Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dalam Dunia yang Samar-samar

Oleh

image-gnews
Film What They Don't Talk About When They Talk About Love.
Film What They Don't Talk About When They Talk About Love.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta- Di salah satu satu lipatan kota Jakarta, terseliplah sebuah dunia tanpa warna, tanpa bentuk. Dunia itu milik Diana (Karina Salim) dan Fitri (Ayushita Nugraha) dan kawan-kawannya, para murid sekolah luar biasa tempat mereka menempuh pendidikan dan tinggal bersama di asrama.

Tanpa penglihatan yang sempurna, remaja puteri tunanetra seperti Diana dan Fitri mempunyai bayangannya sendiri tentang lelaki dan cinta. Diana, adalah seorang remaja yang percaya pada kecantikan fisik. Penglihatannya yang samar-samar—disebut low vision dan masih bisa melihat dengan kacamata khusus—masih percaya bagaimana cara mempercantik diri , misalnya dia menyikat rambut setiap malam 100 kali, mengenakan minyak wangi yang kira-kira menarik perhatian murid lelaki Andhika (Anggun Priambodo) yang masih mengenakan tongkat dan kacamata hitam.

Sementara Fitri, untuk sebuah kegairahan,  membangun fantasi tentang hantu seorang dokter. Romantisasi ini dipelihara dan dimanfaatkan oleh Lukman (Khiva Iskak) seorang lelaki dewasa yang mengelabui Fitri dengan mengatakan ada hantu dokter yang dirindukannya. Fitri yang merasa tersanjung dengan kehadiran ‘sang hantu’ lantas merelakan dirinya berhubungan seks dengan lelaki itu.

Ini semua disaksikan dari jauh oleh Edo (Nicholas Saputra), putera ibu pemilik warung (Jajang C.Noer) yang memiliki hasrat. Edo, seorang remaja tunarungu yang sebetulnya bukan siswa resmi sekolah itu, hampir seperti bayang-bayang para murid, yang berkelebatan mengikuti kehidupan mereka dari tepi tetapi tak pernah betul-betul terjun dalam pergaulan mereka. Perhatian Edo hanya tertuju pada satu perempuan: Fitri.

Ia dengan menuliskan ujung jarinya ke atas lengan Fitri dan Fitri akan menjawabnya dengan verbal.  Dari gaya komunikasi antara Fitri yang tak bisa melihat dan Edo yang bisu, tercipta hubungan lain yang kembali dibangun atas sebuah ‘tipuan remaja’. Edo mengaku sebagai sang dokter hantu.

Kali ini sutradara Mouly Surya bercerita tentang kisah cinta remaja yang berbeda. “Perempuan jatuh cinta pada apa yang didengarnya, lelaki jatuh cinta pada apa yang dilihatnya,” kata Mouly. Dibandingkan film debutnya Fiksi (2008) yang dipilih sebagai Film Terbaik Festival Film Indonesia tahun tersebut, film keduanya adalah sebuah lompatan jauh. Film What They Don't Talk About When They Talk About Love

Adalah sebuah dunia baru, sebuah lapisan baru di Jakarta (atau Indonesia) yang tak terlalu akrab dengan keseharian kita; yang menyentak dan menyadarkan kita bahwa ada kehidupan, ada pencarian cinta dan ada harapan kebahagiaan pada setiap orang dalam keadaan gelap, samar ataupun sunyi.

Diana adalah perwakilan mereka yang meraba dunia yang samar-samar; yang terkadang bisa melihat bentuk dan pergerakan; Fitri perwakilan yang hidupd alam gelap dan membangun romantisasi dan imajinasi tentang cinta sedangkan Edo dengan penampilan preman (anting bergelantungan di telinga dan wajahnya; rambut yang dicat berbagai warna dan oh jaket adalah perwakilan seseorang yang berkomunikasi dengan tubuh dan ujung jarinya.

Keempat remaja ini adalah remaja yang sama saja seperti remaja lain: mempunyai keinginan bersama seseorang; berangan-angan dan berfantasi tentang cinta. Di antara fantasi itu, mereka juga mempunyai dunia alternatif, dunia lain dalam bayang-bayang yang mereka pelihara: sebuah dunia yang mengumpamakan mereka bisa melihat atau berbincang tanpa hambatan. Diana membayangkan dirinya adalah sebuah penari balet yang cantik yang mampu menari dan meliuk bersama alunan lagu klasik; dunia Fitri dan Edo yang lain adalah: mereka pasangan yang bisa saling berbincang di dalam keintiman tempat tidur yang sempit . Sedangkan dunia alternatif Andhika adalah seorang lelaki yang bisa mengendarai motor sembari berdiri dan antar jemput pacar, memciumnya dengan penuh nafsu.

Film ini tak ingin pahit dengan situasi yang tak selalu sempurna. Mouly Surya memperlihatkan  sekumpulan remaja ini begitu penuh harkat hingga hidupnya bahkan jauh lebih mandiri dari remaja yang sehari-hari kita kenal. Tetapi tentu saja bukan Mouly jika filmnya menyelipkan keadaan getir yang terpaksa ditelan. Hubungan Fitri dan Edo yang dibangun berdasarkan premis palsu adalah bagian yang sungguh getir.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adegan mereka di kolam renang maupun di kamar mandi melahirkan diskusi panjang bagaimana  Fitri terlena dengan apa yang didengarnya dan larut dalam fantasi yang dibangunnya, sementara Edo adalah remaja lelaki yang dengan licin memanfaatkan situasi.

Apa yang tak terucapkan di dalam sunyi, dan apa yang tak nyata di dalam kegelapan justru menjadi kenyataan yang keras. Mouly menggambarkan Fitri dan Diana pada satu saat menemukan cinta ketika mereka percaya pada insting; bukan pada fantasi yang terbangun.

Mouly, two thumbs up!

Leila S.Chudori

What They Don't Talk About When They Talk About Love

What They Don't Talk About When They Talk About Love

Sutradara       :  Mouly Surya

Skenario         :  Mouly Surya

Pemain           : Karina Salim, Ayushita Nugraha, Nicholas Saputra, Anggun Priambodo, Lupita Jennifer, Tutie Kirana, Jajang C. Noer

Produksi         : Cinesurya Pictures dan Amalina Pictures

                    

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sinopsis The Fall Guy yang Dibintangi Ryan Gosling

1 hari lalu

Ryan Gosling dalam film The Fall Guy. Dok. Universal Pictures
Sinopsis The Fall Guy yang Dibintangi Ryan Gosling

The Fall Guy film aksi stuntman produksi Universal Pictures yang tayang di bioskop Indonesia, pada Rabu, 24 April 2024


Bamsoet Dukung FKPPI Produksi Film Anak Kolong

1 hari lalu

Bamsoet Dukung FKPPI Produksi Film Anak Kolong

Bambang Soesatyo mengungkapkan, keluarga besar FKPPI akan segera memproduksi atau syuting film "Anak Kolong".


Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

7 hari lalu

The Beatles. Foto: Instagram/@thebeatles
Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

Buku tentang The Beatles diluncurkan menjelang rilis ulang film Let It Be


Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

9 hari lalu

Cuplikan trailer Next Stop Paris, film hasil AI Generatif buatan TCL (Dok. Youtube)
Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

Produsen TV asal Cina, TCL, mengembangkan film romantis berbasis AI generatif.


7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

10 hari lalu

Poster film The Green Knight. Foto: Wikipedia.
7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

Film fantasi yang terinspirasi dari cerita legenda dan dongeng, ada The Green Knight.


8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

13 hari lalu

Mansion di film The Godfather (Paramount Picture)
8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

Untuk menemani liburan Idul Fitri, Anda bisa menonton deretan film terbaik sepanjang masa berdasarkan rating IMDb berikut ini.


Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

15 hari lalu

Aktor Christian Bale menghadiri pemutaran perdana film terbarunya, `Exodus:Gods and Kings` di Madrid, Spanyol, 4 Desember 2014. REUTERS
Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

Christian Bale menjadi monster Frankenstein dalam film The Bridge karya Maggie Gyllenhaal


7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

16 hari lalu

Film The Idea of You. (dok. Prime Video)
7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

Nicholas Galitzine adalah seorang aktor muda yang sedang melesat, Galitzine telah membuktikan dirinya sebagai salah satu bintang muda yang paling menjanjikan di industri hiburan.


Deretan Film yang Pernah Dibintangi Babe Cabita

17 hari lalu

Babe Cabita. Foto: Instagram/@noah_site
Deretan Film yang Pernah Dibintangi Babe Cabita

Selain terkenal sebagai komika, Babe Cabita juga pernah membintangi beberapa judul film, berikut di antaranya.


5 Fakta The First Omen, Lanjutan Film Horor Klasik Tahun 1976

18 hari lalu

The First Omen. Foto: Istimewa
5 Fakta The First Omen, Lanjutan Film Horor Klasik Tahun 1976

The First Omen adalah prekuel dari film horor supernatural klasik 1976 The Omen. The Omen mengungkap konspirasi setan yang melibatkan Pastor Brennan, Pastor Spiletto, dan Suster Teresa, yang rela mengorbankan nyawanya untuk melindungi Damien.