Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Teroris

Oleh

image-gnews
Iklan

Stepan: Cuma bom yang revolusioner.

Hampir separuh abad yang lalu Arief Budiman menerjemahkan lakon Les Justes dengan judul Teroris, yang kemudian jadi naskah Albert Camus yang paling banyak dipentaskan di kota-kota Indonesia.

Saya tak tahu mengapa kata "teroris" yang dipilih; saya percaya Arief Budiman, yang mengagumi dan dengan mendalam menelaah Camus, tahu apa yang dilakukannya. Yang sekarang saya lihat, Teroris, lakon itu, seperti yang sedang terjadi di mana-mana, menunjukkan hubungan yang merisaukan, atau mengerikan, antara pembunuhan dan keadilan, antara kebenaran dan kematian, antara politik dan ketakberhinggaan.

Dalam pengantar untuk naskahnya, dengan titimangsa 1949, Camus menulis bahwa lakonnya berdasarkan peristiwa nyata, meskipun Les Justes "bukan sebuah lakon sejarah". Februari 1905, di Moskow, sekelompok teroris yang merupakan bagian partai sosialis revolusioner merancang percobaan pembunuhan atas Hertog Agung Serge Alexandrovich, paman Tsar Rusia. Camus juga menyebut ia tak mengubah nama tokoh utamanya, Kaliayev. Itu karena "rasa hormat dan kagum" kepada mereka yang dalam usaha yang amat nista itu "tetap tak mampu menyingkirkan suara hati mereka".

Yanek Kaliayev, pemuda itu, memang tak mampu untuk melepaskan hatinya. Ia disiapkan untuk melemparkan bom Tapi ketika kereta sang Hertog datang, ada yang tak disangka-sangkanya. Di kereta tamu agung itu ada dua anak kecil, kemenakan sang Hertog. Wajah mereka tampak sedih, memandang lurus ke depan. Melihat itu, Yanek batal menjalankan perintah. "Tanganku jadi lemas. Kakiku goyah," katanya kemudian. Bom tak jadi dilemparkan; kereta itu berlalu, selamat.

Yanek kembali ke tempat persembunyian dengan perasaan kacau. Tapi teman-temannya memaklumi sikapnya. Mereka memaafkan kegagalannya. Hanya Stepan yang berkeras. Baginya, bom harus tetap diledakkan, juga jika harus membunuh kedua anak itu. "Karena Yanek tak jadi membunuh mereka," katanya, "jutaan anak-anak Rusia akan mati kelaparan beberapa tahun ke depan...."

Barangkali pendirian ini yang kini ada di antara mereka yang di tahun ini saja membunuh 43 orang di Beirut, 132 di Paris, 224 di pesawat yang terbang dari Jazirah Sinai, 27 di Kota Kuwait, 38 di Sousse, Tunisia.... Mereka adalah Stepan: atas nama yang tertindas dan yang dihinakan, atas nama keadilan, atas nama iman yang dahsyat, tak ada batas bagi pembunuhan. Teror, kata Stepan, tak mengambil bentuk seperti yang diinginkan orang-orang yang lunak hati (delicats). "Kita pembunuh, dan kita telah memilih jadi demikian."

Dalam Teroris, memang ada Dora, si perakit bom. Ia menyelipkan satu pertanyaan dan mengingatkan, "Bahkan dalam destruksi sekalipun, ada tatanan, ada batas-batas."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Stepan tak akan menggubris ini sebab ia bisa bertanya balik: siapa yang menentukan batas? Bukankah revolusi justru menghancurkan tatajuga nilai-nilai kemanusiaan yang lazim dicanangkan orang yang lunak hati?

Hanya bom yang revolusioner. Puisi, dunia kaum delicats, tak cocok untuk mengubah kehidupan. Kebenaran tak dapat ditawar, juga oleh kematian. Aksi politik yang militan harus siap untuk menjalani yang tak berhingga.

Yanek akhirnya melemparkan bom. Sang Hertog terbunuh dan si pembunuh ditangkap. Yanek dihukum gantung. Tapi ia mati dengan tenang. Pembunuhan, tulis Camus dalam L'Homme Revolte, adalah "perkecualian yang tanpa harapan" (une exception desesperee). Yanek, sang pembangkang, membunuh, agar jelas bahwa pembunuhan sebenarnya, dan selanjutnya, tak bisa dilakukan. Yanek tahu ia harus mati.

Tentu tak bisa kita melihat para algojo ISIS sebagai para teroris dalam lakon Camus. Dilihat di hari ini, Teroris tak terasa gelap, bahkan terlampau jernih. Camus seperti tak mengenal kemungkinan bahwa keadilan bisa berarti dendam dan dendam bisa berarti kebencian. Bagi para algojo yang menyembelih deretan korban di depan kameraagar disiarkanpembunuhan bukan "perkecualian yang tanpa harapan".

Tapi ada apa selanjutnya? Tiap penyiaran mengandung undangan berbagi. Tak jelas dengan siapa para algojo itu akan berbagi; mereka memperbanyak musuh, menyempitkan diri. Pembunuhan-pembunuhan mereka hanya terasa sebagai parade kekejamanhanya sejenis nihilismeuntuk kehancuran diri dan yang lain. Tak dibutuhkan sentuhan yang mengimbau apa pun, kecuali Tuhan yang diubah jadi buas.

Sebaliknya Dora, dalam Teroris, mengucapkan sesuatu dengan sentuhan itu, menandai kekerasan hidupnya juga menyembunyikan sesuatu yang merindukan yang universal. Sejenak ia ingin matahari bersinar, leher tak terus-menerus bersitegang, dan keangkuhan dilepas. Sejenak ia menduga itu "cinta", katanya. Yang jelas, bukan sebuah monolog.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pameran di GIIAS 2024: Wuling Motors Rayakan 7 Tahun di Indonesia

1 menit lalu

Harga Wuling Cloud EV dibanderol Rp 398 juta. (Foto: Gooto/Kusnadi Chahyono)
Pameran di GIIAS 2024: Wuling Motors Rayakan 7 Tahun di Indonesia

Wuling Motors Indonesia merayakan 7 tahun kehadirannya di Indonesia pada ajang pameran GIIAS 2024.


10 Hotel di Thailand dengan Diskon yang Menarik di Traveloka

5 menit lalu

Ilustrasi kamar hotel. Freepik.com/Jannoon028
10 Hotel di Thailand dengan Diskon yang Menarik di Traveloka

Promo EPIC Brand Day Sale di Traveloka untuk pemesanan hotel, tiket pesawat dan wahana wisata.


Timnas Bola Voli Putri Indonesia Tampil di SEA V League 2024: Ini Daftar 14 Pemainnya, Termasuk Megawati Hangestri dan Wilda

6 menit lalu

Megawati Hangestri. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Timnas Bola Voli Putri Indonesia Tampil di SEA V League 2024: Ini Daftar 14 Pemainnya, Termasuk Megawati Hangestri dan Wilda

Timnas bola voli putri Indonesia akan diperkuat 14 pemain saat tampil di SEA V League 2024 yang akan berlangsung di Vietnam dan Thailand.


Peringatan Kudatuli 2024 di PDIP Tampilkan Aksi Teatrikal Kerusuhan

9 menit lalu

Peringatan Kudatuli 2024 memperagakan aksi teatrikal penyerangan kantor DPP PDIP di Jalan Diponegoro Nomor 58, Menteng, Jakarta Pusat. TEMPO/Mhd Rio Alpin Pulungan.
Peringatan Kudatuli 2024 di PDIP Tampilkan Aksi Teatrikal Kerusuhan

Ketua Bidang Sejarah DPP PDIP, Bonnie Triyana, dalam sambutannya menekankan pentingnya merawat ingatan peristiwa Kudatuli ini.


Donald Trump Siap Kembali Kampanye ke Tempat Penembakan

12 menit lalu

Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjabat tangan setelah pidato Trump di Museum Israel di Yerusalem 23 Mei 2017. [REUTERS / Ronen Zvulun / File Foto]
Donald Trump Siap Kembali Kampanye ke Tempat Penembakan

Donald Trump menulis di media sosialnya kalau dia siap kembali ke Pennsylvania tempat dia menjadi incaran penembakan


Baznas Sediakan Pelayanan Kesehatan Gratis

12 menit lalu

Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) bersama Alfamart meresmikan Rumah Sehat Baznas (RSB) di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Rabu, 24 Juli 2024. Pembangunan RSB ini merupakan bagian dari sedekah/donasi konsumen Alfamart periode Juli-November 2023. Dok. Baznas
Baznas Sediakan Pelayanan Kesehatan Gratis

Baznas bersama Sedekah Konsumen Alfamart Resmikan Rumah Sehat di Kendal


5 Fakta Menarik Jelang Laga Timnas U-19 Indonesia vs Malaysia di Semifinal Piala AFF U-19 2024

13 menit lalu

Sejumlah pesepak bola Timnas Indonesia mengikuti latihan jelang pertandingan semifinal ASEAN U-19 Boys Championship atau AFF U-19 di Lapangan THOR, Surabaya, Jawa Timur, Jumat 26 Juli 2024. Timnas Indonesia akan bertemu Malaysia dalam semifinal ASEAN U-19 Boys Championship atau AFF U-19 di Stadion Gelora Bung Tomo pada Sabtu (27/7). ANTARA FOTO/Rizal Hanafi
5 Fakta Menarik Jelang Laga Timnas U-19 Indonesia vs Malaysia di Semifinal Piala AFF U-19 2024

Mulai rekor head to head hingga kondisi kedua tim menjadi beberapa fakta menarik laga Timnas U-19 Indonesia vs Malaysia di semifinal Piala AFF U-19 2024.


6 Jenis Susu Plus Kekurangan dan Kelebihannya

16 menit lalu

Ilustrasi susu almond. Foto: Freepik.com/Jcomp
6 Jenis Susu Plus Kekurangan dan Kelebihannya

Jenis-jenis susu selain susu sapi, antara lain susu kedelai, susu almond, susu beras, dan susu santan. Apa kelebihan dan kekurangannya?


Netanyahu Dituduh sebagai Penjahat Perang dan Langgar Konvensi Jenewa, Bagaimana Sejarahnya?

16 menit lalu

Aktivis Solidaritas Seni Untuk Palestina berbaring di trotoar monumen Dasasila, Bandung, 25 Juli 2024. Aktivis menyerukan aksi boikot Israel dan menyatakan PM Israel Benjamin Netanyahu sebagai penjahat kemanusiaan yang harus diseret ke pengadilan internasional. TEMPO/Prima mulia
Netanyahu Dituduh sebagai Penjahat Perang dan Langgar Konvensi Jenewa, Bagaimana Sejarahnya?

Mengenal Konvensi Jenewa, Apa itu dan bagaimana sejarahnya? Politisi AS sebut Netanyahu sebagai penjahat perang, artinya langgar Konvensi Jenewa.


Begini Persiapan Jokowi Ngantor dan Gelar Sidang Kabinet di IKN

17 menit lalu

Tunggu Kesiapan Infrastruktur di IKN, Jokowi: Sidang Kabinet, Masa Lesehan
Begini Persiapan Jokowi Ngantor dan Gelar Sidang Kabinet di IKN

Presiden Joko Widodo alias Jokowi akan berkantor di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara pada 28 Juli 2024. Seperti apa persiapannya?