Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cendana ke Panggung Politik

Oleh

image-gnews
Iklan

Soeharto tak pernah benar-benar pergi meninggalkan kita. Sabtu lalu, dalam suasana pemilihan kepala daerah DKI Jakarta putaran kedua, di Masjid At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah, presiden kedua Indonesia itu menjadi komoditas politik yang ditawarkan.

Memperingati 51 tahun Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar), bersama sejumlah ulama, dua anak mantan presiden itu-Siti Hediati dan Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto-menggelar salawat dan zikir bersama seraya "memaklumatkan" sebuah "aliansi" baru: mereka berdua, Prabowo Subianto-mantan menantu Soeharto yang kini memimpin Partai Gerindra-dan pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Jakarta, Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Sebelumnya, Siti Hediati dan Siti Hutami Endang Adiningsih-putri bungsu Soeharto-juga memproklamasikan dukungan mereka kepada pasangan Anies-Sandi. Dengan segala konsekuensinya-tidak populer di kalangan proreformasi-Anies dan Sandi jelas sudah memperhitungkan keuntungan politik meminta dukungan Keluarga Cendana menghadapi putaran kedua pilkada Jakarta.

Munculnya Keluarga Cendana di panggung politik tentu tak dilarang. Hanya, perlu diingat bahwa Soehartoisme yang otoriter, paternalistis, dan serba sentralistis itu adalah masa lalu. Kembali ke era tersebut merupakan kemunduran bagi demokrasi Indonesia. Anies-Sandi tentu sadar: tak ada yang gratis dalam politik. Jika kelak mereka menang dalam pilkada, publik akan mengingat bahwa kemenangan itu juga berkat dukungan Keluarga Cendana. Dengan demikian, Cendana pun akan memetik keuntungan secara politik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kita tahu, ada nostalgia yang kerap membuat banyak orang rindu akan stabilitas yang dibangun Soeharto dulu. Munculnya "raja-raja kecil" di daerah pasca-era otonomi, kebebasan berekspresi yang anarkistis, semuanya itu membuat sejumlah orang "menengok" kembali ke masa lalu: zaman Pak Harto. "Politik nostalgia lebih enak era Soeharto" telah memberikan tempat bagi para aktor politik lama untuk tampil kembali-termasuk putra-putri Soeharto. Padahal kita tahu bahwa era Soeharto telah meninggalkan sedemikian banyak pekerjaan yang hingga kini belum terselesaikan: dari masalah hak asasi manusia hingga korupsi.

Kembalinya Keluarga Cendana ke panggung politik nasional juga memperlihatkan bahwa oligarki tumbuh bersama demokrasi di Indonesia. Tommy Soeharto, yang kini muncul di panggung politik, bukan tak mungkin kelak, dalam Pemilu 2019 misalnya, menjadi salah satu calon "pemimpin nasional".

Memang, tak ada yang salah dalam hal ini. Namun hal tersebut menunjukkan terjadinya "sirkulasi" tak sehat dalam kepemimpinan kita. Tapi tak adil jika dosa atas keadaan ini semata ditimpakan pada "trah" Cendana. Partai-partai produk reformasi kini juga melakukan hal yang sama. Dinasti politik terjadi, menyingkirkan kader-kader yang merangkak dari bawah. Kita bisa melihat gejala ini, misalnya, pada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau Partai Demokrat. Semua ini pada akhirnya akan membuat kita bertanya: Indonesia milik elite ataukah rakyat yang berbondong-bondong ke bilik suara menentukan pilihan mereka?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ide Awal Tim Mahasiswa UGM Manfaatkan Limbah Tulang Hewan untuk Filtrasi Air Limbah dan Irigasi Sawah

1 menit lalu

Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (ugm.ac.id)
Ide Awal Tim Mahasiswa UGM Manfaatkan Limbah Tulang Hewan untuk Filtrasi Air Limbah dan Irigasi Sawah

Tim mahasiswa UGM menciptakan inovasi dengan memanfaatkan limbah gigi dan tulang hewan sebagai filter air limbah yang diolah menjadi air irigasi sawah


20 Tahun Pembunuhan Munir, Kronologi Kematian Aktivis HAM Akibat Racun Arsenik di Pesawat

14 menit lalu

Pengendara melintas di dekat mural tentang aktivis HAM Munir Said Thalib di Jakarta, Senin, 7 September 2020. Mural tersebut dibuat untuk mengenang mendiang pejuang kemanusiaan Munir Said Thalib yang meninggal dunia setelah diracun dalam penerbangan menuju Amsterdam, Belanda pada 7 September 2004, 16 tahun silam. ANTARA/Rivan Awal Lingga
20 Tahun Pembunuhan Munir, Kronologi Kematian Aktivis HAM Akibat Racun Arsenik di Pesawat

20 tahun sudah kematian Munir tidak kunjung menemukan titik terang mengungkap siapa dalang pembunuhan Munir sesungguhnya.


5 Drakor Dibintangi Son Na Eun Selain Romance in the House

15 menit lalu

Aktris Korea, Son Na Eun. Foto: Instagram.
5 Drakor Dibintangi Son Na Eun Selain Romance in the House

Aktris berbakat Korea, Son Nae Eun beradu akting dengan Choi Minho dalam drama Korea terbaru bertajuk Romance in the House.


Pendukung Gibran Rakabuming Laporkan Rocky Gerung, Polisi Belum Menemukan Adanya Pidana

15 menit lalu

Rocky Gerung menjadi pembicara dalam Panggung Mimbar Akademik dan Kerakyatan di Univeristas Widyagama, 12 Februari 2024. Tempo/Eko Widianto
Pendukung Gibran Rakabuming Laporkan Rocky Gerung, Polisi Belum Menemukan Adanya Pidana

Pendukung Gibran menuduh Rocky Gerung dalam sebuah acara di televisi telah menyebarkan berita bohong tentang Wali Kota Solo.


Dosen Hukum Pidana UGM Sanggah Nurul Ghufron yang Sebut Kaesang Tak Wajib Laporkan Terima Gratifikasi

30 menit lalu

Tangkapan layar dari video pendek yang menunjukkan momen Kaesang Pangarep dan Erina Gudono turun dari jet pribadi dan langsung berjalan menuju mobil yang telah menunggu di apron bandara. Petugas tampak membawa sejumlah tas-tas belanjaan mewah tanpa melewati pemeriksaan Bea Cukai. (Sumber: Twitter)
Dosen Hukum Pidana UGM Sanggah Nurul Ghufron yang Sebut Kaesang Tak Wajib Laporkan Terima Gratifikasi

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menyebut Kaesang tidak perlu melaporkan gratifikasi. Dosen Hukum Pidana UGM bilang tidak boleh dibebaskan kasusnya.


Misa di Papua Nugini, Paus Fransiskus: Tuhan Menyentuh Orang hingga Ujung Dunia

38 menit lalu

Paus Fransiskus bertemu dengan Gubernur Jenderal Papua Nugini, pejabat pemerintah, duta besar, kelompok sipil di Apec House, Papua Nugini, Sabtu, 7 September 2024. Foto: Biro Pers Vatikan.
Misa di Papua Nugini, Paus Fransiskus: Tuhan Menyentuh Orang hingga Ujung Dunia

Misa yang dipimpin oleh Paus Fransiskus di John Guise Stadium dihadiri sekitar 35 ribu umat.


Penyebab Paus Fransiskus Hanya Hidup dengan Satu Paru-paru

41 menit lalu

Paus Fransiskus disambut oleh Wakil Perdana Menteri Papua Nugini John Rosso setelah mendarat di Bandara Internasional Port Moresby Jackson, di Port Moresby, Papua Nugini, 6 September 2024. REUTERS/Guglielmo Mangiapan
Penyebab Paus Fransiskus Hanya Hidup dengan Satu Paru-paru

Meski hanya memiliki satu paru-paru, Paus Fransiskus sanggup melakukan perjalanan jauh ke berbagai penjuru dunia.


Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Langgar Kode Etik Soal Intervensi Mutasi ASN Kementan

50 menit lalu

Terperiksa Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron, mengikuti sidang pembacaan surat amar putusan pelanggaran etik, di gedung ACLC Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat, 6 September 2024. TEMPO/Imam Sukamto
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Langgar Kode Etik Soal Intervensi Mutasi ASN Kementan

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron terbukti melakukan pelanggaran kode etik soal penyalahgunaan pengaruh atau jabatan di balik mutasi ASN Kementan.


Profil Cak Lontong, Ketua Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano Karno yang Disebut Good Looking

52 menit lalu

Cak Lontong. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Profil Cak Lontong, Ketua Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano Karno yang Disebut Good Looking

Cak Lontong Ketua Tim Pemenangan Pramono Anung dan Rano Karno dalam Pilkada Jakarta 2024. Sebelumnya, Pramono sebut ketua timnya sosok good looking.


Tips Mendaki Bagi Pemula dan 5 Larangan saat Naik Gunung

56 menit lalu

Nadine Chandrawinata saat mendaki gunung Cartenz. FOTO/Instagram
Tips Mendaki Bagi Pemula dan 5 Larangan saat Naik Gunung

Ada sejumlah persiapan dan larangan saat naik gunung