Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Petahana

Oleh

image-gnews
Iklan

Putu Setia
@mpujayaprema

Petahana layak dapat bintang. Calon dengan status petahana sebagian besar menang dalam pemilihan kepala daerah serentak ini. Petahana yang dibelit masalah, seperti Airin di Tangerang Selatan, juga menang. Airin, yang berkali-kali diperiksa karena dugaan korupsi di pengadaan alat kesehatan dan suaminya masih mendekam di penjara, toh bisa unggul melawan pesaingnya yang doktor ekonomi.

Secara umum, orang menduga petahana bisa menggerakkan birokrasi. Petahana masih punya pengaruh pada birokrasi yang bisa diperintah untuk mendulang dukungan. Ini bisa benar, tapi bisa juga dugaan berlebihan. Dengan adanya pelaksana tugas bupati atau wali kota, petahana sulit menggerakkan birokrasi dari luar. Lagi pula pengawasan dari Menteri Dalam Negeri dan gubernur tergolong ketat bahwa pegawai negeri dilarang terlibat dalam mendukung calon.

Dugaan lain, petahana banyak uang, antara lain mengakali dana bantuan sosial yang bersumber dari anggaran pendapatan pemerintah. Mungkin ada petahana yang berbuat seperti itu. Tetapi lagi-lagi, dengan adanya pelaksana tugas bupati atau walikota yang dikontrol gubernur, penyelewengan sangatlah kecil. Apalagi dana ini baru turun belakangan pada saat petahana tak bisa lagi "mengatur segalanya".

Lalu, apa dong penyebab petahana unggul? Ada beberapa jenis petahana dan karenanya yang membuat dia unggul tentu saja berbeda. Risma Harini, petahana dalam pemilihan Wali Kota Sutabaya, sangat istimewa. Ketenarannya sampai "di ujung dunia" dengan penghargaan internasional. Rakyat Surabaya sudah merasakan hasil kerjanya, dan Risma dipastikan unggul, siapa pun penantangnya. Karena itu, ketika Surabaya nyaris hanya punya satu calon dan banyak orang mengecam partai politik yang enggan mencalonkan kadernya untuk menyaingi Risma, kecaman itu tak tepat. Partai politik tentu berhitung: untuk apa mendukung calon yang pasti kalah? Repot dan keluar uang.

Sempat ada kekhawatiran, kalau calon tunggal, maka pilkada diundurkan. Muncullah ide membuat "calon boneka", calon yang justru dibayar agar pemilihan tidak diundurkan ke tahun 2017. Pada saat seperti itulah Surabaya punya calon lain yang menantang Risma. Apakah ini "calon boneka" atau tidak, publik tak sempat menggosipkan berhari-hari karena Mahkamah Konstitusi kemudian mengizinkan adanya calon tunggal. Kini Risma menang bukan karena pilihan masyarakat "setuju" seperti yang terjadi di Tasikmalaya dan Blitar, melainkan Risma unggul telak karena ada calon yang bersedia kalah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Petahana di daerah lain tak ada yang setenar Risma. Keunggulan mereka lebih pada tak adanya calon pesaing yang bermutu. Kalau pendatang baru itu tak menjanjikan apa-apa, masyarakat condong memilih petahana yang sudah dikenal selama ini. Berprestasi ataupun tidak, yang penting pemerintahan sudah jalan.

Memang di beberapa daerah ada pesaing yang visi dan misinya bagus dan membuat orang berdecak kagum. Tapi visi-misi itu terlalu tinggi bagi rakyat. Yang berdecak kagum para cerdik pandai. Padahal para cerdik pandai ini terbukti malas datang ke tempat pencoblosan. Entah karena tiba-tiba hujan, atau repot berjalan karena parkirnya jauh, dan berbagai alasan lain untuk tidak memilih. Sementara petahana yang visi dan misinya sederhana, apa adanya, dipahami oleh rakyat. Kalangan ini sangat militan mencoblos, tak peduli hujan atau banjir, bahkan menyeberang sungai sekalipun.

Petahana menang karena komunikasinya nyambung dengan masyarakat dan tak berpengaruh apakah petahana diusung partai yang lagi disorot buruk atau tidak.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dekat Puncak Kemarau, BMKG Prediksi Hujan Tetap Guyur 19 Wilayah di Indonesia

3 menit lalu

Puluhan pengendara motor berteduh di bawah tiang pancang LRT saat hujan yang cukup lebat, di Jalan protokol Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin, 6 April 2020. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan dini cuaca ekstrem di Indonesia. TEMPO/Imam Sukamto
Dekat Puncak Kemarau, BMKG Prediksi Hujan Tetap Guyur 19 Wilayah di Indonesia

BMKG memperkirakan 19 wilayah di Indonesia bakal tetap dibasahi hujan intensitas sedang hingga lebat hingga awal Agustus 2024.


PPATK Ungkap Ada Masyarakat Berpenghasilan di Atas Rp 1 Miliar Main Judi Online dengan Deposit Rp 4,8 Miliar

3 menit lalu

Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana memberi laporan dalam acara Peringatan 22 Tahun Gerakan Nasional Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT) di Istana Negara, Jakarta, Rabu 17 April 2024. Indonesia telah dinyatakan secara aklamasi diterima sebagai Anggota Financial Action Task Force on Money Laundering and Terrorism Financing (full membership). Keberhasilan tersebut diperoleh dalam FATF Plenary Meeting di Paris, Perancis yang dipimpin oleh Presiden FATF, MR. T. Raja Kumar pada Rabu, 25 Oktober 2023. TEMPO/Subekti.
PPATK Ungkap Ada Masyarakat Berpenghasilan di Atas Rp 1 Miliar Main Judi Online dengan Deposit Rp 4,8 Miliar

PPPATK ungkap sejumlah masyarakat berpenghasilan di atas Rp 1 miliar main judi online.


Jelang Laga Pertama Olimpiade Paris 2024, Apriyani / Fadia Sudah Intip Kekuatan Pasangan Jepang

22 menit lalu

Ekspresi pebulutangkis Ganda Putri Indonesia Apriyani Rahayu dan Siti Fadia Silva Ramadhanti saat berhadapan dengan pebulutangkis Ganda Putri Malaysia Pearly Tan dan Thinaah Muralitharan pada babak 16 besar Kapal Api Indonesia Open 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis, 6 Juni 2024. Apriyani Rahayu dan Siti Fadia Silva Ramadhanti kalah dengan skor 18-21 dan 19-21 gagal melaju ke babak selanjutnya. TEMPO/M Taufan Rengganis
Jelang Laga Pertama Olimpiade Paris 2024, Apriyani / Fadia Sudah Intip Kekuatan Pasangan Jepang

Apriyani / Fadia memastikan persiapannya berjalan baik menjelang laga pertama di Olimpiade Paris 2024.


Timnas Indonesia U-19 vs Malaysia di Semifinal Piala AFF U-19 2024 Sabtu Malam Ini, Indra Sjafri: Laga Penuh Gengsi

28 menit lalu

Pelatih Timnas Indonesia U-19 Indra Sjafri. TEMPO/Randy
Timnas Indonesia U-19 vs Malaysia di Semifinal Piala AFF U-19 2024 Sabtu Malam Ini, Indra Sjafri: Laga Penuh Gengsi

Timnas Indonesia U-19 akan menghadapi Malaysia di semifinal Piala AFF U-19 2024 pada Sabtu malam, 27 Juli.


Ekonom Sebut Keterlibatan Masyarakat Indonesia di Sektor Asuransi Masih Rendah, Ini Alasannya

33 menit lalu

Ekonom senior Faisal Basri menghadiri diskusi film Bloody Nickel yang digelar Koalisi Masyarakat Sipil di Taman Ismail Marzuki (TIM) pada Sabtu, 4 Mei 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Ekonom Sebut Keterlibatan Masyarakat Indonesia di Sektor Asuransi Masih Rendah, Ini Alasannya

Sektor asuransi hanya berkontribusi 6,9 persen terhadap totoal Gross Domestic Product (GDP), membuat Indonesia berada di posisi keenam Asia Tenggara


Respons PAN-Nasdem-PKS Soal Isu Poros Koalisi PKB dan PDIP di Pilkada 2024

33 menit lalu

Ilustrasi TPS Pilkada. Dok TEMPO
Respons PAN-Nasdem-PKS Soal Isu Poros Koalisi PKB dan PDIP di Pilkada 2024

PKB dan PDIP menjajaki peluang berkoalisi pada Pilkada 2024.


Museum Unik di Kroasia Ini Menampilkan Historis Dasi dan Simpul Ikatannya

33 menit lalu

Cravaticum di Zagreb, Kroasia. Instagram.com/cravaticum_museum
Museum Unik di Kroasia Ini Menampilkan Historis Dasi dan Simpul Ikatannya

Cravaticum - Museum Boutique of Cravat menjadi museum dasi pertama di dunia yang berada di Kroasia


Gelombang Panas Ekstrem Melanda Eropa, Negara Mana Saja yang Suhunya Naik?

33 menit lalu

Warga menggunakan payung di bawah sengatan matahari di Tokyo, Jepang, 9 Juli 2024. Jepang diterjang gelombang panas dengan cakupan lebih luas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Suhu mencapai rekor tertinggi mendekati 40 derajat celsius, terjadi pada Senin (8/7/2024), di Tokyo dan di wilayah selatan Wakayama. REUTERS/Issei Kato
Gelombang Panas Ekstrem Melanda Eropa, Negara Mana Saja yang Suhunya Naik?

Gelombang panas dengan suhu udara menembus 40 derajat Celcius melanda negara-negara Eropa


Jejak Vonis Kontroversial Hakim Erintuah Damanik, Terbaru Bebaskan Gregorius Ronald Tannur

33 menit lalu

Humas PN Medan Erintuah Damanik saat dijumpai di Pengadilan Negeri Medan. ANTARA
Jejak Vonis Kontroversial Hakim Erintuah Damanik, Terbaru Bebaskan Gregorius Ronald Tannur

sejumlah perkara kontroversial yang pernah ditangani Erintuah Damanik.


Top 3 Dunia: Maskapai Terbaik Dunia hingga Pembukaan Olimpiade Paris 2024

33 menit lalu

Tentara berjaga di depan Menara Eiffel menjelang Olimpiade Paris 2024, Prancis, 21 Juli 2024.REUTERS/Stefan Wermuth
Top 3 Dunia: Maskapai Terbaik Dunia hingga Pembukaan Olimpiade Paris 2024

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 26 Juli 2024 diawali oleh daftar 10 maskapai terbaik di dunia untuk 2024.