Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Caritas

Oleh

image-gnews
Iklan

Kebenaran telah turun takhta. Ia jadi kebetulan. Ketika kita menyaksikan sampai mual kampanye politik yang dengan agresif minta diterima orang ramai-seraya mengerahkan kaum cerdik cendekia yang dianggap jujur dan disegani, tapi tetap berbicara dengan penuh nafsu dan membiarkan fitnah dan kabar palsu-"kebenaran" seperti terselip di suatu tempat. Jika mujur, kita bisa menemukannya.

Tapi tak semuanya harus disesali. Sebab dari sana juga kita menyaksikan kekerdilan dan batas manusia dalam berhubungan dengan kebenaran-justru ketika kebenaran tak lagi di singgasana tinggi.

Pernah ada masanya, kebenaran (Kebenaran, dengan "K") diletakkan di sana oleh para filosof dan ilmuwan-hingga dibayangkan tak akan tersentuh nafsu dan kepentingan sepihak. Di masa Yunani Kuno, Kebenaran yang suci dan abadi itulah yang hendak diteguhkan Plato. Di masa modern, itu juga yang hendak ditegakkan rasionalisme dan positivisme, dengan asumsi bahwa nalar bisa menjelaskan semuanya dan ilmu-ilmu bisa membuktikan apa yang benar.

Tapi pengalaman tak demikian. Seorang Plato akan galau andai ia kini, di abad ke-21, berada di sebuah ruang pengadilan. Di sana orang disumpah dan berjanji untuk berkata benar; dalam versi Amerika, "the whole truth, and nothing but the truth". Tapi segera tampak bahwa Kebenaran tak hadir di depan meja hijau itu. Yang ada tafsir akan satu kasus, diutarakan oleh pihak yang beperkara. Dan tafsir itu tak cuma satu; mereka bersaing. Keputusan final yang ada di hakim juga pada akhirnya hanya sebuah tafsir kebenaran. Vonis itu masih bisa digugat tafsir lain-dan proses ini akan berlanjut, sampai berhenti di suatu titik. Titik itu disepakati berada di pendapat Mahkamah Agung.

Pada akhirnya yang berlaku bukan kebenaran, melainkan otoritas: auctoritas, non veritas, facit legem.

Dan Plato kita akan galau. Ia tak pernah berpikir bahwa di dunia yang fana dan ribet ini, apa yang disebut "kebenaran"-yang selamanya diutarakan dengan bahasa yang fana dan ribet juga-adalah interpretasi, bukan kebenaran itu sendiri. Ia dibentuk oleh satu sudut pandang saja. Pasca-Plato, "Tak ada kebenaran yang utuh," kata pemikir dan matematikawan Alfred North Whitehead. "Semua kebenaran adalah setengah-kebenaran."

Dulu orang berpendapat bahwa sebuah pernyataan disebut "benar" bila pikiran kita mencerminkan secara obyektif sehimpun data yang ada. Dengan kata lain, kita "benar" bila apa yang ada dalam pikiran pas persis, memadai sepenuhnya, dengan apa yang ada di alam kenyataan. Tapi apa sebenarnya "pikiran"? Sekian ribu tahun pasca-Plato, "pikiran" makin tampak bukan cermin yang jernih. Ia tak bisa obyektif. Ia kini diakui sebagai fungsi yang tak terlepas dari tubuh dengan segala percikan hormon dan getaran sarafnya. Dan apa sebenarnya "kenyataan"? Sebuah proses yang tak stabil, sebuah kejadian yang selamanya berubah dan tak sepenuhnya bisa tertangkap pikiran.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dahulu ilmu-ilmu tak mengakui keterbatasan itu. Tapi di masa pasca-positivisme kini datang kesadaran lain. "Ilmu-ilmu tak berpikir," kata Heidegger, filosof yang menggugat Plato. Ilmu-ilmu-yang cabangnya berkembang tiap kali-tak berniat menjelajahi kehidupan lebih dalam. Ilmu hanya memecahkan problem, namun menjauh dari misteri-tentang keindahan dan kebahagiaan, misalnya-yang tak pernah tuntas dijelaskan.

Zaman pun menyambut kebenaran yang berbeda-kebenaran yang tak berada lagi di singgasana. Filsafat tak menopangnya lagi; ia jadi bagian ilmu-ilmu. Tapi ilmu-ilmu juga tak bisa memonopolinya. Ada kebenaran dalam seni, ada kebenaran dalam pengalaman mistik, ada kebenaran yang tumbuh dari percakapan sehari-hari.

Maka kebenaran tak perlu dan tak bisa ditinggal pergi. Gianni Vattimo, yang menulis Addio alla verit (dalam versi Inggris, A Farewell to Truth), mengambil sepatah kata bahasa Yunani yang dipakai Santo Paulus: aletheuontes. Makna kata itu konon, diuraikan dalam bahasa Latin, berarti "membuat kebenaran dalam caritas, dalam mencintai sesama".

Itu berarti kebenaran yang bukan datang dari atas, melainkan sesuatu yang dibuat-dan dengan demikian kebenaran yang manusiawi. Ia tentu saja terbatas, tapi melibatkan diri si pembuat. Dan bila proses pembuatan itu berlangsung dalam caritas, kebenaran pun jadi penyambung ikatan sosial. Baik kebenaran maupun ikatan sosial itu bukan hasil sebuah desain yang logis dan pasti. Kebenaran dan ikatan sosial itu tumbuh melalui sambungan-sambungan sejarah, kenangan bersama, juga harapan kita yang sederhana.

Persoalannya: manusia tak selamanya manis. Tak ada jaminan caritas berhasil. Kebencian dapat berkobar dengan kebenaran yang dibuatnya sendiri.

Akhirnya memang manusia harus memilih. Ada sebaris sajak W.H. Auden yang berkumandang dari awal Perang Dunia Kedua: "We must love one another or die."

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Alasan Mengapa Pesawat Komersial Terbang di Ketinggian 35.000 Kaki

18 menit lalu

Ilustrasi pesawat (Pixabay)
Alasan Mengapa Pesawat Komersial Terbang di Ketinggian 35.000 Kaki

Ketinggian jelajah pesawat komersial biasanya berkisar antara 30.000 dan 42.000 kaki. Perbedaan itu tergantung jenis pesawat dan arah penerbangan.


Top 3 Hukum: Uang Judi Online Tembus Rp 327 Triliun, Syahrul Yasin Limpo dan Uang Hanan Supangkat yang Disita KPK

24 menit lalu

Sejumlah tersangka dihadirkan dalam konferensi pers kasus praktek match fixing dan judi online di Mabes Polri, Jakarta, Rabu, 13 Desember 2023. Polri bekerja sama dengan Satgas Antimafia Bola menangkap 8 tersangka kasus pengaturan skor di Liga 2, sebelumnya PSSI dan Kapolri telah menandatangani nota kesepahaman untuk pengamanan kompetisi sepak bola Tanah Air. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Top 3 Hukum: Uang Judi Online Tembus Rp 327 Triliun, Syahrul Yasin Limpo dan Uang Hanan Supangkat yang Disita KPK

Nilai agregat perputaran uang dari judi online di Indonesia pada tahun 2023, menurut catatan PPATK, mencapai Rp327 triliun.


Jubir Wapres Ma'ruf Amin Sebut Belum Ada Agenda Bertemu dengan Prabowo

33 menit lalu

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyampaikan sambutan dalam acara Indonesia Quran Hours 2024 di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis 28 Maret 2024. Kegiatan membaca Al-Quran secara bersama-sama itu mengangkat tema Indonesia Bersatu Indonesia Bangkit. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Jubir Wapres Ma'ruf Amin Sebut Belum Ada Agenda Bertemu dengan Prabowo

Juru Bicara Wakil Presiden RI, Masduki Baidlowi, mengklaim belum ada agenda pertemuan antara Ma'ruf Amin dengan presiden terpilih Prabowo Subianto.


Jadwal dan Harga Tiket Dieng Culture Festival 2024

34 menit lalu

Prosesi pemotongan rambut anak gimbal di Dieng Culture Festival 2018 yang bertempat di pelataram kompleks Candi Arjuna, Banjarnegara, Jawa Tengah, Minggu, 5 Agustus 2018. Tempo/Francisca Christy Rosana
Jadwal dan Harga Tiket Dieng Culture Festival 2024

Dieng Culture Festival 2024, yang bertajuk "The Journey," akan kembali menyapa penggemar budaya dan seni pada Agustus mendatang.


Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

34 menit lalu

Pesawat Sukhoi SU-57 dilengkapi dengan kemampuan multi-misi, otomatisasi, dan teknologi kecerdasan buatan untuk meningkatkan kemampuan Angkatan Udara Rusia secara dramatis. Karena peningkatan aerodinamis, Sukhoi Su-57 dapat melakukan perjalanan hingga Mach 2 tanpa afterburner yang memiliki jangkauan hingga 3.500 kilometer dengan kecepatan subsonik. Foto : Twitter
Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.


Mulai Perjuangan di Proliga 2024 Hari Ini, Jakarta LavAni Allo Bank Targetkan Hat-trick

40 menit lalu

Bogor LavAni. FOTO/wikipedia.org
Mulai Perjuangan di Proliga 2024 Hari Ini, Jakarta LavAni Allo Bank Targetkan Hat-trick

Klub bola voli putra Jakarta LavAni Allo Bank akan berlaga di Proliga 2024 dengan tekatd untuk meraih gelar juara tiga musim berturut-turut.


Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

47 menit lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.


Cak Imin Serahkan 8 Agenda Perubahan PKB ke Prabowo

52 menit lalu

Mantan calon wakil presiden sekaligus Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menyambut kedatangan presiden terpilih Prabowo Subianto di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat pada Rabu, 24 April 2024. TEMPO/Sultan Abdurrahman
Cak Imin Serahkan 8 Agenda Perubahan PKB ke Prabowo

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menyampaikan delapan agenda perubahan partainya ke presiden terpilih Prabowo Subianto.


Prabowo dan Cak Imin Ingin Gerindra-PKB Bekerja Sama setelah Pilpres Usai

1 jam lalu

Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menyampaikan keterangan pers usai bertemu di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat pada Rabu, 24 April 2024. TEMPO/Sultan Abdurrahman
Prabowo dan Cak Imin Ingin Gerindra-PKB Bekerja Sama setelah Pilpres Usai

Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar di Kantor DPP PKB, membahas kerja sama ke depan pada Rabu, 24 April 2024


Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Simak Peringatan Dini Hujan, Petir, dan Angin Kencang

1 jam lalu

Ilustrasi awan mendung/cuaca buruk. TEMPO/Aditia Noviansyah
Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Simak Peringatan Dini Hujan, Petir, dan Angin Kencang

Berikut prediksi cuaca BMKG untuk Jabodetabek dari pagi ini sampai malam nanti.