Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pimpinan dan Masa Depan Pertamina

image-profil

image-gnews
Iklan

Komaidi Notonegoro
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute

Pemberhentian Direktur dan Wakil Direktur Utama Pertamina secara terhormat melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada 3 Februari 2017 mengejutkan sejumlah pihak, internal maupun eksternal. Selain mendadak, pemberhentian itu dilakukan ketika pimpinan Pertamina tersebut justru mampu membawa badan usaha milik negara kebanggaan Indonesia ini mencatatkan kinerja yang sangat baik.

Pertamina dapat membukukan laba yang tidak hanya positif, tapi juga meningkat signifikan di tengah penurunan harga minyak. Sampai kuartal ketiga 2016, perolehan laba dilaporkan sebesar US$ 2,83 miliar, tumbuh 209,3 persen dari tahun sebelumnya. Laba tersebut melampaui perolehan laba perusahaan minyak negara Malaysia, Petronas, yang turun hingga 48,6 persen.

Dalam lingkup korporasi, pergantian pimpinan merupakan hal biasa. Pemegang saham berwenang penuh mengganti pimpinan perusahaan jika dinilai tidak sesuai lagi dengan perkembangan, dinamika, dan arah kebijakan perusahaan. Karena itu, meski terkesan mendadak, pemberhentian itu kemungkinan telah melalui pertimbangan pemerintah sebagai pemegang saham.

Pemerintah menyampaikan bahwa pemberhentian itu dilakukan karena adanya masalah kepemimpinan. Nomenklatur baru pada struktur Pertamina, yaitu keberadaan Wakil Direktur Utama yang efektif sejak 20 Oktober 2016, disebut sebagai sumber permasalahan.

Keberadaan wakil itu dimaksudkan untuk mengakomodasi tugas Pertamina yang semakin besar. Pertamina akan melaksanakan sejumlah tugas besar, seperti pembangunan megaproyek dengan nilai investasi tidak kurang dari Rp 700 triliun, penambahan kapasitas dan revitalisasi kilang, sebagai pelaksana public service obligation (PSO), mewujudkan BBM satu harga, melaksanakan program  penghiliran, melaksanakan program holding BUMN migas, dan ekspansi usaha ke luar negeri.

Meskipun memiliki tujuan positif, dalam perkembangannya, posisi wakil itu dinilai memicu permasalahan kepemimpinan. Dewan Komisaris Pertamina, yang mengusulkan nomenklatur tersebut, menilai sistem Direktur Utama dan Wakil Direktur Utama tidak tepat, memicu masalah kepemimpinan akut, dan berpotensi mengancam kestabilan internal Pertamina. Hal ini kemudian menjadi dasar Dewan Komisaris mengusulkan penghapusan posisi wakil tersebut.

Keputusan pemberhentian direktur utama dan wakilnya tersebut hendaknya dihormati dan polemik yang ada segera diakhiri. Akan jauh lebih produktif jika para pihak, khususnya internal Pertamina, kembali berfokus mencapai target-target perusahaan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam jangka pendek, paling lambat 30 hari sejak keputusan diambil, fokus dan tugas utama pemegang saham adalah mencari dan menetapkan Direktur Utama Pertamina definitif. Namun menemukan figur yang tepat untuk memimpin perusahaan negara dengan pendapatan sekitar 60-65 persen dari total penerimaan APBN (ketika harga minyak tinggi) ini bukanlah perkara mudah. Pertamina tidak hanya memerlukan figur CEO terbaik, tapi juga memerlukan figur CEO plus. Pemimpin Pertamina harus  memiliki kemampuan komunikasi lintas sektor yang baik, termasuk dengan DPR sebagai salah satu mitra kerjanya.

Kebutuhan figur CEO plus juga diperlukan untuk mencapai target yang tidak ringan. Target itu, di antaranya, adalah melakukan efisiensi di segala lini, peningkatan kinerja operasi, memastikan realisasi investasi tepat waktu dan sasaran, serta menyiapkan sumber daya manusia yang andal.

Tahun ini, Pertamina menaikkan target produksi, baik untuk minyak, gas, maupun panas bumi. Target produksi migas naik menjadi 669 barel setara minyak per hari, terdistribusi atas 333 ribu barel minyak per hari dan 2,08 bscfd gas. Adapun target kapasitas panas bumi meningkat dari 512 megawatt menjadi 617 megawatt. Pertamina juga menetapkan lima prioritas strategis yang terukur sampai 2025, yang meliputi pengembangan sektor hulu, efisiensi di semua lini, peningkatan kapasitas kilang dan petrokimia, pengembangan infrastruktur dan pemasaran, serta perbaikan struktur keuangan.

Target kinerja operasi untuk tahun 2025 juga telah ditetapkan yang, di antaranya, adalah produksi minyak dan gas menjadi 1,81 juta barel setara minyak per hari, kapasitas panas bumi menjadi 2.267 GW, kapasitas kilang menjadi 2 juta barel per hari, jumlah SPBU menjadi 8.150 unit, dan stok operasional BBM menjadi sekitar 30 hari.

Maka, tugas Pertamina tahun ini dan tahun-tahun mendatang tidaklah mudah. Prioritas strategis dan target kinerja operasi yang ditetapkan tersebut mustahil dapat dijalankan jika Pertamina tidak dihindarkan dari kegaduhan internal maupun eksternal. Pertamina perlu diberi ruang yang cukup agar target tersebut dapat direalisasikan. Meskipun relatif sulit dihindari, intervensi politik kepada Pertamina harus diminimalkan.

Sebagai pemegang saham, pemerintah harus tegas dan jelas memisahkan mana yang menjadi wilayah kewenangan, fungsi, dan tugas korporasi (Pertamina) dan pemerintah. Jika pemisahan tersebut tidak dapat dilakukan, visi Pertamina untuk  "Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia" akan sulit untuk direalisasikan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


ICP Naik US$ 1, Sri Mulyani: Penerimaan APBN Naik Rp 1,1 T

9 Januari 2018

Menteri keuangan, Sri Mulyani saat konfrensi press usai mengikuti penghargaan dalam acara meresmikan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah di Istana Negara, Jakarta, 20 September 2016. Tempo/ Aditia Noviansyah
ICP Naik US$ 1, Sri Mulyani: Penerimaan APBN Naik Rp 1,1 T

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan APBN bakal diuntungkan dengan kenaikan harga minyak mentah Indonesia (ICP).


Harga Minyak Mentah Naik, Pertamina Bakal Merugi Jual Premium?

27 Desember 2017

Ratusan pemudik bersepeda motor mengisi ulang BBM di SPBU Gempol Sari, Subang, Jawa Barat, 2 Juli 2016.  Pertamina memperkirakan konsumsi premium naik 15 persen selama H-15 hingga H+15 Lebaran. ANTARA/M Agung Rajasa
Harga Minyak Mentah Naik, Pertamina Bakal Merugi Jual Premium?

Pemerintah diminta meninjau ulang kebijakan harga bahan bakar minyak jenis PSO, khususnya Premium yang dijalankan Pertamina.


Harga Minyak Tertekan Kenaikan Persediaan Bensin AS

15 Juni 2017

AP/Sue Ogrocki
Harga Minyak Tertekan Kenaikan Persediaan Bensin AS

Harga minyak mentah mengalami penurunan besar dengan minyak
mentah Amerika Serikat jatuh 3,7 persen ke level terendah
tujuh bulan


Pertamina Akuisisi Blok Overseas Tingkatkan Produksi Migas

10 April 2017

Presiden Joko Widodo (kiri) meninjau Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Unit 5 & 6 PT Pertamina Geothermal Energy Lahendong disela-sela peresmian di Tompaso, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, 27 Desember 2016. PLTP Lahendong Unit 5 & 6 Minahasa berkapasitas 2 x 20 MW dan PLTP Ulubelu Unit 3 Lampung berkapasitas 1x55 MW. ANTARA/Puspa Perwitasari
Pertamina Akuisisi Blok Overseas Tingkatkan Produksi Migas

PT Pertamina (Persero) menggencarkan akuisisi aset blok minyak dan gas di luar negeri (overseas) yang diperkirakan mampu menyumbang 33 persen produksi


Impor Minyak Tiga Negara Asia Ini Naik, Kecuali Cina  

28 Februari 2017

Pekerja mengawasi pengoperasian mesin di Kilang Minyak PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur, 11 November 2015. Perusahaan ini kembali dioperasikan PT Pertamina agar keberadaan TPPI dapat mengurangi 20 persen impor. ANTARA/Widodo S. Jusuf
Impor Minyak Tiga Negara Asia Ini Naik, Kecuali Cina  

Empat negara, yaitu Cina, India, Korea Selatan, dan Jepang tercatat sebagai importir terbesar minyak Iran.


2016, Produksi Minyak Pertamina Naik 12,3 Persen

13 Februari 2017

Petugas menyelesaikan instalasi anjungan lepas pantai Pertamina Hulu Energi (PHE) 24 di Lepas Pantai Perairan Madura, Jawa Timur, 12 Oktober 2016. Pembangunan anjungan ini untuk meningkatkan kontribusi produksi minyak nasional. ANTARA/Zabur Karuru
2016, Produksi Minyak Pertamina Naik 12,3 Persen

Produksi minyak mentah Pertamina pada 2016 naik 12,3 persen
dibanding tahun sebelumnya.


Sentimen Beragam, Harga Minyak Mentah Terdongkrak  

10 Februari 2017

Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat ditutup naik tipis sebesar 0,02 poin menyusul harga minyak mentah dunia yang terkoreksi. TEMPO/Tony Hartawan
Sentimen Beragam, Harga Minyak Mentah Terdongkrak  

Data ekonomi Amerika Serikat dan proyeksi penurunan produksi OPEC membuat harga minyak mentah memanas.


BI Perkirakan Harga Minyak Mentah Naik Jadi US$ 47

26 Januari 2017

Konferensi pers hasil High Level Meeting Koordinasi Pengendalian Inflasi Nasional, dipimpin oleh Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo, di Gedung Function Room BI, Thamrin, Jakarta, Rabu, 25 Januari 2017. Tempo/Ghoida Rahmah
BI Perkirakan Harga Minyak Mentah Naik Jadi US$ 47

Kenaikan harga minyak mentah dikhawatirkan mendorong laju inflasi.


Keamanan Meningkat, Hasil Eksplorasi Minyak Lampaui Target

16 November 2016

AP/Hasan Jamali
Keamanan Meningkat, Hasil Eksplorasi Minyak Lampaui Target

Terjadi gangguan keamanan yang meliputi pencurian peralatan, pencurian minyak, penutupan jalan hingga perusakan material.


Pertamina Tutup 64 Sumur Ilegal di Wilayah Sumatera

19 Oktober 2016

DOK/TEMPO/Adri Irianto
Pertamina Tutup 64 Sumur Ilegal di Wilayah Sumatera

PT Pertamina EP Asset 1 selama beberapa waktu terakhir ini telah berhasil menutup sebanyak 64 titik sumur minyak ilegal.