Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Padri itu

Oleh

image-gnews
Iklan

Padri itu, Romo Jacques, diculik di awal pekan ketiga Mei 2015. Ia sedang duduk di kamarnya yang sempit di biara Mar Elian di tepi Kota Qaryatain di Suriah ketika orang-orang bersenjata ad-Dawlah al-Islamiyah datang. Kekuasaan yang dalam bahasa Inggris disebut Islamic State itu segera menjadikannya sandera. Tak banyak orang yang tahu.

Tapi pengarang Jerman terkemuka, Navid Kermani, yang mendapat penghargaan Friedenspreis di Pekan Raya Buku di Frankfurt 18 Oktober yang lalu, tak melupakannya. Ia menyebut nasib Romo Jacques secara khusus dalam pidato yang memukau dalam upacara di Paul Kirche di hari Minggu itu.

Kermani, keturunan Iran, dan bisa disebut sebagai pengarang muslim Jerman, bukan hanya seorang ilmuwan, tapi juga sastrawan sekaligus pemikir yang sesekali mengerjakan perjalanan jurnalistik. Di musim gugur 2012 ia mengunjungi Suriah yang diremuk perang untuk sebuah reportase. Di saat itulah ia ketemu Romo Mourad di sebuah biara batu abad ke-7, di tengah kesunyian gunung-gunung gurun.

Biara itu biasa dikunjungi umat Kristen dari mana-mana, tapi juga, dalam jumlah yang lebih besar, muslim Arab. Mereka, kata Kermani, "Datang mengetuk pintu untuk menemui saudara-saudara yang Nasrani, untuk berbicara, bernyanyi, dan berdiam diri bersama, dan juga bersembahyang mengikuti ritual Islam di sebuah sudut gereja di mana tak ada gambar atau patung."

Romo Jacques anggota Ordo Mar Musa yang didirikan di awal 1980 di biara yang sudah rusak itu. Komunitas Katolik di Qaryatain itu unik: didirikan khusus dengan sikap yang membawakan "cinta kasih kepada muslim".

Memang terdengar "gila", kata Kermani, bahkan "menggelikan": orang-orang Kristen yang, sebagaimana mereka katakan sendiri, "jatuh cinta kepada Islam". Tapi ini sebuah kenyataan di Suriah belakangan ini. "Dengan kerja tangan mereka, kebaikan di hati mereka, dan doa di hati mereka, para biarawan dan biarawati Mar Musa menciptakan sebuah tempat yang bagi saya bagaikan sebuah utopia," kata Kermani pula. Lingkungan ini mungkin tak mereka perkirakan sendiri sebelumnya, tapi ternyata "telah jauh menjangkau rekonsiliasi eskatologis".

Romo Mourad memimpin biara itu sendirian. Pendiri komunitas itu, seorang Jesuit dari Italia bernama Paolo Dall'Oglio, sudah tak diketahui di mana lenyapnya. Sejak 28 Juli 2013 ia diculik pasukan Islamic State. Tapi karena bersuara kritis kepada Gereja Suriah--ordo ini menentang sikap para pembesar Katolik yang mendukung rezim--biara ini praktis tak dipedulikan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jacques Mourad orang Suriah asli yang pendiam dan tekun. Bicaranya pelan, biasanya sambil menutup mata, dan tampak lelah. Tapi kelelahan itu juga sebuah penegasan bahwa "ia tak akan bisa beristirahat sampai ia masuk ke kehidupan setelah ini": kelelahan "seorang dokter dan pemadam kebakaran yang membagi kekuatannya ketika kesulitan jadi terlalu berat".

Padri itu menampung ratusan pengungsi yang melarikan diri dari perang saudara Suriah, sebagian besar muslim. Ia tahu bahaya yang bisa terjadi. Tapi ia tak menganjurkan umatnya meninggalkan tempat itu. "Kami, orang Nasrani, adalah bagian dari negeri ini, meskipun kaum fundamentalis tak menghargai kenyataan ini, baik di sini maupun di Eropa. Kebudayaan Arab adalah kebudayaan kami."

Ikatan kepada tanah tumpah darah itukah yang menyatukan hati umat Katolik di Qaryatain dengan mereka yang berbeda iman? Mungkin. Tapi mungkin juga ada sesuatu yang lebih kuat. Ketika orang-orang bersenjata yang mengklaim diri penegak hukum Quran itu mengancamnya, Romo Mourad bersiteguh menyatakan bahwa mereka "telah memencongkan wajah Islam yang sebenarnya".

Kermani terkesima mendengarkan kata-kata itu--yang justru diucapkan seorang nonmuslim yang terancam, tapi penuh dengan kepercayaan kepada "wajah Islam" yang tak kejam.

Persoalannya, justru kini belum terjawab bagaimana gerangan wajah Islam yang sebenarnya. Wajah yang dengan buas menyembelih manusia lain dan berteriak, "Allahu Akbar," karena takut kepada yang berbeda dan berubah, cemas kepada gerak sejarah ke masa depan yang tak pasti? Atau wajah yang pernah menyinarkan ilmu, pemikiran, dan keindahan berabad-abad, yang melahirkan karya Ibnu Arabi, puisi Rumi, historiografi Ibnu Khaldun, filosofi Ibnu Rushd, yang berdiri dengan iman yang kuat seperti iman Romo Mourad, dan sebab itu berani membuka diri kepada yang di luar sana?

Dalam pidatonya, Kermani menyuarakan rasa murungnya bahwa yang berjangkit di kalangan Islam kini adalah tak dikenalnya lagi tradisi kreatif yang berani itu. Yang hendak diterapkan kaum Wahabi dan Islamic State adalah doktrin yang seakan-akan tak tersentuh sejarah, bahkan antisejarah: Islam dianggap selesai sebelum manusia mencipta. Akhirnya yang terjadi, kata Kermani, adalah "amnesia peradaban".

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jelang Laga Pertama Olimpiade Paris 2024, Apriyani / Fadia Sudah Intip Kekuatan Pasangan Jepang

16 menit lalu

Ekspresi pebulutangkis Ganda Putri Indonesia Apriyani Rahayu dan Siti Fadia Silva Ramadhanti saat berhadapan dengan pebulutangkis Ganda Putri Malaysia Pearly Tan dan Thinaah Muralitharan pada babak 16 besar Kapal Api Indonesia Open 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis, 6 Juni 2024. Apriyani Rahayu dan Siti Fadia Silva Ramadhanti kalah dengan skor 18-21 dan 19-21 gagal melaju ke babak selanjutnya. TEMPO/M Taufan Rengganis
Jelang Laga Pertama Olimpiade Paris 2024, Apriyani / Fadia Sudah Intip Kekuatan Pasangan Jepang

Apriyani / Fadia memastikan persiapannya berjalan baik menjelang laga pertama di Olimpiade Paris 2024.


Timnas Indonesia U-19 vs Malaysia di Semifinal Piala AFF U-19 2024 Sabtu Malam Ini, Indra Sjafri: Laga Penuh Gengsi

22 menit lalu

Pelatih Timnas Indonesia U-19 Indra Sjafri. TEMPO/Randy
Timnas Indonesia U-19 vs Malaysia di Semifinal Piala AFF U-19 2024 Sabtu Malam Ini, Indra Sjafri: Laga Penuh Gengsi

Timnas Indonesia U-19 akan menghadapi Malaysia di semifinal Piala AFF U-19 2024 pada Sabtu malam, 27 Juli.


Ekonom Sebut Keterlibatan Masyarakat Indonesia di Sektor Asuransi Masih Rendah, Ini Alasannya

27 menit lalu

Ekonom senior Faisal Basri menghadiri diskusi film Bloody Nickel yang digelar Koalisi Masyarakat Sipil di Taman Ismail Marzuki (TIM) pada Sabtu, 4 Mei 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Ekonom Sebut Keterlibatan Masyarakat Indonesia di Sektor Asuransi Masih Rendah, Ini Alasannya

Sektor asuransi hanya berkontribusi 6,9 persen terhadap totoal Gross Domestic Product (GDP), membuat Indonesia berada di posisi keenam Asia Tenggara


Respons PAN-Nasdem-PKS Soal Isu Poros Koalisi PKB dan PDIP di Pilkada 2024

27 menit lalu

Ilustrasi TPS Pilkada. Dok TEMPO
Respons PAN-Nasdem-PKS Soal Isu Poros Koalisi PKB dan PDIP di Pilkada 2024

PKB dan PDIP menjajaki peluang berkoalisi pada Pilkada 2024.


Museum Unik di Kroasia Ini Menampilkan Historis Dasi dan Simpul Ikatannya

27 menit lalu

Cravaticum di Zagreb, Kroasia. Instagram.com/cravaticum_museum
Museum Unik di Kroasia Ini Menampilkan Historis Dasi dan Simpul Ikatannya

Cravaticum - Museum Boutique of Cravat menjadi museum dasi pertama di dunia yang berada di Kroasia


Gelombang Panas Ekstrem Melanda Eropa, Negara Mana Saja yang Suhunya Naik?

27 menit lalu

Warga menggunakan payung di bawah sengatan matahari di Tokyo, Jepang, 9 Juli 2024. Jepang diterjang gelombang panas dengan cakupan lebih luas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Suhu mencapai rekor tertinggi mendekati 40 derajat celsius, terjadi pada Senin (8/7/2024), di Tokyo dan di wilayah selatan Wakayama. REUTERS/Issei Kato
Gelombang Panas Ekstrem Melanda Eropa, Negara Mana Saja yang Suhunya Naik?

Gelombang panas dengan suhu udara menembus 40 derajat Celcius melanda negara-negara Eropa


Jejak Vonis Kontroversial Hakim Erintuah Damanik, Terbaru Bebaskan Gregorius Ronald Tannur

27 menit lalu

Humas PN Medan Erintuah Damanik saat dijumpai di Pengadilan Negeri Medan. ANTARA
Jejak Vonis Kontroversial Hakim Erintuah Damanik, Terbaru Bebaskan Gregorius Ronald Tannur

sejumlah perkara kontroversial yang pernah ditangani Erintuah Damanik.


Top 3 Dunia: Maskapai Terbaik Dunia hingga Pembukaan Olimpiade Paris 2024

27 menit lalu

Tentara berjaga di depan Menara Eiffel menjelang Olimpiade Paris 2024, Prancis, 21 Juli 2024.REUTERS/Stefan Wermuth
Top 3 Dunia: Maskapai Terbaik Dunia hingga Pembukaan Olimpiade Paris 2024

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 26 Juli 2024 diawali oleh daftar 10 maskapai terbaik di dunia untuk 2024.


Penampilan Luar Biasa Celine Dion di Atas Menara Eiffel Tandai Olimpiade Paris 2024 Dimulai

59 menit lalu

Celine Dion membuka Upacara Pembukaan Olimpiade Paris 2024. Foto: X The Olympic Games.
Penampilan Luar Biasa Celine Dion di Atas Menara Eiffel Tandai Olimpiade Paris 2024 Dimulai

Celine Dion menandai dimulainya Olimpiade Paris 2024 dengan penampilan menakjubkan, usai berjuang melawan penyakit yang menyerang otot syarafnya.


Duit Sponsor Piala Presiden 2024 Bertambah, Maruarar Sirait Ingin Tambah Hadiah untuk Tim Juara

1 jam lalu

Ketua Steering Committee Piala Presiden 2024 Maruarar Sirait saat ditemui di SCTV Tower, Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 15 Juli 2024. TEMPO/Randy
Duit Sponsor Piala Presiden 2024 Bertambah, Maruarar Sirait Ingin Tambah Hadiah untuk Tim Juara

Ketua Steering Comitee Piala Presiden 2024 Maruarar Sirait menyatakan berniat menambah hadiah untuk juara turnamen pramusim tersebut.