Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Adu Mulut

Oleh

image-gnews
Iklan

Banyak ungkapan memakai kata adu. Misalnya, adu mulut, adu nasib, adu domba. Kalau adu domba sejati, masih ada di Jawa Barat. Kalau arti kiasannya, manusia yang mau dipertentangkan antarsesama. Entah kenapa dipakai domba, bukan hewan lain.

Adu mulut bukanlah mulut ketemu mulut. Ini kiasan murni untuk orang yang berbantahan. Namun berbantahan itu sendiri bukanlah tergolong aib. Para leluhur kita di masa lalu bisa berbantahan penuh tata krama, berkata sopan tanpa merendahkan lawannya. Mereka menyebutnya adu wicara, terjemahan masa kini: berdebat dengan sopan. Sedangkan yang berdebat dengan kata-kata jorok, memaki, saling hinadan tak jarang dilanjutkan dengan perkelahiandisebut adu cangkem atau ungkapan lain cangkem gembur. Nah, yang terakhir ini, entah sejak kapan, diterjemahkan: adu mulut.

Orang yang suka adu mulut umumnya dianggap kurang wawasan, tidak berpendidikan, preman pasar (meski di desa itu tak ada pasar), dan biasa dilakukan di tempat umum, misalnya di rumah judi atau minimal di jalanan. Kalau adu wirasa, dilakukan di pendopo, balai sidang, juga di ruang tamu. Itu dulu, ketika Nusantara masih berbudaya luhur. Sekarang adu mulut pun dilakukan di balai sidang.

Ada kakek sepuh di desa saya yang terperanjat saat menonton televisi, melihat para wakil rakyat adu mulut sambil mengepalkan tangan dan merangsek maju ke meja pimpinan. "Astaganaga, memalukan. Mereka berpendidikan, apa yang salah?" tanya dia. Saya menjawab: "Yang salah kakek, masih ada tivi yang menyiarkan Mahabharata, kok menonton tivi berita?" Seolah tak mendengar jawaban saya, si kakek masih bertanya: "Apa yang terjadi kalau orang mengepal tangan itu tak dihalangi ke meja pimpinan?" Saya jawab: "Paling gebrak meja, tak akan ada perkelahian, itu cuma akting, supaya lebih dramatis dan disiarkan tivi. Sekarang tivi bebas menyiarkan adu mulut yang disertai adegan dramatis begitu, yang diblur kan hanya wanita berkebaya yang lehernya nampak."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saya tak tahu bagaimana kalau si kakek menonton sidang paripurna Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang disiarkan televisi baru-baru ini. Adu mulut (tentu saja bukan adu wirasa) berlanjut sampai ada seseorang berteriak, lalu dipanggul dan diamankan temannya. Pasti si kakek mengumpat. Apalagi kalau ia sampai tahu anggota DPD itu sedang berebut kuasa jadi pimpinan, dan gaji mereka Rp 71 juta lebih. Bisa-bisa si kakek menyuruh anaknya tak usah lagi membayar pajak tanah kebun. Yang paling celaka, kalau si kakek bertanya apa saja tugas dan hasil kerja senator itu, bagaimana saya bisa menjawab?

Kita sudah banyak berubah. Keluhuran budaya dan tradisi (termasuk aksara dan sastra lokal) semakin sirna karena kita konon sudah maju. Tapi Jepang jauh lebih maju, produk industrinya menyerbu negeri kita, kok budaya dan kearifan lokal mereka masih jelas? Adakah tatanan masyarakat kita sudah tak harmonis lagi? Para ulama, pendeta, sesepuh sudah tak lagi didengarkan dan berjarak jauh dengan penguasa negeri? Di era kerajaan dulu, para ulama dijadikan purohito (ada istilah lain: bhagawanta) oleh penguasa untuk dimintai nasihat dan pertimbangan. Di masa Orde Baru, ada istilah "ulama dan umaroh tak bisa dipisahkan". Kini, di dewan pertimbangan presiden ada juragan kapal.

Bisa jadi adu mulut makin sering dan seru di antara petinggi negeri. "BPK ngaco," kata Gubernur. "Laporkan, dong," jawab Ketua BPK. Adu mulut terus bersambung, tak ada yang coba menegur. Semua merasa benar dan semua merasa bersih, tapi hartanya muncul di Panama Papers. PUTU SETIA (@mpujayaprema)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Fakta Dugaan Sabotase Kereta Cepat Sebelum Pembukaan Olimpiade Paris 2024

10 menit lalu

Tentara berjaga di depan Menara Eiffel menjelang Olimpiade Paris 2024, Prancis, 21 Juli 2024.REUTERS/Stefan Wermuth
5 Fakta Dugaan Sabotase Kereta Cepat Sebelum Pembukaan Olimpiade Paris 2024

Sabotase kereta cepat disebut-sebut sebagai upaya terencana beberapa jam menjelang upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024.


Berita MotoGP: Joan Mir Perpanjang Kontrak di Repsol Honda hingga 2026

14 menit lalu

Joan Mir pembalap MotoGP di Repsol Honda. (Foto: Repsol Honda)
Berita MotoGP: Joan Mir Perpanjang Kontrak di Repsol Honda hingga 2026

Pembalap MotoGP Joan Mir memperpanjang kontraknya dengan tim pabrikan Honda Racing Corporation (HRC/Repsol Honda) selama dua musim.


Indikator Keberhasilan Pilkada 2024: Partisipasi Generasi Muda sampai Semua Pihak Patuhi Aturan

16 menit lalu

Ilustrasi TPS Pilkada. Dok TEMPO
Indikator Keberhasilan Pilkada 2024: Partisipasi Generasi Muda sampai Semua Pihak Patuhi Aturan

Beberapa indikator Pilkada 2024 berhasil, antara lain partisipasi generasi muda sebagai pemilih terbesar dan mematuhi aturan oleh semua pihak terlibat


Komika Arie Kriting Besut Film Kaka Boss, Berikut Film Lain yang Dibintanginya Termasuk Agak Laen

20 menit lalu

Stand Up Comedian Arie Kriting dengan gaya khas orang Timur tampil menghibur penonton di ajang Tujuh Hari Untuk Kemenangan Rakyat di Teater Salihara, Jakarta,  19 Juli 2014. TEMPO/Nurdiansah
Komika Arie Kriting Besut Film Kaka Boss, Berikut Film Lain yang Dibintanginya Termasuk Agak Laen

Arie Kriting menjadi sutradara film Kaka Boss. Sebelumnya, ia telah bermain dalam beberapa film termasuk Agak Laen.


Olivia Rodrigo Tegaskan Dukungan untuk Kamala Harris atas Isu Hak Reproduksi

21 menit lalu

Olivia Rodrigo/Foto: Instagram/Olivia Rodrigo
Olivia Rodrigo Tegaskan Dukungan untuk Kamala Harris atas Isu Hak Reproduksi

Olivia Rodrigo menunjukkan dukungannya kepada Kamala Harris dengan mengunggah ulang video yang mengkritik kebijakan Donald Trump tentang aborsi.


Cegah Wabah, WHO Kirim Lebih dari 1 Juta Vaksin Polio ke Gaza

21 menit lalu

Anak-anak Palestina menangis saat berebut makanan dimasak oleh dapur amal, di tengah kelangkaan makanan, saat konflik Israel-Hamas berlanjut, di Jalur Gaza utara, 18 Juli 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
Cegah Wabah, WHO Kirim Lebih dari 1 Juta Vaksin Polio ke Gaza

WHO mengirimkan lebih dari satu juta vaksin polio ke Gaza untuk mencegah anak-anak terkena wabah


PSN Rempang Eco City Tetap Lanjut, Walhi: Suara Rakyat Diabaikan

21 menit lalu

Warga Rempang bentangkan spanduk di atas kapal di laut Pulau Rempang, Kota Batam, Senin, 20 Mei 2024. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
PSN Rempang Eco City Tetap Lanjut, Walhi: Suara Rakyat Diabaikan

Pemerintah memutuskan untuk tetap melanjutkan Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City. Walhi sebut pemerintah abaikan suara rakyat.


Segini Harta Kekayaan Hakim MA yang Perintahkan Rumah Istri Rafael Alun Dikembalikan

21 menit lalu

Terdakwa mantan pejabat eselon III kabag umum Kanwil Ditjen Pajak Jakarta Selatan II, Rafael Alun Trisambodo (tengah) berbincang dengan kuasa hukumnya saat mengikuti sidang pembacaan surat amar putusan, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin, 8 Januari 2024. Rafael menyatakan masih pikir-pikir soal kemungkinan mengajukan banding atas vonis 14 Tahun penjara dan denda Rp 500 juta yang dijatuhkan  Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi kepadanya. TEMPO/Imam Sukamto
Segini Harta Kekayaan Hakim MA yang Perintahkan Rumah Istri Rafael Alun Dikembalikan

Lewat putusan kasasi, hakim MA (Mahkamah Agung) memerintahkan harta istri Rafael Alun Trisambodo dikembalikan. Segini kekayaan hakim tersebut.


Sepak Terjang Hendry Lie, Tersangka Korupsi Timah yang Keberadaannya Dimonitor Kejagung

21 menit lalu

Hendry Lie. (Dok. PT. Tinindo Inter Nusa (TIN))
Sepak Terjang Hendry Lie, Tersangka Korupsi Timah yang Keberadaannya Dimonitor Kejagung

Hendry Lie, tersangka korupsi timah yang juga pendiri perusahaan maskapai PT Sriwijaya Air.


Login WhatsApp Web Kini Bisa Tanpa Nomor Telepon, Muncul Risiko Penipuan Akun

21 menit lalu

WhatsApp Web. Kredit: Tech Advisor
Login WhatsApp Web Kini Bisa Tanpa Nomor Telepon, Muncul Risiko Penipuan Akun

Privasi pengguna kian aman saat memakai WhatsApp Web yang didaftarkan tanpa nomor telepon. Namun, pengguna jadi harus mewaspadai akun palsu.