Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Atheis

Oleh

image-gnews
Iklan

Seorang germo, atau sesuatu yang muncul sebagai germo, tapi berpakaian seperti Kolonel Sanders Kentucky Fried Chicken, bertanya tentang Tuhan. "Bagaimana rupa Tuhan? Dan apa yang dikerjakannya?"

Dalam Kafka on the Shore (Umibe no Kafuka), novel Haruki Murakami, kolonel fiktif itu mengajak Hoshino dari tempat persetubuhan ke tepi hutan. Di situlah ia tiba-tiba mengajukan pertanyaan itu. Hoshino bingung sejenak, lalu menjawab, "Jangan tanya saya. Tuhan ya Tuhan. Ia di mana-mana, mengawasi apa yang kita lakukan, menilai apakah itu baik atau buruk."

"Kedengarannya seperti wasit sepak bola."

"Ya begitu kira-kira."

Kolonel Sanders yang bukan Kolonel Sanders itu tampak tak yakin persamaan dengan wasit sepak bola itu tepat, tapi ia bisa mengerti. Baginya, Tuhan tak terlepas dari imajinasi manusia. "Tuhan selamanya semacam konsep yang luwes," katanya. Terutama di Jepang.

Tapi bukan hanya di Jepang. Ketika John Lennon bernyanyi, "God is a concept by which we measure our pain," ia agaknya melihat dari zaman ke zaman manusia merasakan kepedihan dan menyeru ke sesuatu yang dianggap sebuah daya yang dahsyat. Tergantung bagaimana keadaan jiwa si penderita, kekuatan itu jadi Sang Pelipur Lara, atau Sang Pengutuk, atau Sang Penguji.

Mungkin itu sebabnya Tuhan yang disebut dengan pelbagai nama-tapi tak pernah dipahami-tak mati-mati. Juga ketika orang berikhtiar membunuhnya (atau "membunuh-Nya").

Delapan tahun setelah Partai Komunis berkuasa di Rusia, pada 1925 sebuah organisasi dibentuk dengan nama yang disingkat jadi "Liga Atheis Militan".

Stalin menugasinya "menyerbu langit". Sejarawan Daniel Peris menggunakan kata itu buat judul bukunya, Storming the Heavens: The Soviet League of the Militant Godless (1998). Dengan memaparkan sejarah "Liga Atheis Militan" dalam delapan bab, Peris menunjukkan bagaimana atheisme bermula dari keyakinan segelintir orang dan berakhir jadi sebuah tong besar yang bocor. Mirip agama, sebenarnya.

Sikap menolak Tuhan itu mula-mula dirumuskan dua-tiga orang pemikir seperti Marx dan Lenin. Ketika Marxisme-Leninisme berkuasa, ide atheisme berkembang di surat kabar Bezbozhnik. Kemudian, karena dukungan penguasa di Kremlin, dalam sedasawarsa ia jadi gerakan yang mengaku beranggota 5,5 juta-dua juta lebih banyak ketimbang anggota Partai.

Dengan semangat misionaris, "Liga Atheis Militan" menerbitkan koran dan majalah, membuat film, mengorganisasi pawai, dan mendirikan museum anti-agama di bekas-bekas gereja. Kompetisi diadakan antara anak-anak yang dibaptis dan yang tak dibaptis. Pameran pertanian diselenggarakan untuk membuktikan unggulnya "ladang tak bertuhan". Wilayah pertanian yang mengembangkan tanaman dengan kaidah ilmu ditunjukkan lebih produktif ketimbang tanah yang diolah dengan iringan doa. "Brigade tak-bertuhan" dan "pabrik tak-bertuhan" pun muncul di mana-mana.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tapi atheisme di masa Stalin akhirnya mirip agama yang didukung kekuasaan: sebuah keyakinan yang dipaksakan. Seorang penulis komunis yang skeptis menyaksikan perilaku para penyerbu langit itu dan mencemooh mereka sebagai umat "sekte atheis". Liga, katanya, "Mengadopsi semua ciri buruk lawannya dalam hal intoleransi dan fanatisme."

Akhirnya, mirip agama yang riuh rendah, atheisme terpimpin itu jadi sebuah tong kosong yang nyaring bunyinya, atau lebih tepat: sebuah ukhuwah yang bocor. Ketika Ketua Liga, Yarovskii, mengatakan semua kota dan desa mengaku "atheis", ia juga tahu ada kalanya pengakuan itu "cuma lelucon". Mereka yang menyatakan diri tak beriman, karena ingin selamat, menyembunyikan Tuhan di lubuk hati. Pada 1928, Menteri Pendidikan Lunacharskii mengakui: "Agama itu seperti paku, makin dipukul, makin tertanam di kayu."

Lunacharskii, pengikut Lenin yang akrab dengan seni dan sastra, mungkin membaca banyak tentang sebuah revolusi dua abad sebelumnya: Revolusi Prancis. Kaum revolusioner di akhir abad ke-18 itu juga memusuhi agama. Mereka mengumumkan rumah ibadat yang tak diubah jadi sekolah akan dihancurkan. Katedral Notre Dame diganti namanya jadi "Kuil Akal Budi". Akhirnya semua gereja di Paris ditutup.

Tapi rakyat banyak tak hendak mengikuti semua itu. Pemimpin Revolusi mulai menyadari kesalahan yang terjadi. Robespierre mengakui, atheisme itu "aristokratik", bukan demokratik. Mendengar suara rakyat, Robespierre tak berniat mematikan agama. Maka ia rayakan sebuah "pemujaan", le culte de l'tre suprme, di hadapan 10 ribu penduduk Paris, dengan kereta yang ditarik lembu putih dan sebuah patung Atheisme yang didirikan untuk dibakar.

Tapi tak jelas, adakah Tuhan yang lama diakui kembali. Mungkin akhirnya orang Jepang atau Prancis atau Indonesia tahu Tuhan tak untuk diakui. Juga tak untuk ditolak. Juga tak untuk diperbantahkan. Manusia berisik karena ingin mengerti dirinya dan dunia dan butuh percakapan. Dalam novel Murakami kita akan menemukan Hoshino-tinggal berdua dengan jenazah Nakata yang tua-akhirnya berbicara kepada batu di rumah itu.

Malam itu semua tanpa bunyi, kecuali erang AC yang dihidupkan penuh di rumah sebelah. Jam menunjukkan angka sembilan, lalu sepuluh, tapi tak terjadi apa-apa. Hoshino ingin tidur dan ia pikir lebih baik tidur di dekat batu, siapa tahu ada sesuatu yang terjadi.

"Hai, batu! Aku mau tidur sekarang. Kita ngobrol besok saja."

Hoshino mendengarkan suaranya sendiri. Batu itu diam. Mungkinkah esok pagi, atau kelak, ia akan menemukan sesuatu yang berbeda untuk mengadu, meskipun tetap tak disahut, misalnya Tuhan?

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kun Wardana Janjikan Beasiswa untuk Guru Honorer Jakarta

5 menit lalu

Calon Wakil Gubernur Jakarta, Kun Wardana, saat ditemui awak media usai menyapa warga di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat, pada Sabtu, 12 Oktober 2024. TEMPO/Anastasya Lavenia
Kun Wardana Janjikan Beasiswa untuk Guru Honorer Jakarta

Salah satu cara Kun Wardana untuk memberdayakan guru honorer adalah dengan merekrut mereka menjadi tim pembina adab.


PTPP Mendukung Program Air Bersih di Kupang NTT

21 menit lalu

PT PP (Persero) Tbk  memberikan bantuan berupa pembuatan sumur bor dan reservoir air bersih untuk  warga Desa Oelpuah di kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dok PT PP
PTPP Mendukung Program Air Bersih di Kupang NTT

PT PP (Persero) Tbk sebagai BUMN konstruksi dan investasi di Indonesia memberikan bantuan berupa pembuatan sumur bor dan reservoir air bersih untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari sumber daya air warga desa Oelpuah, di kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur.


PKS Bilang Sudah Sodorkan Kadernya untuk Jadi Menteri di Kabinet Prabowo

24 menit lalu

Presiden terpilih sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto beserta jajarannya  menerima kunjungan pimpinan PKS di kediamannya di Jalan Kertanegara Nomor 4, Jakarta Selatan pada Jumat, 11 Oktober 2024. Pimpinan PKS yang hadir di antaranya Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri, Sekjen Aboe Bakar Al-Habsyi, hingga Wakil Ketua Majelis Syuro Ahmad Heryawan. Tempo/Novali Panji
PKS Bilang Sudah Sodorkan Kadernya untuk Jadi Menteri di Kabinet Prabowo

PKS meminta publik menunggu nama kader PKS yang disodorkan menjadi menteri di Kabinet Prabowo.


OJK Gelar Pertemuan Tahunan Dewan Pengawas Syariah 2024

25 menit lalu

Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adityaswara dalam Pertemuan Tahunan (Ijtima' Sanawi) Dewan Pengawas Syariah Tahun di Jakarta, pada Jumat, 11 Oktober 2024. Dok. OJK
OJK Gelar Pertemuan Tahunan Dewan Pengawas Syariah 2024

OJK terus berupaya mendorong pertumbuhan industri keuangan syariah dengan meningkatkan daya saing keuangan syariah melalui berbagai regulasi dan program inisiatif yang telah dan akan diterbitkan.


Berasal dari Bahrain, Ini Profil Presiden AFC Salman bin Ibrahim Al Khalifa

27 menit lalu

Sheikh Salman bin Ebrahim al Khalifa. (ESPNFC)
Berasal dari Bahrain, Ini Profil Presiden AFC Salman bin Ibrahim Al Khalifa

Presiden AFC, Salman bin Ibrahim Al Khalifa, diketahui berasal dari Bahrain.


Pramono Anung Berencana Rombak Kantor Camat Jadi Hunian Jika Menang Pilkada Jakarta

27 menit lalu

Calon Gubernur Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung, saat blusukan dan sosialisasi program dengan warga Kelurahan Wijaya Kusuma, Grogol, Jakarta Barat, Kamis, 10 Oktober 2024. Pramono Anung memaparkan solusinya untuk mengentaskan kemiskinan di Jakarta.  TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Pramono Anung Berencana Rombak Kantor Camat Jadi Hunian Jika Menang Pilkada Jakarta

Pramono Anung menyebut akan membuat terobosan jika menang di Pilkada Jakarta 2024. Terobosan itu membangun perumahan di gedung Kecamatan.


Mewujudkan Kesejahteraan: Dirut BRI Bahas Pentingnya Investasi Dalam Sumber Daya Manusia

29 menit lalu

Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso dalam acara Katadata Forum bertajuk Indonesia Future Policy Dialogue di Jakarta, Rabu, 10 September 2024. Dok. BRI
Mewujudkan Kesejahteraan: Dirut BRI Bahas Pentingnya Investasi Dalam Sumber Daya Manusia

Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Sunarso, mengungkapkan kunci agar Indonesia bisa keluar dari middle income trap atau perangkap pendapatan menengah.


Dibuka Lagi Usai Revitalisasi, Ini Rencana Museum Nasional Hingga 3 Tahun Mendatang

33 menit lalu

Sejumlah jurnalis berada di area gedung bekas terbakar saat tur media di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, Jumat 11 Oktober 2024. Indonesian Heritage Agency mengumumkan bahwa Museum Nasional Indonesia setelah dilakukan revitalisasi pascakebakaran akan kembali dibuka untuk masyarakat pada 15 Oktober 2024 dengan menghadirkan rangkaian sejumlah program interaktif dan edukatif. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Dibuka Lagi Usai Revitalisasi, Ini Rencana Museum Nasional Hingga 3 Tahun Mendatang

Meski sudah resmi dibuka pada 10 Oktober 2024, publik baru bisa mengunjungi museum nasional pada 15 Oktober nanti. Bagaimana perubahannya?


Imam Budi Hartono Janji Tambah Manfaat Kartu Depok Sejahtera untuk Yatim

42 menit lalu

Calon Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono menunjukkan kartu yatim usai konsolidasi tim pemenangan di Hotel Bumi Wiyata, Kecamatan Beji, Depok, Sabtu, 12 Oktober 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Imam Budi Hartono Janji Tambah Manfaat Kartu Depok Sejahtera untuk Yatim

Imam Budi Hartono bakal melanjutkan program Kartu Depok Sejahtera yang ditambah manfaatnya untuk anak yatim.


OVO Bantah Telah Fasilitasi Judi Online: Tindak Tegas dan Blokir Akun

43 menit lalu

Ilustrasi pemain judi online. Menteri Kordinasi Politik Hukum dan Keamanan Hadi Tjahjanto mengungkap 164 wartawan terlibat judi online dengan analisis transaksi keuangan mencapai Rp1,4 miliar. TEMPO/ Febri Angga Palguna
OVO Bantah Telah Fasilitasi Judi Online: Tindak Tegas dan Blokir Akun

Presiden Direktur PT Visionet Internasional (OVO) Karaniya Dharmasaputra buka suara usai platformnya dituding telah memfasilitasi judi online oleh Kominfo.