Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gayus

Oleh

image-gnews
Iklan

Putu Setia
@mpujayaprema

Gayus Tambunan adalah orang yang cerdas. Kalau tidak, bagaimana mungkin mantan pegawai negeri sipil di Direktorat Jenderal Pajak ini bisa sekaya itu. Puluhan miliar rupiah diraihnya dalam usia yang belum 34 tahun, memanfaatkan jabatannya yang tak begitu tinggi.

Tapi Gayus yang cerdas dan kaya ini akhirnya dihukum 30 tahun penjara. Orang yang tak mengikuti kisah perjalanan koruptor ini bisa ikut heran, karena biasanya hukuman tertinggi itu mati, di bawahnya seumur hidup, lalu 20 tahun. Lha, kok ada yang aneh, 30 tahun?

Tentu perlu dijelaskan bahwa hukuman 30 tahun itu adalah gabungan dari empat jenis perkara. Gayus dihukum 12 tahun penjara untuk kasus korupsi pajak PT Surya Alam Tunggal Sidoarjo, 8 tahun penjara untuk kasus penggelapan pajak PT Megah Citra Raya, 2 tahun penjara untuk kasus pemalsuan paspor, serta 8 tahun penjara untuk kasus penerimaan gratifikasi terkait dengan pengurusan pajak dan tindak pidana pencucian uang. Karena berlaku prinsip "koruptor adalah manusia juga" dan "terpidana berhak atas remisi", agaknya Gayus hanya menghuni penjara 20 tahun. Itu pun terlalu lama, karena ada lagi kebijakan "asimilasi" dan satu lagi "bebas bersyarat". Dalam usia 50 tahun atau lebih sedikit, jauh dari renta, Gayus akan bisa bebas di luar penjara dan menikmati kekayaannya.

Masa hukuman itu tetap panjang, tapi Gayus orang cerdas. Ia tahu caranya berada di luar penjara, sesekali. Ia punya uang. Ketika berada dalam rumah tahanan Brimob di Kelapa Dua, Bogor, Gayus Tambunan bisa pelesir ke luar negeri dan pulang dengan aman-aman saja. Lalu sempat pula menonton pertandingan tenis di Nusa Dua, Bali, tontonan untuk orang-orang bergengsi. Berada di Penjara Sukamiskin, Bandung, Gayus pun konon suka tidur di luar bui, karena istrinya menyewa rumah tak jauh dari penjara. "Pengamanan" untuk Gayus hanya diperketat ketika ulahnya diramaikan media massa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baru saja Gayus bikin heboh lagi. Fotonya muncul di media sosial saat makan di sebuah restoran di Jakarta. Jauh sekali makannya, seperti tak ada restoran enak di Bandung. Bukan itu soalnya. Gayus rindu Jakarta. Alasan keluar penjara pun resmi, yakni menghadiri kasus gugatan cerai dari istrinya di Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Sang istri mengaku "tak cocok" lagi berumah tangga dengan Gayus. Ah, apa benar begitu, bukankah sang istri rajin ke Sukamiskin dan bukankah Gayus sayang istri dan memajang foto-foto keluarga di sel yang dihuninya sendiri itu? Dengan gugatan cerai ini, sudah pasti Gayus akan sering ke Jakarta karena sidang perceraian bisa berlama-lama.

Tapi kenapa Gayus mau dipotret saat makan di restoran dengan handphone milik "kawan wanitanya" dan seolah-olah tak tahu kalau foto itu diunggah ke media sosial? Hanya Gayus yang tahu, tapi dia kan orang cerdas. Mungkin dia sudah bosan dengan lingkungan Sukamiskin atau istrinya merasa terlalu jauh pergi ke Bandung. Kalau ini siasat jitu Gayus, maka maksudnya terkabul. Ia langsung dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Gunung Sindur, Kabupaten Bogor. Dia ditempatkan di blok A sebuah kamar yang teorinya untuk tiga napi, tapi nyatanya dia sendirian. Penjara ini akan ditambah 32 petugas lagi dan dipasang 40 CCTV di setiap sudut. Juga dipasang signal jammer, entah bagaimana alat ini bekerja. Gayus diharapkan tak bisa berkutik, tapi untuk berapa lama? Uangnya masih banyak dan dia orang cerdas.

Begitu sulitkah menyita seluruh kekayaan Gayus? Atau Gayus diperlukan untuk menguji sejauh mana daya tahan petugas penjara menghadapi sogokan?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gara-Gara Doner Kebab, Turki dan Jerman Berseteru Sengit

1 menit lalu

Doner Keban di Berlin. aeti.edu.lk
Gara-Gara Doner Kebab, Turki dan Jerman Berseteru Sengit

Perselisihan sengit telah terjadi antara Turki dan Jerman mengenai apa yang dimaksud dengan doner kebab.


Sebut Judi Online 6 Kali Lebih Bahaya dari Narkoba, Psikiater RSCM Sarankan Ini

1 menit lalu

Ilustrasi pemain judi online. Selain wartawan, Menkominfo Budi Arie mengungkapkan bahwa pegawai di Kementerian Komunikasi dan Informatika juga terlibat praktik judi online. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Sebut Judi Online 6 Kali Lebih Bahaya dari Narkoba, Psikiater RSCM Sarankan Ini

Psikiater menyebut judi online urgen dicegah. PPATK mencatat 197.054 anak 11-19 tahun sudah bermain judi online dengan deposit total Rp 293,4 miliar.


PBNU dan Muhammadiyah Akhirnya Putuskan Terima Izin Tambang Jokowi

1 menit lalu

Logo PBNU dan Muhammadiyah. Istimewa
PBNU dan Muhammadiyah Akhirnya Putuskan Terima Izin Tambang Jokowi

Dua ormas keagamaan besar, PBNU dan Muhammadiyah menerima tawaran izin tambang Jokowi


Punya Data Rekening Pengepul, Begini Cara PPATK Bongkar Transaksi Judi Online

1 menit lalu

Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Ivan Yustiavandana memberikan penjelasan dan pemaparan saat menghadiri rapat kerja Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 21 Maret 2023. Rapat tersebut membahas transaksi mencurigakan di Kementerian Keuangan senilai Rp 349 triliun. TEMPO/M Taufan Rengganis
Punya Data Rekening Pengepul, Begini Cara PPATK Bongkar Transaksi Judi Online

PPATK mengungkapkan cara lembaganya untuk mengendus transaksi judi online.


Koperasi di Lereng Merapi Yogyakarta Siapkan Paket Eduwisata Belajar Seru Beternak Sapi

18 menit lalu

Suasana peternakan sapi di Koperasi Samesta yang berada di Kecamatan Cangkringan, lereng Gunung Merapi Sleman Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Koperasi di Lereng Merapi Yogyakarta Siapkan Paket Eduwisata Belajar Seru Beternak Sapi

Untuk menuju lokasi, wisatawan nantinya bisa memanfaatkan paket dalam jip wisata lava tour Lereng Merapi Yogyakarta.


Prabowo Diminta Evaluasi Penghiliran Nikel

24 menit lalu

Ilustrasi  smelter nikel. REUTERS
Prabowo Diminta Evaluasi Penghiliran Nikel

Presiden terpilih Prabowo Subianto didesak untuk melakukan evaluasi program penghiliran nikel.


Survei Elektabilitas Ahok Kedua Teratas di Jakarta, PDIP: Semua Masih Dinamis

28 menit lalu

Ridwan Kamil, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dan Anies Baswedan. TEMPO
Survei Elektabilitas Ahok Kedua Teratas di Jakarta, PDIP: Semua Masih Dinamis

Ahok memang menjadi salah satu nama calon potensial yang saat ini dimiliki PDIP.


Mengenang Pak Kasur: Tokoh Pendidikan Pernah Jadi Anggota Badan Sensor Film

28 menit lalu

Pak Kasur. kesekolah.com
Mengenang Pak Kasur: Tokoh Pendidikan Pernah Jadi Anggota Badan Sensor Film

Pak Kasur menjadi salah seorang tokoh pendidikan di negeri ini. Ini perjalanan hidupnya, dan khususnya dedikasinya pada pendidikan anak-anak.


Kapal Penumpang di Anambas Tenggelam, Tiga 3 Orang Meninggal

32 menit lalu

Ilustrasi kapal tenggelam. AFP/Pedro Pardo
Kapal Penumpang di Anambas Tenggelam, Tiga 3 Orang Meninggal

Kapal penumpang KM Samarinda rute Tarempa - Matak, Kabupaten Anambas, tenggelam, Jumat 26 Juli 2024. Setidaknya tiga orang meninggal.


Semifinal Piala AFF U-19 2024 Australia vs Thailand Sabtu Sore 27 Juli: Simak Komentar Pelatih Kedua Tim

36 menit lalu

Pelatih Timnas Australia U-19, Trevor Morgan (kiri) dan Pelatih Timnas Thailand U-19, Emerson Pereira da Silva (kanan) saat konferensi pers menjelang laga semifinal Piala AFF U-19 2024, di Hotel Wyndham Surabaya, 26 Juli 2024. Foto: TEMPO/Hanaa Septiana
Semifinal Piala AFF U-19 2024 Australia vs Thailand Sabtu Sore 27 Juli: Simak Komentar Pelatih Kedua Tim

Laga Timnas Australia vs Thailand akan hadir pada babak semifinal Piala AFF U-19 2024, Sabtu sore. Simak komentar kedua pelatih jelang laga.