Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Asap

Oleh

image-gnews
Iklan

Putu Setia

Sahabat saya di Palangkaraya mencurahkan isi hatinya lewat surat elektronik. Dia menyebutkan mendapat musibah yang sulit diatasi. Dia bilang, kalau rumahnya kebakaran dan semua barang ludes, itu lebih jelas. Orang-orang mudah memberi pertolongan, mengirimkan makanan dan pakaian bekas layak pakai. "Tapi musibah ini unik, saya tak membutuhkan beras atau mi instan. Juga tak perlu pakaian bekas, pakaian saya masih banyak di lemari. Bahkan saya tak perlu bantuan uang, tabungan saya masih lumayan."

Saya langsung jawab, "Anda tak mengalami musibah. Jangan manja." Dia membalas panjang dan saya membayangkan dia tersinggung. "Anda tak memahami musibah yang mahadahsyat ini. Musibah asap dari hutan yang terbakar. Ke mana-mana dikepung asap. Anak-anak tak bisa sekolah. Kami tak bisa keluar rumah. Beberapa kamar memang tertutup rapat karena ada penyejuk udara, asap tak bisa masuk. Tetapi tak semua ruangan tertutup, dapur, tempat mencuci pakaian, dan banyak lagi yang harus dilewati setiap waktu."

Saya membalas, "Kenapa tak mengungsi sementara?" Tak lama dia pun menulis, "Pesawat tak bisa terbang. Naik mobil tetap dikepung asap. Anda bayangkan, ini Kalimantan, bukan Jawa. Tak ada kereta api, apalagi kereta cepat. Tak ada jalan tol. Apa bisa naik mobil terus-menerus tanpa berhenti makan dan isi Premium? Itu artinya tetap menghirup asap. Asal Anda tahu, pemberitaan musibah asap juga tak adil. Media lebih suka menulis Riau, Jambi, Palembang, Bengkulu, bahkan Sumatera Barat yang tak seberapa kena asap. Tapi Palangkaraya hanya disebut sesekali, seolah-olah tak parah. Kalimantan itu masih Indonesia apa-tidak?"

Waduh, ini sudah nyerempet ke mana-mana. Sahabat saya itu orang yang sukses, hidupnya berkecukupan. Terus terang dia juga suka menolong orang. Kini orang tak bisa menolong dia. Pasti dia stres.

"Saya hargai tentara yang masuk hutan memadamkan api," dia menulis lagi. "Saya hargai petugas kehutanan yang sibuk, meski gaji mereka kecil dan anggaran kehutanan itu sangat minim, hanya Rp 50 ribu untuk menjaga hutan setiap hektare. Saya pun menghargai pemerintah daerah yang membagikan masker, meski bukan masker high-efficient particulate air filter yang ideal tapi mahal. Saya kagum kepada Presiden Jokowi yang masuk ke hutan, meskipun itu sangat seremonial dan seharusnya Presiden tinggal keluarkan perintah. Tapi kenapa Menteri Kehutanan menolak bantuan Singapura untuk ikut memadamkan api? Takut kalau apinya padam lantas mereka mengklaim telah berjasa? Ah, alasan sepele. Yang tak saya pahami lagi, kenapa musibah ini bukan dijadikan bencana nasional? Apa karena Jawa dan Bali tak terkena asap?"

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Wah, lagi-lagi saya tepok jidat membacanya. Sudah lari ke mana-mana keluhan ini. Tanpa ikut pusing soal "ketidakadilan Jawa dan luar Jawa", saya cuma ikut heran kenapa begitu lambat pemerintah menetapkan bencana asap ini sebagai bencana nasional. Kenapa pula menolak bantuan negara tetangga, bukankah sudah ada perjanjian saling bantu antarnegara ASEAN jika terjadi musibah jenis ini?

"Kalau Anda tak bisa juga berbuat apa-apa, ya, sudahlah. Doakan cucu-cucu saya yang masih kecil, meski saya sudah memborong kaleng oksigen. Saya kira korban akan berjatuhan kalau pemerintah lambat seperti ini. Dan saya pun paham kenapa Anda diam, memang relawan Jokowi rikuh bicara dalam situasi begini, mungkin di mulutnya ada asap."

Surat elektronik ini bermuatan fitnah, langsung saya jawab, "Saya prihatin dan berdoa, tapi saya bukan relawan siapa-siapa, saya relawan NKRI."

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

1 detik lalu

Paiya Mountain, Cina (dpxq.gov.cn)
Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

Warganet menyayangkan sikap turis di Cina tersebut karena tidak hanya membahayakan diri sendiri tetapi juga pihak lain.


Perludem Perkirakan Keterwakilan Perempuan di Hasil Pileg 2024 Meningkat

5 menit lalu

Anggota Komisi IX DPR RI Krisdayanti saat mengikuti rapat Paripurna ke-13 Masa Persidangan IV tahun 2023-2024 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 5 Maret 2024. Rapat tersebut beragendakan pidato Ketua DPR RI pada pembukaan masa persidangan IV tahun sidang 2023-2024 dan pergantian antar waktu Anggota DPR RI. TEMPO/M Taufan Rengganis
Perludem Perkirakan Keterwakilan Perempuan di Hasil Pileg 2024 Meningkat

Hampir semua partai politik tidak menjamin pencalonan 30 persen keterwakilan perempuan di tiap dapil di Pileg 2024.


ICJ Perintahkan Israel untuk Akhiri Kelaparan di Gaza

21 menit lalu

Warga Palestina berkumpul untuk menerima makanan gratis saat penduduk Gaza menghadapi krisis kelaparan, selama bulan suci Ramadhan, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Jabalia di Jalur Gaza utara 19 Maret 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
ICJ Perintahkan Israel untuk Akhiri Kelaparan di Gaza

ICJ dengan suara bulat meminta Israel mengambil langkah-langkah yang diperlukan demi mengakhiri bencana kelaparan di Gaza


Populasi Beruk Akan Digusur oleh IKN, Guru Besar UI: Dia Pasti Bisa Survive

21 menit lalu

Seekor beruk (Macaca nemestrina) berada di area yang masuk ke dalam koridor satwa Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Senin, 14 Maret 2022. Pada koridor satwa IKN Nusantara direncanakan akan dibangun underpass dan flyover sebagai perlintasan satwa liar. ANTARA/Hafidz Mubarak
Populasi Beruk Akan Digusur oleh IKN, Guru Besar UI: Dia Pasti Bisa Survive

OIKN mengungkapkan rencana untuk memindahkan beruk yang berkeliaran di KM 38 Kecamatan Samboja, Kutai Kertanegara, akses utama ke Penajam Paser Utara.


Mengenal Mantan Pelatih Novak Djokovic, Goran Ivanisevic

33 menit lalu

Bintang tenis Serbia Novak Djokovic (tengah) berfoto bersama Borna Coric (pertama dari kiri), Grigor Dimitrov (kedua dari kiri), Alexander Zverev (kedua dari kanan), dan Goran Ivanisevic usai pertandingan persahabatan bola basket jelang turnamen tenis kemanusiaan Adria Tour di Zadar, Kroasia, 18 Juni 2020. Xinhua/Pixsell/Marko Dimic
Mengenal Mantan Pelatih Novak Djokovic, Goran Ivanisevic

Novak Djokovic mengumumkan perpisahannya dengan pelatih Goran Ivanisevic setelah kerja sama selama 5 tahun


BCA Siapkan 68,8 Triliun menjelang Lebaran

43 menit lalu

BCA Siapkan 68,8 Triliun menjelang Lebaran

Dana tunai untuk lebaran tahun ini naik 7 persen.


Polda Metro Jaya Irit Bicara soal Kelanjutan Penyidikan Pemerasan oleh Firli Bahuri

56 menit lalu

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi pada saat Konferensi Pers di Ditresnarkoba Polda Metro Jaya, Senin, 25 Maret 2024. Ditresnarkoba Polda Metro Jaya bekerjasama dengan Bea dan Cukai telah berhasil melakukan pengungkapan dan penangkapan terhadap pelaku kasus peredaran gelap narkotika jenis kokain cair, serbuk MDMA dan narkotika jenis sabu jaringan internasional. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Polda Metro Jaya Irit Bicara soal Kelanjutan Penyidikan Pemerasan oleh Firli Bahuri

Polda Metro Jaya enggan berkomentar soal kelanjutan dari penyidikan kasus pemerasan yang menjerat bekas Ketua KPK Firli Bahuri.


Spesies Burung di Indonesia Bertambah Tahun Ini, Mengubah Status Keterancaman

1 jam lalu

Burung Kacamata Morotai. ebird.org
Spesies Burung di Indonesia Bertambah Tahun Ini, Mengubah Status Keterancaman

Bagaimana jumlah spesies burung di Indonesia bisa bertambah pada tahun ini? Simak penjelasan Burung Indonesia.


Terkini: Setelah 'Tuyul' dan Pertalite Dicampur Air Ada Apa Lagi di SPBU Pertamina?, KAI Operasikan KA Argo Bromo Anggrek New Generation

1 jam lalu

Ilustrasi SPBU Pertamina. ANTARA
Terkini: Setelah 'Tuyul' dan Pertalite Dicampur Air Ada Apa Lagi di SPBU Pertamina?, KAI Operasikan KA Argo Bromo Anggrek New Generation

Kecurangan di SPBU Pertamina kembali terungkap. Setelah switch dispenser untuk kurangi takaran yang disebut tuyul dan Pertalite dicampur air, kini....


Hasil Pungli di Rutan KPK Baru Dikembalikan Rp 270 Juta, Akan Disetor ke Kas Negara

1 jam lalu

KPK menetapkan 15 tersangka dan menahannya dalam kasus pungutan liar atau pungli di rumah tahanan KPK, Jumat, 15 Maret 2024. TEMPO/Bagus Pribadi
Hasil Pungli di Rutan KPK Baru Dikembalikan Rp 270 Juta, Akan Disetor ke Kas Negara

Ali Fikri mengatakan para tersangka pungli di rutan KPK sudah mengembalikan uang Rp 270 juta dari total Rp 6,3 miliar.