Berbagai upaya pemerintah memperlancar arus mudik dan balik Lebaran tahun ini, salah satunya dengan membuka secara fungsional beberapa jalan tol yang dalam tahap konstruksi, layak diapresiasi. Dibanding tahun lalu, lalu lintas mudik kali ini lebih lancar dan demikian juga tampaknya yang akan terjadi pada arus balik yang puncaknya diprediksi hari ini dan esok.
Beberapa yang dibuka, misalnya, ruas tol Pejagan-Pemalang-Batang-Gringsing. Jalan sepanjang sekitar 110 kilometer yang dibuka secara fungsional pada H-2 Lebaran itu terbukti efektif mengurai potensi kepadatan di jalur Pantura. Tahun lalu, ruas tol fungsional cuma sampai Brebes Timur dan selanjutnya kendaraan masuk ke jalur Pantura atau jalur reguler lain, berbaur dengan "lalu lintas lokal".
Pertemuan pemudik dengan lalu lintas lokal inilah yang memicu kemacetan parah hingga berkilo-kilometer di Brebes pada Lebaran lalu. Peristiwa "horor" ini--yang kemudian dikenal sebagai "tragedi Brexit (Brebes Exit)"--menyebabkan sedikitnya 12 pemudik tewas yang diduga akibat kelelahan. Bayangkan, perjalanan Jakarta-Brebes memakan waktu sampai 20 jam akibat kemacetan luar biasa di sejumlah titik, termasuk di jalur menuju Kota Brebes.
Pembukaan secara fungsional ruas Bawen-Salatiga, Salatiga-Ngawi, dan beberapa ruas lainnya juga sangat terasa menekan kepadatan di jalur non-tol. Jalan raya Semarang-Solo yang setiap masa mudik macet, misalnya, pada Lebaran kali ini juga lancar. Praktis tak terjadi kemacetan hingga berkilo-kilometer.
Persoalannya, membuka secara fungsional ruas tol jelas mengandung risiko tinggi. Jalan dalam tahap konstruksi tentu belum layak dilewati: cor beton tipis, jalan bergelombang, serta tak ada pembatas di kanan-kiri jalan, rambu lalu lintas, dan lampu penerangan. Artinya, jalan alternatif ini sebenarnya jauh dari standar keamanan berkendaraan. Tapi pemerintah memutuskan untuk membukanya demi kelancaran arus mudik.
Kita bersyukur peristiwa horor seperti pada Lebaran 2016 tak terulang. Kepolisian merilis data bahwa tingkat kecelakaan lalu lintas selama arus mudik Lebaran kali ini turun. Hingga H+2 Lebaran, angka kecelakaan tercatat sebanyak 1.299. Sebelumnya pada 2016 tercatat 2.979 kejadian dan pada 2015 sebanyak 3.172 kejadian. Turunnya angka kecelakaan itu, antara lain, juga lantaran semakin berkurangnya "pertemuan" antara mobil dan sepeda motor karena adanya jalur tol tersebut.
Karena itu, ke depan, pembangunan jalan tol harus dipercepat. Faktor penghambat utama selama ini, seperti pembebasan lahan, harus bisa diatasi. Mereka yang selama ini keras "mempertahankan" tanah mereka mesti diajak duduk bareng dan ditekankan bahwa pembebasan lahan tersebut demi kepentingan publik. Jika cara itu tidak berhasil--apalagi karena tanah tersebut dikuasai para spekulan yang ingin mendapatkan untung berlipat--pemerintah tak perlu ragu menggunakan jalur hukum. Bagaimanapun kepentingan publik di atas segalanya.