Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Akhir Kisah Srikandi dari Distrik 12

Oleh

image-gnews
Jennifer Lawrence membidikkan panahnya dalam adegan film
Jennifer Lawrence membidikkan panahnya dalam adegan film "The Hunger Games: Mockingjay - Part 2." Jennifer berperan sebagai seorang pemanah ulung bernama alias Katniss Everdeen. Usmagazine.com
Iklan

Akhir perjuangan Katniss Everdeen melawan diktator Presiden Snow yang penuh darah dan airmata. Siapakah pilihan Katniss untuk kawan hidupnya?

***

Katniss kembali untuk memenuhi janji. 

Katniss datang dengan busur dan panah di punggungnya dan mata menyala-nyala. Dengan penuh keyakinan, panah itu ia arahkan pada Presiden Snow yang berdiri beberapa ratus meter di hadapannya. Semua mata memandang dengan tegang. Semua terkesiap menahan napas. Katniss, seperti seorang Srikandi, seolah memenuhi takdir. Ia akan menumpaskan Capitol dan menghabisi nyawa Presiden Snow. Hanya dialah yang harus melakukan tugas itu.

Tetapi...

Apa yang terjadi, bagi mereka yang belum membaca buku karya Suzanne Collins ini, adalah sesuatu yang mengejutkan. Yang membuat segala yang terbayangkan runtuh seketika. “Katniss, kamu memang tak pernah mengecewakan,” kata Haymitch yang selalu menghargai tindakan dan kelakuan Katniss yang mengejutkan.

Memang Katniss dan pemerannya Jennifer Lawrence tak pernah mengecewakan. Sejak awal film pertama Hunger Games, Jennifer Lawrence yang semula adalah bintang film indie berhasil membetot perhatian dunia: remaja, dewasa, lelaki, perempuan karena dia berhasil meniupkan ruh ke dalam Katniss Everdeen, seorang tokoh rekaan Suzanne Collins yang menjungkirbalikkan stereotip perempuan. Katniss, warga remaja Distrik 12 yang jago memanah adalah seorang pemburu binatang, sekaligus seorang pengasuh yang cinta dan protektif terhadap Prim, adiknya karena sang Ibu yang tidak berfungsi sebagai pelindung. Ketika Katniss terpaksa menceburkan diri dalam permainan maut  Hunger Games yang diciptakan Snow dan rezimnya yang keji, maka Katniss mau tak mau menjelma sebagai seorang lambang pemberontak; lambang keberanian , sang Mockingjay. Dan kita melihat bagaimana penulis Suzanne Collins dan sutradara Francis Lawrence (serta Gary Ross pada film Hunger Games pertama) berhasil menghajar stereotip perempuan dalam film Hollywood: perempuan perawan atau perempuan jalang. Dalam film ini, terutama dalam episode final ini, tidak ada dikotomi dungu perempuan perawan atau perempuan jalang.  Dalam film ini perempuan adalah pemimpin.

Komandan Powler (Pattina Miller) , Presiden pemberontak Alma Coin (Julianne Moore), Letnan Jackson (Michelle Forbes), Komandan Lyme (Gwendolin Christie) dan beberapa pimpinan peberontak dari berbagai distrik lainnya adalah perempuan. Para lelaki dalam film ini tak punya persoalan. Enak sekali. Mereka tak perlu mengutip ayat-ayat feminisme atau menonjok mulut ceriwis lelaki yang dungu, karena nampaknya para lelaki dalam jagat Suzanne Collins menyadari baik lelaki atau perempuan adalah gender yang setara. SD SINI

Problemnya bukan pada gender, tetapi pada Presiden Snow dan perangkatnya yang luar biasa megah dan hampir tak tertandingkan itu sungguh sulit diterabas dengan modal kekompakan, kemarahan dan keahlian di medan perang sekalipun. Ingat, Snow memiliki banyak gamekeeper, yang mampu mengerahkan keahlian untuk menciptakan pelbagai serangan buatan yang mematikan, sejak Hunger Games pertama hingga final yang merupakan perang nyata: lautan minyak hitam yang menyerbu dan mengepung Katnis dan pasukannya atau ratusan mahluk mutan yang menggerayangi Katnis di terowongan air bawah tanah. Ini adegan yang paling mencekam, mengerikan sekaligus mematahkan hati.

Dalam peperangan akhir yang terbesar, seperti juga Bharatayudha , seperti juga Perang Dunia dalam hidup nyata, selalu saja ada orang-orang yang kita sayangi yang akan menjadi korban, karena memang demikianlah kebutuhan plot, dan memang demikianlah hidup.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jika mau jujur, sudah tak penting lagi siapa yang menang atau kalah dan lelaki mana yang akan dipilih Katniss. Pada akhirnya, dalam setiap peperangan, semua kalah karena terjadi banjir darah. Itulah sebabna Katniss adalah tokoh yang paling rasional, yang sangat tidak menikmati perannya sebagai aikon pemberontakan, karena dia tahu kemenanganpun tak akan membahagiakannya meski mereka akan menjadi bisa membangun masyarakat yang bebas dan adil.

Kedua lelaki yang sepanjang empat serial film ini , Peeta dan Gale jadi tak lagi menarik. Gale terlalu membosankan. Jika muncul di layar dan mulai ngambek atau cemburu, kita bisa permisi ke toilet dulu; Peeta adalah karakter yang lemah. Jadi sebetulnya tanpa keduanya, Katniss bisa hidup dengan sukses. Tapi sebagai seorang Srikandi dari Panem dia juga butuh cinta dan pelukan di malam hari. 

Yang sangat disayangkan, para karakter pendukung lainnya, kecuali Presiden Snow (yang diperankan dengan gaya yang anggun sekaligus sinis oleh aktor veteran Donald Sutherland), kurang mendapatkan porsi yang “berdaging”. Haymitch, Effie, Cressida dan apalagi Plutaarch yang diperankan Philip Seymour Hoffman yang wafat di tengah pembuatan film ini, seolah muncul untuk sekedar mengucapkan perpisahan kepada penontonnya. Fokus adalah Katniss, tetapi tak berarti para penulis skenario harus membuat peran pendukung menjadi lemak yang tak berguna. Mereka harus dibuat karakter yang berisi dan menggairahkan seperti halnya pada episode-episode sebelumnya.

Leila S.Chudori

***

The Hunger Games: Mockingjay – Part 2
Sutradara :  Francis Lawrence
Skenario : Peter Craig dan Danny Strong (Berdasarkan novel karya Suzanne Collins)
Pemain : Jennifer Lawrence, Julianne Moore, Josh Hutcherson, Woody Harrelson, Liam Hemsworth, Donald Sutherland

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Serba-Serbi Film Konser Aespa, Tayang April 2024

25 menit lalu

Grup idola K-pop, aespa. Foto: Instagram/@aespa_official
Serba-Serbi Film Konser Aespa, Tayang April 2024

Aespa akan merilis film konser berjudul Aespa: World Tour in Cinemas pada April 2024


Film dan Drakor yang Dibintangi Jeon So Nee

6 jam lalu

Jeon So Nee dalam serial Parasyte: The Grey. Dok. Netflix
Film dan Drakor yang Dibintangi Jeon So Nee

Parasyte: The Grey akan tayang pada di Netflix, Jumat, 5 April 2024 di Netflix. Jeon So Nee menjadi pemeran utama serial ini


Profil Pemeran Utama Godzilla x Kong: The New Empire

23 jam lalu

Godzilla x Kong: The New Empire. Foto: Warner Bros.
Profil Pemeran Utama Godzilla x Kong: The New Empire

Film Godzilla x Kong: The New Empire tayang pada 27 Maret 2024


5 Film Disney dengan Lagu Ikonik yang Cocok untuk Nostalgia

1 hari lalu

High School Musical. Dok. Disney+ Hotstar
5 Film Disney dengan Lagu Ikonik yang Cocok untuk Nostalgia

Daftar film Disney yang memiliki lagu ikonik tak terlupakan yang cocok untuk bernostalgia bersama keluarga dan sahabat.


8 Film Bioskop Indonesia Terbaru yang Tayang di Netflix pada 2024

2 hari lalu

Sederet film Indonesia yang tayang di bioskop akan tayang di Netflix pada 2024. Dok. Netflix
8 Film Bioskop Indonesia Terbaru yang Tayang di Netflix pada 2024

Tahun ini, Netflix menargetkan lebih dari 50 film Indonesia yang tayang di bioskop untuk masuk ke dalam platform, berikut 8 di antaranya.


Dibintangi Ma Dong Seok, Ini Sinopsis The Roundup: Punishment

4 hari lalu

Don Lee atau Ma Dong Seok dalam film The Roundup: Punishment. Dok. ABO Entertainment
Dibintangi Ma Dong Seok, Ini Sinopsis The Roundup: Punishment

Cerita film The Roundup: Punishment berpusat detektif Ma Seok do (Ma Dong Seok) yang bergabung dengan Tim Investigasi Siber


Netflix akan Menayangkan The Tearsmith, Simak Sinopsis Film Ini

6 hari lalu

The Tearsmith. Foto : Imdb
Netflix akan Menayangkan The Tearsmith, Simak Sinopsis Film Ini

Netflix mengumumkan tanggal tayang The Tearsmith, pada 4 April 2024


4 Perbedaan Road House Tahun 2024 dan 1989

7 hari lalu

Film Road House yang tayang di Prime Video. (dok. Prime Video)
4 Perbedaan Road House Tahun 2024 dan 1989

Road House (2024) merupakan konsep ulang dari film klasik tahun 1989 yang berjudul sama


10 Film di Bioskop Terbaru Maret-April 2024 yang Bisa Ditonton

8 hari lalu

Poster Badarawuhi di Desa Penari. Foto: Instagram.
10 Film di Bioskop Terbaru Maret-April 2024 yang Bisa Ditonton

Ada beberapa film di bioskop terbaru yang cocok Anda tonton. Di antaranya ada Godzilla x Kong: The New Empire hingga Badarawuhi.


Metamorfosa Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono, Puisi ke Layar Lebar

8 hari lalu

Aktor Koutaro Kakimoto (kiri), Velove Vexia, dan sutradara Hestu Saputra dalam Meet and Greet Film Hujan Bulan Juni di Jakarta, 1 November 2017. Film ini bercerita tentang kisah cinta dosen bernama Pingkan (Velove Vexia), dengan sang kekasih Sarwono (Adipati Dolken). Tempo/ Fakhri Hermansyah
Metamorfosa Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono, Puisi ke Layar Lebar

Puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono telah bermetamorfosa dalam banyak bentuk, mulai dari komik, novel, hingga film.