Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Beras dan Kemiskinan

image-profil

image-gnews
Iklan

Khudori
Anggota Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan Pusat

Sekretaris Eksekutif Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, Bambang Widianto, menyatakan pada awal Juli lalu bahwa angka kemiskinan Maret 2017 berpeluang naik. Hal ini justru mengkhawatirkan lantaran penyaluran bantuan beras pemerintah (rastra) terlambat. Keterlambatan itu terjadi pada Januari-Maret 2017, tepat saat Badan Pusat Statistik (BPS) mengambil sampel kemiskinan. Angka kemiskinan per Maret 2017 baru akan dirilis BPS pada September nanti.

Kekhawatiran itu beralasan. Beras merupakan komoditas pangan terpenting yang menentukan tinggi-rendahnya angka kemiskinan. Dari semua jenis pangan, beras paling dominan dalam struktur pengeluaran rumah tangga: menguras rata-rata 22 persen pendapatan keluarga miskin. Bahkan, di pedesaan, porsi pengeluaran rumah tangga miskin untuk beras mencapai 25,35 persen. Mereka mendadak jatuh miskin ketika harga beras melonjak.

Jumlah warga miskin tidak kunjung turun signifikan dalam dekade terakhir karena ketidakstabilan harga pangan, terutama beras, masih berulang. Bersama sejumlah jenis pangan lain, seperti bawang (merah dan putih) dan cabai (merah dan keriting), beras menjadi "perampok uang rakyat" lewat perannya yang besar dalam inflasi. Karena itu, presiden pada era pemerintahan mana pun, termasuk duet Joko Widodo-Jusuf Kalla, berupaya mengendalikan harga pangan.

Pangan, terutama beras, adalah pendorong utama inflasi. Inflasi akan menyebabkan naiknya suku bunga, yang akan menghancurkan sektor riil. Di Indonesia, ada kecenderungan kuat sektor pertanian selalu dituntut menyediakan beras dengan harga murah untuk mengamankan variabel-variabel makro (inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan keseimbangan dagang). Sektor pertanian juga dituntut mendukung sektor industri dengan menyediakan beras murah bagi para pekerja dan kaum miskin kota.

Perlakuan ini tidak lepas dari posisi strategis beras. Hampir semua perut penduduk negeri ini bergantung pada beras. Dari sisi gizi dan nutrisi, beras relatif lebih unggul dari jenis pangan lain. Pangsa beras pada konsumsi energi per kapita mencapai 54,3 persen. Artinya, lebih dari setengah asupan energi kita bersumber dari beras. Sekitar 40 persen sumber protein dipenuhi dari beras.

Dari sisi produsen, usaha tani padi melibatkan 14,147 juta rumah tangga atau hampir seperempat penduduk negeri ini. Pendek kata, beras merupakan komoditas yang strategis karena menjadi penopang ketahanan pangan, ekonomi, dan nasional. Khusus bagi konsumen, terutama yang miskin, beras merupakan komoditas tak tergantikan. Ketersediaan dan jaminan akses bukan saja jadi komponen vital agar mereka tetap bisa eksis, tapi juga tidak terjerembap dalam lembah kemiskinan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selama bertahun-tahun, strategi stabilisasi harga di negeri ini mengajarkan, agar bisa berlangsung dengan baik, strategi tersebut memerlukan integrasi hulu-hilir dari kebijakan produksi, referensi harga gabah dan beras, subsidi harga bagi warga kurang mampu, operasi pasar, dan sistem tata niaga beras secara keseluruhan. Apa yang terjadi? Ternyata langkah pemerintah bersifat tambal-sulam. Jika kemudian bantuan beras terlambat dan kemiskinan naik, itu merupakan hal yang lumrah.

Data-data yang ada menunjukkan itu. Awal 2015, rastra terlambat dibagikan karena ada wacana menggantinya dengan voucher atau e-money, bahkan ada rencana menghapus rastra. Hal ini diperburuk langkah sejumlah pemerintah daerah yang terlambat mengeluarkan surat permintaan alokasi raskin. Karena tetap perlu makan, 15,5 juta rumah tangga yang tidak menerima rastra akhirnya berburu beras di pasar. Perburuan ini menambah eskalasi harga beras di pasaran.

Kenaikan harga ini bisa ditekan bila pemerintah mengimbangi dengan operasi pasar yang memadai. Masalahnya, bukan hanya terlambat, volume beras operasi pasar juga kecil: hanya 75 ribu ton. Padahal volume tiga bulan rastra yang terlambat dibagikan mencapai 700 ribu ton. Akibatnya, jumlah warga miskin naik: dari 27,73 juta orang (10,96 persen) pada September 2014 menjadi 28,59 juta orang (11,22 persen) pada Maret 2015, bertambah 0,86 juta orang.

Akhir Februari 2017, pemerintah resmi mengubah mekanisme penyaluran rastra di 44 kabupaten/kota. Program bantuan pangan nontunai dalam bentuk voucher itu menjangkau 1,5 juta keluarga miskin, atau 9,6 persen dari 15,5 juta rumah tangga sasaran rastra. Tiap bulan mereka menerima transfer Rp 110 ribu. Program ini melibatkan 14 ribu pengecer kebutuhan pokok, terutama beras. Dengan asumsi harga beras medium Rp 8.200-8.500 per kilogram, rakyat miskin mendapat 13 kilogram beras atau dua kali rastra yang diterima selama ini. Ini kurang dari setengah kebutuhan beras bulanan keluarga (Survei Sosial Ekonomi Nasional, 2015).

Bantuan itu tidak bisa diambil tunai. Masalahnya, siapa yang mengendalikan bila uang bantuan nontunai ditukar pangan, terutama beras, lalu pangan dijual untuk membeli rokok atau pulsa telepon? Bukankah hal serupa sudah terjadi pada Kartu Jakarta Pintar? Jika itu terjadi, bukan mustahil kemiskinan yang per September 2016 masih mencapai 27,76 juta orang (10,7 persen) akan sulit ditekan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lantik Teguh Prakosa, Pj Gubernur Jateng Singgung Angka Kemiskinan di Kota Solo Selama Dipimpin Gibran

7 hari lalu

Gibran Rakabuming Raka bersama Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa (kanan) didampingi Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana (kiri) saat pelantikan Wali Kota Solo di Gedung Gradhika Bhakti Praja, kompleks Gubernuran Jawa Tengah, Semarang, Jumat (19/7/2024). ANTARA/Zuhdiar Laeis
Lantik Teguh Prakosa, Pj Gubernur Jateng Singgung Angka Kemiskinan di Kota Solo Selama Dipimpin Gibran

Pj Gubernur Jateng menyinggung angka kemiskinan di Kota Solo selama dipimpin Gibran sebagai Wali Kota Solo. Begini katanya.


Di Forum PBB, Mensos Risma Beberkan Strategi RI Atasi Kemiskinan: Makan Gratis hingga Sewa Rusun Rp 10 Ribu

11 hari lalu

Menteri Sosial Republik Indonesia Tri Rismaharini didampingi Arrmanatha Christiawan Nasir, Duta Besar/Perwakilan Tetap Republik Indonesia untuk PBB di New York dan Doddi M Judanto, Staf Khusus Menteri Sosial, berbicara di di Forum Politik Tingkat Tinggi (High Level Political Forum). Foto : Istimewa
Di Forum PBB, Mensos Risma Beberkan Strategi RI Atasi Kemiskinan: Makan Gratis hingga Sewa Rusun Rp 10 Ribu

Mensos Tri Rismaharini memaparkan capaian pemerintah mengentaskan kemiskinan, dari makan gratis, rumah murah hingga 648 lumbung sosial.


Mensos Risma Bicara di Forum PBB soal Pentingnya Data dan Pemanfaatan Teknologi Atasi Kemiskinan

12 hari lalu

Menteri Sosial Republik Indonesia Tri Rismaharini didampingi Arrmanatha Christiawan Nasir, Duta Besar/Perwakilan Tetap Republik Indonesia untuk PBB di New York dan Doddi M Judanto, Staf Khusus Menteri Sosial, berbicara di di Forum Politik Tingkat Tinggi (High Level Political Forum) yang dilaksanakan oleh: Global Taskforce of Local and Regional Governments (GTF LRG) yang dikoordinasikan bersama Departemen Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDESA) dan didukung oleh UCLG, UN Habitat dan UNDP. Foto: Istimewa
Mensos Risma Bicara di Forum PBB soal Pentingnya Data dan Pemanfaatan Teknologi Atasi Kemiskinan

Mensos Tri Rismaharini atau Risma menekankan pentingnya data yang akurat dan pemanfaatan teknologi dalam program pengentasan kemiskinan di forum PBB


Presiden di Negara Ini Rela Potong Gaji Demi Rakyatnya yang Miskin

16 hari lalu

Presiden Liberia, Joseph Boakai. FOTO/Instagram/josephnyumahboakai
Presiden di Negara Ini Rela Potong Gaji Demi Rakyatnya yang Miskin

Untuk membantu rakyatnya yang miskin, Presiden Liberia rela memangkas hampir separuh gajinya.


BPS Sebut Jumlah Penduduk Miskin Indonesia 25,22 Juta Orang, Berikut 9 Kriteria Penduduk Miskin

22 hari lalu

Warga beraktivitas di kawasan Kebon Melati, Jakarta, Kamis, 17 Februari 2022. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) / Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menargetkan penurunan kemiskinan ekstrem mencapai tiga juta penduduk pada tahun 2023 mendatang. ANTARA/Asprilla Dwi Adha
BPS Sebut Jumlah Penduduk Miskin Indonesia 25,22 Juta Orang, Berikut 9 Kriteria Penduduk Miskin

BPS menyebut bahwa saat ini jumlah penduduk miskin 25,22 juta. Berikut 9 kriteria penduduk miskin berdasarkan Keputusan Menteri Sosial.


Penduduk Miskin Indonesia Mencapai 25 Juta Jiwa, Ini Kriteria dan Batasan Garis Kemiskinan

24 hari lalu

Aktivitas warga yang tinggal di pemukiman padat pinggiran kali kawasan Kebon Kacang, Jakarta, Selasa, 30 Mei 2023. Jumlah penduduk miskin ekstrem berkurang dari 5,80 juta jiwa pada bulan Maret 2021 menjadi 5,59 juta jiwa pada bulan Maret 2022. TEMPO/Tony Hartawan
Penduduk Miskin Indonesia Mencapai 25 Juta Jiwa, Ini Kriteria dan Batasan Garis Kemiskinan

BPS sebut penduduk miskin Indonesia mencapai 25,22 juta jiwa. Apa kriteria penduduk miskin dan garis kemiskinan?


25 Juta Penduduk Indonesia Hidup Miskin, BPS: Terbanyak di Jawa dan Sumatera

25 hari lalu

Warga tengah beraktivitas pagi di bantaran rel kereta kawasan Cideng, Jakarta, Rabu 7 Februari 2024. Pemerintah menargetkan angka kemiskinan ekstrem di Indonesia menjadi 0 persen pada 2024, setelah mengalami penurunan 1,12 persen pada 2023. TEMPO/Tony Hartawan
25 Juta Penduduk Indonesia Hidup Miskin, BPS: Terbanyak di Jawa dan Sumatera

BPS Mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia hingga Maret 2024 sebanyak 25,22 juta orang. Jumlah terbanyak di Jawa dan Sumatera.


Anak SD hingga Pengemis jadi Pemain Judi Online, PPATK: Mayoritas Transaksi di Bawah Rp 100 Ribu

40 hari lalu

Ilustrasi judi online. Pixlr Ai
Anak SD hingga Pengemis jadi Pemain Judi Online, PPATK: Mayoritas Transaksi di Bawah Rp 100 Ribu

PPATK mencatat 80 persen pemain judi online melakukan transaksi dengan nominal kecil sekitar Rp 100.000. Pemain dari anak SD, pekerja bahkan pengemis. Pemain judi online rentan terjerat pinjol dan penipuan karena tidak memadainya penghasilan yang legal untuk mendukung dalam berjudi.


Bank Dunia Sebut Kemiskinan di Myanmar Terparah dalam 6 Tahun Terakhir

44 hari lalu

Wanita menunggu kereta usai berbelanja di pasar stasiun kereta api di Yangon, Myanmar, 20 Agustus 2014. REUTERS/Soe Zeya Tun
Bank Dunia Sebut Kemiskinan di Myanmar Terparah dalam 6 Tahun Terakhir

Meningkatnya kekerasan, kekurangan tenaga kerja, dan depresiasi mata uang telah membuat kemiskinan di Myanmar meluas.


Kemiskinan di Myanmar Meluas

44 hari lalu

Seorang petugas penjaga perbatasan Myanmar berjaga di desa Taung Bazar, kota Buthidaung, negara bagian Rakhine utara, Myanmar, 13 Juli 2017. 13 Juli 2017. Lebih dari 80 ribu anak di bawah usia lima tahun menderita kelaparan. REUTERS
Kemiskinan di Myanmar Meluas

Laporan Bank dunia mengungkap mandeknya pertumbuhan ekonomi dan konflik yang mengoyak Myanmar telah membuat kemiskinan meluas