Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Indonesia Tanpa Tarikh  

Oleh

image-gnews
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta-  Sebuah film berdasarkan roman Hamka yang sangat disukai penonton Indonesia. Adegan semasa di Batipuh adalah bagian terbaik.

***

Kali ini kita akan menyingkirkan  debat masa lalu tentang tuduhan Pramoedya Ananta Toer terhadap Hamka atas novel Tenggelamnya Kapal Van der Wijck.  Novel yang terbit tahun 1939 ini , dan masih saja mengalami cetak ulang, pernah  dianggap sebagai plagiat dari novel Sous les tilleuls  (1832)  karya novelis Prancis Jean-Baptiste Alphonse Karr.

Diskusi itu bisa saja diangkat kembali suatu hari. Tapi kini nampaknya masyarakat penonton Indonesia tengah terperangah dengan film yang berskala besar arahan Sunil Soraya yang hingga sudah mencapai ratusan ribu penonton.

Untuk filmnya yang kedua setelah film Apa Artinya Cinta (2005), Sunil mengerahkan duit, tenaga dan perangkat yang habis-habisan. Dengan modal cerita klasik yaitu percintaan yang kandas; kritik terhadap kerasnya adat istiadat; bunuh diri salah satu tokoh dan tenggelamnya sang kapal, film ini memang sudah menarik perhatian penonton Indonesia yang gemar kisah cinta tragis.

Film ini dimulai dengan kisah Zainuddin (Herjunot Ali) , putera dari pasangan Minang dan Makassar yang kembali ke kampung Ayahnya di Batipuh, Sumatera Barat. Karena ia bukan turunan murni dari Minang, kedatangannya kurang diterima dengan hangat. Apalagi untuk menjalin kasih dengan kembang desa Nurhayati (Pevita Pearce). Karena sejoli ini saling jatuh cinta, mamak Hayati segera mengirim Zainuddin meneruskan pendidikan agama ke Padang Panjang.Dengan tangis berurai-urai, sejoli itu berjanji tetap setia.Panjang betul adegan ini persis adegan dalam roman Balai Pustaka.

Di Padang Panjang, Hayati mencoba menemui Zainuddin dengan dalih ada pertandingan kuda. Hayati menginap di rumah Khadijah, sahabatnya yang berasal dari keluarga kaya raya yang langsung saja mendandani Hayati bak gadis kota. Di Padang Panjang pula Hayati bertemu dengan abang Khadijah, Aziz (Reza Rahadian), pemuda tampan yang selalu perlente.

Di sinilah saya mulai gugup. Di layar tertulis teks Padang Panjang 1937, lantas terlihat riuh rendah adegan pacuan kuda yang dengan penonton penjajah Belanda dan pribumi bercampur baur dengan asoy.Heboh, megah dan penuh warna seperti festival. Kuda berlari-lari. Para lelaki cakep mengenakan jas berlapis tiga ,lengkap dengan topi dan scarf menjerit-jerit. Perempuan Melayu kaya mengenakan rok gaya gadis Eropa. Mereka mengendarai mobil kuno mewah dan saling berkejaran. Terus kenapa harus gugup?Bukankah memang keluarga pribumi di jaman itu memang banyak yang bergaul gaya hedonis? Bukan apa-apa, saya merasa ada Leonardo DiCaprio menyelip di sana, jadilah The Great Gatsby masuk Sumatera Barat.

Tentu soal pengaruh-pengaruh dalam dunia kreativitas adalah hal wajar. Sineas mana di dunia ini yang tak mendapatkan pengaruh Hollywood atau Eropa atau Cina? Semua kreator pasti terpengaruh. Bahkan film Bulan Tertusuk Ilalang  karya Garin Nugrohopun sesekali mengingatkan kita pada adegan film Judou (Zhang Yimou)  saat Gong Li menggantung lembaran kain-kain celup itu. Masalahnya, sejauh apa ‘pengaruh’ itu dikelola seorang sineas? Pengaruh kerja kamera atau visualisasi karakternya bisa dikelola tanpa harus mengkhianati sidik jari sendiri. Saya yakin Sunil Soraya, seperti juga sutradara Indonesia lainnya, memiliki sidik jarinya sendiri sehingga penonton tak perlu menyaksikan filmnya sembari teringat adegan film karya orang lain.

Persoalan lain adalah, mengapa tertawa tidak pada tempatnya, padahal film ini jelas memiliki niat yang baik dan bahkan upaya produksi yang sangat serius?    Sebetulnya, saya ingin adil bahwa 15 menit pertama film ini, adegan di Batipuh sangat baik dan meyakinkan. Suasana desa terjaga, aksen Minang terasa asli, perang harga diri dalam bicara petatah-petitih terasa bahwa inilah adat masa lalu yang dikritik Hamka, yang kemudian menyebabkan HB Jassin membela bahwa kisah lokal ini tak mungkin diambil dari novel Prancis. Ketidaknyamanan saya  baru terasa ketika  menyaksikan rangkaian adegan di Padang Panjang dan Surabaya. Saat itu betapa linglungnya penonton karena sutradara seolah mengajak kita keluar masuk mesin waktu. Di manakah kita? Di Belandakah? Tidak , di Surabaya. Lo kenapa Zainuddin mengenakan jas  dan merenung di depan perapian? Lalu, apa kabar dengan kapal Van der Wijck? Ya sesuai judulnya: dia tenggelam. O tenggelamnya kenapa ya? Kok tiba-tiba saja?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Akhirnya saya menyerah. Tak perlu lagi berteori tentang anakronisme. Tak perlu juga Sunil meletakkan informasi tahun dan lokasi dengan teks pada layar. Ini semua adegan Indonesia tanpa tarikh.

Dengan suara Nidji yang melolong menyanyikan lagu dengan nada populer, kita menyaksikan Zainuddin yang menangis memeluk Hayati dan tak perlu lagi keluar masuk mesin waktu. Santai sajalah dan mari berpikir positif  tentang dua hal: Pertama, film ini diproduksi dengan ambisi besar untuk hiburan dengan H besar. Kedua, untung ada Reza Rahadian yang sudah pasti tak pernah tampil buruk.

Leila S.Chudori

TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK
Sutradara         :
Sunil Soraya

Skenario           : Donny Dhirgantoro, Imam Tantowi
Berdasarkan novel karya Hamka

Pemain             :  Herjunot Ali, Pevita Pearce, Reza Rahadian, Jajang C.Noer


           

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Glenn Fredly The Movie: Momentum Setelah Opname hingga Pengisi Vokal dalam Film

13 jam lalu

Glenn Fredly The Movie. Dok. Poplicist Publicist
Glenn Fredly The Movie: Momentum Setelah Opname hingga Pengisi Vokal dalam Film

Film drama biopik Glenn Fredly The Movie mulai tayang di seluruh bioskop Indonesia pada Kamis, 25 April 2024


Sinopsis The Fall Guy yang Dibintangi Ryan Gosling

1 hari lalu

Ryan Gosling dalam film The Fall Guy. Dok. Universal Pictures
Sinopsis The Fall Guy yang Dibintangi Ryan Gosling

The Fall Guy film aksi stuntman produksi Universal Pictures yang tayang di bioskop Indonesia, pada Rabu, 24 April 2024


Bamsoet Dukung FKPPI Produksi Film Anak Kolong

2 hari lalu

Bamsoet Dukung FKPPI Produksi Film Anak Kolong

Bambang Soesatyo mengungkapkan, keluarga besar FKPPI akan segera memproduksi atau syuting film "Anak Kolong".


Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

8 hari lalu

The Beatles. Foto: Instagram/@thebeatles
Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

Buku tentang The Beatles diluncurkan menjelang rilis ulang film Let It Be


Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

10 hari lalu

Cuplikan trailer Next Stop Paris, film hasil AI Generatif buatan TCL (Dok. Youtube)
Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

Produsen TV asal Cina, TCL, mengembangkan film romantis berbasis AI generatif.


7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

11 hari lalu

Poster film The Green Knight. Foto: Wikipedia.
7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

Film fantasi yang terinspirasi dari cerita legenda dan dongeng, ada The Green Knight.


8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

14 hari lalu

Mansion di film The Godfather (Paramount Picture)
8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

Untuk menemani liburan Idul Fitri, Anda bisa menonton deretan film terbaik sepanjang masa berdasarkan rating IMDb berikut ini.


Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

15 hari lalu

Aktor Christian Bale menghadiri pemutaran perdana film terbarunya, `Exodus:Gods and Kings` di Madrid, Spanyol, 4 Desember 2014. REUTERS
Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

Christian Bale menjadi monster Frankenstein dalam film The Bridge karya Maggie Gyllenhaal


7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

17 hari lalu

Film The Idea of You. (dok. Prime Video)
7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

Nicholas Galitzine adalah seorang aktor muda yang sedang melesat, Galitzine telah membuktikan dirinya sebagai salah satu bintang muda yang paling menjanjikan di industri hiburan.


Deretan Film yang Pernah Dibintangi Babe Cabita

17 hari lalu

Babe Cabita. Foto: Instagram/@noah_site
Deretan Film yang Pernah Dibintangi Babe Cabita

Selain terkenal sebagai komika, Babe Cabita juga pernah membintangi beberapa judul film, berikut di antaranya.