Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bhima

Oleh

image-gnews
Iklan

"IA mencari air kehidupan, mungkin ia mencari kebenaran," kata dalang yang semalam mengisahkan cerita Bhima yang menemui Dewa Ruci di tengah samudra. "Mungkin kesatria itu tak tahu apa yang dicarinya dan yang akan diperolehnya," katanya lagi.

Saya terkesima. Semalam, di layar, saya menatap wujud kecil itu, Dewa Ruci, berkata kepada kesatria itu agar masuk ke dalam dirinya melalui telinganya. Bhima mesti meyakini yang mustahil sebagai yang mungkin. Dan ia menurut. Dan ia berhasil.

Ia menerobos lubang kuping itu dan menemukan dirinya berada di dalam ruang yang tak terkira. Serat Dewa Ruci menggambarkannya sebagai "samodragung, tanpa tpi nglangut lumaris/lyp adoh katingal"samudra besar, tanpa tepi dan semua sayup tampak di kejauhan. Dalam adegan yang sering mengutip risalah-risalah kebatinan Jawa, di sanalah Bhima menyaksikan permainan empat warna: hitam, merah, kuning, putih. Warna-warna itu, menurut Dewa Ruci, merupakan imaji dari energi apa yang ada dalam diri sendiridurmaganing tyas, terutama yang negatif, kecuali yang putih.

Tampak benar fokus cerita ini adalah manusia dan kemampuannya mengendalikan diri dan mencapai sesuatu. Ketika di bagian berikutnya ada paparan tentang persamaan "jagat besar" dengan "jagat kecil", kita kembali bertemu dengan manusia sebagai penentu perspektif tentang semesta. Bahwa kemudian dikatakan tubuh hanyalah perkakas yang dikuasai yang memberi hidup, kang karya gesang, itu justru menunjukkan betapa yang kekal dekat sekali dengan kefanaan insan.

Serat Dewa Ruci (yang saya baca teks yang digubah Mas Ngabehi Mangunwijaya dari Wanagiri sebagai tafsir dari karya Sunan Bonang di abad ke-15) berasal dari sebuah masa ketika manusia dianggap akan mampu mencapai kebenaran dengan puruhita, mencari dan berguru lewat jalan yang rumitdan bisa bertemu dengan yang dicari. Belum ada kekecewaan ketika manusia, dengan kehendaknya untuk benar, ternyata melahirkan bencana.

Namun ada yang perlu ditambahkan di sini. Serat Dewa Ruci, meskipun meletakkan manusia sebagai pengendali diri, tak bertolak dari norma yang sudah jadi. "Ajaran" dalam teks ini bersifat pragmatis. Yang penting bukanlah kejelasan apa itu "kebenaran" atau kepastian yang kita ketahui; yang penting bukanlah alasan yang logis, melainkan tindakan mengubah diri dan efeknya bagi dunia; yang utama adalah aksi, laku. Tak ada hukum ataupun aturan moral yang sudah dirumuskan.

Sejak awal, Bhima dikatakan mencari "air kehidupan". Dengan "air" (tirta atau toya) sebagai perumpamaan, kita mendapat kesan betapa pentingnya apa yang dicari itu bagi hidup. Tapi sekaligus betapa tak kedap; air transparan, mengalir, luwes, selalu merespons sebuah lingkungan. Maka apabila yang dicari kesempurnaanatau kebenaran yang membawa kesempurnaanyang diperoleh bukan sesuatu yang mandek dalam aturan atau standar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mungkin itu sebabnya "kearifan lokal" seperti iniberbeda dengan agama-agama yang berpegang kepada Kitabtak menawarkan hukum. Filsafat, bagi teks ini, bukan metafisika, melainkan "ethika": uraian dan penjelajahan keadaan yang memungkinkan terjadinya tindakan dan kehidupan yang "baik". Tapi "ethika" di sini terbatas. Dalam Dewa Ruci tak ada orang lain yang membuat semua itu berharga. Tak ada orang lain dengan siapa Bhima berbagi dalam proses pencarian dan penemuannya. Kesatria Pandawa itu meninggalkan saudara-saudaranya. Ia sendirian.

Kesendirian itu lebih terasa ketika orang lain bisa berarti musuh yang tersembunyi. Bhima pergi karena Durna, guru dan juga sekutu Kurawa, hendak menjerumuskannya, dan ia pulang dari perjalanannya dengan kemampuan mengalahkan dirinya sendiri dan dunia. Selesai meresapkan ajaran Dewa Ruci ia (merasa) lebih unggul, seakan-akan seantero jagat raya bisa ia rengkuh sekaligus, sawngkon jagad raya/sagung kawngku.

Ada kecenderungan solipsisme yang kuat dalam Serat Dewa Ruci. Ada tendensi menganggap hanya kesadaran sendiri yang ada dalam proses pencarian kebenaran. Orang lain, liyan, hadir tanpa bekas. Mungkin karena naskah ini dilahirkan dalam ruang-ruang meditatif dan lingkungan di mana percakapan adalah percakapan hierarkis, antara guru dan murid atau orang yang berbeda tingkat keilmuan. Tak ada dialog.

Maka dalam kalimat-kalimat tembang yang setengah gelap, naskah Dewa Ruci sering berakhir sebagai sesuatu yang esoterik: makin sedikit dipahami, makin mempesona. Hanya seorang dalang yang piawai yang berkata: mungkin Bhima (dan kita semua) tak tahu apa kebenaran yang dicari dan yang akan diperoleh.

Dan dalang tua itu tersenyum kecil dan kita ingat: tirta adalah sesuatu yang mengalir, tak berhenti. Dengan itulah ada kearifan lain: sungguh berbahaya proses mencari kebenaran, tapi lebih berbahaya lagi setelah yang dicari ditemukan.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


4 Tokoh Pendidikan Anak-anak Indonesia: Pak Kasur, Bu Kasur, Kak Seto, Suryadi alias Pak Raden

3 menit lalu

Pak Raden (Ist)
4 Tokoh Pendidikan Anak-anak Indonesia: Pak Kasur, Bu Kasur, Kak Seto, Suryadi alias Pak Raden

Pak Kasur, Bu Kasur, Kak Seto, Drs Suryadi alias Pak Raden merupakan tokoh-tokoh pendidikan anak-anak Indonesia. Berikut profilnya


Gara-Gara Doner Kebab, Turki dan Jerman Berseteru Sengit

4 menit lalu

Doner Keban di Berlin. aeti.edu.lk
Gara-Gara Doner Kebab, Turki dan Jerman Berseteru Sengit

Perselisihan sengit telah terjadi antara Turki dan Jerman mengenai apa yang dimaksud dengan doner kebab.


Sebut Judi Online 6 Kali Lebih Bahaya dari Narkoba, Psikiater RSCM Sarankan Ini

4 menit lalu

Ilustrasi pemain judi online. Selain wartawan, Menkominfo Budi Arie mengungkapkan bahwa pegawai di Kementerian Komunikasi dan Informatika juga terlibat praktik judi online. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Sebut Judi Online 6 Kali Lebih Bahaya dari Narkoba, Psikiater RSCM Sarankan Ini

Psikiater menyebut judi online urgen dicegah. PPATK mencatat 197.054 anak 11-19 tahun sudah bermain judi online dengan deposit total Rp 293,4 miliar.


PBNU dan Muhammadiyah Akhirnya Putuskan Terima Izin Tambang Jokowi

4 menit lalu

Logo PBNU dan Muhammadiyah. Istimewa
PBNU dan Muhammadiyah Akhirnya Putuskan Terima Izin Tambang Jokowi

Dua ormas keagamaan besar, PBNU dan Muhammadiyah menerima tawaran izin tambang Jokowi


Punya Data Rekening Pengepul, Begini Cara PPATK Bongkar Transaksi Judi Online

4 menit lalu

Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Ivan Yustiavandana memberikan penjelasan dan pemaparan saat menghadiri rapat kerja Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 21 Maret 2023. Rapat tersebut membahas transaksi mencurigakan di Kementerian Keuangan senilai Rp 349 triliun. TEMPO/M Taufan Rengganis
Punya Data Rekening Pengepul, Begini Cara PPATK Bongkar Transaksi Judi Online

PPATK mengungkapkan cara lembaganya untuk mengendus transaksi judi online.


Koperasi di Lereng Merapi Yogyakarta Siapkan Paket Eduwisata Belajar Seru Beternak Sapi

21 menit lalu

Suasana peternakan sapi di Koperasi Samesta yang berada di Kecamatan Cangkringan, lereng Gunung Merapi Sleman Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Koperasi di Lereng Merapi Yogyakarta Siapkan Paket Eduwisata Belajar Seru Beternak Sapi

Untuk menuju lokasi, wisatawan nantinya bisa memanfaatkan paket dalam jip wisata lava tour Lereng Merapi Yogyakarta.


Prabowo Diminta Evaluasi Penghiliran Nikel

27 menit lalu

Ilustrasi  smelter nikel. REUTERS
Prabowo Diminta Evaluasi Penghiliran Nikel

Presiden terpilih Prabowo Subianto didesak untuk melakukan evaluasi program penghiliran nikel.


Survei Elektabilitas Ahok Kedua Teratas di Jakarta, PDIP: Semua Masih Dinamis

31 menit lalu

Ridwan Kamil, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dan Anies Baswedan. TEMPO
Survei Elektabilitas Ahok Kedua Teratas di Jakarta, PDIP: Semua Masih Dinamis

Ahok memang menjadi salah satu nama calon potensial yang saat ini dimiliki PDIP.


Mengenang Pak Kasur: Tokoh Pendidikan Pernah Jadi Anggota Badan Sensor Film

31 menit lalu

Pak Kasur. kesekolah.com
Mengenang Pak Kasur: Tokoh Pendidikan Pernah Jadi Anggota Badan Sensor Film

Pak Kasur menjadi salah seorang tokoh pendidikan di negeri ini. Ini perjalanan hidupnya, dan khususnya dedikasinya pada pendidikan anak-anak.


Kapal Penumpang di Anambas Tenggelam, Tiga 3 Orang Meninggal

35 menit lalu

Ilustrasi kapal tenggelam. AFP/Pedro Pardo
Kapal Penumpang di Anambas Tenggelam, Tiga 3 Orang Meninggal

Kapal penumpang KM Samarinda rute Tarempa - Matak, Kabupaten Anambas, tenggelam, Jumat 26 Juli 2024. Setidaknya tiga orang meninggal.