Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Almansor

Oleh

image-gnews
Iklan

"Betapa dalam kau terpuruk, wahai Granada!"

Dalam Almansor, tragedi karya Heinrich Heine, Almansur bin Abdullah pulang ke Granada dari pengasingan. Ia kembali ke kastil masa kecilnya: bangunan itu masih tetap di atas tanah "yang tua dan tercinta", dengan lantai yang dilapisi permadani berwarna-warni; pilar-pilar marmar itu setia bertahan. Almansur merasa betah kembali. Tapi ada yang membuatnya waswas. So heimisch ist mir hier, und doch so ngstlich. Kehidupan telah berubah. Kerajaan Islam Spanyol, terlena dalam kegemilangannya sendiri, jatuh, direbut kekuasaan Katolik di bawah Ratu Isabella dan Raja Ferdinand.

Dan Granada terpuruk. Tak ada lagi kemerdekaan menjalankan agama seperti dulu, ketika orang Islam, Kristen, dan Yahudi hidup bersama dan bertukar peradaban. Di awal lakon, Almansur berjumpa kembali dengan Hassan, pelayan keluarga Abdullah yang dulu mengasuhnya. Mereka saling menceritakan keadaan yang muram.

Ribuan muslim "merundukkan kepala agar dibaptis" dalam ketakutan, kata Almansur. Di masa itu, seorang pejabat tinggi Gereja dan Kerajaan, "Ximenes yang mengerikan" (der furchtbare Ximenes), dengan disaksikan khalayak di tengah pasar melemparkan Quran ke api unggun.

Hassan mendengarkan semua itu dengan masygul, tapi ia tampak tak terkejut. Ia mengucapkan satu kalimat seperti meramal: "Di mana mereka bakar kitab-kitab, di sana mereka akhirnya bakar manusia."

"Ximenes" dalam tragedi Heine adalah Gonzalo Jimenez de Cisneros, pejabat tinggi Gereja dan kepercayaan Ratu Isabella. Tokoh sejarah Spanyol yang hidup antara 1436 dan 1517 ini adalah padri yang keras kepada dirinya sendiri dan kepada orang lain-apalagi orang lain dari iman yang lain.

Ia tak tergoda kemewahan; pada usia di atas 40 tahun ia bergabung ke dalam Ordo Fransiskan dan membiasakan diri tidur di tanah tanpa alas, melipatgandakan puasa, dan mengenakan kain yang dianyam dari surai kuda. Tapi dengan kekuasaan dan keyakinan akan keunggulan imannya, ia memaksa para biarawan yang sudah ditahbiskan untuk hidup selibat, menetap di paroki, dan bekerja penuh. Ketika ketentuan ini dikenakan lebih ketat dan lebih luas, 400 rahib mengungsi ke Afrika-dan masuk Islam.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagi Cisneros, Islam dan Yahudi iman yang sesat. Pada 1492, di awal ia jadi pastor Ratu Isabella, "Maklumat Pengusiran" diumumkan. Sekitar 200 ribu orang Yahudi terpaksa jadi Kristen; puluhan ribu yang lain diusir. Tak berhenti di situ. Cisneros memaksa ribuan Mudejares, muslim yang hidup di wilayah Kristen, berpindah agama-meskipun dengan demikian ia melanggar perjanjian Alhambra ketika Ferdinand dan Isabella mengambil alih kekuasaan Islam. Ketika penduduk muslim berontak dan dikalahkan, Cisneros memberi mereka ultimatum: masuk Kristen atau diasingkan. Sebagian besar, seperti disebut Heine dalam Almansor, "merundukkan kepala untuk dibaptis", "menggenggam erat salib, dalam ketakutan akan mati".

Dan seperti tersebut dalam tragedi itu, buku pun dibakar. Sekitar 5.000 judul karya penulis dan pemikir Islam dimusnahkan dalam api. Kemudian manusia. Tercatat, sejak 1481, Gereja Katolik Spanyol membakar hidup-hidup 31.912 orang yang dianggap sesat iman. Dalam jumlah itu, ada 3.564 yang dihanguskan dalam api auto-da-fe atas keputusan "Ximenes yang mengerikan".

Heine, sastrawan Jerman di abad ke-19, tentu saja menggubah Almansor dari petilan-petilan sejarah itu-dan dengan gambaran yang negatif tentang rezim "Ximenes". Yang tak diduganya: kalimat yang diucapkan tokoh Hassan akan jadi semacam peringatan dari masa ke masa-terutama setelah di abad ke-20, Jerman memunculkan Hitler dan Gerakan Nazi dan ribuan buku dibumihanguskan. Pada 10 Mei 1933, misalnya, mahasiswa pendukung Nazi membakar habis 35 ribu jilid buku yang isinya dianggap "tak bersifat Jerman": dari Marxisme sampai dengan buku seni rupa mutakhir, dari yang dianggap "liberal" sampai dengan yang dianggap "ilmu palsu", yaitu Darwinisme. Kemudian kamp konsentrasi didirikan dan ribuan orang Yahudi dan lain-lain dimatikan.

Di Indonesia juga pernah orang membakar buku dan membunuhi manusia. "Demokrasi Terpimpin" Sukarno melarang risalah Bung Hatta Demokrasi Kita, semua novel Takdir Alisjahbana, Mochtar Lubis, dan lain-lain, juga semua puisi para penulis yang menandatangani "Manikebu". Di bawah "Orde Baru" Soeharto, apa saja buku yang dianggap "komunis" diberangus, bukan hanya novel Pramoedya Ananta Toer. Kekerasan dan supremasi kekuasaan jadi pola, makin lama makin menajam.

Menarik bahwa kejahiliahan ini berulang, justru di bawah Republik yang berbeda-beda yang saling menyalahkan. Tampaknya belum juga disadari, bila kata tak bisa dipakai untuk berbicara, orang akan pelan-pelan saling mematikan dengan kedegilan. Hassan dalam Almansor benar.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Fakta Dugaan Sabotase Kereta Cepat Sebelum Pembukaan Olimpiade Paris 2024

11 menit lalu

Tentara berjaga di depan Menara Eiffel menjelang Olimpiade Paris 2024, Prancis, 21 Juli 2024.REUTERS/Stefan Wermuth
5 Fakta Dugaan Sabotase Kereta Cepat Sebelum Pembukaan Olimpiade Paris 2024

Sabotase kereta cepat disebut-sebut sebagai upaya terencana beberapa jam menjelang upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024.


Berita MotoGP: Joan Mir Perpanjang Kontrak di Repsol Honda hingga 2026

15 menit lalu

Joan Mir pembalap MotoGP di Repsol Honda. (Foto: Repsol Honda)
Berita MotoGP: Joan Mir Perpanjang Kontrak di Repsol Honda hingga 2026

Pembalap MotoGP Joan Mir memperpanjang kontraknya dengan tim pabrikan Honda Racing Corporation (HRC/Repsol Honda) selama dua musim.


Indikator Keberhasilan Pilkada 2024: Partisipasi Generasi Muda sampai Semua Pihak Patuhi Aturan

17 menit lalu

Ilustrasi TPS Pilkada. Dok TEMPO
Indikator Keberhasilan Pilkada 2024: Partisipasi Generasi Muda sampai Semua Pihak Patuhi Aturan

Beberapa indikator Pilkada 2024 berhasil, antara lain partisipasi generasi muda sebagai pemilih terbesar dan mematuhi aturan oleh semua pihak terlibat


Komika Arie Kriting Besut Film Kaka Boss, Berikut Film Lain yang Dibintanginya Termasuk Agak Laen

21 menit lalu

Stand Up Comedian Arie Kriting dengan gaya khas orang Timur tampil menghibur penonton di ajang Tujuh Hari Untuk Kemenangan Rakyat di Teater Salihara, Jakarta,  19 Juli 2014. TEMPO/Nurdiansah
Komika Arie Kriting Besut Film Kaka Boss, Berikut Film Lain yang Dibintanginya Termasuk Agak Laen

Arie Kriting menjadi sutradara film Kaka Boss. Sebelumnya, ia telah bermain dalam beberapa film termasuk Agak Laen.


Olivia Rodrigo Tegaskan Dukungan untuk Kamala Harris atas Isu Hak Reproduksi

22 menit lalu

Olivia Rodrigo/Foto: Instagram/Olivia Rodrigo
Olivia Rodrigo Tegaskan Dukungan untuk Kamala Harris atas Isu Hak Reproduksi

Olivia Rodrigo menunjukkan dukungannya kepada Kamala Harris dengan mengunggah ulang video yang mengkritik kebijakan Donald Trump tentang aborsi.


Cegah Wabah, WHO Kirim Lebih dari 1 Juta Vaksin Polio ke Gaza

22 menit lalu

Anak-anak Palestina menangis saat berebut makanan dimasak oleh dapur amal, di tengah kelangkaan makanan, saat konflik Israel-Hamas berlanjut, di Jalur Gaza utara, 18 Juli 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
Cegah Wabah, WHO Kirim Lebih dari 1 Juta Vaksin Polio ke Gaza

WHO mengirimkan lebih dari satu juta vaksin polio ke Gaza untuk mencegah anak-anak terkena wabah


PSN Rempang Eco City Tetap Lanjut, Walhi: Suara Rakyat Diabaikan

22 menit lalu

Warga Rempang bentangkan spanduk di atas kapal di laut Pulau Rempang, Kota Batam, Senin, 20 Mei 2024. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
PSN Rempang Eco City Tetap Lanjut, Walhi: Suara Rakyat Diabaikan

Pemerintah memutuskan untuk tetap melanjutkan Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City. Walhi sebut pemerintah abaikan suara rakyat.


Segini Harta Kekayaan Hakim MA yang Perintahkan Rumah Istri Rafael Alun Dikembalikan

22 menit lalu

Terdakwa mantan pejabat eselon III kabag umum Kanwil Ditjen Pajak Jakarta Selatan II, Rafael Alun Trisambodo (tengah) berbincang dengan kuasa hukumnya saat mengikuti sidang pembacaan surat amar putusan, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin, 8 Januari 2024. Rafael menyatakan masih pikir-pikir soal kemungkinan mengajukan banding atas vonis 14 Tahun penjara dan denda Rp 500 juta yang dijatuhkan  Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi kepadanya. TEMPO/Imam Sukamto
Segini Harta Kekayaan Hakim MA yang Perintahkan Rumah Istri Rafael Alun Dikembalikan

Lewat putusan kasasi, hakim MA (Mahkamah Agung) memerintahkan harta istri Rafael Alun Trisambodo dikembalikan. Segini kekayaan hakim tersebut.


Sepak Terjang Hendry Lie, Tersangka Korupsi Timah yang Keberadaannya Dimonitor Kejagung

22 menit lalu

Hendry Lie. (Dok. PT. Tinindo Inter Nusa (TIN))
Sepak Terjang Hendry Lie, Tersangka Korupsi Timah yang Keberadaannya Dimonitor Kejagung

Hendry Lie, tersangka korupsi timah yang juga pendiri perusahaan maskapai PT Sriwijaya Air.


Login WhatsApp Web Kini Bisa Tanpa Nomor Telepon, Muncul Risiko Penipuan Akun

22 menit lalu

WhatsApp Web. Kredit: Tech Advisor
Login WhatsApp Web Kini Bisa Tanpa Nomor Telepon, Muncul Risiko Penipuan Akun

Privasi pengguna kian aman saat memakai WhatsApp Web yang didaftarkan tanpa nomor telepon. Namun, pengguna jadi harus mewaspadai akun palsu.