Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Misi Raja Salman di Indonesia  

image-profil

image-gnews
Iklan

Smith Alhadar
Penasihat Indonesian Society for Middle East Studies

Kedatangan Raja Salman bin Abdul Aziz al-Saud dari Kerajaan Arab

Saudi bersama rombongan ke Indonesia cukup spektakuler. Ia didampingi 1.500 delegasi, termasuk 10 menteri dan 25 pangeran, yang dibawa tujuh pesawat Boeing berbadan lebar plus satu helikopter. Padahal, saat ke Amerika Serikat-negara adidaya dan sekutu terpenting Saudi-pada 2015, dia hanya didampingi ratusan delegasi yang diangkut empat pesawat. Kunjungan kenegaraan di Jakarta dan Bogor akan dilakukan beliau selama tiga hari (1-3 Maret). Enam hari berikutnya, ia bersama rombongan akan berlibur di Bali.

Misi terpenting Saudi di Indonesia adalah peningkatan kerja sama di bidang ekonomi. Ini berbeda dengan hubungan tradisional Saudi-Indonesia selama ini, yang hanya berkisar pada masalah haji, tenaga kerja wanita, keagamaan, pendidikan, dan bantuan sosial. Perubahan kebijakan Saudi ini tak lepas dari dua hal. Pertama, sejak 2015, Saudi mencanangkan transformasi ekonomi, dari ekonomi berbasis minyak menjadi ekonomi yang lebih terdiversifikasi-dikenal sebagai Visi Saudi 2030. Ini dilakukan setelah anjloknya harga minyak dunia sejak 2014, yang memukul perekonomian Saudi. Saudi mengalami defisit sebesar US$ 89 miliar tahun lalu. Toh, 80 persen pendapatan negeri gurun itu berasal dari ekspor minyak dan 75 persen APBN-nya disumbang oleh pendapatan dari sektor minyak.

Maka, untuk merealisasikan Visi Saudi 2030, diperlukan investasi besar-besaran di bidang infrastruktur, perumahan, pendidikan, energi, pariwisata, perbankan, dan haji, baik di dalam maupun luar negeri. Indonesia, dengan penduduk besar dan ekonomi yang terus tumbuh, menjadi sasaran investasi Saudi.

Memang, kalau melihat potensi ekonomi kedua negara, keduanya anggota G-20, volume hubungan ekonomi mereka masih sangat jauh dari memadai. Pada 2015, Indonesia hanya mengekspor US$ 2 miliar ke Saudi. Sangat jauh dari total impor Saudi sebesar US$ 164 miliar pada tahun yang sama. Bahkan, pada 2016, volume perdagangan Saudi-Indonesia merosot hingga 36 persen. Maka misi Raja Salman ke Indonesia ini adalah memaksimalkan kerja sama ekonomi kedua negara ke level yang sesuai dengan kemampuan ekonomi keduanya. Kabarnya, Saudi akan menanamkan dananya di Indonesia hingga US$ 25 miliar. Dengan ini, Raja Salman tidak hanya mendemonstrasikan "kemegahan" negaranya, tapi juga menunjukkan kepercayaannya yang besar pada ekonomi dan stabilitas politik Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kedua, naiknya Donald Trump, yang nasionalistis dan rasis, sebagai Presiden Amerika Serikat menimbulkan kecemasan di dunia Islam, termasuk Arab Saudi. Ketidakpastian bidang ekonomi juga muncul karena pemerintah Trump lebih melihat ke dalam daripada ke luar. Lebih jauh, teknologi perminyakan AS memungkinkan negara itu memproduksi lebih banyak minyak di dalam negeri, yang akan menghilangkan ketergantungannya pada minyak Saudi. Bahkan kemungkinan AS menjadi eksportir minyak menyaingi Saudi. Dalam konteks inilah Saudi ingin mengalihkan ekspor minyaknya ke negara-negara Asia, termasuk Indonesia, yang ekonominya sangat prospektif. Dari Indonesia, Raja Salman dan rombongan akan ke Jepang dan Cina, yang bersama India mengimpor 35 persen dari total ekspor minyak Saudi. Ke depan, Saudi berharap negara-negara ini akan mengimpor lebih banyak minyaknya.

Isu politik juga menjadi agenda dalam pertemuan Raja Salman dan Presiden Jokowi. Sejak kesepakatan nuklir yang dicapai Iran dengan P5+1 (AS, Rusia, Cina, Inggris, Prancis, plus Jerman) pada Juli 2015, yang membebaskan Iran dari sanksi ekonomi PBB, Saudi meningkatkan semua potensi ekonomi dan politik untuk menghadapi Iran, yang dipandang Saudi menjalankan politik sektarian. Itu terlihat dari dukungan Iran kepada komunitas-komunitas Syiah di Irak, Suriah, Libanon, Yaman, Bahrain, dan Saudi sendiri. Saudi pun berinisiatif membentuk Aliansi Militer Islam untuk Memerangi Terorisme, yang kini telah beranggotakan 39 negara berpenduduk mayoritas muslim Sunni, tanpa mengikutsertakan Iran dan negara berpenduduk mayoritas Syiah.

Kendati Saudi berdalih Aliansi Militer Islam bertujuan memerangi ISIS di Irak, Suriah, Mesir, Afganistan, dan Libya, tak bisa dipungkiri organisasi tersebut punya tujuan terselubung, yakni menghambat politik regional Iran. Indonesia mendukung aliansi ini, tapi menolak bergabung. Indonesia pun menolak ajakan Saudi untuk ikut serta dalam perang melawan milisi Syiah, Houthi, dukungan Iran di Yaman yang dipimpin Saudi. Dalam perang saudara Suriah, tempat Saudi dan Iran bertarung dengan sengit untuk memperebutkan pengaruh, Indonesia pun bersikap netral.

Maka, bukan tidak mungkin lawatan Raja Salman ke Indonesia merupakan bagian dari upaya Saudi mengisolasi Iran, yang belakangan makin dekat dengan Indonesia. Kerja sama bidang keagamaan Indonesia-Saudi serta pertemuan Raja Salman dengan organisasi-organisasi kemasyarakatan Islam juga untuk membalas perkembangan Syiah, yang dikhawatirkan Saudi dijadikan kendaraan politik oleh Iran untuk menanamkan pengaruhnya di Tanah Air.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Korea Utara Kirim Utusan ke Iran, Apa yang Dibahas?

1 hari lalu

Tank Korea Utara mengikuti latihan militer yang dipandu oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Korea Utara, dalam gambar yang dirilis pada 14 Maret 2024. Latihan militer ini dirancang untuk memeriksa kemampuan tempur awak tank dan membuat mereka terbiasa dengan aksi tempur pada berbagai misi taktis. KCNA via REUTERS
Korea Utara Kirim Utusan ke Iran, Apa yang Dibahas?

Korea Utara mengirim delegasi ke Iran utnuk pertama kalinya sejak 2019. Selain ekonomi, keduanya diperkirakan akan menjalin kerja sama militer.


Jokowi ke KTT ASEAN-Australia, Akan Dorong Kerja Sama Ekonomi, Transisi Energi dan Transformasi Digital

52 hari lalu

Presiden Jokowi memberikan keterangan pers kepada wartawan di Jakarta, Senin, 4 Maret 2024. ANTARA/Rangga Pandu Asmara Jingga
Jokowi ke KTT ASEAN-Australia, Akan Dorong Kerja Sama Ekonomi, Transisi Energi dan Transformasi Digital

Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada pagi hari ini, Senin, 4 Maret 2024, bertolak ke Melbourne, Australia.


Jokowi Terima Kunjungan Menteri Luar Negeri Malaysia

6 Februari 2024

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (6/2/2024). ANTARA/Mentari Dwi Gayati
Jokowi Terima Kunjungan Menteri Luar Negeri Malaysia

Tiga isu dibahas dalam pertemuan Jokowi dan Menteri Luar Negeri Malaysia baru.


Jokowi Minta Presiden Tanzania Buka Negosiasi LNG dan Investasi Pupuk

25 Januari 2024

Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kenegaraan Presiden Republik Persatuan Tanzania Samia Suluhu Hassan di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis 24 Januari 2024. Pertemuan ini membahas kesepakatan kerja sama antar kedua negara yang diakhiri dengan penandatanganan dan pertukaran nota kesepahaman kerja sama kedua negara. TEMPO/Subekti.
Jokowi Minta Presiden Tanzania Buka Negosiasi LNG dan Investasi Pupuk

Jokowi menyoroti lagi langkah Pertamina terkait akuisisi Wentworth Resources oleh Maurel & Prom (M&P) tahun lalu.


Jokowi Sambut Presiden Tanzania di Istana Bogor, Bincang Santai hingga Tanam Pohon

25 Januari 2024

Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kenegaraan Presiden Republik Persatuan Tanzania Samia Suluhu Hassan di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis 24 Januari 2024. Pertemuan ini membahas kesepakatan kerja sama antar kedua negara yang diakhiri dengan penandatanganan dan pertukaran nota kesepahaman kerja sama kedua negara. TEMPO/Subekti.
Jokowi Sambut Presiden Tanzania di Istana Bogor, Bincang Santai hingga Tanam Pohon

Jokowi dan Samia Suluhu Hassan berjalan ke halaman depan Istana. Kedua pemimpin negara itu menyaksikan upacara penyambutan kunjungan kenegaraan.


Jokowi Terima Lawatan Presiden Tanzania di Istana Bogor

25 Januari 2024

Presiden RI, Joko Widodo, menghadiri serah terima pesawat Super Hercules C-130J baru, di Terminal Selatan, Pangkalan Udara TNI AU, Halim Perdankusumah, Jakarta, Rabu, 24 Januari 2024. TEMPO/Imam Sukamto
Jokowi Terima Lawatan Presiden Tanzania di Istana Bogor

Ini merupakan kunjungan balasan atas anjangsana Jokowi ke Tanzania tahun lalu.


Retno Marsudi: Indonesia Masih Mengkaji Keuntungan Gabung BRICS

5 Januari 2024

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat memberikan keterangan pers Kilas Balik Diplomasi Indonesia 2023 di Media Center Indonesia Maju, Jakarta, Kamis 4 Januari 2024. TEMPO/Subekti.
Retno Marsudi: Indonesia Masih Mengkaji Keuntungan Gabung BRICS

Retno Marsudi mengkonfirmasi bahwa Indonesia masih mengkaji apa saja manfaat yang diperoleh jika bergabung dengan BRICS


Menlu Retno Sambut 10 Dubes Asing Baru, Fokus Peningkatan Kerja Sama Ekonomi

8 Desember 2023

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima surat kepercayaan duta besar 10 negara di Ruang Kredensial, Istana Merdeka, pada Jumat, 8 Desember 2023. TEMPO/Daniel A. Fajri
Menlu Retno Sambut 10 Dubes Asing Baru, Fokus Peningkatan Kerja Sama Ekonomi

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (Menlu Retno) menyambut sepuluh duta besar asing yang baru bertugas di Indonesia.


ASEAN Ingin Tingkatkan Kerja Sama Ekonomi di Tiga Sektor

5 September 2023

Presiden Joko Widodo berpidato saat pembukaan KTT ke-43 ASEAN 2023 di Jakarta, Selasa 5 September 2023. ANTARA FOTO/Media Center KTT ASEAN 2023/Akbar Nugroho Gumay
ASEAN Ingin Tingkatkan Kerja Sama Ekonomi di Tiga Sektor

Dalam forum KTT ASEAN 2023, Menteri Perdagangan Malaysia mengatakan ada tiga kerja sama di sektor ekonomi yang ingin ditingkatkan.


Jokowi Ingin Genjot Investasi di Tanzania Lewat Pertamina: Termasuk Blok Gas Mnazi Bay

23 Agustus 2023

Presiden Joko Widodo alias Jokowi (tengah) didampingi Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kiri), Seskab Pramono Anung (kedua kanan), memberikan keterangan kepada wartawan di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, Ahad, 20 Agustus 2023. Dalam keterangan tersebut, Presiden Joko Widodo akan melakukan kunjungan  ke negara Kenya, Tanzania, Mozambik, dan Afrika Selatan. ANTARA FOTO/Yudi
Jokowi Ingin Genjot Investasi di Tanzania Lewat Pertamina: Termasuk Blok Gas Mnazi Bay

Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengungkapkan keinginannya meningkatkan kerja sama energi di Tanzania melalui PT Pertamina (Persero).