Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Burung Tiru

Oleh

image-gnews
Iklan

Ini kisah di sebuah kota yang panas dan lamban, yang penghuninya tak datang tak pergi, yang hampir semuanya berkulit putih, hampir semuanya miskin dan cemberut, tapi pada suatu hari jadi satu suara yang menuding: Dia bersalah! Negro itu bersalah! Dia pemerkosa!

Dan hanya ada seorang duda dengan dua anak, seorang advokat, yang dengan tenang dan sopan berani membela Negro itu. Atticus Finch. Dan ia gagal.

Ceritanya muram dalam To Kill a mockingbird. Tapi tak muram sepenuhnya. Harapan masuk dan keluar seperti tak sengaja. Novel satu-satunya Harper Lee tentang kehidupan kota fiktif Maycomb di daerah selatan Amerika pada tahun 1930-an ini mungkin novel religius yang tak berbicara tentang agama dan mengutip Tuhan. Novel itu terbit pada 1960, kini karya klasik di sastra Amerika, tapi ia bisa menyentuh siapa saja. Ia menyajikan antithesis sederhana kepada purbasangka dan kesewenang-wenangan--yang rasanya perlu dibaca (kembali) di Jakarta hari-hari ini.

Harper Lee mendeskripsikan rasialisme seakan-akan bagian hidup yang normal Kota Maycomb. Yang berkisah dalam cerita ini Scout, anak Atticus yang perempuan, yang ibunya meninggal ketika ia berumur dua tahun. Ia tak merasa ayahnya seorang lelaki yang membanggakan: Atticus lebih tua ketimbang ayah-ayah lain dan ia tak pernah pergi berburu seperti bapak-bapak lain. Hanya kemudian, berangsur-angsur, gadis kecil itu tahu lebih banyak: masyarakat tempat keluarganya hidup, retakan sosial, perbedaan kelas, amarah dan hipokrisi yang tersembunyi di dalamnya--dan sikap Atticus di tengah itu.

Rumah keluarga Finch di pinggir kota. Suatu hari Scout dan Jem menguntit ayah mereka ke pusat, dan melihat Atticus duduk di depan penjara: ia di sana untuk jadi penasihat hukum Tom Robinson.

Tom orang hitam. Artinya ia penghuni kota yang di luar hitungan. Laki-laki itu dituduh memerkosa seorang perempuan muda kulit putih dan Kota Maycomb meyakini itu. Tapi Atticus tak membiarkan keyakinan itu jadi kesewenang-wenangan. Bersedia membela si Negro, ia dimusuhi orang ramai. Bahkan Scout dan kakaknya, Jem, ikut diejek teman-teman mereka: Ayah kalian "si doyan-negro", nigger-lover.

"Ayah bukan bener-bener doyan-negro, kan?"

"Kamu salah; Ayah memang doyan-negro. Ayah berusaha sebaik-baiknya menyukai tiap orang. Ayah degil, kadang-kadang--tapi, Neng, jangan merasa sakit hati jika kita dipanggil dengan sebutan yang dianggap hinaan. Itu cuma menunjukkan orang yang memanggilmu perlu dikasihani; kamu sendiri tak dilukai."

Dengan kalem, Atticus adalah perlawanan. Ia keberanian.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia memberi contoh kepada anak-anaknya bahwa keberanian berarti mengatasi kebencian yang dilontarkan orang kepada kita dan memahami apa yang salah dengan orang itu: Nyonya Dubose, tetangga mereka, bersikap jahat kepadanya, tapi tiap hari Atticus memberinya hormat dan berbicara baik-baik kepadanya--yang ternyata sedang menanggungkan sakit. "Pada saat seperti itu," tutur Scout, "aku pikir Ayah, yang benci senjata dan tak pernah ikut berperang, adalah laki-laki paling berani di dunia."

Keberanian adalah menghadapi cercaan dengan kepala tegak tapi tinju diturunkan. "Coba sesekali berkelahi dengan memakai isi kepalamu," nasihat Atticus. Keberanian adalah menghormati pendapat orang lain seraya mengedepankan prinsip: "Satu hal yang tak mengikuti aturan mayoritas adalah hati nurani."

Dengan itu semua Atticus bersedia mendampingi Tom Robinson di depan hakim ketika mayoritas Kota Maycomb sudah memvonis orang yang sebenarnya tak melakukan apa-apa itu.

Tapi Atticus gagal. Bersama suara gemuruh di luar pengadilan, para juri menyatakan Tom bersalah. Tak hanya itu. Sebelum ia dibawa ke penjara tempat ia akan menjalani hukuman mati, Negro itu dibunuh ramai-ramai.

Dosa, kata Atticus kepada anak-anaknya, jika kita membunuh burung tiru, mockingbird. Burung itu, Mimus polyglottos, tak merusak apa-apa; ia hanya bersuara menirukan burung-burung lain di pohon-pohon di luar. Ia tak akan berdaya menghadapi sesuatu yang lebih kuat: bedil. Tom Robinson, orang yang di luar itu, yang "bukan-kita" itu, juga tak akan bisa melawan suara gemuruh yang menudingnya.

Dosa. Itu, kata Scout, satu-satunya saat Atticus menyebut kata "dosa" tentang sebuah perbuatan. Dan kita pun tahu sesuatu yang religius dalam diri orang ini, yang berbeda dengan penduduk kota umumnya: ia hanya merasa pantas bersembahyang di depan Tuhan jika ia berusaha membela Tom yang dizalimi. I couldn't go to church and worship God if I did not try to help that man.

Atticus pun jadi bagian dari harapan di tengah putus asa. Tanpa berkhotbah. Tanpa didengarkan orang-orang yang mengukuhkan iman mereka dengan membenci. Kata Miss Maudie: "Kadang-kadang kitab Suci di tangan seseorang lebih buruk ketimbang sebotol wiski di tangan orang lain."

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BMKG: Mayoritas Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

1 menit lalu

Ilustrasi hujan petir. skymetweather.com
BMKG: Mayoritas Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

Potensi hujan sedang hingga hujan lebat disertai petir dan angin kencang dipengaruhi oleh Madden Julian Oscillation.


Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Kisah Komikus Jepang Sindir Indonesia Lebih Pilih Cina 6 Tahun Lalu

2 menit lalu

Rute Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Diubah
Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Kisah Komikus Jepang Sindir Indonesia Lebih Pilih Cina 6 Tahun Lalu

Jauh sebelum wacana kereta cepat Jakarta-Surabaya, ada komikus yang pernah sindir Indonesia lebih pilih Cina dari pada Jepang.


Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewan Pengawas KPK Albertina Ho, Ini Tugas Dewas KPK

10 menit lalu

Anggota Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (Dewas KPK), Albertina Ho, dan Ketua Dewas KPK, Tumpak Panggabean, membacakan putusan tiga terperiksa kasus pungli rutan KPK atas nama Ristanta, Sofian Hadi, dan Achmad Fauzi di Gedung Dewas KPK, Jakarta Selatan, Rabu, 27 Maret 2024. Ketiga terperiksa mangkir dari persidangan dengan alasan sakit. TEMPO/Han Revanda Putra.
Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewan Pengawas KPK Albertina Ho, Ini Tugas Dewas KPK

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron melaporkan anggota Dewas KPK Albertina Ho. Berikut tugas dan fungsi Dewas KPK


23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

11 menit lalu

Kantor Kementerian Luar Negeri RI di Jln. Pejambon, Jakarta. Sumber: Suci Sekar/Tempo
23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI


Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

17 menit lalu

Ilustrasi - Ventilator rumah sakit. (ANTARA/Shutterstock/am)
Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.


Jadwal Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan Senin, Simak Catatan Manis Shin Tae-yong di Stadion Abdullah bin Khalifa

22 menit lalu

Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong bersama para pemainnya di Piala Asia U-23 2024. Doc. AFC.
Jadwal Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan Senin, Simak Catatan Manis Shin Tae-yong di Stadion Abdullah bin Khalifa

Timnas U-23 Indonesia vs Uzvekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 akan digelar di Stadion Abdullah bin Khaliffa pada Senin, 29 April 2024.


Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

32 menit lalu

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ditemui di kediaman Calon Presiden Prabowo Subianto, Rumah Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, 20 Maret 2023. TEMPO/Daniel A. Fajri
Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menyerahkan 300 sertifikat tanah secara simbolis untuk masyarakat Sulawesi Tenggara.


Masuk Bursa Cagub Jakarta, Risma: Saya Takut dan Tak Punya Uang

38 menit lalu

Menteri  Sosial Tri Rismaharini  menjadi pembicara pembuka hari kedua Forum Infrastruktur Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD)di Paris Prancis, Rabu  pagi, 10 April 2024. (Sumber: Istimewa)
Masuk Bursa Cagub Jakarta, Risma: Saya Takut dan Tak Punya Uang

PDIP sebelumnya mengusulkan Menteri Sosial Tri Rismaharini hingga Menpan RB Abdullah Azwar Anas sebagai cagub Jakarta.


Kondisi Kolesterol Tahapan Lanjut Bisa Terlihat dari Tanda di Wajah

46 menit lalu

Ilustrasi kolesterol. Shutterstock
Kondisi Kolesterol Tahapan Lanjut Bisa Terlihat dari Tanda di Wajah

Gejala kolesterol tahapan lanjut dapat dilihat secara fisik dan dirasakan tubuh. Antara lain, bisa ditandai dari wajah. Apa saja?


Kincir Angin Ikonik Moulin Rouge Paris Roboh, Pertunjukan Tetap Lanjut

55 menit lalu

Moulin Rogue Paris. Instagram.com/@moulinrougeofficiel
Kincir Angin Ikonik Moulin Rouge Paris Roboh, Pertunjukan Tetap Lanjut

Kincir angin Moulin Rouge telah berputar selama 135 tahun, dan yang pertama menyala saat pembukaan pada 1889