apakah masih ada lubang-lubang hukum yang bisa dipakai terpidana mati itu untuk memperpanjang hidupnya. Kalau masih ada, ya, sabar dulu. Kalau lubangnya tertutup, baru disiapkan eksekusinya. Ini ibarat pentas ketoprak yang sudah dikoar-koarkan keliling kampung, ternyata ditunda karena pemainnya sakit."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam hati saya tertawa, tapi bukankah lebih baik diam? "Kita lebih banyak heboh dibanding bekerja. Bukan hanya soal eksekusi itu, tapi juga di banyak hal. Tadinya saya ikut mencela logo 70 tahun Indonesia merdeka yang ada kata-kata 'Ayo Kerja'. Saya bilang, ini slogan untuk apa, seolah bangsa ini menjadi bangsa pemalas sampai dihardik dengan kata itu. Eh, ternyata maksudnya mengajak kita untuk bekerja dan bukan ngomong doang."

Saya tak berkomentar. "Kita ngomongnya melambung terus. Bikin tol di laut, bikin tol di Sumatera, bikin jalur kereta di Kalimantan. Oke, oke. Tapi puluhan anak sekolah terjun ke sungai karena jembatan gantungnya roboh di Banten. Di Bone, di Boyolali, entah di mana lagi, orang-orang hanya mengandalkan tali untuk menyeberangi sungai. Itu kan di depan mata, mbok itu dulu dikerjakan."

Mungkin karena saya diam terus, Romo menatap saya. "Berapa banyak sekolah yang atapnya jebol, berapa ratus anak-anak belajar di lantai karena bangkunya rusak? Lha, ini kok membuat program pengadaan UPS yang biayanya miliaran rupiah. Orang bodoh pun tahu kalau itu peluang korupsinya besar. Ya, koruptor makin senang. Sudah Komisi Pemberantasan Korupsi dilemahkan, malah ada wacana remisi untuk koruptor mau dihidupkan lagi. Sebenarnya apa kita masih punya komitmen untuk berantas korupsi?"

Romo memelototi saya. "Sampeyan kok diam melulu?" Saya mencoba tersenyum dan bilang, "Saya sedang mencerna apa yang Romo katakan. Ternyata pemimpin kita terlalu banyak omong dan suka bikin heboh. Slogan 'Ayo Kerja' itu seharusnya ditujukan kepada mereka, bukan ke kita."

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penyebab Paus Fransiskus Hanya Hidup dengan Satu Paru-paru

3 menit lalu

Paus Fransiskus disambut oleh Wakil Perdana Menteri Papua Nugini John Rosso setelah mendarat di Bandara Internasional Port Moresby Jackson, di Port Moresby, Papua Nugini, 6 September 2024. REUTERS/Guglielmo Mangiapan
Penyebab Paus Fransiskus Hanya Hidup dengan Satu Paru-paru

Meski hanya memiliki satu paru-paru, Paus Fransiskus sanggup melakukan perjalanan jauh ke berbagai penjuru dunia.


Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Langgar Kode Etik Soal Intervensi Mutasi ASN Kementan

12 menit lalu

Terperiksa Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron, mengikuti sidang pembacaan surat amar putusan pelanggaran etik, di gedung ACLC Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat, 6 September 2024. TEMPO/Imam Sukamto
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Langgar Kode Etik Soal Intervensi Mutasi ASN Kementan

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron terbukti melakukan pelanggaran kode etik soal penyalahgunaan pengaruh atau jabatan di balik mutasi ASN Kementan.


Profil Cak Lontong, Ketua Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano Karno yang Disebut Good Looking

13 menit lalu

Cak Lontong. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Profil Cak Lontong, Ketua Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano Karno yang Disebut Good Looking

Cak Lontong Ketua Tim Pemenangan Pramono Anung dan Rano Karno dalam Pilkada Jakarta 2024. Sebelumnya, Pramono sebut ketua timnya sosok good looking.


Tips Mendaki Bagi Pemula dan 5 Larangan saat Naik Gunung

18 menit lalu

Tips Mendaki Bagi Pemula dan 5 Larangan saat Naik Gunung

Ada sejumlah persiapan dan larangan saat naik gunung


Mahfud Md Pernah Menunjuk Faisal Basri Jadi Satgas TPPU, Bongkar Kasus Impor Emas Senilai Rp 189 Triliun

28 menit lalu

Mahfud Md Pernah Menunjuk Faisal Basri Jadi Satgas TPPU, Bongkar Kasus Impor Emas Senilai Rp 189 Triliun

Mahfud Md pernah menunjuk Faisal Basri jadi Satgas TPPU. Ini hasil temuan bersama timnya, termasuk bongkar kasus impor emas senilai Rp 189 triliun.


Jusuf Kalla Kritik Kinerja Mendikbud Nadiem Makarim: Tak Cukup Pengalaman Pendidikan

34 menit lalu

Mantan Wakil Presiden RI ke 10 dan 12, Jusuf Kalla menggelar konferensi pers ihwal penampilan debat capres ketiga di kediamannya,  Jalan. Brawijaya Raya No 6 Jakarta Selatan, Rabu, 9 Januari 2024. TEMPO/Tika Ayu
Jusuf Kalla Kritik Kinerja Mendikbud Nadiem Makarim: Tak Cukup Pengalaman Pendidikan

Jusuf Kalla menyampaikan kritik terhadap kinerja Mendikbud Nadiwm Makarim.


Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Terbukti Langgar Kode Etik, Berikut Sejumlah Kontroversinya Termasuk Soal Kaesang

36 menit lalu

Terperiksa Wakil Ketua KPK, Nurul Gufron, mengikuti sidang pembacaan surat amar putusan pelanggaran etik, di gedung ACLC Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat, 6 September 2024. TEMPO/Imam Sukamto
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Terbukti Langgar Kode Etik, Berikut Sejumlah Kontroversinya Termasuk Soal Kaesang

Dewa KPK putuskan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron terbukti lakukan pelanggaran kode etik. Berikut sejumlah kontroversi Ghufron, termasuk soal Kaesang.


Polisi Beberkan Peranan 4 Remaja dalam Pembunuhan dan Pemerkosaan Siswi SMP di Palembang

37 menit lalu

Konferensi pers Polrestabes Palembang dan Polda Sumsel soal penangkapan empat tersangka pembunuhan dan pencabulan terhadap gadis 13 tahun yang jasadnya ditemukan di TPU Talang Kerikil. Rabu malam, 4 September 2024. TEMPO/ Yuni Rahmawati
Polisi Beberkan Peranan 4 Remaja dalam Pembunuhan dan Pemerkosaan Siswi SMP di Palembang

Polrestabes Palembang beberkan peranan 4 remaja dalam pembunuhan dan pemerkosaan terhadap siswi SMP.


Mengenal Jaipur yang Disebut Walled City, Menyimpan Warisan Budaya dan Arsitektur

37 menit lalu

Kota bernuansa pink di Rajasthan, Jaipur, India. Unsplash.com/Dexter Fernandes
Mengenal Jaipur yang Disebut Walled City, Menyimpan Warisan Budaya dan Arsitektur

Berbeda dengan wilayah metropolitan Jaipur yang lebih luas, Walled City adalah bagian bersejarah dan berbeda yang menonjol


Serangan Udara Israel Menewaksn 61 Warga Gaza dalam 48 Jam

37 menit lalu

Serangan udara Israel menghantam sebuah bangunan tempat tinggal di tengah konflik Israel-Hamas di Nuseirat di Jalur Gaza tengah, 20 Juli 2024. REUTERS/Omar Naaman
Serangan Udara Israel Menewaksn 61 Warga Gaza dalam 48 Jam

Setidaknya 61 warga Gaza tewas dalam serangan 48 jam oleh militer Israel pada Sabtu 7 September 2024.