Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Yang Ditampik

Oleh

image-gnews
Iklan

Yang ditampik, yang berdosa, yang sifilis, yang perempuan, yang tak punya apa-apa, adalah Maria Zaitun. Kita tak mudah melupakan tokoh dalam sajak Rendra itu. Dalam kesakitan ia memperkenalkan diri dengan lurus: "Maria Zaitun namaku/Pelacur yang sengsara/Kurang cantik dan agak tua".

Kita akan selalu teringat adegan dalam sajak "Nyanyian Angsa" ketika pelacur lapuk itu diusir dari bordil. Sang germo menilai pekerja seks inikomoditas inisudah tak akan menghasilkan uang lagi. Perempuan itu pun melangkah ke jalan, tak tahu akan ke mana:

Jam dua-belas siang hari.
Matahari terik di tengah langit.
Tak ada angin. Tak ada mega.
Maria Zaitun ke luar rumah pelacuran.
Tanpa koper.
Tak ada lagi miliknya.
Teman-temannya membuang muka.

Sempoyongan ia berjalan.
Badannya demam.
Sipilis membakar tubuhnya.
Penuh borok di klangkang
di leher, di ketiak, dan di susunya.
Matanya merah. Bibirnya kering. Gusinya berdarah.
Sakit jantungnya kambuh pula.

Maria Zaitun tak hanya sakit parah; ia sampah. Ketika ia pergi ke dokter langganannya, ia hanya diinjeksi vitamin C. Tuan dokter tahu pasien itu tak bisa bayar, dan "sudah jelas" hampir mati. Kemudian, ketika ia datang ke pastoran ("Saya perlu Tuhan atau apa saja/untuk menemani saya"), ia dihadapi seorang rohaniwan yang kenyang dan tak peduli. Dengan bau anggur di mulutnya sang pastor menyatakan tak bersedia menerimanya.

Dan Maria Zaitun pun angkat kaki ketika bapa pastor memutuskan bahwa pendosa yang setengah sekarat itu adalah orang yang setengah gila. Ia perlu psikiater, ujarnya, bukan pastor.

Sajak "Nyanyian Angsa" memang menusuk di sini: kalkulasi laba-rugi dalam perdagangan seks dan ketabiban telah membuang Maria Zaitun; kini di tempat di mana kasih Tuhan dikutip dengan takzim ia juga persona non grata. Agama telah jadi tembok.

Andai masih hidup hari ini, Rendra mungkin akan dihukum; "Nyanyian Angsa" jelas "melecehkan agama"meskipun dengan alasan yang adil. Sajak ini dengan lugas memperlihatkan bagaimana agama telah jadi Orde yang dijaga hakim-hakim, bukan lingkungan yang menemani yang daif dan luka. Para hakim inilah yang membagi siapa yang di dalam dan siapa yang harus di luar. Di sana vonis pastor (atau ulama) berkuasa: "Kamu telah tergoda dosa". Dan keputusan itu didukung lambang-lambang keabadian.

Ada sosok penting dalam "Nyanyian Angsa", meskipun tak di pusat adegan: "malaikat penjaga firdaus". Dalam tiga refrain sajak ini, makhluk surga itu kadang-kadang tampak tampan, dingin, atau jahat. Tapi selamanya "dengki".

Dengki adalah sikap penuh cemburu, curiga, dan benci. "Nyanyian Angsa" memperlihatkan bahwa firdausyang sering digambarkan secara hiperbolik sebagai karunia nikmat dan suciadalah wilayah diskriminasi yang bengis. Malaikat, makhluk yang murni itu, akan mengusir mereka yang najis, yang tak murni.

Siapa? Maria Zaitun, tentu. Tapi jika memang ada ukuran keadilan yang universaljika ada keadilan Tuhansi germo, si dokter, bahkan si pastor juga berdosa; mereka keji.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tapi dengki tak pernah adil.

Dengki menyusun tembok, dan tembok dikukuhkan kekuasaan, dan kekuasaan jadi Sang Penampik. Dengan Kitab yang tak dibantah, dengan suara berwibawa atau memekik, Sang Penampik (ia bisa juga polisi, atau suara keras mayoritas) menyusun secara sepihak ukuran yang diberlakukan kepada siapa saja. Dengan itu seseorang atau sekelompok manusia diterima atau diusirsebuah "politik pengakuan", politics of recognition, yang selektif. Sasarannya bukan hanya seorang Maria Zaitun, tapi juga (tergantung di mana kebencian diletakkan): yang hitam, yang cina, yang arab, muslim, kristen, yahudi, syiah, ahmadiyah, liberal, komunis, LGBT.... Pendeknya "yang-lain".

Sekilas tampak, kezaliman Sang Penampik untuk meniadakan "yang-lain" itu berbeda dengan ketakpedulian (bahkan pengisapan) si kaya terhadap si miskin. Sekilas tampak, tak adanya keadilan dalam "politik pengakuan"dengan memberlakukan diskriminasi rasial, agama, atau gendertak berkaitan dengan tak adanya keadilan sosial.

Tapi lihat baik-baik: dalam hidup yang mengalir, perbedaan yang ditetapkan Sang Penampik, yang membuat seseorang atau sekelompok manusia dipojokkan, tak pernah jadi klasifikasi sosial yang beku. Maria Zaitun tak cuma pelacur yang diperas; ia juga si sifilis yang ingin ditemani Tuhan, "pendosa" yang dianggap layak disumpahi laki-laki. Sang Penampik memproduksi si lemah, dan si lemah berakhir sebagai korbandalam pelbagai versi.

Dan pembebasan? "Nyanyian Angsa" bercerita, akhirnya hanya korban lain yang mampu membebaskandengan menerima si najis sebagai sesama dan melepaskannya dari eksploitasi. Setidaknya dalam imajinasi. Sang pembebas, yang memeluknya dengan penuh cinta di saat ajal, adalah sebuah kehadiran yang pernah difitnah, dicerca, disalibkan.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hasil, Top Skor, Klasemen Liga Inggris: Liverpool Ditekuk Everton, Manchester United Kalahkan Sheffield

6 menit lalu

Logo Liga Inggris. (Reuters/Tempo)
Hasil, Top Skor, Klasemen Liga Inggris: Liverpool Ditekuk Everton, Manchester United Kalahkan Sheffield

Hasil Liga Inggris pada Kamis dinihari, 25 April 2024: Liverpool kalah dari Everton, sedangkan Manchester United mengalahkan Sheffield United.


Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

12 menit lalu

Suasana mudik lebaran di Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) Halim, Jakarta, Sabtu, 6 April 2024. Kereta cepat Whoosh untuk pertama kalinya bakal melayani penumpang mudik lebaran. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

Pengamat dari MTI membeberkan alasan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya bakal lebih sukses ketimbang Jakarta-Bandung.


Ini Target Indonesian di World Water Forum ke-10

13 menit lalu

Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi (ke-3 dari kanan) mengadakan pertemuan dengan Presiden Dewan Air Dunia Loic Fauchon di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika di Jakarta, Senin (25 Maret 2024). Pertemuan tersebut membahas kesiapan pemerintah Indonesia menjadi tuan rumah World Water Forum ke-10 di Bali pada 18-25 Mei 2024. (ANTARA/Livia Kristianti)
Ini Target Indonesian di World Water Forum ke-10

World Water Forum ke-10 merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk mendorong terciptanya solusi konkret untuk mengatasi persoalan air


KPK Sebut Kasus Dugaan Penerimaan Gratifikasi oleh Kepala Kantor Pajak Jakarta Timur Masih Penyelidikan

13 menit lalu

Kepala Kantor Pajak Madya Jakarta Timur, Wahono Saputro,  seusai memenuhi panggilan tim Direktorat PP Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara KPK, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Selasa, 14 Maret 2023. Wahono Saputro, diperiksa untuk permintaan klarifikasi terkait harta kekayaan dalam LHKPN miliknya, yang telah dilaporkan ke KPK pada 7 Februari 2022 sebesar Rp.14,3 miliar. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Sebut Kasus Dugaan Penerimaan Gratifikasi oleh Kepala Kantor Pajak Jakarta Timur Masih Penyelidikan

KPK masih melakukan penyelidikan terhadap KPP Madya Jakarta Timur Wahono Saputro untuk kasus dugaan penerimaan gratifikasi dan TPPU.


Hasil Coppa Italia 2023-2024: Singkirkan Fiorentina, Atalanta Susul Juventus ke Final

38 menit lalu

Pemain Atalanta melakukan selebrasi. Action Images via Reuters/Lee Smith
Hasil Coppa Italia 2023-2024: Singkirkan Fiorentina, Atalanta Susul Juventus ke Final

Kemenangan dramatis 4-1 atas Fiorentina mengantarkan Atalanta ke final Piala Italia (Coppa Italia) untuk menghadapi Juventus.


Laporan Nurul Ghufron terhadap Albertina Ho Dinilai Alihkan Isu Kasus Sendiri di Dewas KPK

43 menit lalu

Seorang pegawai KPK Yudi Purnomo berjalan keluar sambil membawa peralatan pribadi dari meja kerjanya di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis 16 September 2021. KPK memberhentikan 57 pegawai yang tidak lulus Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) saat alih status menjadi ASN per 30 September 2021. ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah
Laporan Nurul Ghufron terhadap Albertina Ho Dinilai Alihkan Isu Kasus Sendiri di Dewas KPK

Eks Penyidik KPK Yudi Purnomo Harahap menyayangkan adanya pelaporan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron terhadap Anggota Dewas KPK Albertina Ho.


Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

43 menit lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin mengecek persenjataan saat mengunjungi pusat pelatihan Distrik Militer Barat untuk pasukan cadangan yang dimobilisasi, di Wilayah Ryazan, Rusia 20 Oktober 2022. Dihadapkan dengan serangkaian kekalahan dalam perang, Putin bulan lalu mendeklarasikan
Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.


Musim Panas Tiba: Berikut Tips Merawat AC Mobil

47 menit lalu

Ilustrasi AC Mobil. (Antara)
Musim Panas Tiba: Berikut Tips Merawat AC Mobil

Debu dan kotoran yang menempel dapat mengganggu kinerja AC mobil, mengakibatkan udara yang dihasilkan tidak cukup dingin.


Jumlah dan Jenis Senjata Iran yang Digunakan Saat Serang Israel

1 jam lalu

Peta serangan langsung Iran ke Israel pada 13 April 2024. X.com/@Iej
Jumlah dan Jenis Senjata Iran yang Digunakan Saat Serang Israel

Iran meluncurkan 320 hingga 350 senjata yang membawa bahan peledak seberat total 85 ton ke Israel pada Sabtu dinihari, 13 April 2024.


Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

1 jam lalu

Pria Palestina duduk di reruntuhan rumah yang hancur akibat serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Jalur Gaza utara, 22 April 2024. PkkREUTERS/Mahmoud Issa
Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.