Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Grass

Oleh

image-gnews
Iklan

Lahir: 1927, meninggal pekan lalu.

Gunter Grass membaca sajak. Saya mendengarkannya di pertemuan puisi di Rotterdam, Juni 1973. Pelan, seolah-olah tiap kalimat membebani rahangnya dan membuat wajahnya yang masam bertambah masam.

Nun zogen sie durch die Strassen, 3800 Propheten..

Tak ada melodi. Tapi imaji yang bermunculan dari sajak itu tak mudah saya lupakan (saya masih simpan teks Prophetenkost): belalang yang menyerbu kota, rumah yang kehabisan air susu, rasul-rasul yang dilepas dari kurungan, 3.800 nabi yang menghambur ke jalan, warna abu-abu yang menutupi permukaan dan "bernama sampar".

Sebuah sajak pendek, sebuah gambaran tentang adegan yang menakutkanmungkin tulah Tuhan dari langityang seakan-akan diambil dari lukisan religius Hieronymus Bosch di abad ke-15. Kesan utamanya visual, ciri puisi Grass sejak ia belajar di Akademi Seni Rupa di Dusseldorf. Warna surealismenya kuat, seperti dalam buku pertamanya, Die Vorzuge der Windhuhner (1956): interaksi kata dan gambar yang mencoba merekam mimpi yang aneh. Gambar-gambar Grass adalah goresan fantasi tentang burung dan hewan buas, sajak-sajaknya menghidupkan benda-benda yang dijumpai secara acak, saat yang tak disengaja.

Di Rotterdam malam itu Grass membaca beberapa sajak lagi. Tetap membosankan. Tapi ia tetap mampu menghadirkan apa yang ganjil, gelap, kadang-kadang kalut, ironis, kocak, atau mengusik. Ia seorang Kafka dalam puisi. Ia membebaskan bahasa dari arah yang harus lurus, dari makna yang didikte tujuan, pesan, dan slogan, dari susunan kalimat yang lelah seperti serdadu yang capek karena mengentakkan sepatu terus-menerus.

Dalam sajak Grass, seperti dalam novelnya yang menakjubkan itu, Die Blechtrommel (versi bahasa Inggrisnya: The Tin Drum), hidup dibuat terbiasa dengan hal-hal yang luar biasayang sering disangka sebagai dusta. Dalam campuran karya realis dan magis ini, kita menerima Oskar Matzerath, anak yang menolak tumbuh dewasa, dengan suara teriak yang bisa meretakkan cermin, yang selalu siap dengan genderang mainan tapi dengan nafsu syahwat orang dewasa.

"Ketika saya anak-anak, saya pendusta besar," kata Grass dalam sebuah wawancara. Tapi ia memilih "dusta yang tak melukai orang lain"dusta yang kita perlukan untuk mendampingi kebenaran. Sebab, kata Grass, "Kebenaran sering membosankan."

Tapi sesekali penyair perlu juga membosankan.

Di tahun 2012 Grass menulis Was gesagt werden muss ("Apa yang mesti dikatakan") dalam koran Suddeutsche Zeitung. Sajak itu membuat heboh karena benar, dan karena buruk.

Ia ingin tak berbohong:

Kenapa aku baru sekarang bicara,
di umur tua, dengan tetes tinta terakhir:
bahwa kekuatan nuklir Israel
adalah ancaman perdamaian dunia?

Dengan segera, pemerintah Israel marah. Grass jadi persona-non-grata. Masa lalunya digugat: ia pernah ikut bergabung dengan pasukan Waffen-SS di masa Nazi. Tentu saja ia dituduh "anti-Semit". Banyak orang yang semula mengagumi pemenang Hadiah Nobel 1999 itu menyalahkannya.

Tapi adakah yang mesti disalahkan? Sajak itu benar. Sudah sepatutnya seseorang mengecam hipokrisi Amerika dan Eropa yang membiarkan Israel menyembunyikan senjata nuklirnya tapi melarang Iran mendapatkannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meskipun demikian, benar saja tak cukup. "Was gesagt werden muss" diangkat dengan bentuk yang salah. Grass seharusnya menulis petisi, dan bukan sebuah sajak yang buruk, bila ia ingin mengerahkan kata-kata untuk menyatakan sebuah kebenaran dan menyelamatkan kehidupan.

Tapi tampaknya ia ingin menunjukkan ia bisa bikin puisi yang sanggup menggugah dunia, puisi yang juga laku politik. Barangkali ia kadang-kadang lupa: politik yang terbaik ialah politik yang tak dibikin sentimental karena puisi, dan puisi terbaik adalah yang tak direcoki keinginan melayani program politik.

Grass sebenarnya sudah membuktikan itu dengan dirinya. Sajak yang dibacanya di malam itu kuat, justru ketika ia tengah aktif dalam politik mendukung Partai Sosialis Demokrat di bawah Willy Brandt.

Bagaimana ia menjaga demarkasi itu pasti soal yang menarik.

Tapi saya tak menanyakannya ketika kami duduk, minum-minum, di antara para penyair lain yang datang untuk pertemuan internasional baca puisi itu. Bahasa Jerman saya, yang sangat terbatas, hanya dia pahami 10 persen, dan bahasa Jermannya saya pahami 20 persen. Waktu itu dia lebih mencoba sopan dengan menanyakan sedikit-banyak soal Indonesia yang berada di bawah kediktatoran militer, tapi saya tahu ia lebih tertarik kepada India.

Beberapa tahun kemudian, pada usia 85, bisa dimengerti bila ia sesekali terpeleset ke dalam ilusi. Di masa lalunya ilusi itu belum ada, ketika ia mengagumi Gottfried Benn, penyair ekspresionis yang hidup di antara dua perang besar, seorang pendukung Hitler yang kecewa. Bagi Benn, karya seni punya arti yang besar justru karena ia "secara historis tak efektif", puisi bernilai justru karena tak punya akibat praktis.

Tapi Grass tak hanya melihat ke arah Benn. Ia juga melihat ke arah Bertolt Brecht, dramawan Marxis yang yakin bahwa karya teaternya bisa "mengubah kenyataan". Ada yang mengatakan Grass ingin jadi persilangan di antara kedua pandangan itu. Tapi agaknya bukan sang sastrawan yang menentukan ke sebelah mana novel dan puisinya condong.

Dalam Mein Jahrhundert, Grass menggambarkan pertemuan imajiner antara Benn dan Brecht. Seorang mahasiswa menguping percakapan mereka. Yang ia dapatkan sebuah ironi: kedua sastrawan tenar itu tahu bahwa pembaca, bukan mereka, yang membentuk arah mereka. Selalu ada jarak, selalu ada selisihdan selalu sang sastrawan tak bisa apa-apa lagi. Mungkin karena di jalan ada suara 3.800 nabi.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

1 detik lalu

Paiya Mountain, Cina (dpxq.gov.cn)
Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

Warganet menyayangkan sikap turis di Cina tersebut karena tidak hanya membahayakan diri sendiri tetapi juga pihak lain.


Kemenhub Ungkap Persiapan dan Jumlah Armada Transportasi Mudik Tahun Ini

6 menit lalu

Jalan Pantura Kudus-Demak, Jawa Tengah yang rusak akibat banjir mulai diperbaiki untuk persiapan arus mudik lebaran 2024 pada Kamis 28 Maret 2024. Perbaikan dan pengaspalan dilaksanakan dari jembatan batas antar kabupaten sampai depan Pasar Karanganyar, tepatnya di kilometer 44+500 B - 45+900 B arah Kudus-Demak. Tempo/Budi Purwanto
Kemenhub Ungkap Persiapan dan Jumlah Armada Transportasi Mudik Tahun Ini

Kemenhub sebut pekerjaan proyek di sekitar ruas jalan yang dimanfaatkan sebagai jalur mudik akan dihentikan mulai 31 Maret hingga 21 April 2024.


Ini Alasan Jokowi Enggan Bahas Perpanjangan Ekspor Konsentrat Freeport, meski Kehilangan Rp30 T

36 menit lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan rombongan berkunjung ke Tambang Grasberg milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, 1 September 2022. Tambang Grasberg milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Distrik Tembagapura, terletak di ketinggian 3.325-4.285 meter di atas permukaan laut (mdpl). Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden
Ini Alasan Jokowi Enggan Bahas Perpanjangan Ekspor Konsentrat Freeport, meski Kehilangan Rp30 T

Presiden Jokowi tidak akan membahas perpanjangan izin konsentrat tembaga PT Freeport, meskipun direkturnya mengingatkan bisa kehilangan Rp30 triliun


Kemenhub Sebut Potensi Pemudik Capai 193,6 Juta Orang Tahun Ini

1 jam lalu

Sejumlah penumpang angkutan kapal laut tujuan Tanjung Priok, Jakarta menunggu keberangkatan di terminal keberangkatan Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Kepulauan Riau, Rabu 27 Maret 2024. PT Pelni (Persero) Cabang Batam menyiapkan tiket mudik lebaran gratis sebanyak 1.172 lembar untuk kuota keberangkatan 27 Maret, 7 dan 13 April 2024 menggunakan KM Kelud kelas ekonomi rute Batam-Belawan, Sumatera Utara dan Batam-Tanjung Priok, Jakarta. ANTARA FOTO/Teguh Prihatna
Kemenhub Sebut Potensi Pemudik Capai 193,6 Juta Orang Tahun Ini

Angka tersebut meningkat dibandingkan potensi pergerakan masyarakat pada musim mudik lebaran 2023, yakni 123,8 juta orang.


Ini Taktik Jokowi Melawan Larangan Ekspor Bijih Nikel oleh WTO

1 jam lalu

Presiden Joko Widodo memberi sambutan usai meresmikan pembangunan pabrik Smelter PT Virtue Dragon Nikel Industri (VDNI) di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, Senin, 27 Desember 2021. Pembangunan smelter milik PT. VDNI merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan nilai investasi di kawasan tersebut mencapai Rp47 triliun dan sampai saat ini telah menyerap tenaga kerja sebanyak 16.515 orang. ANTARA FOTO/Jojon
Ini Taktik Jokowi Melawan Larangan Ekspor Bijih Nikel oleh WTO

Jokowi akan menggunakan taktik mengulur-ulur waktu untuk melawan larangan hilirisasi nikel oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO)


Apresiasi Polda Metro Hentikan Kasus Aiman Witjaksono, IPW Singgung Pemeriksaan Ratusan Kades di Jateng

1 jam lalu

Juru Bicara TPN Ganjar-Mahfud, Aiman Witjaksono saat menghadiri sidang Praperadilan soal penyitaan barang bukti ponsel dalam kasus dugaan 'Polisi Tak Netral' di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa, 27 Februari 2024. Hakim tunggal menolak seluruh gugatan praperadilan yang diajukan Aiman Witjaksono soal penyitaan ponsel dalam kasus dugaan 'polisi tak netral' dan menyatakan penyitaan ponsel itu tetap sah. TEMPO/M Taufan Rengganis
Apresiasi Polda Metro Hentikan Kasus Aiman Witjaksono, IPW Singgung Pemeriksaan Ratusan Kades di Jateng

IPW mengapresiasi Polda Metro Jaya karena menghentikan kasus Aiman Witjaksono soal polisi tidak netral pada pemilu 2024.


Polisi Belum Mau Buka Identitas Mahasiswa Pelapor Kasus TPPO Ferienjob: Masih Dilindungi dan Diperiksa

1 jam lalu

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Trunoyudo Wisnu Andiko memberikan keterangan pers di lingkungan Markas Besar Polri pada Rabu, 6 Maret 2024. Tempo/ Adil Al Hasan
Polisi Belum Mau Buka Identitas Mahasiswa Pelapor Kasus TPPO Ferienjob: Masih Dilindungi dan Diperiksa

Dugaan TPPO di balik program ferienjob ini bermula dari pengaduan empat mahasiswa ke KBRI di Jerman.


Tidak Ajukan Eksepsi, Dirut PT Sansaine Exindo Terima Dakwaan Rugikan Negara Rp 8 Triliun di Kasus Korupsi BTS 4G

1 jam lalu

Suasana sidang lanjutan kasus korupsi proyek pengadaan BTS 4G dan infrastruktur pendukung paket 1, 2, 3, 4, dan 5 Bakti Kominfo di PN Jakarta Pusat pada Selasa, 28 November 2023. Jaksa penuntut umum menghadirkan tujuh orang saksi untuk terdakwa Windi Purnama dan Muhammad Yusrizki Muliawan. TEMPO/Sultan Abdurrahman
Tidak Ajukan Eksepsi, Dirut PT Sansaine Exindo Terima Dakwaan Rugikan Negara Rp 8 Triliun di Kasus Korupsi BTS 4G

Kuasa hukum Dirut PT. Sansaine Exindo, Jemy Sutjiawan menyatakan menerima dakwaan dan tidak mengajukan eksepsi di kasus korupsi BTS 4G.


Tim Hukum AMIN Duga Jokowi Gerakkan Para Menteri Menangkan Prabowo-Gibran, Ini Jejak Mereka

1 jam lalu

Petugas kepolisian bersenjata melakukan pengamanan disekitar Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Selasa 26 Maret 2024.  Satu hari jelang sidang perdana sengketa perselisihan hasil Pemilu 2024 pada hari Rabu 27 Maret 2024, pengamanan gedung MK diperketat.  TEMPO/Subekti.
Tim Hukum AMIN Duga Jokowi Gerakkan Para Menteri Menangkan Prabowo-Gibran, Ini Jejak Mereka

Presiden Joko Widodo disebut-sebut Tim Hukum AMIN menggerakkan atau membiarkan menteri di kabinetnya kampanyekan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024


Gunung Semeru Erupsi Disertai Gempa Awan Panas Guguran Selama 27 Menit

2 jam lalu

Gunung Semeru erupsi pada Sabtu, 9 Maret 2024, pukul 08.28 WIB (ANTARA/HO-PVMBG)
Gunung Semeru Erupsi Disertai Gempa Awan Panas Guguran Selama 27 Menit

Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Semeru melaporkan adanya erupsi disertai gempa awan panas guguran selama 27 menit, Kamis sore, 28 Maret 2024,