Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Benci

Oleh

image-gnews
Iklan

"Luapkan kemarahanmu. Hanya kebencianmu yang dapat menghancurkan aku."
Darth Vader kepada Luke Skywalker, dalam satu adegan duel dalam Return of the Jedi

Kebencian adalah kekuatan. Kemarahan adalah tenaga. Darth Vader memahami ini. Dan mungkin juga para perumus kata dan tindakan politik sejak abad ke-20: dari Hitler sampai dengan Donald Trump, dari Stalin sampai dengan IS, dari Ku Klux Klan sampai dengan Pol Pot, dari Pengawal Merah sampai dengan FPI. Mereka kobarkan rasa marah, mereka sebar-luaskan rasa benci, dan kemudian mereka jadikan keduanya "ideologi"dan sejak itu entah berapa kemenangan dirayakan dan berapa juta mayat bergelimpangan.

Kemarahan, kebencian, kekerasanmasing-masing berbeda dan tak senantiasa punya hubungan sebab-akibat. Tapi betapa sering kita menyaksikan ketiganya bertaut, baik dalam sejarah maupun dalam imajinasi.

Di Indonesia kita berkali-kali menemukan itu. Sebelum "Revolusi Sosial" di Sumatera Timur pada 1946, sebelum "pemberantasan G-30-S/PKI" pada 1965, dalam Babad Tanah Jawi bisa kita baca bagaimana Sultan Amangkurat II memperlakukan Trunajaya, pemberontak yang pernah jadi sekutunya dan kemudian dikhianatinya itu. Sang sultan muda menerima sang pemberontak yang kalah di istananya dengan sangat ramahseakan-akan ia tak punya dendam dan benci. Tapi segera setelah sang tamu menyambut salamnya, ia perintahkan para bupati yang berkumpul di balairung menghunus keris mereka. Trunajaya pun ramai-ramai ditikam. Tubuhnya hancur. Sultan memerintahkan agar bagian hatinya dipotong-potong, untuk dibagikan kepada para bupati yang harus mengunyah dan menelannya di situ juga. Kemudian kepala Trunajaya dipisahkan dari lehernya dan diletakkan sebagai alas kaki di depan pintu, agar tiap orang yang keluar-masuk menginjak bagian jasad yang bergelimang darah dan berbau anyir itu.

Mungkin kita perlu melihat diri sendiri di cermin dengan lebih lengkaptermasuk melihat adegan itu sebagai bagian lanskap hidup kita. Kita punya narsisisme yang sering jadi mithos dan filsafat. Dalam Serat Dewa Ruci dikisahkan bagaimana Bhima menemui dewa yang misterius itu dan mendapat ajaran bahwa manusia tinitah luwih, ditakdirkan jadi makhluk yang unggul. Tapi kemudian kita menyaksikan, dalam Bharatayudha, perang perebutan takhta dan pembalasan dendam itu, bagaimana sang kesatria membunuh Dursasana: ia minum darah korbannya, lalu ia beri kesempatan Drupadi, perempuan para Pandawa itu, mencuci rambutnya dengan darah segar itu.

Tampaknya di sana hendak diperlihatkan, "makhluk yang unggul" tak terpisahkan dari kebinatangan: humanisme hanyalah bentuk lain cinta diri sendiri. Selalu ada dalih untuk kekejian: kita memaklumi mengapa Bhima dan Drupadi begitu buas. Babad Tanah Jawi tak mengecam apa yang terjadi pada Trunajaya.

Bisa dimengerti mengapa humanisme kemudian digugat. Dan bukan tanpa alasan. Sampai jam ini, pembunuhan dan kebuasan tak juga usai setelah ribuan tahun berlangsung.

Violence, the bloody sire of all the
world's value

Kata-kata Robinson Jeffers dalam sajak dari tahun 1940 ini, setelah Perang Dunia I, mengandung nada sarkastisdengan rasa kecewa kepada manusia sebagai sumber sejarah. Maka sang penyair yang meninggalkan kota dan membangun sendiri rumah terpencil di pantai dekat Carmel, California, itu memilih:

We must unhumanize our views a little, and become confident
As the rock and ocean that we were made from.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Menidak-manusiawi-kan pandangan kita", bagi sang penyair, justru memperkuat kita: kita bisa percaya diri sebagaimana batu karang dan lautan dari mana kita terjadi.

Tapi "animisme" seperti ini tak akan didengar. Sejak manusia merasa dipilih Tuhan. Apa beda mendasar Yoshua dan amarah Tuhan yang membantai semua penduduk Kota Yerikho dalam Perjanjian Lama dengan pasukan IS yang menyembelih tawanan mereka dengan kebencian yang diperam? Tidak ada.

Saya ingat yang dikatakan Vaclav Havel dalam sebuah simposium tentang "anatomi kebencian" di Oslo, akhir Agustus 1990: bagi seorang pembenci, "Kebencian lebih penting ketimbang sasarannya." Ia tak membenci seseorang tertentu, melainkan apa yang ia anggap diwakili orang itu: jalinan hambatan untuk mencapai apa yang mutlak, "pengakuan mutlak, kekuasaan mutlak, persamaan diri secara mutlak dengan Tuhan, kebenaran, dan ketertiban dunia".

Tapi benci tak bisa sendiri. Darth Vader ingin agar Luke Skywalker membenci, menghancurkan, dan kuat. Untuk berkuasa. Tapi ia gagal. Dalam Return of the Jedi, yang menang dalam pergulatan hati itu adalah sesuatu yang juga kuno tapi sering terselip: kasih sayang, empati, juga pada momen yang paling mustahil.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lee Sang Heon Minta Maaf Batal Hadiri Meet and Greet Secret Ingredient di Jakarta

25 menit lalu

Lee Sang Heon. Foto: Instagram/@sangheonleesh
Lee Sang Heon Minta Maaf Batal Hadiri Meet and Greet Secret Ingredient di Jakarta

Lee Sang Heon membuat video dan meminta maaf karena tidak bisa menyapa penggemarnya di Jakarta secara langsung.


Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

25 menit lalu

Wapres terpilih yang juga Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menghadiri acara pembagian sepatu gratis untuk anak-anak sekolah tak mampu di SMKN 8 Solo, Jawa Tengah, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.


Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

36 menit lalu

Ilustrasi pria bertubuh tinggi dan pendek. shutterstock.com
Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.


Antara Eve dan K-Pop, Ini Kenapa Game Stellar Blade Dianggap Kontroversial

44 menit lalu

Tampilan menu utama game eksklusif PlayStation, Stellar Blade. Tangkapan gambar dari PS5. TEMPO/Reza Maulana
Antara Eve dan K-Pop, Ini Kenapa Game Stellar Blade Dianggap Kontroversial

Stellar Blade mendapat hujan kritik karena desain karakter tokoh utamanya, Eve. Game eksklusif PlayStation 5 atau PS5 ini rilis umat, 26 April 2024.


Pemda Sumbawa Bangun 3 TPA dan 11 TPS Terpadu

49 menit lalu

Pemda Sumbawa Bangun 3 TPA dan 11 TPS Terpadu

Pemerintah Kabupaten Sumbawa, membangun 3 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan 11 Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Terpadu, sebagai upaya untuk meningkatkan pengelolaan sampah.


PPP Ajak Semua Pihak Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ada Peran Sandiaga Uno?

49 menit lalu

Ketua Bappilu PPP dan Ketua Dewan Pakar TPN Ganjar-Mahfud, Sandiaga Uno memberi penjelasan tentang rencananya di masa tenang Pemilu 2024 saat ditemui di Pasar Gede Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 10 Februari 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
PPP Ajak Semua Pihak Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ada Peran Sandiaga Uno?

Sandiaga Uno mengucapkan selamat kepada Prabowo-Gibran.


Fernando Morientes Pajang Trophy Liga Champions di Indonesia, Bicara Fanatisme Suporter Tanah Air

51 menit lalu

Presiden Direktur Multi Bintang Indonesia Rene Sanchez Valle (kiri) dan Eks Penyerang Real Madrid Fernando Morientes dalam sesi jumpa pers Meet The UEFA Champions League Trophy & Legends di MGP Space, SCBD, Jakarta Selatan, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/Randy
Fernando Morientes Pajang Trophy Liga Champions di Indonesia, Bicara Fanatisme Suporter Tanah Air

Fernando Morientes singgung bagaimana kegilaan penggemar sepak bola Indonesia yang rela menonton Laga Liga Champions tengah malam.


Klasemen Liga 1 dan Rekap Hasil Pekan Ke-33 Usai Persija Jakarta Kalahkan RANS Nusantara FC 1-0

1 jam lalu

Logo BRI Liga 1 2023-2024.
Klasemen Liga 1 dan Rekap Hasil Pekan Ke-33 Usai Persija Jakarta Kalahkan RANS Nusantara FC 1-0

RANS Nusantara FC harus menerima kekalahan dari Persija Jakarta pada pekan ke-33 Liga 1. Terancam degradasi.


DLH Sumbawa Tambah Sarpras Penanganan Sampah

1 jam lalu

DLH Sumbawa Tambah Sarpras Penanganan Sampah

Pemerintah Kabupaten Sumbawa melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH), terus melakukan upaya dalam penanganan sampah.


Review Game Stellar Blade: Kuat di Visual, Lemah di Cerita

1 jam lalu

Eve, karakter utama game Stellar Blade. Game ini dirilis Sony Interactive Entertainment pada 26 April 2024. Tangkapan gambar dari PS5. TEMPO/Reza Maulana
Review Game Stellar Blade: Kuat di Visual, Lemah di Cerita

Sony Interactive Entertainment telah merilis game eksklusif Stellar Blade di PlayStation 5 atau PS5. Berikut review-nya.