Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ketimpangan Ekonomi dan Media

image-profil

image-gnews
Iklan

Wijayanto
Kandidat Doktor Media dan Politik Universitas Leiden

Hasil kajian Oxford Committee  for   Famine Relieve (Oxfam) perihal tingkat ketimpangan ekonomi Indonesia menyajikan temuan yang meresahkan. Dokumen setebal 48 halaman yang baru saja dirilis pada Februari 2017 itu dengan gamblang memaparkan potret buram ketimpangan kesejahteraan kita.

Satu persen warga terkaya negeri ini menguasai hampir separuh (49 persen) kekayaan nasional. Berikutnya, empat orang terkaya di Indonesia memiliki kekayaan yang lebih besar dari 40 persen penduduk termiskin, atau sekitar 100 juta orang. Dalam satu hari, pendapatan dari bunga orang terkaya di Indonesia melampaui 1.000 kali belanja orang miskin untuk kebutuhan pokok selama satu tahun. Maka, tidak mengherankan jika kita dinobatkan sebagai negara dengan ketimpangan ekonomi keenam tertinggi di dunia.

Oxfam juga memaparkan penyebab utama ketimpangan. Di satu sisi, ada peran pemerintah yang hilang untuk meregulasi ekonomi yang mampu menjamin terwujudnya pemerataan. Di sisi lain, ada elite politik ekonomi yang menyabotase proses politik dan menjadikan negara sebagai pelayan atas kepentingan mereka. Dalam bagian rekomendasi, tim Oxfam berharap negara bertindak sebagai agen yang mau menghasilkan kebijakan agar bisa mengatasi ketimpangan.

Mungkinkah negara, yang mereka yakini telah dikooptasi oleh lapisan paling kaya, melaksanakan rekomendasi itu? Pertanyaan ini penting diajukan mengingat ketimpangan ekonomi tersebut telah lama berlangsung di Indonesia dan justru mengalami tren peningkatan selama 20 tahun terakhir.  Hal ini menempatkan kita sebagai negara dengan pertumbuhan ketimpangan ekonomi tertinggi di Asia Tenggara.  Artinya, dapat dikatakan bahwa "pembiaran" oleh negara atas problem ketimpangan juga telah berlangsung selama itu.

Melihat latar belakang di atas, dibutuhkan aktor penyeimbang yang mampu memastikan dan memantau agar negara benar-benar serius menangani masalah ketimpangan ini. Di sinilah peran media menjadi penting. Sebagaimana tampak dalam kasus berbagai negara dengan ketimpangan ekonomi tinggi, seperti Rusia, Amerika Serikat, atau India, yang selalu diwarnai dengan potret kegagalan media untuk melayani kaum miskin.

Hal ini bukan selalu berarti tidak ada kebebasan pers di negara-negara itu. Namun kebebasan tersebut gagal dimanfaatkan untuk memberikan ruang representasi bagi mayoritas yang miskin. Atau, jika ruang itu diberikan, liputan media cenderung menyalahkan mereka yang kurang beruntung tanpa secara jernih menunjukkan konteks ketimpangan struktural yang melahirkan kemiskinan tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Situasi yang mirip juga dapat kita temukan di Tanah Air. Dalam studinya atas media arus utama, Janet Steel (2011) mengungkapkan, pada era reformasi, sudah amat sedikit pemberitaan yang memotret kemiskinan sebagai korban dari ketidakadilan struktural. Hal ini berbeda dengan pemberitaan media pada masa sebelum Orde Baru tumbang, yang banyak membingkai kaum miskin sebagai korban pembangunan. Padahal, jika mencermati data Oxfam di atas, ketimpangan struktural justru semakin meningkat pada era reformasi.

Untuk itu, media kini justru perlu lebih berperan dan mengambil inisiatif dalam upaya memerangi ketimpangan ekonomi. Ketimbang terus-menerus menyesaki ruang publik dengan isu diskriminasi bernuansa sektarian yang menjadi ujian bagi toleransi, perhatian perlu kita alihkan pada isu lain yang tak kalah penting: diskriminasi ekonomi.

Media perlu menunjukkan adanya ketimpangan ekonomi yang mendesak untuk segera kita selesaikan. Sebuah aliansi strategis dengan unsur masyarakat sipil bervisi sama perlu dibangun untuk mengarahkan energi publik dalam sebuah proses diskusi yang berkeadaban.

Dalam hal ini, gerakan Occupy Wall Street (OWS) yang diprakarsai majalah Adbusters di Kota New York pada 2011 merupakan contoh yang menarik. Hadir dengan pesan "Kita adalah 99%!", gerakan ini telah berhasil menyuarakan adanya ketimpangan ekonomi yang tajam di Amerika. Gerakan tersebut sekaligus mengungkap praktek korupsi dan kuatnya pengaruh korporasi dalam kebijakan publik Amerika sebagai penyebab utama di balik ketimpangan itu.

Gerakan OWS memang tak serta-merta menghapus ketimpangan. Gerakan ini juga tak lepas dari kritik. Namun OWS berhasil mengubah arah perdebatan politik yang tengah berlangsung saat itu, memperoleh dukungan publik secara luas, dan berhasil menarik perhatian para pemimpin politik. Semua bermula dari kepeloporan media.

Terinspirasi dari kesuksesan OWS, gerakan yang sama dapat dilakukan oleh media kita dengan mengambil inisiatif untuk menyuarakan ketimpangan ekonomi sebagai masalah yang mendesak dan menjadikannya sebagai wacana dominan di tengah publik. Saat kepercayaan terhadap media menurun, inisiatif itu akan menjadi salah satu bukti bahwa media masih tetap relevan bagi publik.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sebut Ekonomi Indonesia Kokoh di Tengah Ketidakpastian Global, Jokowi: Alhamdulillah

48 hari lalu

Presiden Jokowi memberi keterangan usai Rapat Pimpinan (Rapim) TNI-Polri pada Rabu 28 Februari 2024 di Gedung Ahmad Yani Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur. TEMPO/Daniel A. Fajri
Sebut Ekonomi Indonesia Kokoh di Tengah Ketidakpastian Global, Jokowi: Alhamdulillah

Presiden Jokowi mengatakan bahwa perekonomian Indonesia cukup kokoh di tengah ketidakpastian global.


Pegadaian Raih Penghargaan Indonesia Living Legend Companies Awards 2024

2 Februari 2024

Pegadaian Raih Penghargaan Indonesia Living Legend Companies Awards 2024

PT Pegadaian dinobatkan sebagai Diamond Living Legend Company in Realizing Society Welfare Through Innovative and Inclusive Products and Services


APBN Dukung Momentum Pemulihan Ekonomi Indonesia

19 Desember 2023

APBN Dukung Momentum Pemulihan Ekonomi Indonesia

Kinerja anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) hingga pertengahan bulan Desember 2023 tercatat lebih kuat dari target yang ditentukan


Target Pertumbuhan Ekonomi Tinggi Para Capres Dinilai Percuma Jika Andalkan Pertambangan

19 Desember 2023

Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan (kanan), calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto (tengah) dan calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo saat debat capres perdana di Gedung KPU RI, Jakarta, Selasa, 12 Desember 2023. Debat pertama mengangkat tema soal Pemerintahan, Hukum, HAM, Pemberantasan Korupsi, Penguatan Demokrasi, Peningkatan Layanan Publik, dan Kerukunan Warga. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Target Pertumbuhan Ekonomi Tinggi Para Capres Dinilai Percuma Jika Andalkan Pertambangan

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan target pertumbuhan ekonomi para kandidat capres dan cawapres Pemilu 2024 cenderung tinggi.


Inflasi Terkendali, Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Diprediksi 4,9 Persen

14 Desember 2023

Pemandangan gedung bertingkat di antara kawasan Sudirman Thamrin, Jakarta, Selasa, 21 November 2023. Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga 2023 tercatat 4,94 persen year on year (yoy). Angka tersebut turun dari kuartal sebelumnya mencapai 5,17 persen yoy, atau lebih rendah dari yang diperkirakan. TEMPO/Tony Hartawan
Inflasi Terkendali, Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Diprediksi 4,9 Persen

ADB menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada Asian Development Outlook (ADO) Desember 2023


CORE Proyeksikan Krisis Properti di Cina Diprediksi Berdampak Jangka Panjang ke RI

12 Desember 2023

Pemandangan gedung bertingkat di antara kawasan Sudirman Thamrin, Jakarta, Selasa, 21 November 2023. Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga 2023 tercatat 4,94 persen year on year (yoy). Angka tersebut turun dari kuartal sebelumnya mencapai 5,17 persen yoy, atau lebih rendah dari yang diperkirakan. TEMPO/Tony Hartawan
CORE Proyeksikan Krisis Properti di Cina Diprediksi Berdampak Jangka Panjang ke RI

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal, mengatakan krisis sektor properti di Cina sangat berpengaruh pada perekonomian Indonesia, terutama pada kinerja ekspor.


Kebijakan Fiskal Jadi Penjaga Stabilitas Ekonomi Indonesia

8 Desember 2023

Kebijakan Fiskal Jadi Penjaga Stabilitas Ekonomi Indonesia

Kebijakan fiskal memiliki peranan penting sabagai penjaga stabilitas nasional sekaligus mempertahankan pertumbuhan ekonomi.


Jokowi Pamer Ekonomi RI Stabil 5 Persen ke Kepala Negara Lain: Kita Bangga Banget

29 November 2023

Presiden Joko Widodo bersama Seskab Pramono Anung saat Penyerahan secara Digital Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Buku Daftar Alokasi Transfer ke Daerah (TKD) Tahun Anggaran 2024 di Istana Negara, Jakarta, Rabu 29 November 2024.  Presiden Joko Widodo menyiapkan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp3.325,1 triliun pada 2024. Dana tersebut akan ditujukan untuk beberapa hal yang menjadi fokus. Dana tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp2.467,5 triliun dan transfer ke daerah Rp857,6 triliun. Pemerintah juga akan menuntaskan proyek infrastruktur prioritas, percepatan transformasi ekonomi hijau dan dukung reformasi birokrasi serta aparatur sipil negara (ASN). TEMPO/Subekti.
Jokowi Pamer Ekonomi RI Stabil 5 Persen ke Kepala Negara Lain: Kita Bangga Banget

Jokowi bangga dengan perkembangan ekonomi Indonesia yang tumbuh di kisaran 5 persen. Ia menyebut dirinya memamerkan hal itu kepada kepala negara lain.


Anies Ingin Kembalikan Peran Koperasi, Singgung Ibu-Ibu PKK di Jakarta Tak Kena Pinjol

26 November 2023

Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan  saat menghadiri kick off pemenangan kampanye Nasional PKS untuk 2024 di Hotel Bumi Wiyata, Jalan Margonda, Kecamatan Beji, Depok, Ahad, 26 November 2023. Foto: TEMPO/Ricky Juliansyah
Anies Ingin Kembalikan Peran Koperasi, Singgung Ibu-Ibu PKK di Jakarta Tak Kena Pinjol

Capres nomor urut 1, Anies Baswedan, ingin mengembalikan peran koperasi sebagai sokoguru perekonomian Indonesia


Kondisi Ekonomi Indonesia Masih Aman

23 November 2023

Analis Kebijakan Ahli Madya BKF Kemenkeu RI, Dewi Puspita, Ketua Komite Tetap Perpajakan Bidang Kebijakan Fiskal dan Publik Kadin Indonesia, Siddhi Widyaprathama, dan Ekonom Senior dan Associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia Ryan Kiryanto, di acara Ngobrol Tempo bertemakan
Kondisi Ekonomi Indonesia Masih Aman

Ketua Komite Tetap Perpajakan Bidang Kebijakan Fiskal dan Publik Kadin Indonesia, Siddhi Widyaprathama, mengatakan, di penghujung 2023 ini kondisi perekonomian di Indonesia masih aman, meski ditengah gejolak yang terjadi dunia.