Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Komunisme

Oleh

image-gnews
Iklan

Komunisme adalah Velutha. Dalam novel Arundhati Roy The God of Small Things, ia tukang kayu di sebuah pabrik selai di kota Ayemenem, di Negara Bagian Kerala. Ia seorang paria, manusia tanpa kasta yang dianggap begitu rendah hingga diharamkan agama jika disentuh. Dalam novel ini, ia pertama kali tampak selintas di tengah demonstrasi orang-orang komunis, melambaikan bendera merah. Lalu menghilang.

Hidupnya adalah nasib dan keyakinan yang tragis: ia bercinta dengan Ammu, perempuan kasta tinggi yang dikenalnya sejak kecil dan kemudian jadi janda dengan dua anak. Hubungan itu skandal. Pada suatu kesempatan Velutha difitnah memerkosa dan membunuh seorang perempuan yang sebenarnya mati tenggelam. Ia dipenjarakan; ia tak pernah kembali.

Bersama Ammu, kekasihnya, laki-laki ini memang telah menabrak sebuah hukum, "Hukum Cinta", yang tak tertulis:

...hukum yang menetapkan siapa yang seharusnya dicintai dan bagaimana dicintai. Dan sedalam apa. Hukum yang membuat nenek jadi nenek, paman jadi paman, ibu jadi ibu, sepupu jadi sepupu, selai jadi selai, dan jeli jadi jeli.

Tapi hukum tak bisa selama-lamanya mengungkung manusia. Kerala, negara bagian India Selatan, di akhir 1960-an kian berubah. Lapisan sosial paling bawah, kaum paria yang menyebut diri Dalit ("yang tertindas dan terhina"), tak lagi diam. Selama berabad-abad sampai setelah India merdeka mereka disisihkan. Apalagi di Kerala mereka umumnya beragama Kristen Suriah; mereka minoritas ganda, kaum yang tak masuk hitungan.

Partai Komunis datang membantu mereka.

Partai ini mencoba mengubah nasib di wilayah itu. Sejak pertengahan 1960-an, kaum komunis dipilih rakyat secara demokratis untuk memimpin. Mereka bekerja bagus: memperbaiki kesehatan masyarakat, meningkatkan pendidikan rakyathingga tingkat melek huruf tertinggi di seluruh Indiamembangun kesetaraan antara perempuan dan laki-laki....

Mereka mengesankan. Tapi terbatas.

Novel Arundhati Roy malah menggambarkan mereka sebagai pejuang yang jinak: tak pernah menggugat tradisi yang mengukuhkan perbedaan kasta. Pillai, pengurus Partai yang juga bekerja untuk pabrik acar dan selai itu, seorang tokoh komunis dengan kompromi. Ia namai anaknya "Lenin", tapi bersikap manis kepada Chako, sang majikan. Ia tetap melanjutkan kontrak mencetak pesanan pabrik. Ia menjauhi Velutha, karena Dalit ini tak disukai pekerja lain.

Velutha memang bukan paria biasa. Ia lulusan sekolah pertukangan yang bersikap sebagai manusia yang semestinya diperhitungkan. Ia yakin komunisme memberinya harapan. Tapi kita tahu akhirnya yang tragis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Betapapun, ia membekas dalam hidup Ammu sebagai "dewa hal-hal kecil" yang dulu ditemuinya dalam mimpi.

Hal-hal kecil: mainan yang dibuat Velutha untuk Ammu ketika mereka masih kanak-kanak. Hal-hal kecil: harapan yang tak berlebihan di antara mereka berdua. Bukan Hal-Hal Besar, bukan cita-cita perubahan sosial yang gemuruhyang selamanya tersembunyi di dalam, tak tampak, tak terjangkau.

The God of Small Things, dengan bahasa yang memukau dan cara bercerita yang cekatan, memang menyuarakan kesangsian kepada agenda besar. Sejarah membuktikan "Hal Besar" itu malah berujung patah harapan. Terutama di India, yang tak henti-hentinya dirundung ketimpangan sosial, dikungkung agama, dan dilukai sejarah. Di dalam tubuh masyarakatnya berjibun "macam-macam putus asa yang berebut jadi paling atas".

Bagi novel ini, ada "Dewa Besar yang meraung bagaikan angin panas dan menuntut kepatuhan". Sang Dewa menawarkan, misalnya, Revolusi Semesta dengan program yang serba mencakup. Terasa perkasa, tapi jauh. Sebaliknya "Dewa Kecil" membawa cita-cita sederhana yang praktis. Terbatas dan tak meledak-ledak, cozy and contained, private and limited. Dewa ini bahkan menertawai keberaniannya sendiri.

Dengan kata lain, gagasan Marx, Lenin, dan Maoyang "meraung bagai angin panas dan menuntut kepatuhan"tak meyakinkan lagi. Partai-partai komunis memang menuntut pengikutnya setia kepada jalan yang sudah pasti. Tapi apa daya, sejarah penuh tikungan mendadak. Partai Komunis India sendiri akhirnya pecah.

Partai Komunis Kerala, salah satu pecahannyayang tentu pernah jadi "Dewa Besar"mengecam keras The God of Small Things. Tapi akhirnya kita tahu: seperti Bung Pillai di pabrik selai, partai ini kini hidup dengan kompromi, bukan semangat revolusi. Di bawah pemerintahan Pinarayi Vijayan, anggota Politbiro PKI, Kerala mengundang kapitalis besar untuk membangun industri dan prasarana yang megah. Times of India menulis: "Kiri pergi ke Kanan."

Dalam novel, Velutha pernah mengibarkan bendera merah. Tapi ia telah tak ada. Dalam kehidupan, partainya berhasil memperbaiki Kerala justru dengan bendera putih.

Seperti di mana-mana, komunisme telah berubah jadi sepatah kata yang tak dimengerti.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


2 Pengajar Pondok Pesantren di Kabupaten Agam Diduga Sodomi 40 Santri Sejak 2022

6 menit lalu

ilustrasi
2 Pengajar Pondok Pesantren di Kabupaten Agam Diduga Sodomi 40 Santri Sejak 2022

2 pengajar salah satu pondok pesantren di Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, ditangkap Polresta Bukittinggi karena mencabuli 40 santri.


Kata Dasco Gerindra Soal Usul Pelaksanaan Pilpres dan Pileg Dipisah

6 menit lalu

Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad saat ditemui usai menghadiri acara Silaturahmi dan Tasyakuran DPD Gerindra DKI Jakarta di Tavia Heritage Hotel, Jakarta Pusat pada Kamis, 9 Mei 2024. TEMPO/Adinda Jasmine
Kata Dasco Gerindra Soal Usul Pelaksanaan Pilpres dan Pileg Dipisah

Dasco menyatakan lebih setuju Pilpres dan Pileg dilaksanakan bersamaan.


Dekat Puncak Kemarau, BMKG Prediksi Hujan Tetap Guyur 19 Wilayah di Indonesia

9 menit lalu

Puluhan pengendara motor berteduh di bawah tiang pancang LRT saat hujan yang cukup lebat, di Jalan protokol Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin, 6 April 2020. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan dini cuaca ekstrem di Indonesia. TEMPO/Imam Sukamto
Dekat Puncak Kemarau, BMKG Prediksi Hujan Tetap Guyur 19 Wilayah di Indonesia

BMKG memperkirakan 19 wilayah di Indonesia bakal tetap dibasahi hujan intensitas sedang hingga lebat hingga awal Agustus 2024.


PPATK Ungkap Ada Masyarakat Berpenghasilan di Atas Rp 1 Miliar Main Judi Online dengan Deposit Rp 4,8 Miliar

9 menit lalu

Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana memberi laporan dalam acara Peringatan 22 Tahun Gerakan Nasional Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT) di Istana Negara, Jakarta, Rabu 17 April 2024. Indonesia telah dinyatakan secara aklamasi diterima sebagai Anggota Financial Action Task Force on Money Laundering and Terrorism Financing (full membership). Keberhasilan tersebut diperoleh dalam FATF Plenary Meeting di Paris, Perancis yang dipimpin oleh Presiden FATF, MR. T. Raja Kumar pada Rabu, 25 Oktober 2023. TEMPO/Subekti.
PPATK Ungkap Ada Masyarakat Berpenghasilan di Atas Rp 1 Miliar Main Judi Online dengan Deposit Rp 4,8 Miliar

PPPATK ungkap sejumlah masyarakat berpenghasilan di atas Rp 1 miliar main judi online.


Jelang Laga Pertama Olimpiade Paris 2024, Apriyani / Fadia Sudah Intip Kekuatan Pasangan Jepang

28 menit lalu

Ekspresi pebulutangkis Ganda Putri Indonesia Apriyani Rahayu dan Siti Fadia Silva Ramadhanti saat berhadapan dengan pebulutangkis Ganda Putri Malaysia Pearly Tan dan Thinaah Muralitharan pada babak 16 besar Kapal Api Indonesia Open 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis, 6 Juni 2024. Apriyani Rahayu dan Siti Fadia Silva Ramadhanti kalah dengan skor 18-21 dan 19-21 gagal melaju ke babak selanjutnya. TEMPO/M Taufan Rengganis
Jelang Laga Pertama Olimpiade Paris 2024, Apriyani / Fadia Sudah Intip Kekuatan Pasangan Jepang

Apriyani / Fadia memastikan persiapannya berjalan baik menjelang laga pertama di Olimpiade Paris 2024.


Timnas Indonesia U-19 vs Malaysia di Semifinal Piala AFF U-19 2024 Sabtu Malam Ini, Indra Sjafri: Laga Penuh Gengsi

34 menit lalu

Pelatih Timnas Indonesia U-19 Indra Sjafri. TEMPO/Randy
Timnas Indonesia U-19 vs Malaysia di Semifinal Piala AFF U-19 2024 Sabtu Malam Ini, Indra Sjafri: Laga Penuh Gengsi

Timnas Indonesia U-19 akan menghadapi Malaysia di semifinal Piala AFF U-19 2024 pada Sabtu malam, 27 Juli.


Ekonom Sebut Keterlibatan Masyarakat Indonesia di Sektor Asuransi Masih Rendah, Ini Alasannya

39 menit lalu

Ekonom senior Faisal Basri menghadiri diskusi film Bloody Nickel yang digelar Koalisi Masyarakat Sipil di Taman Ismail Marzuki (TIM) pada Sabtu, 4 Mei 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Ekonom Sebut Keterlibatan Masyarakat Indonesia di Sektor Asuransi Masih Rendah, Ini Alasannya

Sektor asuransi hanya berkontribusi 6,9 persen terhadap totoal Gross Domestic Product (GDP), membuat Indonesia berada di posisi keenam Asia Tenggara


Respons PAN-Nasdem-PKS Soal Isu Poros Koalisi PKB dan PDIP di Pilkada 2024

39 menit lalu

Ilustrasi TPS Pilkada. Dok TEMPO
Respons PAN-Nasdem-PKS Soal Isu Poros Koalisi PKB dan PDIP di Pilkada 2024

PKB dan PDIP menjajaki peluang berkoalisi pada Pilkada 2024.


Museum Unik di Kroasia Ini Menampilkan Historis Dasi dan Simpul Ikatannya

39 menit lalu

Cravaticum di Zagreb, Kroasia. Instagram.com/cravaticum_museum
Museum Unik di Kroasia Ini Menampilkan Historis Dasi dan Simpul Ikatannya

Cravaticum - Museum Boutique of Cravat menjadi museum dasi pertama di dunia yang berada di Kroasia


Gelombang Panas Ekstrem Melanda Eropa, Negara Mana Saja yang Suhunya Naik?

39 menit lalu

Warga menggunakan payung di bawah sengatan matahari di Tokyo, Jepang, 9 Juli 2024. Jepang diterjang gelombang panas dengan cakupan lebih luas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Suhu mencapai rekor tertinggi mendekati 40 derajat celsius, terjadi pada Senin (8/7/2024), di Tokyo dan di wilayah selatan Wakayama. REUTERS/Issei Kato
Gelombang Panas Ekstrem Melanda Eropa, Negara Mana Saja yang Suhunya Naik?

Gelombang panas dengan suhu udara menembus 40 derajat Celcius melanda negara-negara Eropa