Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Intimidasi Pasukan Cyber

Oleh

image-gnews
Iklan

Pemerintah perlu menindak tegas pengelola akun yang telah memuat daftar buron muslim yang dinilai menista agama dan ulama. Langkah memajang nama, foto, bahkan alamat mereka itu bukanlah sekadar intimidasi, melainkan sudah mengarah ke tindakan main hakim sendiri.

Memang, Muslim Cyber Army dan kelompok lain yang menempuh jalan ini kemudian menyerahkan atau mengadukan para penista itu kepada polisi. Tapi ancaman untuk memindahkan hukum ke tangan mereka sendiri jelas merupakan perkembangan mengkhawatirkan yang sejauh ini mewarnai langkah kita mengatasi konflik dan perbedaan. Ya, mereka telah melangkah terlalu jauh dalam menggiring orang banyak agar menempuh "pengadilan jalanan", dan sudah waktunya polisi bertindak karena jelas hal itu meresahkan masyarakat serta mengusik ketertiban umum.

Bulan lalu, pasukan cyber bahkan mendatangi dokter Fiera Lovita di Solok, Sumatera Barat, dan mendesak Lovita mencabut pernyataannya tentang Rizieq Syihab, pemimpin tertinggi Front Pembela Islam. Status Facebook tentang Rizieq Syihab juga telah membuat Indri Soraya, seorang pengusaha travel di Tangerang, mengalami nasib sama. Setelah menyebarkan unggahan kedua perempuan tersebut--lengkap beserta profil-- sekelompok orang muncul di kediaman keduanya, menyuruh mereka meminta maaf dan mencabut tulisan di statusnya.

Hasutan semacam itu akan mendorong proses penegakan hukum berdasarkan tekanan massa atau mobokrasi, serta menomorduakan asas praduga tak bersalah. Bila kasus ini terus berlanjut, kebebasan berpendapat semakin terancam. Karena itu, sangat wajar jika kita meminta pemerintah segera meredam persekusi yang memanfaatkan media sosial dan telah melanggar hak pribadi serta mengancam kebebasan berekspresi ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Diakui atau tidak, pengadilan yang menyatakan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok bersalah atas penistaan agama ikut memberi angin terhadap tumbuhnya semangat mengintimidasi itu. Tekanan yang dianggap berhasil mempengaruhi proses hukum itu kini diterapkan lagi lewat Internet.

SAFEnet, jejaring pendukung kebebasan berekspresi di Asia Tenggara, menyebutkan setidaknya terdapat 48 orang yang kini mengalami tekanan, ancaman, dan teror dengan pola serupa seperti yang dilakukan pasukan cyber. Pengalaman negara lain juga menunjukkan, jika perkembangan ini tidak juga diakhiri, intimidasi "anarkistis" itu akan berlanjut menjadi situasi ketika "pengadilan jalanan" mengalahkan pengadilan negara. Mashal Khan, 23 tahun, seorang mahasiswa Wali Khan University di Mardan, kota terbesar kedua di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan, tewas dihakimi massa di kampusnya setelah dinilai menista agama. Massa marah karena negara tidak segera bertindak.

Indonesia memang bukan Pakistan, tapi radikalisasi yang bergerak ke titik ekstrem ini seperti "bola liar" yang berbahaya bila tak segera dihadang.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Misa di Papua Nugini, Paus Fransiskus: Tuhan Menyentuh Orang hingga Ujung Dunia

2 menit lalu

Paus Fransiskus bertemu dengan Gubernur Jenderal Papua Nugini, pejabat pemerintah, duta besar, kelompok sipil di Apec House, Papua Nugini, Sabtu, 7 September 2024. Foto: Biro Pers Vatikan.
Misa di Papua Nugini, Paus Fransiskus: Tuhan Menyentuh Orang hingga Ujung Dunia

Misa yang dipimpin oleh Paus Fransiskus di John Guise Stadium dihadiri sekitar 35 ribu umat.


Penyebab Paus Fransiskus Hanya Hidup dengan Satu Paru-paru

6 menit lalu

Paus Fransiskus disambut oleh Wakil Perdana Menteri Papua Nugini John Rosso setelah mendarat di Bandara Internasional Port Moresby Jackson, di Port Moresby, Papua Nugini, 6 September 2024. REUTERS/Guglielmo Mangiapan
Penyebab Paus Fransiskus Hanya Hidup dengan Satu Paru-paru

Meski hanya memiliki satu paru-paru, Paus Fransiskus sanggup melakukan perjalanan jauh ke berbagai penjuru dunia.


Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Langgar Kode Etik Soal Intervensi Mutasi ASN Kementan

14 menit lalu

Terperiksa Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron, mengikuti sidang pembacaan surat amar putusan pelanggaran etik, di gedung ACLC Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat, 6 September 2024. TEMPO/Imam Sukamto
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Langgar Kode Etik Soal Intervensi Mutasi ASN Kementan

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron terbukti melakukan pelanggaran kode etik soal penyalahgunaan pengaruh atau jabatan di balik mutasi ASN Kementan.


Profil Cak Lontong, Ketua Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano Karno yang Disebut Good Looking

16 menit lalu

Cak Lontong. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Profil Cak Lontong, Ketua Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano Karno yang Disebut Good Looking

Cak Lontong Ketua Tim Pemenangan Pramono Anung dan Rano Karno dalam Pilkada Jakarta 2024. Sebelumnya, Pramono sebut ketua timnya sosok good looking.


Tips Mendaki Bagi Pemula dan 5 Larangan saat Naik Gunung

21 menit lalu

Tips Mendaki Bagi Pemula dan 5 Larangan saat Naik Gunung

Ada sejumlah persiapan dan larangan saat naik gunung


Mahfud Md Pernah Menunjuk Faisal Basri Jadi Satgas TPPU, Bongkar Kasus Impor Emas Senilai Rp 189 Triliun

30 menit lalu

Mahfud Md Pernah Menunjuk Faisal Basri Jadi Satgas TPPU, Bongkar Kasus Impor Emas Senilai Rp 189 Triliun

Mahfud Md pernah menunjuk Faisal Basri jadi Satgas TPPU. Ini hasil temuan bersama timnya, termasuk bongkar kasus impor emas senilai Rp 189 triliun.


Jusuf Kalla Kritik Kinerja Mendikbud Nadiem Makarim: Tak Cukup Pengalaman Pendidikan

36 menit lalu

Mantan Wakil Presiden RI ke 10 dan 12, Jusuf Kalla menggelar konferensi pers ihwal penampilan debat capres ketiga di kediamannya,  Jalan. Brawijaya Raya No 6 Jakarta Selatan, Rabu, 9 Januari 2024. TEMPO/Tika Ayu
Jusuf Kalla Kritik Kinerja Mendikbud Nadiem Makarim: Tak Cukup Pengalaman Pendidikan

Jusuf Kalla menyampaikan kritik terhadap kinerja Mendikbud Nadiwm Makarim.


Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Terbukti Langgar Kode Etik, Berikut Sejumlah Kontroversinya Termasuk Soal Kaesang

38 menit lalu

Terperiksa Wakil Ketua KPK, Nurul Gufron, mengikuti sidang pembacaan surat amar putusan pelanggaran etik, di gedung ACLC Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat, 6 September 2024. TEMPO/Imam Sukamto
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Terbukti Langgar Kode Etik, Berikut Sejumlah Kontroversinya Termasuk Soal Kaesang

Dewa KPK putuskan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron terbukti lakukan pelanggaran kode etik. Berikut sejumlah kontroversi Ghufron, termasuk soal Kaesang.


Polisi Beberkan Peranan 4 Remaja dalam Pembunuhan dan Pemerkosaan Siswi SMP di Palembang

39 menit lalu

Konferensi pers Polrestabes Palembang dan Polda Sumsel soal penangkapan empat tersangka pembunuhan dan pencabulan terhadap gadis 13 tahun yang jasadnya ditemukan di TPU Talang Kerikil. Rabu malam, 4 September 2024. TEMPO/ Yuni Rahmawati
Polisi Beberkan Peranan 4 Remaja dalam Pembunuhan dan Pemerkosaan Siswi SMP di Palembang

Polrestabes Palembang beberkan peranan 4 remaja dalam pembunuhan dan pemerkosaan terhadap siswi SMP.


Mengenal Jaipur yang Disebut Walled City, Menyimpan Warisan Budaya dan Arsitektur

39 menit lalu

Kota bernuansa pink di Rajasthan, Jaipur, India. Unsplash.com/Dexter Fernandes
Mengenal Jaipur yang Disebut Walled City, Menyimpan Warisan Budaya dan Arsitektur

Berbeda dengan wilayah metropolitan Jaipur yang lebih luas, Walled City adalah bagian bersejarah dan berbeda yang menonjol