Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Para Penjelajah Jagat Raya

Oleh

image-gnews
Interstellar. www.interstellarmovie.net
Interstellar. www.interstellarmovie.net
Iklan

INTERSTELLAR

Sutradara     : Christopher Nolan
Skenario    : Jonathan Nolan dan Christopher Nolan
Pemain        : Matthew McConaughey, Anne Hathaway, Jessica Chastain, Michael Caine, Jessica Chastain

Do Not Go Gentle Into That Good Night.............”
    
Larik puisi Dylan Thomas itu terus menerus mengikuti perjalanan para pengelana jagat raya itu menuju ke dalam kegelapan penuh harapan untuk kemudian keinginan pulang. Inilah sebuah film petualangan para astronot yang menghampiri setiap planet untuk sebuah misi relokasi penduduk bumi. Sebuah perjalanan panjang yang akhirnya membuat mereka rindu pulang kembali ke bumi yang sudah kusam, buruk ,dikurung badai debu dan nyaris kehabisan oksigen.
    
Film Interstellar dibuka dengan adegan keseharian di sebuah kawasan pertanian yang diselimuti debu;  segerombolan truk yang terhuyung-huyung membawa barang pindahan untuk mencari tempat baru; ladang jagung berwarna kelabu nyaris kehilangan daya hidup dan para petani dan keluarganya yang melakukan pekerjaan sia-sia: sibuk menyapu dan membersihkan debu tebal yang senantiasa menyerbu lagi.
    
Cooper (Matthew McConaughey), seorang eks astronot dengan dua anak itu mencoba menghadapi kemuraman itu dengan santai. Bersama mertuanya (John Lithgow), Cooper menikmati sarapan, berdiskusi dengan anak-anaknya yang sudah remaja:Tom (Timothée Chalamet ) yang bangga menjadi petani jagung, dan  Murphy (Mackenzie Foy ) puterinya yang memiliki keinginan tahu seorang ilmuwan sekaligus sangat peka terhadap gerakan alam. “It’s a ghost,” kata Murphy meyakinkan ayahnya setiapkali ia merasakan gerakan-gerakan aneh di kamar tidurnya. Buku-buku yang bergeser; suara-suara bisika.  Sang ayah, seorang duda yang ditinggalkan isteri yang digerogot kanker, menjelaskan panjang lebar soal gravitasi dan aneka rumus ilmu pengetahuan. Diskusi sarapan selesai, karena Ayah dipanggil guru akibat Murphy yang bertingkah di sekolah.
    
Keseharian perilaku mahluk bumi ini lantas segera pupus hanya dalam waktu 15 menit, begitu Cooper tak sengaja bertemu dengan operasi NASA ‘di bawah tanah’ yang sudah lama merencanakan mengirim pasuka pengelana jagat raya. “Mencari tempat baru untuk merelokasi penduduk bumi,” kata Profesor Brand (Michael Caine) dan “sekaligus mencari para astronot sebelumnya yang menghilang di antara planet,” kata Amelia Brand (Anne Hathaway) yang mengaku kehilangan kekasihnya, salah satu astronot yang menyesap dalam kegelapan malam di jagat raya.
    
Keberangkatan sang Ayah yang ditentang  puterinya, itu adalah sebuah pertanda bahwa Cooper sendiri tak tahu kapan dia kembali. Dia bukan hanya melesat menjejakkan kaki ke sebuah planet asing; Cooper akan melalui Worm Hole (Lubang Cacing), sebuah lorong di jagat raya yang menembus ruang dan waktu. Ketika Murphy yang semula diperankan Mackenzie Foy yang remaja berubah menjadi Jessica Chaistain, sang Ayah tetap saja Matthe McConaughey bertahan pada usia muda, ganteng yang frustrasi berlompatan dari satu planet ke planet lain, sementara hatinya selalu saja ingin kembali kepada keluarganya.
        
Film sepanjang dua jam 49 menit ini adalah sebuah proyek ambisius. Setelah menyelesaikan proyek-proyek besar seperti trilogi Dark Knight dan Inception, sutradara Christopher Nolan memang tak mungkin melangkah mundur. Film berikutnya selalu harus membuat lompatan yang lebih jauh, lebih tinggi dan ini dilakukan bukan sebagai metafora belaka, tetapi juga secara harafiah. Nolan melompat jauh ke jagat raya, meninggalkan hal yang remeh-temen di bumi. Di antara galaksi itu, Nolan menggocoh dan mengoyak emosi melalui beberapa subplot hubungan ayah dan anak : Cooper dan puterinya serta Profesor Brand dan Amelia. Kedua pasang ayah dan anak ini sama-sama terpisah oleh jarak yang tak terhingga dan terhubung oleh teknologi rekaman film sehingga para astronot faham bahwa mereka sudah berkelana selama puluhan tahun usia bumi. Tidak bisa tidak, adegan Matthew MaConaughey yang menyaksikan rekaman pesan sang puteri yang menanjak dewasa  dengan isakan tangis tanpa suara itu sungguh menyentuh. Ini mengingatkan kita bahwa film berskala sebesar apapun – dengan teknologinya yang hebat—tetap harus mampu menjangkau hati penonton untuk bisa menyeret kita hingga detik terakhir.
    
Perjalanan Cooper, Amelia, Doyle (Wes Bentley), Romily (David Gyasi) dan sang robot yang ngocol nyaris seperti sebuah ‘road trip movie’ yang hanya berbeda lokasi—ya, di atas sana—tentu saja mengalami berbagai kesulitan. Pada setiap planet mereka bukan saja harus mengetahui bekal oksigen dan kondisi pada setiap planet, tetapi juga karena setiap astronot memiliki motif yang berbeda. Cooper ingin menyelamatkan mahluk bumi (termasuk keluarganya); Amelia ingin mencari sang kekasih dan yang lain adlaah ilmuwan yang setia pada keilmuannya.

Pada titik bahaya—apakah ombak yang nyaris menenggelamkan atau tabrakan dahsyat atau kekurangan oksigen—mereka selalu diuji apakah sebaiknya mereka melanjutkan perjalanan misi ambisius itu atau kembali pulang. Di antara drama intrik di antara astronot dan drama keluarga, Nolan  juga memberikan kejutan-kejutan tampilnya seorang pemain Hollywood terkemuka di tengah plot yang membelok dengan mulus sekaligus memberi hentakan. Tentu saja sosok ini tidak diletakkan di sana cuma untuk pajangan, tetapi justru menjadi kunci dari kelancaran (atau ketidaklancaran) perjalanan mengarungi jagat raya itu.    

Jika Anda  merasa deja vu ketika memasuki babak terakhir film, saat astronot Cooper melayang-layang ke sebuah entitas; sebuah lorong ‘masa lalu’ yang kemudian menguak dan menjawab serangkaian pertanyaan masa kini, itu karena Anda teringat film Inception. Christopher Nolan agaknya memiliki sebuah rasa ingin tahu dan obsesi pada pertanyaan masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang yang –menurut bayangannya—adalah sebuah lingkaran yang sempurna. Apa yang terjadi di masa kecil Murphy tentang gerakan-gerakan kecil di kamarnya di masa kecil memiliki memiliki  hubungan dengan kekinian dan masa yang akan datang dengan Ayahnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Film ini memang terkesan terlalu ambisius dan gigantik, tetapi saya tetap menganggap Nolan sangat cerdas membawanya kepada level yang manusawi dan personal. Matthew McConaughey nampaknya bakal diperhitungkan pada musim penghargaan Golden Globe dan Academy Awards tahun depan. Biarlah itu menjadi keramaian duniawi.

Yang lebih penting dalam film ini justru sisi spiritual yang membuat napas terhenti sejenak; pada saat-saat adegan disajikan tanpa suara, tanpa musik, tanpa berisiknya masalah dunia.  Kita merasa bersama mereka, empat penjelajah jagat dan satu robot bodor yang berfungsi memecah ketegangan; terkadang ada kehebohan musik saat terjadi kecelakaan peswat, lalu disusul dengan  keheningan ketika mereka berhasil melesat menembus keheningan jagat.  Kita bahkan merasa dekat, nyaris bersatu, bersama mereka ketika berlayar di dalam kegelapan jagat  mencari setitik cahaya bintang. Dan suara berat dan lembut aktor Michael Caine itu terus menerus berdengung mengiringi kita “Do Not Go Gentle Into That Good Night.............

LEILA S. CHUDORI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

5 hari lalu

The Beatles. Foto: Instagram/@thebeatles
Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

Buku tentang The Beatles diluncurkan menjelang rilis ulang film Let It Be


Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

7 hari lalu

Cuplikan trailer Next Stop Paris, film hasil AI Generatif buatan TCL (Dok. Youtube)
Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

Produsen TV asal Cina, TCL, mengembangkan film romantis berbasis AI generatif.


7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

8 hari lalu

Poster film The Green Knight. Foto: Wikipedia.
7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

Film fantasi yang terinspirasi dari cerita legenda dan dongeng, ada The Green Knight.


8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

11 hari lalu

Mansion di film The Godfather (Paramount Picture)
8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

Untuk menemani liburan Idul Fitri, Anda bisa menonton deretan film terbaik sepanjang masa berdasarkan rating IMDb berikut ini.


Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

12 hari lalu

Aktor Christian Bale menghadiri pemutaran perdana film terbarunya, `Exodus:Gods and Kings` di Madrid, Spanyol, 4 Desember 2014. REUTERS
Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

Christian Bale menjadi monster Frankenstein dalam film The Bridge karya Maggie Gyllenhaal


7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

14 hari lalu

Film The Idea of You. (dok. Prime Video)
7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

Nicholas Galitzine adalah seorang aktor muda yang sedang melesat, Galitzine telah membuktikan dirinya sebagai salah satu bintang muda yang paling menjanjikan di industri hiburan.


Deretan Film yang Pernah Dibintangi Babe Cabita

14 hari lalu

Babe Cabita. Foto: Instagram/@noah_site
Deretan Film yang Pernah Dibintangi Babe Cabita

Selain terkenal sebagai komika, Babe Cabita juga pernah membintangi beberapa judul film, berikut di antaranya.


5 Fakta The First Omen, Lanjutan Film Horor Klasik Tahun 1976

16 hari lalu

The First Omen. Foto: Istimewa
5 Fakta The First Omen, Lanjutan Film Horor Klasik Tahun 1976

The First Omen adalah prekuel dari film horor supernatural klasik 1976 The Omen. The Omen mengungkap konspirasi setan yang melibatkan Pastor Brennan, Pastor Spiletto, dan Suster Teresa, yang rela mengorbankan nyawanya untuk melindungi Damien.


6 Film Horor yang Mengambil Tema Teori Konspirasi untuk Alur Ceritanya

17 hari lalu

Untuk menemani waktu lebaran, berikut ini rekomendasi film horor yang mengambil tema teori konspirasi. Film ini memiliki alur cerita unik dan berbeda. Foto: Canva
6 Film Horor yang Mengambil Tema Teori Konspirasi untuk Alur Ceritanya

Untuk menemani waktu lebaran, berikut ini rekomendasi film horor yang mengambil tema teori konspirasi. Film ini memiliki alur cerita unik dan berbeda.


8 Rekomendasi Film dan Serial Disney+ Hotstar yang Cocok Ditonton Selama Mudik

18 hari lalu

Reply 1988. Foto: Disney+ Hotstar
8 Rekomendasi Film dan Serial Disney+ Hotstar yang Cocok Ditonton Selama Mudik

Daftar film dan serial beragam genre di Disney+ Hotstar yang bisa menemani perjalanan mudik.