Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Badui

Oleh

image-gnews
Iklan

Ada sebuah cerita tentang seorang Badui yang hidup jauh dari Damaskus, jauh di pedalaman Suriah, yang kecewa ketika ia naik kereta api buat pertama kalinya. "Aku tak puas," ia mengeluh kepada temannya. "Karcisnya mahal, padahal perjalanan berakhir terlalu cepat."

Ia mungkin terdengar bodoh, seperti umumnya cerita orang kota yang mengolok-olok orang udik, tapi sebenarnya si Badui mengingatkan orang-orang modern satu hal: mencapai sesuatu dengan "cepat", yang bagi kebanyakan kita merupakan formula keberhasilan di zaman ini, bisa tak sepadan dengan nilai pengalaman. Kecepatan memang bisa menghasilkan, tapi pada saat yang sama menepis sesuatu yang lain.

Mengutamakan "cepat" hanyalah cara memandang waktu secara tertentu: waktu sebagai terowongan. "Cepat" berarti terowongan itu pendek. Menganggap itu hal terpenting berarti tak menganggap ukuran yang lain perlubahkan tak melihat kemungkinan lain di luar terowongan itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Si Badui, misalnya. Ia tak memandang waktu sebagai sesuatu yang tertutup. Mungkin ia membayangkannya sama dengan gurun pasir yang utuh yang nyaris tanpa tepi. Berhari-hari ia biasa mengarunginya. Di atas untanya yang setia, ia menuju suatu titik, tapi ia praktis seperti seseorang yang menjelajah. Ia mengikuti jadwalnya sendiri yang tak dituliskan dengan tegasdengan kemungkinan yang belum pasti.

Contoh lain orang yang berada dalam waktu yang tak sebagai berada dalam terowongan adalah seorang penyair ketika menulis sebuah sajak. Ia bukan seorang wartawan yang menulis dengan deadline. Ia bisa mulai menulis kapan saja, dan di saat itu ia sama sekali tak tahu kapan ia merasa pas dengan kalimat yang akan ditulisnya dan apa pula yang akan diungkapnya sebagai kata akhir. Tak ada kepastian. Tapi prosesnya intens, dan pengalamannya kaya. Ia seakan-akan berada di antara yang kekal dan tak kekal. Seperti Amir Hamzah:

Lalu waktu bukan giliranku
Mati hari bukan kawanku...

"Kadang-kadang bepergian sedikit lebih baik ketimbang tiba." Sometimes it's a little better to travel than to arrive.

Kalimat itu diucapkan sang narator dalam Zen and the Art of Motorcycle Maintenance. Dan dengan itu, sang narator, mungkin sang pengarang sendiri, Robert M. Pirsig, berangkat dari Minnesota ke Carolina Utara di atas sepeda motornya. Ia berdua dengan anaknya, Chris, yang baru berumur 12 tahun.

Dari sinilah Pirsig menulis. Tapi seperti dikemukakannya, buku nonfiksi ini (yang kemudian laku terjual sebanyak lima juta eksemplar) bukan tentang Buddhisme Zen dan bukan pula tentang perawatan motor.

Pirsig sibuk dengan yang lain. Sepanjang perjalanan 17 hari itu pikirannya penuh dengan dialog, kenangan, cerita tentang Phaedrus, si filosof yang tak diakui yang sebenarnya dirinya sendiri di masa lalu, yang ingin membahas satu nilai kehidupan yang disebut "Quality".

Demikianlah ia berjalan. Tak penting agaknya ke mana dan kapan ia akan tiba. Seperti sang Badui, ia memilih berada dalam waktu sebagai ruang terbuka. Seperti halnya ia memilih sepeda motor, bukan mobil.

Dalam mobil kita selalu dalam sebuah kompartemen, dan karena kita sudah terbiasa dengan itu kita tak menyadari bahwa melalui jendela mobil semua yang kita lihat hanya ibarat TV. Kita jadi pengamat yang pasif dan semua bergerak di depanmu dengan membosankan di dalam satu bingkai.
Di atas sepeda motor, bingkai itu lenyap. Kita sepenuhnya dalam kontak dengan semua, tak cuma mengamati....

Dalam kontak dengan semua itu, "cepat" tak merupakan soal yang penting. Yang penting liyan, orang lain, dunia tempat kita ada: anak, sahabat, lanskap musim panas, itik-itik liar, burung hitam, pegunungan, badai, mimpi.... Bahkan juga benda yang selama ini hanya alat, seperti sepeda motor Pirsig itu, misalnya, yang ia rawat dengan telaten dan mesra.

Ada sesuatu yang seperti si Badui di tengah padang pasir yang membuat kita, juga Pirsig, bisa merasa betah dengan itu semua.

Kita tak menaklukkan gunung dengan yang disebut Pirsig sebagai ego-climbing. Orang yang membawa egonya akan sampai di puncak namun tetap tak berbahagia. Ia merasa tak menemukan sesuatu yang ajaib. Ia tak menemukan sesuatu yang ajaib karena keajaiban itu, yang berada di sekitarnya sejak awal, dalam benda-benda sehari-hari, tubuh dan perasaan hatinya sendiri, tak pernah ditengoknya, dan tak pernah mempesonanya. Ia seperti rabun dalam terowongan waktu.

Kita lebih kagum kepada sang Badui, yang melepaskan diri dari terowongan itu. Di padang pasir yang tak terukur ia memungut segenggam pasir. Segenggam pasir itudan berjuta-juta isi dan bentuknya yang beraneka tak tepermanaibaginya sebuah dunia. Antara kekal dan tak kekal.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


FFI Pertimbangkan Penambahan Kategori Baru di Festival Tahun Depan

2 menit lalu

Ketua Bidang Penjurian FFI 2024-2026 Budi Irawanto. Foto: Instagram.
FFI Pertimbangkan Penambahan Kategori Baru di Festival Tahun Depan

FFI masih harus mendiskusikan hal tersebut sebagai kategori baru sehingga belum bisa ditambahkan pada FFI 2024.


Terobos Lampu Merah, Menteri Ekstremis Israel Ben-Gvir Kecelakaan

12 menit lalu

Kendaraan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir terlibat dalam kecelakaan di Ramle pada 26 April 2024. (Screencapture/X)
Terobos Lampu Merah, Menteri Ekstremis Israel Ben-Gvir Kecelakaan

Mobil Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir terbalik dalam kecelakaan mobil karena menerobos lampu merah


Hasil Piala Asia U-23, Uzbekistan Taklukkan Juara Bertahan Arab Saudi

23 menit lalu

Timnas Uzbekistan saat melawan Timnas Arab Saudi, di perempat final Piala Asia U-23 2024. Foto/Video/rcti
Hasil Piala Asia U-23, Uzbekistan Taklukkan Juara Bertahan Arab Saudi

Uzbekistan akan menjadi lawan Indonesia di semifinal Piala Asia U-23 pada Senin, 29 April 2024.


Youtuber Jang Hansol dan Food Vlogger Om Kim Senang Indonesia Kalahkan Korea Selatan

26 menit lalu

Youtuber, Jang Hansol. Foto: Instagram.
Youtuber Jang Hansol dan Food Vlogger Om Kim Senang Indonesia Kalahkan Korea Selatan

Jang Hansol menyebut kekalahan Korea Selatan dari Timnas U-23 bisa menjadi pembelajaran berharga bagi sepak bola di negaranya.


'Serius' Bebaskan Sandera Israel, Hamas: Bebaskan Juga Tahanan Palestina

35 menit lalu

Tslil Ben Baruch, 36, memegang plakat ketika para demonstran menghadiri protes 24 jam, menyerukan pembebasan sandera Israel di Gaza dan menandai 100 hari sejak serangan 7 Oktober oleh kelompok Islam Palestina Hamas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas.  di Tel Aviv, Israel, 14 Januari 2024. REUTERS/Alexandre Meneghini
'Serius' Bebaskan Sandera Israel, Hamas: Bebaskan Juga Tahanan Palestina

Hamas menekankan empat syaratnya bahkan ketika 18 negara mencoba meningkatkan tekanan pada kelompok tersebut untuk mencapai kesepakatan.


Usai Temukan 3 Korban Tewas Tanah Longsor, Basarnas Imbau Sebagian Warga Garut Mengungsi

39 menit lalu

Proses evakuasi korban tewas tertimbun tanah longsor di Kampung Sirnagalih, Desa Talagajaya, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Jumat 26 April 2024. (ANTARA/HO-Basarnas Garut)
Usai Temukan 3 Korban Tewas Tanah Longsor, Basarnas Imbau Sebagian Warga Garut Mengungsi

Warga yang tinggal di perbukitan dan lereng diminta mengungsi untuk meminimalisir korban bencana tanah longsor sepanjang musim pancaroba saat ini.


Persoalan yang Bisa Muncul Akibat Menikah karena Dijodohkan

45 menit lalu

Ilustrasi suami istri konsultasi ke dokter. redrockfertility.com
Persoalan yang Bisa Muncul Akibat Menikah karena Dijodohkan

Perjodohan memang tak selalu berjalan mulus apalagi bila tanpa cinta. Berikut beberapa persoalan yang bisa muncul bila menikah karena dijodohkan.


Setelah Berkoalisi di Pilpres, PKS Siap Bekerja Sama dengan PKB di Pilkada 2024

45 menit lalu

Sekretaris Jenderal PKS Aboe Bakar Alhabsyi memberikan keterangan pers usai menggelar rapat Partai Koalisi Perubahan di NasDem Tower, Jakarta, Senin, 18 September 2023.  TEMPO/M Taufan Rengganis
Setelah Berkoalisi di Pilpres, PKS Siap Bekerja Sama dengan PKB di Pilkada 2024

PKS dan Golkar semakin intens membangun koalisi di Pilkada 2024 Kota Depok.


Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

46 menit lalu

Pekerja perempuan di Juragan 99 Garment/J99 Corp
Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

Keahlian perempuan memberikan keuntungan sendiri khususnya di unit bisnis garmen J99 Corp.


Bamsoet Apresiasi Gelaran Art Jakarta Gardens 2024

47 menit lalu

Bamsoet Apresiasi Gelaran Art Jakarta Gardens 2024

Bambang Soesatyo mengapresiasi terselenggaranya Art Jakarta Gardens 2024 di Hutan Kota, Plataran mulai 23-28 April 2028.