Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Fobia

Oleh

image-gnews
Iklan

BAGIAN yang menyedihkan dalam sejarah adalah ketika tak ada lagi orang-orang tak bersalah. Jika benar seorang ulama di wilayah Queens, New York, ditembak kepalanya dari jarak dekat, hanya karena ia muslim atau berpakaian seperti orang Timur Tengah, maka ia seseorang yang dianggap terlibat dengan kejahatan, bahkan kekejaman, di tempat lain, di waktu lain, yang dilakukan atas nama Islam. Maulama Akonjee seorang imam masjid yang halus budi, tapi orang yang menembaknya memastikan ia ikut dalam satuan politik orang-orang jahat. Label sudah dipasang. Dendam bisa dibalaskan kepadanya.

Kini orang-orang berbicara tentang "Islamofobia" yang berjangkit di Eropa dan Amerika. Kata "fobia"sebagaimana halnya dalam "komunistofobia", "xenofobia", dan pelbagai bentuk penolakan kolektiftak sepenuhnya tepat. Yang berkecamuk bukan cuma gejala kejiwaan sosial. Mungkin ini lebih berupa gema sejarah konflik politik yang panjang, yang melibatkan orang ramai secara luas, ketika agama dikibarkan dalam keyakinan dan kebencian.

Tak mudah menemukan dari mana mulainya. Bisa disebut tahun 852, ketika sebuah armada "Saracen" dengan 73 kapal mendarat di pulau Ostia dan menyerbu ke darat, menuju Roma. Gereja St. Petrus dan St. Paulus dibakar.

Dengan segera, Paus yang baru, Leo IV, yang sudah membangun tembok melindungi bukit Vatikan, membentuk angkatan laut bersama penguasa kota Napoli, Amalfi, dan Gaeta. Perang pun berlangsung. Roma menang.

Tujuh abad kemudian Rafaelle mengabadikannya dalam lukisan yang menghiasi salah satu istana Vatikan: di kanvas sebelah kanan, tampak sisa-sisa armada "Saracen" yang kalah, dibelenggu dan dijambak rambutnya oleh tentara Kristen dengan pedang terhunus; di tengah, kapal-kapal yang berantakan; di kanvas sebelah kiri, tampak Paus menatap ke langit, berterima kasih kepada Tuhan yang telah mengirim taufan yang memporak-porandakan armada "Saracen".

Tampaknya taufan yang datang hari itu dianggap pertolongan Ilahi kepada pasukan Kristenmemperkuat apa yang kemudian berulang: iman sangat penting dalam peperangan.

Sebenarnya tak ada tanda bahwa orang "Saracen" menyerbu atas nama Islam; umumnya mereka perompak yang menjarah harta. Kata "Saracen" konon berasal dari Yunani, Sarakenos. Ada yang mengatakan, aslinya memang dari bahasa Arab, syarqiy, "dari Timur", orang-orang dengan warna kulit gelap.

Dalam perkembangannya kemudian, sejak Perang Ostia, di masa Abad Pertengahan akhir, dikotomi "Timur" dan "bukan-Timur" beralih jadi "Islam" dan "Kristen". "Saracen" juga sebutan bagi muslim di Albania dan Chechnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tiga abad setelah kemenangan Paus di Ostia, sebuah konflik yang kian mengukuhkan posisi agama sebagai motif utama berkecamuk: Perang Salib. Perang yang bermula di abad ke-11 ini dikobarkan oleh Paus Urbanus II untuk merebut Yerusalem. Tapi ada sejumlah perang yang disebut "Perang Salib", dalam skala besar dan kecil, sampai dengan abad ke-13. Tak selamanya yang diperebutkan Tanah Suci, dan tak selamanya melawan Turki.

Tapi "Turki" tetap jadi sosok yang negatif. Tahun 1453, Sultan Muhammad II merebut Konstantinopel, mengakhiri imperium Byzantium. Tahun 1526, Sultan Sulaiman I (1520-1566) menaklukkan Hungaria.

Suasana terancam menyebabkan Martin Luther sejak 1528 berbicara. Bapak Protestantisme ini menyatakan bangsa Turki "perampok dan pembunuh". Merasa bahwa mereka sudah di ambang pintu dunia Kristen, Luther melihatnya sebagai peringatan Tuhan tentang sudah dekatnya hari Kiamat, agar umat Kristen bertobat.

Tapi Luther juga melihat bahaya sebaliknya: Islam bisa memikat. Dalam komentarnya atas sebuah risalah tentang agama dan adat-istiadat orang Turki, yang disiarkan pada 1830, Luther melihat kelebihan "agama orang Turki dan Muhammad" dalam adat-istiadat. Ada kesederhanaan soal "makanan, busana, tempat tinggal... juga dalam hal puasa, bersembahyang, dan berhimpun". Seraya menyerang kaum Katolik, Luther mengatakan ia "sepenuhnya yakin, tak akan ada penganut Paus, rahib, dan padri yang mampu tetap dalam iman mereka andai mereka tinggal tiga hari saja bersama orang Turki".

Ada selalu drama dan hiperbol dalam gambar-gambar besar sebuah konflikdrama yang menutup pelbagai hal yang di luar pola umum. Pada 1687, filosof Leibniz menyebut "wabah Islam", la peste de mahometisme, di Eropa. Seperti dikatakan Ian Almond dalam History of Islam in German Thought, Leibniz memahami Islam pada hakikatnya sebuah satuan politik.

Dalam hal itu, ia, yang menganggap Islam "wabah", sama dengan kaum Islamis yang kini menganggap diri sebagai wakil Islam yang sah. Islam: sebuah satuan politik yang tak memungkinkan perbedaan, dalam satu label. Di sana, tiap orang terlibat. Tak ada yang tak bersalah. Tak ada yang bisa tak ikut, untuk membunuh atau dibunuh.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Survei Elektabilitas Ahok Kedua Teratas di Jakarta, PDIP: Semua Masih Dinamis

1 menit lalu

Ridwan Kamil, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dan Anies Baswedan. TEMPO
Survei Elektabilitas Ahok Kedua Teratas di Jakarta, PDIP: Semua Masih Dinamis

Ahok memang menjadi salah satu nama calon potensial yang saat ini dimiliki PDIP.


Mengenang Pak Kasur: Tokoh Pendidikan Pernah Jadi Anggota Badan Sensor Film

2 menit lalu

Pak Kasur. kesekolah.com
Mengenang Pak Kasur: Tokoh Pendidikan Pernah Jadi Anggota Badan Sensor Film

Pak Kasur menjadi salah seorang tokoh pendidikan di negeri ini. Ini perjalanan hidupnya, dan khususnya dedikasinya pada pendidikan anak-anak.


Kapal Penumpang di Anambas Tenggelam, Tiga 3 Orang Meninggal

6 menit lalu

Ilustrasi kapal tenggelam. AFP/Pedro Pardo
Kapal Penumpang di Anambas Tenggelam, Tiga 3 Orang Meninggal

Kapal penumpang KM Samarinda rute Tarempa - Matak, Kabupaten Anambas, tenggelam, Jumat 26 Juli 2024. Setidaknya tiga orang meninggal.


Semifinal Piala AFF U-19 2024 Australia vs Thailand Sabtu Sore 27 Juli: Simak Komentar Pelatih Kedua Tim

9 menit lalu

Pelatih Timnas Australia U-19, Trevor Morgan (kiri) dan Pelatih Timnas Thailand U-19, Emerson Pereira da Silva (kanan) saat konferensi pers menjelang laga semifinal Piala AFF U-19 2024, di Hotel Wyndham Surabaya, 26 Juli 2024. Foto: TEMPO/Hanaa Septiana
Semifinal Piala AFF U-19 2024 Australia vs Thailand Sabtu Sore 27 Juli: Simak Komentar Pelatih Kedua Tim

Laga Timnas Australia vs Thailand akan hadir pada babak semifinal Piala AFF U-19 2024, Sabtu sore. Simak komentar kedua pelatih jelang laga.


5 Fakta Dugaan Sabotase Kereta Cepat Sebelum Pembukaan Olimpiade Paris 2024

23 menit lalu

Tentara berjaga di depan Menara Eiffel menjelang Olimpiade Paris 2024, Prancis, 21 Juli 2024.REUTERS/Stefan Wermuth
5 Fakta Dugaan Sabotase Kereta Cepat Sebelum Pembukaan Olimpiade Paris 2024

Sabotase kereta cepat disebut-sebut sebagai upaya terencana beberapa jam menjelang upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024.


Berita MotoGP: Joan Mir Perpanjang Kontrak di Repsol Honda hingga 2026

27 menit lalu

Joan Mir pembalap MotoGP di Repsol Honda. (Foto: Repsol Honda)
Berita MotoGP: Joan Mir Perpanjang Kontrak di Repsol Honda hingga 2026

Pembalap MotoGP Joan Mir memperpanjang kontraknya dengan tim pabrikan Honda Racing Corporation (HRC/Repsol Honda) selama dua musim.


Indikator Keberhasilan Pilkada 2024: Partisipasi Generasi Muda sampai Semua Pihak Patuhi Aturan

29 menit lalu

Ilustrasi TPS Pilkada. Dok TEMPO
Indikator Keberhasilan Pilkada 2024: Partisipasi Generasi Muda sampai Semua Pihak Patuhi Aturan

Beberapa indikator Pilkada 2024 berhasil, antara lain partisipasi generasi muda sebagai pemilih terbesar dan mematuhi aturan oleh semua pihak terlibat


Komika Arie Kriting Besut Film Kaka Boss, Berikut Film Lain yang Dibintanginya Termasuk Agak Laen

33 menit lalu

Stand Up Comedian Arie Kriting dengan gaya khas orang Timur tampil menghibur penonton di ajang Tujuh Hari Untuk Kemenangan Rakyat di Teater Salihara, Jakarta,  19 Juli 2014. TEMPO/Nurdiansah
Komika Arie Kriting Besut Film Kaka Boss, Berikut Film Lain yang Dibintanginya Termasuk Agak Laen

Arie Kriting menjadi sutradara film Kaka Boss. Sebelumnya, ia telah bermain dalam beberapa film termasuk Agak Laen.


Olivia Rodrigo Tegaskan Dukungan untuk Kamala Harris atas Isu Hak Reproduksi

34 menit lalu

Olivia Rodrigo/Foto: Instagram/Olivia Rodrigo
Olivia Rodrigo Tegaskan Dukungan untuk Kamala Harris atas Isu Hak Reproduksi

Olivia Rodrigo menunjukkan dukungannya kepada Kamala Harris dengan mengunggah ulang video yang mengkritik kebijakan Donald Trump tentang aborsi.


Cegah Wabah, WHO Kirim Lebih dari 1 Juta Vaksin Polio ke Gaza

34 menit lalu

Anak-anak Palestina menangis saat berebut makanan dimasak oleh dapur amal, di tengah kelangkaan makanan, saat konflik Israel-Hamas berlanjut, di Jalur Gaza utara, 18 Juli 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
Cegah Wabah, WHO Kirim Lebih dari 1 Juta Vaksin Polio ke Gaza

WHO mengirimkan lebih dari satu juta vaksin polio ke Gaza untuk mencegah anak-anak terkena wabah