Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tiga Anak Panah dan Satu Pandiangan

Oleh

image-gnews
Film 3 Srikandi (2016)
Film 3 Srikandi (2016)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta- Sebuah upaya berkisah tentang tiga atlet panahan yang pertama kali meletakkan nama Indonesia di dunia Olimpiade.

 ***

BEGINI. Fokuskan mata kita seperti halnya Nurfitriyana Saiman berkonsentrasi mengarahkan anak panahnya pada sasaran. Targetkan tontonan kita pada Reza Rahadian, Tara Basro, Donny Damara, dan bahkan Indra Birowo, yang sesekali muncul. Nah, Anda akan menyaksikan film ini dengan aman karena mereka aktor dan aktris yang jarang mengecewakan.

Chelsea Islan, yang biasanya tampil agak ”heboh” dalam film lain, ternyata di tangan sutradara baru ini jadi lumayan mengasyikkan, asalkan kita melupakan cara Chelsea mengucapkan ”matek aku” yang repetitif itu.

Film ini memang bukan film olahraga semacam Garuda di Dadaku (Ifa Isfansyah, 2009), King (Ari Sihasale, 2009), Tendangan dari Langit (Hanung Bramantyo, 2010), dan Cahaya dari Timur (Angga Dwimas Sasongko, 2014), tapi lebih menceritakan drama persiapan tiga pemanah, Nurfitriyana Saiman, Lilies Handayani, dan Kusuma Wardhani, menuju Olimpiade Seoul, Korea, 1988. Panahan sebetulnya cabang olahraga yang tak mudah mengangkat emosi penonton, baik penonton di lapangan yang menyaksikan secara langsung--karena ini bukan olahraga ribut-ribut, ramai-ramai, dan heboh seperti sepak bola.

Ini olahraga yang sebetulnya sangat soliter, membutuhkan konsentrasi dan suasana diam dalam diri sang atlet agar anak panah menuju target. Kalaupun para srikandi atau para arjuna (bagi pemanah pria) sudah melepaskan anak panah, kita tak langsung bisa jingkrak, karena akan ada proses para juri menghitung dan menentukan pemenang. Dengan kata lain, jeritan kemenangan harus ditunda.

Maka tak mengherankan jika film ini lebih didominasi dari cerita persiapan, drama di dalam pelatnas dan drama keluarga ketiga atlet. Tapi apakah betul ketiga atlet itu memang memiliki orang tua yang tidak mendukung kegiatan keren putrinya seperti yang digambarkan dalam film? Sulit untuk saya mempercayai itu, bukan hanya karena keluarga Indonesia umumnya justru sangat bangga jika anak-anaknya jagoan olahraga, tapi alasan-alasan yang dikemukakan tidak meyakinkan. Tentu ini tahun 1980-an ketika beberapa keluarga masih suka menjodoh-jodohkan anaknya dengan pria yang ”menjamin masa depan”, tapi drama ayah Yana melempar medali ke lantai? Buang saja, Mas Bro. Ini berlebihan.

Sutradara Iman Brotoseno mengatakan kepada wartawan bahwa film ini terdiri atas 70 persen kisah nyata dan 30 persen fiksi. Itu tentu harus dipahami karena ini memang film layar lebar, bukan dokumenter, tapi tantangan ketiga atlet tersebut bisa lebih kreatif daripada persoalan orang tua versus anak (apalagi ketiga atlet itu malah kepingin mengharumkan nama bangsa, lho).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seperti saya katakan tadi, kalau kita berfokus pada seni peran beberapa pemain dan sesekali lagu-lagu 1980-an yang membuat penonton angkatan ”sepuh” jadi merasa muda kembali, kita aman. Bahkan adegan-adegan mereka berlatih pun masih asyik ditonton, dengan Chelsea Islan dan Indra Birowo sebagai comedy relief. Bahkan kostum tahun 1988--yang astaga betul penampilannya--dipenuhi dengan baik. Poster Onky Alexander atau lagu Astaga Ruth Sahanaya adalah hal kecil yang perlu dihargai sebagai ketelitian sutradara.

Sayang sekali, justru ketika kamera menyorot kehidupan keluarga mereka (yang premisnya tidak meyakinkan) atau justru ketika acara puncak pertandingan, energi terasa melorot. Film-film yang melibatkan pertandingan, zero to hero, ketika si negara kecil ternyata tampil melawan si raksasa besar sebetulnya menarik dan adegan-adegan itu bisa dijelajahi dengan asyik. Tapi sineas film memilih jalan pintas. Si Goliath Amerika menyenggol si kecil Indonesia hingga jatuh. Secara visual, pada akhir film kita juga tak teryakinkan apakah itu memang Olimpiade di Seoul atau di Senayan. Meski lokasi syuting tak penting karena ini dunia rekaan, kami--para penonton--harus diyakinkan bahwa gambar di depan itu memang benar sebuah adegan puncak: Olimpiade di Seoul 1988.

Jika kita ingin mengambil hikmah film ini, paling tidak kita tahu betapa menyedihkan situasi dan kondisi infrastruktur olahraga kita dan betapa hebatnya trio srikandi itu bisa menyambar medali perak dalam situasi kita yang serba minim. Hal lain: arahkan anak panah kita pada para pemain saja. Mereka tampil bagus.

LEILA S. CHUDORI

3 SRIKANDI

Sutradara: Iman Brotoseno

Skenario: Swastika Nohara dan Iman Brotoseno

Pemain: Bunga Citra Lestari, Tara Basro, Chelsea Islan, Reza Rahadian, Donny Damara


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Komika Arie Kriting Besut Film Kaka Boss, Berikut Film Lain yang Dibintanginya Termasuk Agak Laen

23 menit lalu

Stand Up Comedian Arie Kriting dengan gaya khas orang Timur tampil menghibur penonton di ajang Tujuh Hari Untuk Kemenangan Rakyat di Teater Salihara, Jakarta,  19 Juli 2014. TEMPO/Nurdiansah
Komika Arie Kriting Besut Film Kaka Boss, Berikut Film Lain yang Dibintanginya Termasuk Agak Laen

Arie Kriting menjadi sutradara film Kaka Boss. Sebelumnya, ia telah bermain dalam beberapa film termasuk Agak Laen.


Sinopsis dan Pemain Film Korea Dead Man, Angkat Kasus Penggelapan Uang

10 jam lalu

Film Dead Man. Dok. Vidio
Sinopsis dan Pemain Film Korea Dead Man, Angkat Kasus Penggelapan Uang

Film Korea Dead Man mengikuti kisah menegangkan Cho Jin Woong dan Kim Hee Ae yang terjebak kasus penggelapan uang.


Cerita Lukman Sardi Tinggal dengan Orang Tua Angkat saat Syuting Kabut Berduri

1 hari lalu

Lukman Sardi setelah private screening film Kabut Berduri di Jakarta, Kamis, 11 Juli 2024. Dok. Netflix
Cerita Lukman Sardi Tinggal dengan Orang Tua Angkat saat Syuting Kabut Berduri

Lukman Sardi menceritakan pengalamannya yang sangat berkesan ketika tinggal di Rumah Panjang saat syuting film Kabut Berduri di Kalimantan.


Transformasi Timothee Chalamet sebagai Bob Dylan dalam Trailer A Complete Unknown

1 hari lalu

Timothee Chalamet sebagai Bob Dylan dalam trailer film A Complete Unknown. Foto: YouTube
Transformasi Timothee Chalamet sebagai Bob Dylan dalam Trailer A Complete Unknown

Perubahan penampilan Timothee Chalamet yang mengikuti gaya berpakaian Bob Dylan dalam trailer A Complete Unknown.


Film Kaka Boss Rilis Trailer Resmi, Tonjolkan Dinamika Hubungan Ayah dan Anak

1 hari lalu

Mamat Alkatiri, Elsa Japasal, Aurel Mayori, Abdur Arsyad, Chun Funky Papua, dan Ernest Prakasa di acara konferensi pers sekaligus penayangan official trailer film Kaka Boss yang diadakan di Epicentrum, Jakarta Selatan pada Rabu, 24 Juli 2024. TEMPO/Hanin Marwah
Film Kaka Boss Rilis Trailer Resmi, Tonjolkan Dinamika Hubungan Ayah dan Anak

Film Kaka Boss dibintangi oleh Godfred Orindeod tentang drama keluarga dari Indonesia Timur yang tinggal di Jakarta.


Inside Out 2 Kalahkan Frozen 2 sebagai Film Animasi Terlaris Sepanjang Sejarah

1 hari lalu

Film Inside Out 2. Foto: Instagram/@pixar
Inside Out 2 Kalahkan Frozen 2 sebagai Film Animasi Terlaris Sepanjang Sejarah

Inside Out 2 menjadi film animasi terlaris sepanjang masa di box office seluruh dunia setelah mengalahkan Frozen 2.


Selain Drama Korea Our Movie, Ini Deretan Karya Sineas yang Menceritakan Industri Film

1 hari lalu

Poster film The Fabelmans. Foto: Wikipedia.
Selain Drama Korea Our Movie, Ini Deretan Karya Sineas yang Menceritakan Industri Film

Drama Korea Our Movie menambah daftar karya sineas yang menceritakan tentang seluk beluk dunia film.


Film Kaka Boss Berawal dari Keresahan Arie Kriting, tentang Keluarga Indonesia Timur

2 hari lalu

Arie Kriting, Putri Nere, Glory Hillary, dan Godfred Orindeod di acara konferensi pers sekaligus penayangan official trailer film Kaka Boss yang diadakan di Epicentrum, Jakarta Selatan pada Rabu, 24 Juli 2024. TEMPO/Hanin Marwah
Film Kaka Boss Berawal dari Keresahan Arie Kriting, tentang Keluarga Indonesia Timur

Kaka Boss disutradarai oleh Arie Kriting menghadirkan drama keluarga Indonesia Timur yang berfokus pada hubungan ayah dan anak.


Sutradara Incaran untuk Film Baru Avengers, Mengenal Russo Bersaudara

2 hari lalu

Robert Downey Jr. dalam Avengers: Endgame (2019)
Sutradara Incaran untuk Film Baru Avengers, Mengenal Russo Bersaudara

Joe Russo dan Anthony Russo sedang dalam tahap awal pembicaraan dengan Marvel Studios untuk menggarap dua film baru Avengers


Deretan Film Petualangan Doraemon dan Nobita, Variasi Alur Cerita dan Populer

3 hari lalu

Poster film Doraemon: Nobita's Earth Symphony. Foto: Wikipedia
Deretan Film Petualangan Doraemon dan Nobita, Variasi Alur Cerita dan Populer

Doraemon: Nobita's Earth Symphony film ke-43 dari waralaba Doraemon