Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Atribut

Oleh

image-gnews
Iklan

Putu Setia

Agaknya ini pertemuan terakhir saya dengan Romo Imam di tahun 2015. Saya ingin komentar Romo tentang aksi sebuah ormas di Surabaya yang mendatangi pusat perbelanjaan untuk melarang karyawan muslim mengenakan busana Santa Klaus. "Ah, bosan. Itu setiap tahun berulang," kata Romo dengan datar.

Saya pikir Romo tak tertarik. Tapi Romo melanjutkan: "Kalau karyawan itu dipaksa mengenakan atribut Santa Klaus, itu melanggar. Tapi karyawan suka rela, ini perayaan untuk menarik orang berbelanja, yang untung kan juga karyawannya. Pas Lebaran, karyawan yang Kristen pun mengenakan kerudung. Ini masalah bisnis, pasar dihias aksesori bernuansa agama, lalu ada diskon besar-besaran. Apa ormas itu juga melarang umat Islam menikmati diskon Natal? Kan tidak."

"Bukankah Santa Klaus itu berkaitan dengan agama, Romo? Jadi, rasanya...." Pertanyaan saya langsung dipotong Romo: "Santa Klaus bukan ajaran agama, tak ada dalam kitab suci. Itu hanya atribut, ya, sebut saja budaya. Ini produk Eropa yang dirakit di Amerika pada abad ke-19. Hanya imajinasi kegembiraan, berawal dari Santo Nikolas lalu menjadi Sinterklas dan akhirnya jadi Santa Klaus. Awalnya pun hanya sebuah puisi yang ditulis Clement Moore menjelang Natal 1822. Puisi tentang seseorang yang pipinya merona seperti mawar, hidungnya seperti buah ceri, mulut kecilnya yang lucu melengkung seperti busur, dan perutnya kecil bulat, ia terguncang-guncang bila tertawa. Puisi itu divisualkan, jadilah Santa Klaus yang kita kenal sekarang."

Saya menyela: "Jadi, semua itu hanyalah atribut yang berasal dari tradisi yang sudah mulai kabur asal-usulnya tetapi diadopsi untuk perayaan agama." Romo memotong ucapan saya: "Persis begitu. Seperti juga karyawan berkerudung saat Lebaran dan pasar swalayan dipenuhi hiasan ketupat. Kerudung dan ketupat itu bukan ajaran Islam, orang Bali di pedesaan juga berkerudung. Ketupat Lebaran dan ketupat yang dipakai umat Hindu di Bali saat ritual kan sama saja. Ketupat tidak beragama, yang memanfaatkan dan menikmati ketupat itu yang beragama. Sudahlah, akhiri polemik soal atribut-atribut budaya dalam perayaan agama."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saya ingin memancing Romo lagi. "Romo, kemarin saat Natal, warga Desa Pulasari di Bali Barat merayakannya dengan berpakaian adat Bali, pergelaran tari tradisi lengkap dengan membunyikan gong kebyar. Ada tokoh yang menyebutkan itu melecehkan agama Hindu." Romo tertawa: "Tokoh itu ngawur. Memakai busana adat Bali bukan berarti beragama Hindu. Semua pejabat tinggi negara pernah memakai pakaian adat Bali jika ada acara budaya di Bali. Gamelan gong kebyar dan tari legong itu semuanya budaya orang Bali yang bisa dipakai oleh siapa pun, apalagi jika mereka memang orang Bali. Itu atribut budaya yang justru bagus dilestarikan, soal keyakinan dalam beragama itu urusan yang beda."

Saya mengagumi Romo dan ingin memuji. "Romo sangat toleran," kata saya. Kali ini Romo serius: "Ini bukan soal toleran atau tidak. Ini sesuatu yang sudah semestinya. Semakin maju dunia ini, kok sepertinya peradaban kita semakin mundur, kita kembali mempermasalahkan atribut budaya yang dipertentangkan dengan ajaran agama. Sejak dulu penyebaran agama itu dilakukan dengan menyerap budaya lokal dan kemudian berkembang tanpa ada masalah. Kini malah digugat."

Saya diam terpaku. Romo mengambil minuman dan berkata: "Apa semudah itu orang pindah agama, hanya karena memakai atribut Santa Klaus dan menabuh gong kebyar di hari Natal? Ini era Twitter, bukan lagi era menulis di daun lontar."

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Crowdstrike Klaim Kegagalan Tes Software sebagai Biang Kerok Macetnya 8,5 Juta Komputer Global

5 menit lalu

Crowdstrike Klaim Kegagalan Tes Software sebagai Biang Kerok Macetnya 8,5 Juta Komputer Global

CrowdStrike telah menerbitkan tinjauan pascainsiden atas gangguan itu. Posting terperinci tersebut menyalahkan bug dalam perangkat lunak pengujian.


Cara Jitu Tak Terbelit Utang Kartu Kredit, Perhatikan 7 Tips Berikut

7 menit lalu

Ilustrasi kartu kredit. Pixabay
Cara Jitu Tak Terbelit Utang Kartu Kredit, Perhatikan 7 Tips Berikut

Jika tak bijak menggunakan kartu kredit, bisa terjerat utang yang bertumpuk. Berikut 7 tips gunakan kartu kredit secara benar.


Anggaran Makan Bergizi Gratis Rp7.500? Gibran: untuk Generasi Muda Tidak Boleh Pelit

7 menit lalu

Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka meninjau simulasi program makan bergizi gratis di SD Negeri Tugu, Solo, Jawa Tengah, Jumat, 26 Juli 2024. Program makan bergizi gratis masuk dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 sebagai upaya pemerintah mempersiapkan generasi emas Indonesia sejak dini. ANTARAFOTO/Maulana Surya.
Anggaran Makan Bergizi Gratis Rp7.500? Gibran: untuk Generasi Muda Tidak Boleh Pelit

Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka menilai anggaran Rp7.500 per porsi tidak cukup untuk program makan bergizi gratis


Korban Tewas di Gaza: Berapa Banyak Warga Palestina yang Terbunuh?

13 menit lalu

Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. Para pejabat Palestina mengatakan mayat-mayat itu termasuk korban perang Israel-Hamas dan mayat-mayat yang digali ketika pasukan Israel menerobos Gaza. REUTERS/Mohammed Salem
Korban Tewas di Gaza: Berapa Banyak Warga Palestina yang Terbunuh?

Otoritas Kesehatan Palestina secara teratur menghitung jumlah korban yang tewas akibat perang Israel di Gaza, tetapi Israel meragukan hasilnya.


Jokowi Resmikan Pasar Jongke, Proyek Pembangunan Prioritas Gibran-Teguh Prakosa

14 menit lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan revitalisasi Pasar Jongke di Surakarta, Jawa Tengah, pada Sabtu, 27 Juli 2024. Foto Tangkap Layar YouTube Sekretariat Presiden
Jokowi Resmikan Pasar Jongke, Proyek Pembangunan Prioritas Gibran-Teguh Prakosa

Jokowi meresmikan Pasar Jongke di Kota Solo yang merupakan proyek prioritas Gibran-Teguh.


Lupakan Menara Eiffel, Wali Kota Paris Ingin Wisatawan Menikmati Gaya Hidup Ibu Kota

14 menit lalu

Seorang pelanggan menikmati minuman di teras kafe dan restoran Les Deux Magots, ketika kafe, bar, dan restoran membuka kembali teras mereka setelah tutup selama berbulan-bulan, di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Paris, Prancis, 19 Mei , 2021. [REUTERS / Christian Hartmann]
Lupakan Menara Eiffel, Wali Kota Paris Ingin Wisatawan Menikmati Gaya Hidup Ibu Kota

Untuk Olimpiade Paris, 3.000 kafe dengan teras luas akan diizinkan buka hingga tengah malam.


Cara Mengurus Surat Pindah KK ke Luar Kota, Beda Kabupaten dan Provinsi Beserta Syaratnya

15 menit lalu

Ilustrasi Kartu Keluarga Online. Istimewa
Cara Mengurus Surat Pindah KK ke Luar Kota, Beda Kabupaten dan Provinsi Beserta Syaratnya

Bagi warga Indonesia yang hendak pindah KK antar kota, kabupaten maupun provinsi, apa yang harus dilakukan?


Timnas Indonesia U-19 vs Malaysia: Indra Sjafri Percaya Diri Bisa Kembali Lolos ke Final Piala AFF U-19

20 menit lalu

Pelatih Timnas U-19 Indonesia, Indra Sjafri (kiri) dan Pelatih Malaysia U-19, Juan Torres Garrido saat konferensi pers menjelang semifinal Piala AFF U-19 2024 di Hotel Wyndham Surabaya, 26 Juli 2024. Foto: TEMPO/Hanaa Septiana
Timnas Indonesia U-19 vs Malaysia: Indra Sjafri Percaya Diri Bisa Kembali Lolos ke Final Piala AFF U-19

Indra Sjafri percaya diri dapat kembali membawa Timnas Indonesia U-19 ke final Piala AFF U-19 untuk kedua kalinya.


Gregorius Ronald Tannur Divonis Bebas, MA: Tidak Perlu Berprasangka

21 menit lalu

Hakim Mahkamah Agung atau MA, Suharto, saat ditemui di Novotel, Cikini, Jakarta, Rabu, 4 Oktober 2023. TEMPO/Han Revanda Putra
Gregorius Ronald Tannur Divonis Bebas, MA: Tidak Perlu Berprasangka

Vonis yang membebaskan Gregorius Ronald Tannur itu baru putusan tingkat pertama. Penuntut umum bisa mengajukan banding untuk menguji putusan itu.


Trailer Baru The Lord of the Rings: The Rings of Power Season 2 Resmi Dirilis

24 menit lalu

The Lord of the Rings: The Rings of Power Season 2. Dok. Prime Video
Trailer Baru The Lord of the Rings: The Rings of Power Season 2 Resmi Dirilis

Trailer The Lord of the Rings: The Rings of Power Season 2 menampilkan cuplikan terbaru tentang Cincin legendaris, pertempuran, dan pengaruh Sauron.