Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sensitivitas Al-Aqsa dan Kebijakan Israel

image-profil

image-gnews
Iklan

Smith Alhadar
Penasihat The Indonesian Society for Middle East Studies

Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.

Bahkan kini Israel berhadapan dengan dunia Islam yang menolak tindakan negara tersebut memasang detektor itu setelah terjadi insiden berdarah di Masjid Al-Aqsa pada pertengahan Juli lalu. Upaya Israel meredakan ketegangan dengan mengganti detektor itu dengan kamera canggih (CCTV) tetap tidak berhasil. Warga Palestina tidak dapat menerima tindakan apa pun yang mengisyaratkan penguasaan Israel atas Masjid Al-Aqsa. Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) pun mengadakan pertemuan di Turki untuk membicarakan krisis ini.

Israel memang melanggar ketentuan yang berlaku. Sejak dulu Al-Aqsa, masjid tersuci ketiga umat Islam, dikelola oleh Yordania. Status quo ini dipertahankan dalam perjanjian perdamaian Israel-Yordania pada 1994. Al-Haram Al-Syarif--yang sepotong dindingnya merupakan Tembok Ratapan, tempat suci bagi umat Yahudi--boleh dikunjungi kaum Yahudi tapi tidak untuk beribadah. Adapun kedaulatan Masjid Al-Aqsa sepenuhnya berada di tangan Yordania.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan Israel tidak berniat mengubah status quo itu. Namun, sepanjang CCTV tidak dicopot, ucapan Netanyahu itu tidak ada artinya. Jelas CCTV, sebagaimana detektor, menunjukkan kekuasaan Israel atas Masjid Al-Aqsa. Netanyahu adalah politikus dari partai garis keras Likud. Dia membangun pemerintah koalisi dengan partai-partai sayap kanan dan agama. Dengan demikian, kendati mungkin ia bersedia memenuhi keinginan warga Palestina, para menteri kabinet dari partai-partai pendukungnya akan menentang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Al-Aqsa memang masjid yang sensitif. Kaum muslim percaya, dari Masjid Al-Aqsa, Nabi Muhammad melakukan mi'raj ke langit. Tak mengherankan, ketika pada 1969 seorang Yahudi fanatik membakarnya, umat Islam di seluruh dunia marah besar dan mendorong para pemimpinnya berhimpun membicarakan nasib masjid itu dan upaya merehabilitasinya. Inilah pertemuan yang menjadi cikal bakal terbentuknya OKI, yang bertujuan melindungi Masjid Al-Aqsa. Pada 2000, kunjungan mantan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon ke Al-Haram Al-Syarif memicu lahirnya Intifadah II, yang menewaskan ratusan orang Palestina. Intifadah III pecah pada Oktober 2015, menyusul segerombolan pemuda Yahudi memasuki Al-Haram Al-Syarif untuk beribadah.

Memang, kalau kunjungan kaum Yahudi untuk beribadah--yang telah berulang kali mereka coba lakukan--dibiarkan, akan jadi preseden buruk yang dapat berujung pada pencaplokan Israel atas masjid ini. Apalagi ada gelagat Israel untuk melakukan hal tersebut. Para arkeolog Israel terus mencari kesempatan untuk menggali tanah di bawah kompleks Masjid Al-Aqsa guna menemukan puing-puing peninggalan kuil Nabi Sulaiman yang diyakini berada persis di bawah masjid. Upaya ini didukung secara diam-diam oleh pemerintah Netanyahu. Warga Palestina curiga bahwa sesungguhnya Israel ingin merobohkan Masjid Al-Aqsa dan di atasnya akan dibangun kembali kuil Nabi Sulaiman. Dengan demikian, Yerusalem akan benar-benar menjadi kota Yahudi. Toh, Yahudinisasi sudah lama dijalankan Israel. Padahal Yerusalem Timur hendak dijadikan ibu kota Palestina merdeka kelak. Sesuai dengan Kesepakatan Oslo (1993), status final Yerusalem Timur akan diputuskan di meja perundingan. Tapi, sejak 1995, proses perdamaian Israel-Palestina jalan di tempat. Bahkan terhenti total sejak 2014. Adapun Israel terus menjalankan politik demografi di Yerusalem Timur yang merugikan Palestina.

Sejak 1967, Israel selalu menjaga agar warga Yahudi tetap mayoritas di Yerusalem. Kuota perumahan nyaris tidak ada hubungannya dengan perencanaan kota, melainkan digunakan untuk mendesak orang Palestina meninggalkan kota tersebut. Pada 1999, mantan penasihat tinggi Wali Kota Yerusalem, Teddy Kolek, mengungkapkan bahwa pemerintahnya mempunyai target rahasia untuk membatasi populasi Arab pada angka 28,8 persen. Alasannya, supaya tidak ada yang menggugat kepemilikan Israel atas Yerusalem yang lebih besar pada masa mendatang.

Naiknya Donald Trump sebagai penguasa Gedung Putih, yang tidak lagi berkomitmen pada perdamaian Israel-Palestina berdasarkan solusi dua negara, ikut berkontribusi bagi memburuknya hubungan kedua bangsa. Adapun Israel terus membangun permukiman Yahudi di Tepi Barat, yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB dan kesepakatan yang dibuatnya dengan Palestina--yang membuat Palestina frustrasi. Bisa dipastikan hasil akhir pertemuan OKI akan mengecam Israel, yang akan lebih memanaskan suasana, lebih banyak darah yang tertumpah, dan perdamaian semakin sulit diwujudkan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


UEA Cegat Rudal Houthi, Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel

31 Januari 2022

Presiden Israel Isaac Herzog bertemu dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, 30 Januari 2022. Mohamed Al Hammadi/Kementerian Kepresidenan/WAM/Handout via REUTERS
UEA Cegat Rudal Houthi, Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel

Uni Emirat Arab berhasil mencegat sebuah rudal balistik yang ditembakkan oleh Houthi dari Yaman ketika negara Teluk itu menjamu Presiden Israel


Biro Travel Khawatirkan Larangan Turis Berpaspor Indonesia Masuk Israel

31 Mei 2018

Sejumlah warga terlibat dalam persiapan menjelang Ramadhan di sekitar masjid Al-Aqsa di Jerusalem, Israel, 11 Juni 2014.  Saeed Qaq/Anadolu Agency/Getty Images
Biro Travel Khawatirkan Larangan Turis Berpaspor Indonesia Masuk Israel

Aturan pelarangan masuk Israel bagi turis berpaspor Indonesia membuat banyak tamu mempertanyakan hal tersebut.


Kedutaan Besar Amerika di Israel Akan Pindah ke Yerusalem

29 Agustus 2017

Seorang pejalan kaki berjalan melewati kedutaan besar Amerika Serikat di Tel Aviv, Israel, Senin (5/8). Penutupan kantor kedutaan AS di Timur Tengah dan Afrika diperpanjang seminggu sebagai tindakan pencegahan setelah al Qaeda mengeluarkan ancaman pada hari Minggu (4/6). REUTERS/ Nir Elias
Kedutaan Besar Amerika di Israel Akan Pindah ke Yerusalem

Netanyahu menunjukkan ekspresi penghargaannya kepada Trump dan pemerintahannya yang selama ini memberikan dukungan kuat bagi Israel.


Kesepian, Monyet Rawat dan Bermain dengan Anak Ayam

26 Agustus 2017

Monyet ini berteman dengan seekor ayam. AP
Kesepian, Monyet Rawat dan Bermain dengan Anak Ayam

Niv, monyet dari spesies Macaque telah menghabiskan waktunya dengan menjaga, membelai, membersihkan, dan bermain dengan seekor anak ayam.


Gereja Ortodoks Yunani Protes Israel Propertinya Dijual ke Yahudi

15 Agustus 2017

Pandangan umum dari menara Gereja Redeemer terlihat sebuah kubah Dome of the Rock di kota tua Yerusalem. middleeastmonitor.com
Gereja Ortodoks Yunani Protes Israel Propertinya Dijual ke Yahudi

Pemimpin Gereja Ortodoks Yunani di Yerusalem tolak keputusan pengadilan Israel yang menyetujui penjualan properti gereja ke ke perusahaan Yahudi.


Israel akan Tutup Kantor Berita Al Jazeera

7 Agustus 2017

Al-Jazeera. Chicagonow.com
Israel akan Tutup Kantor Berita Al Jazeera

Israel menganggap siaran berita Al Jazeera bersifat menghasut.


Ditembaki Rudal, Israel Balas Serang Pos Hamas di Gaza  

24 Juli 2017

Polisi perbatasan Israle berjaga-jaga dekat pintu masuk masjid Al Aqsa di Yerusalem, 23 Juli 2017. Israel mamasangkan kamera CCTV dan pendeteksi logam pada pintu masuk area masjid yang ditentang oleh warga Palestina dan memicu keteganga di area tersebut. AP
Ditembaki Rudal, Israel Balas Serang Pos Hamas di Gaza  

Tank milik Israel menyerang pos pemantau milik Hamas di Gaza, Senin, 24 Juli 2017, sebagai balasan atas tembakan rudal dari arah perbatasan Palestina.


Israel Akan Membangun Pulau Buatan di Gaza

14 Mei 2017

Rencana proyek pelabuhan dan bandara milik Israel di atas sebuah pulau buatan di lepas pantai Jalur Gaza. Thewashingtonpost.com
Israel Akan Membangun Pulau Buatan di Gaza

Trump akan tiba di Yerusalem pada 22 Mei 2017 untuk membicarakan masalah perdamaian antara Israel dan Palestina.


Bahasa Arab Akan Dihapus dari Bahasa Resmi Israel  

9 Mei 2017

Penanda jalan di Israel yang menggunakan tiga bahasa. wikipedia.org
Bahasa Arab Akan Dihapus dari Bahasa Resmi Israel  

Sejumlah menteri dalam kabinet Israel menyetujui RUU kontroversial yang akan menghapus status bahasa Arab sebagai bahasa resmi Israel.


Tank Israel Buldoser Lahan Pertanian Warga Palestina

7 Mei 2017

Seorang petani asal Palestina, Emad Amarneh memanen hasil tanamnya, tembakau di lahan miliknya di Ya`bad, West Bank, Palestina, 22 September 2014. REUTERS
Tank Israel Buldoser Lahan Pertanian Warga Palestina

Kendaraan militer itu masuk sekitar 150 meter wilayah pertanian Palestina, selanjutnya membuldoser lahan tersebut.