Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Balik

Oleh

image-gnews
Iklan

PUTU SETIA Putu Setia @mpujayaprema

Arus balik tidak separah arus mudik. Tidak ada target waktu yang harus dikejar sebagaimana orang mudik yang ingin merayakan Idul Fitri di kampung halamannya. Apalagi masuk kantor bagi pegawai swasta tak seketat pegawai negeri. Awal tahun ajaran baru pun untuk Jakarta, dan kota-kota lain di Jawa, diundur seminggu dibanding di luar Jawa. Urusan mudik dan balik praktis persoalan Pulau Jawa, bukan Nusantara.

Soal balik sesungguhnya masalah yang berat, jauh lebih berat dibanding mudik. Balik harus membuang kenangan manis di kampung halaman, berpisah dengan tanah kelahiran, emak, bapak, kakek, nenek, dan semua tetua di kampung. Orang-orang yang mudik adalah orang yang membawa harapan untuk "dimuliakan" di kampungnya. Sebagian memamerkan mobil, tak peduli itu mobil sewaan. Sebagian lagi memamerkan apa yang mereka banggakan sebagai "budaya kota", entah itu pakaiannya, gayanya, atau sekadar memperlihatkan handphone yang berisi berbagai jenis games. Mereka ingin disebut orang-orang yang berhasil. Dan begitu bersalaman di kampung, mereka pun merasa sebagai pemenang dalam kehidupan. Di kampung halaman itu mereka di-wongke.

Dan kini mereka balik dengan kegelisahan baru. Menjebol tabungan untuk membayar sewa mobil bagi pemudik kelas menengah. Menanggalkan cap "manusia pemenang" yang sempat disandang beberapa hari di kampung bagi pemudik kelas bawah. Golongan ini, yang jumlahnya banyak, memanfaatkan program mudik gratis, kembali menjadi "manusia pecundang" di Jakarta. Ada yang bekerja sebagai asisten rumah tanggasebutan di masa lalu: babu yang setiap hari dihinakan oleh majikannya secara sengaja ataupun tidak. Ada yang mengais rezeki di kaki lima yang setiap saat meraung-raung dalam tangis ketika Satuan Polisi Pamong Praja melucuti dagangannya atas nama keindahan kota. Ada yang kembali ke rumah petak berdesak-desakan sembari menghitung hari, kapan mereka akan digusur. Kenangan salat Idul Fitri di kampung, kenangan ketika sungkem dan bersalaman dengan tetua, kenangan ketika makan ketupat dengan opor ayam seadanya, juga ucapan yang sering dilontarkan ("saya sekarang bekerja di Jakarta"), lenyap. Tak ada yang tersisa, hidup berat dimulai kembali begitu ritual balik selesai. Ya, kembali, seperti sinonim kata balik itu sendiri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ada perumpamaan mudik ke kampung tak ubahnya ziarah men-charge baterai rohani. Tapi isi baterai tak cukup bertambah bagi orang yang stok baterainya lemah, mereka yang pulang dengan sepeda motor, ikut mobil gratis yang disediakan partai politik atau juragan jamu. Akibatnya, ketika mudik berganti balik, perilaku kembali ke waktu silam. Kekerasan hidup kembali hadir: saling sikut mencari rezeki, menghalalkan hal-hal yang menyimpang, korupsi bagi pemudik menengah ke atasmana ada pemudik kere yang korupsi? Caci maki dan fitnah pun marak lagi di media sosial karena, konon, media ini bisa melahirkan "pembenci berbayar".

Adakah upaya agar lingkaran yang berulang ini bisa diperkecil? Misalnya, dana desa yang miliaran rupiah itu bisa dipakai untuk membangun sesuatu yang bermanfaat bagi pengembangan ekonomi rakyat. Bukan hanya untuk proyek fisik yang menyebabkan balai desa yang masih kokoh harus dibongkar untuk dibangun kembali. Urbanisasi harus direm dengan mengucurkan lebih banyak proyek ke desa. Kalau masyarakat hidup layak di desa, suatu ketika tak ada istilah mudik dan balik. Yang ada piknik. Jakarta akan macet di saat libur Lebaran dan sepi kembali pada saat arus balik datang; orang-orang balik ke desa.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


4 Tokoh Pendidikan Anak-anak Indonesia: Pak Kasur, Bu Kasur, Kak Seto, Suryadi alias Pak Raden

3 menit lalu

Pak Raden (Ist)
4 Tokoh Pendidikan Anak-anak Indonesia: Pak Kasur, Bu Kasur, Kak Seto, Suryadi alias Pak Raden

Pak Kasur, Bu Kasur, Kak Seto, Drs Suryadi alias Pak Raden merupakan tokoh-tokoh pendidikan anak-anak Indonesia. Berikut profilnya


Gara-Gara Doner Kebab, Turki dan Jerman Berseteru Sengit

4 menit lalu

Doner Keban di Berlin. aeti.edu.lk
Gara-Gara Doner Kebab, Turki dan Jerman Berseteru Sengit

Perselisihan sengit telah terjadi antara Turki dan Jerman mengenai apa yang dimaksud dengan doner kebab.


Sebut Judi Online 6 Kali Lebih Bahaya dari Narkoba, Psikiater RSCM Sarankan Ini

4 menit lalu

Ilustrasi pemain judi online. Selain wartawan, Menkominfo Budi Arie mengungkapkan bahwa pegawai di Kementerian Komunikasi dan Informatika juga terlibat praktik judi online. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Sebut Judi Online 6 Kali Lebih Bahaya dari Narkoba, Psikiater RSCM Sarankan Ini

Psikiater menyebut judi online urgen dicegah. PPATK mencatat 197.054 anak 11-19 tahun sudah bermain judi online dengan deposit total Rp 293,4 miliar.


PBNU dan Muhammadiyah Akhirnya Putuskan Terima Izin Tambang Jokowi

4 menit lalu

Logo PBNU dan Muhammadiyah. Istimewa
PBNU dan Muhammadiyah Akhirnya Putuskan Terima Izin Tambang Jokowi

Dua ormas keagamaan besar, PBNU dan Muhammadiyah menerima tawaran izin tambang Jokowi


Punya Data Rekening Pengepul, Begini Cara PPATK Bongkar Transaksi Judi Online

4 menit lalu

Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Ivan Yustiavandana memberikan penjelasan dan pemaparan saat menghadiri rapat kerja Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 21 Maret 2023. Rapat tersebut membahas transaksi mencurigakan di Kementerian Keuangan senilai Rp 349 triliun. TEMPO/M Taufan Rengganis
Punya Data Rekening Pengepul, Begini Cara PPATK Bongkar Transaksi Judi Online

PPATK mengungkapkan cara lembaganya untuk mengendus transaksi judi online.


Koperasi di Lereng Merapi Yogyakarta Siapkan Paket Eduwisata Belajar Seru Beternak Sapi

21 menit lalu

Suasana peternakan sapi di Koperasi Samesta yang berada di Kecamatan Cangkringan, lereng Gunung Merapi Sleman Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Koperasi di Lereng Merapi Yogyakarta Siapkan Paket Eduwisata Belajar Seru Beternak Sapi

Untuk menuju lokasi, wisatawan nantinya bisa memanfaatkan paket dalam jip wisata lava tour Lereng Merapi Yogyakarta.


Prabowo Diminta Evaluasi Penghiliran Nikel

27 menit lalu

Ilustrasi  smelter nikel. REUTERS
Prabowo Diminta Evaluasi Penghiliran Nikel

Presiden terpilih Prabowo Subianto didesak untuk melakukan evaluasi program penghiliran nikel.


Survei Elektabilitas Ahok Kedua Teratas di Jakarta, PDIP: Semua Masih Dinamis

31 menit lalu

Ridwan Kamil, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dan Anies Baswedan. TEMPO
Survei Elektabilitas Ahok Kedua Teratas di Jakarta, PDIP: Semua Masih Dinamis

Ahok memang menjadi salah satu nama calon potensial yang saat ini dimiliki PDIP.


Mengenang Pak Kasur: Tokoh Pendidikan Pernah Jadi Anggota Badan Sensor Film

32 menit lalu

Pak Kasur. kesekolah.com
Mengenang Pak Kasur: Tokoh Pendidikan Pernah Jadi Anggota Badan Sensor Film

Pak Kasur menjadi salah seorang tokoh pendidikan di negeri ini. Ini perjalanan hidupnya, dan khususnya dedikasinya pada pendidikan anak-anak.


Kapal Penumpang di Anambas Tenggelam, Tiga 3 Orang Meninggal

36 menit lalu

Ilustrasi kapal tenggelam. AFP/Pedro Pardo
Kapal Penumpang di Anambas Tenggelam, Tiga 3 Orang Meninggal

Kapal penumpang KM Samarinda rute Tarempa - Matak, Kabupaten Anambas, tenggelam, Jumat 26 Juli 2024. Setidaknya tiga orang meninggal.