Menjadi juara umum SEA Games 2017 adalah target berlebihan. Dengan persiapan yang kurang, kontingen Indonesia bakal kesulitan mendominasi pesta olahraga dua tahunan yang kali ini digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 1930 Agustus mendatang itu.
Target yang diinginkan Presiden Joko Widodo tersebut susah dicapai, mengingat Indonesia sulit bersaing dalam 20 tahun terakhir. Pada SEA Games dua tahun lalu di Singapura, Indonesia hanya menempati peringkat kelima dengan raihan 47 medali emas. Indonesia kalah bersaing dengan Thailand yang meraup 95 emas, Singapura (84), Vietnam (73), dan Malaysia (62). Dengan persiapan yang mepet, target 55 medali emas yang dicanangkan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima)yang bertanggung jawab mempersiapkan atletjauh lebih realistis.
Tak ada salahnya memang menargetkan gelar juara umum untuk memacu atlet meraih prestasi terbaik di pesta olahraga negaranegara Asia Tenggara itu. Namun jauh lebih penting berfokus membina cabangcabang olahraga yang berpotensi meraih medali di Olimpiade, seperti bulu tangkis, angkat besi, dan panahan. Bila ingin mendominasi pesta olahraga multicabang, seperti SEA Games atau bahkan Asian Games, Indonesia mesti memprioritaskan pembinaan cabangcabang terukur yang melombakan banyak nomor, seperti akuatik (renang, renang indah, polo air, dan selam), atletik, senam, balap sepeda, menembak, serta dayung.
Namun semua itu harus dibarengi ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai, dari tempat latihan, peralatan, nutrisi, hingga penerapan sport science. Keluhan ihwal peralatan dan tempat latihan yang tidak memenuhi standar tak perlu lagi terjadi. Persiapan SEA Games tahun ini, misalnya, masih diwarnai keluhan soal itu. Juni lalu, atlet wushu mengeluh soal peralatan yang tak memenuhi standar internasional dan tempat latihan yang bocor, sedangkan atlet ski air hingga awal bulan lalu belum mendapatkan peralatan bertanding.
Bila pembinaan sudah berjalan bagus, Indonesia dapat kembali berjaya di arena SEA Games seperti pada 1977 hingga 1997. Dalam dua dekade itu, dari sebelas kali perhelatan, hanya Thailand yang sanggup menggusur dominasi Indonesia pada 1985 dan 1995 ketika Negeri Gajah Putih itu menjadi tuan rumah. Selepas itu, Indonesia hanya sekali lagi menjuarai SEA Games, yakni ketika Jakarta dan Palembang bertindak sebagai tuan rumah pada 2011. Selebihnya, kita kalah bersaing dengan Thailand.
Di tingkat lebih tinggi, bila pembinaan berhasil, tak mustahil atlet Indonesia pada cabangcabang tersebut mengukir prestasi emas di Olimpiade. Dua negara tetangga sudah membuktikannya di Olimpiade Rio de Janeiro tahun lalu. Penembak Vietnam, Hoang Xuan Vinh, meraih emas di nomor air pistol jarak 10 meter, sedangkan perenang Singapura, Joseph Schooling, merebut emas di nomor 100 meter gaya kupukupu setelah mengalahkan salah satu legenda Olimpiade asal Amerika Serikat, Michael Phelps.