Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bohong

Oleh

image-gnews
Iklan

Dengarkan ceritaku: di sebuah abad yang tak kusebut, dalam perjalanan laut ke Sri Lanka, kapalku singgah di sebuah pulau untuk mengambil air dan kayu bakar. Tiba-tiba badai yang dahsyat menghantam. Ribuan pohon diterbangkan angin ke angkasa delapan kilometer tingginya. Dari bawah pohon-pohon besar itu tampak seperti bulu-bulu burung yang bertaburan, tapi begitu badai reda, mereka jatuh kembali di tempat mereka semula, persis, dan berakar kembali.

Kecuali pohon yang terbesar. Di cabangnya ada sepasang orang tua yang jujur. Di sana mereka memetik ketimun- ya, di pulau itu sayur-mayur tumbuh di pohon. Karena mereka bergayut di dahan itu, pohonnya jatuh melintang ke bumi. Kecelakaan terjadi. Ia menimpa gubernur pulau itu yang sedang bersembunyi di pekarangan karena takut rumahnya dilanda badai. Pak Gubernur tewas seketika.

Bagi penduduk pulau itu, yang terjadi bukan malapetaka. Mereka membenci si gubernur yang rakus, bakhil, dan menindas. Mereka pun dengan gembira mengangkat pasangan pemetik ketimun itu sebagai pemimpin yang baru, sebagai tanda terima kasih.

Baron Munchausen berhenti bercerita di sini- dan kita akan mengikuti perlawatannya yang ajaib lewat buku yang mula-mula disusun tipis oleh Rudolph Erich Raspe, kemudian ditambah-tambahi banyak penulis dan pengkhayal. Kisah pembual itu berasal dari Jerman tapi terbit sebagai buku dalam bahasa Inggris di London, 1785, dan segera dialihbahasakan di banyak negeri. Waktu saya berumur 11 tahun, saya baca terjemahannya dalam edisi yang bagus (waktu itu mutu produksi buku sangat mengesankan, terutama oleh penerbit milik Belanda); juga sadurannya, diterbitkan Balai Pustaka, Pak Bohong.

Bohong ternyata bisa mengasyikkan. Tapi jika kita merasa betah dengan sang Baron, itu karena ia personifikasi sikap yang, dengan semua bualannya, tak hendak merusak kepercayaan dan menghina kecerdasan. Dustanya selalu demikian berlebihan hingga kita diharapkan untuk tak percaya- malah ketawa.

Kisah-kisah Baron Munchausen mengandung paradoks itu: kebohongan itu tak kita percayai karena kita punya asumsi tentang apa yang benar; tapi pada saat yang sama kebenaran yang kita pegang membiarkan dusta itu. Bahkan menikmatinya.

Itulah dusta jenis Munchausen. Ia berbeda dengan dusta Machiavelli. "Kadang-kadang kata harus jadi tabir fakta-fakta," kata penulis Il Principe itu menghalalkan tipu daya. Pada Machiavelli, dusta tak untuk dinikmati, melainkan bagian dari senjata di sebuah sengketa. Untuk menang, orang menyebarkan kebohongan tanpa risi, menyaksikan demagogi yang dengan berapi-api memompa hoax dan fitnah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hidup di kancah dusta Machiavelli, kini orang mensinyalir datangnya masa "pasca-kebenaran", the post-truth era, karena kebenaran sudah tak relevan lagi dalam komunikasi. Ralph Keyes, pengarang The Post-Truth Era: Dishonesty and Deception in Contemporary Life, berkata, "Kita hidup di sebuah lingkungan yang tak punya cukup penangkal bagi kecenderungan kita mengelabui orang lain." Padahal kita tahu, mengelabui dan dikelabui bukanlah formula yang sehat bagi sebuah kehidupan sosial.

Tapi meskipun kebenaran dianggap tak penting lagi, kita tak seluruhnya hidup dengan dusta Machiavelli. Kita masih punya dusta Munchausen- dusta yang tak hendak menghabisi dan dihabisi kebenaran. Di sana ada ruang hidup buat yang saya namakan "para-kebenaran".

Kata "para" berasal dari bahasa Yunani: "di samping". Sebuah cerita yang mengandung "para-kebenaran" adalah sebuah cerita yang tak sepenuhnya berisi kebenaran sebagaimana yang dirumuskan Thomas Aquinas di abad ke-13 (dan terus jadi pegangan ilmu-ilmu): veritas est adquatio rei et intellectus.

Dalam rumusan itu, sebuah pernyataan dianggap benar bila ia merupakan intellectus (pikiran, pengetahuan) yang cocok (adquatio) dengan rei (kenyataan). Kini rumusan itu guyah. Orang makin menyadari bahwa kenyataan, rei, dianggap cocok dengan pengetahuan, intellectus, karena ia dibentuk agar sesuai dengan pikiran kita. Juga orang makin menyadari, kenyataan tak pernah berbicara sendiri. Kenyataan ada karena diwujudkan oleh bahasa dan selamanya berada dalam bahasa. Ia muncul sebagai tafsir. Ia bukan fakta. Fakta tak pernah ada, kata Nietzsche. Hanya "tafsir" yang ada.

Tafsir itulah "para-kebenaran". Ia tak taklid kepada kebenaran ala Aquinas, tapi ia tak menafikannya. "Para-kebenaran" hidup dalam kisah Munchausen sebagai selingan di dunia yang sedang kehilangan. Dalam film The Adventures of Baron Munchausen sang Baron mengeluh. "Kini semuanya logika dan nalar. Sains, kemajuan, hukum hidraulik, hukum ini itu, tak ada yang lain." Ia putus asa. Tak ada ruang yang bebas dari kebenaran ilmiah, tempat ia menyambut ketimun pohon dan lautan anggur- imajinasi dalam tafsir.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kupas Tuntas Perpres Nomor 76 Tahun 2024 Soal IUP yang Baru Disahkan Presiden Jokowi

6 menit lalu

Presiden Jokowi memberikan keterangan usai meluncurkan golden visa Indonesia di hotel ritz carlton, Jakarta Selatan, Kamis,  25 Juli 2024. TEMPO/Daniel a. Fajri
Kupas Tuntas Perpres Nomor 76 Tahun 2024 Soal IUP yang Baru Disahkan Presiden Jokowi

Di dalam JDIH Kemensesneg di Jakarta telah memuat ketentuan distribusi IUP kepada kelompok masyarakat tercantum dalam Pasal 5A ayat (1).


Persiapan yang Harus Dilakukan Sekolah Saat Penghapusan Jurusan di SMA Dihapus

10 menit lalu

Siswa SMA melihat koleksi Museum Adityawarman di Ruangan Perhiasan pada 21 September 2023. (TEMPO/Fachri Hamzah)
Persiapan yang Harus Dilakukan Sekolah Saat Penghapusan Jurusan di SMA Dihapus

Kemendikbudristek mulai menerapkan penghapusan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA pada tahun ajaran 2024/2025.


2 Pengajar Pondok Pesantren di Kabupaten Agam Diduga Sodomi 40 Santri Sejak 2022

23 menit lalu

ilustrasi
2 Pengajar Pondok Pesantren di Kabupaten Agam Diduga Sodomi 40 Santri Sejak 2022

2 pengajar salah satu pondok pesantren di Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, ditangkap Polresta Bukittinggi karena mencabuli 40 santri.


Kata Dasco Gerindra Soal Usul Pelaksanaan Pilpres dan Pileg Dipisah

23 menit lalu

Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad saat ditemui usai menghadiri acara Silaturahmi dan Tasyakuran DPD Gerindra DKI Jakarta di Tavia Heritage Hotel, Jakarta Pusat pada Kamis, 9 Mei 2024. TEMPO/Adinda Jasmine
Kata Dasco Gerindra Soal Usul Pelaksanaan Pilpres dan Pileg Dipisah

Dasco menyatakan lebih setuju Pilpres dan Pileg dilaksanakan bersamaan.


Dekat Puncak Kemarau, BMKG Prediksi Hujan Tetap Guyur 19 Wilayah di Indonesia

26 menit lalu

Puluhan pengendara motor berteduh di bawah tiang pancang LRT saat hujan yang cukup lebat, di Jalan protokol Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin, 6 April 2020. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan dini cuaca ekstrem di Indonesia. TEMPO/Imam Sukamto
Dekat Puncak Kemarau, BMKG Prediksi Hujan Tetap Guyur 19 Wilayah di Indonesia

BMKG memperkirakan 19 wilayah di Indonesia bakal tetap dibasahi hujan intensitas sedang hingga lebat hingga awal Agustus 2024.


PPATK Ungkap Ada Masyarakat Berpenghasilan di Atas Rp 1 Miliar Main Judi Online dengan Deposit Rp 4,8 Miliar

26 menit lalu

Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana memberi laporan dalam acara Peringatan 22 Tahun Gerakan Nasional Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT) di Istana Negara, Jakarta, Rabu 17 April 2024. Indonesia telah dinyatakan secara aklamasi diterima sebagai Anggota Financial Action Task Force on Money Laundering and Terrorism Financing (full membership). Keberhasilan tersebut diperoleh dalam FATF Plenary Meeting di Paris, Perancis yang dipimpin oleh Presiden FATF, MR. T. Raja Kumar pada Rabu, 25 Oktober 2023. TEMPO/Subekti.
PPATK Ungkap Ada Masyarakat Berpenghasilan di Atas Rp 1 Miliar Main Judi Online dengan Deposit Rp 4,8 Miliar

PPPATK ungkap sejumlah masyarakat berpenghasilan di atas Rp 1 miliar main judi online.


Jelang Laga Pertama Olimpiade Paris 2024, Apriyani / Fadia Sudah Intip Kekuatan Pasangan Jepang

45 menit lalu

Ekspresi pebulutangkis Ganda Putri Indonesia Apriyani Rahayu dan Siti Fadia Silva Ramadhanti saat berhadapan dengan pebulutangkis Ganda Putri Malaysia Pearly Tan dan Thinaah Muralitharan pada babak 16 besar Kapal Api Indonesia Open 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis, 6 Juni 2024. Apriyani Rahayu dan Siti Fadia Silva Ramadhanti kalah dengan skor 18-21 dan 19-21 gagal melaju ke babak selanjutnya. TEMPO/M Taufan Rengganis
Jelang Laga Pertama Olimpiade Paris 2024, Apriyani / Fadia Sudah Intip Kekuatan Pasangan Jepang

Apriyani / Fadia memastikan persiapannya berjalan baik menjelang laga pertama di Olimpiade Paris 2024.


Timnas Indonesia U-19 vs Malaysia di Semifinal Piala AFF U-19 2024 Sabtu Malam Ini, Indra Sjafri: Laga Penuh Gengsi

51 menit lalu

Pelatih Timnas Indonesia U-19 Indra Sjafri. TEMPO/Randy
Timnas Indonesia U-19 vs Malaysia di Semifinal Piala AFF U-19 2024 Sabtu Malam Ini, Indra Sjafri: Laga Penuh Gengsi

Timnas Indonesia U-19 akan menghadapi Malaysia di semifinal Piala AFF U-19 2024 pada Sabtu malam, 27 Juli.


Ekonom Sebut Keterlibatan Masyarakat Indonesia di Sektor Asuransi Masih Rendah, Ini Alasannya

56 menit lalu

Ekonom senior Faisal Basri menghadiri diskusi film Bloody Nickel yang digelar Koalisi Masyarakat Sipil di Taman Ismail Marzuki (TIM) pada Sabtu, 4 Mei 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Ekonom Sebut Keterlibatan Masyarakat Indonesia di Sektor Asuransi Masih Rendah, Ini Alasannya

Sektor asuransi hanya berkontribusi 6,9 persen terhadap totoal Gross Domestic Product (GDP), membuat Indonesia berada di posisi keenam Asia Tenggara


Respons PAN-Nasdem-PKS Soal Isu Poros Koalisi PKB dan PDIP di Pilkada 2024

56 menit lalu

Ilustrasi TPS Pilkada. Dok TEMPO
Respons PAN-Nasdem-PKS Soal Isu Poros Koalisi PKB dan PDIP di Pilkada 2024

PKB dan PDIP menjajaki peluang berkoalisi pada Pilkada 2024.