Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Masalah Kecerdasan Bangsa

image-profil

image-gnews
Iklan

M. Alfan Alfian
Dosen Pascasarjana Ilmu Politik Universitas Nasional, Jakarta

Kalau kita baca media massa, sederet peristiwa menyembul ke permukaan, dari pro-kontra Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang tentang Organisasi Kemasyarakatan yang bermaksud memproteksi ideologi Pancasila, penetapan Setya Novanto sebagai tersangka kasus e-KTP, atau aksi walk out tiga fraksi dalam pengesahan Rancangan Undang-Undang Pemilihan Umum. Belum lagi soal siapa penyiram air keras Novel Baswedan, penyelundupan narkotik berton-ton, polemik utang biaya insfrastruktur, terorisme, tenaga kerja di luar negeri, perbatasan wilayah, politik identitas, penggandaan uang secara gaib Dimas Kanjeng, dan ratusan berita lainnya. Kalau dirangkum, itulah mozaik masalah bangsa yang wajahnya penuh keruwetan.

Sejauh mana peristiwa-peristiwa tersebut mencerminkan filosofi Preambule UUD 1945, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa? Mengapa para pendiri bangsa memilih kata "mencerdaskan" ketimbang "memintarkan"? Mengapa pula kata "kehidupan" terselip di antara mencerdaskan dan bangsa? Mengapa yang hendak dicerdaskan itu kehidupan bangsa? Pertanyaan-pertanyaan demikian sering terlewatkan dalam ritme hidup kita sebagai bagian dari bangsa.

Saya bersepakat dengan pandangan bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa tak sekadar mengilhami Pasal 32 Konstitusi yang terfokus pada pendidikan dan kebudayaan, tetapi jauh lebih mendalam lagi maknanya. Ini terkait dengan kecerdasan seluruh elemen bangsa, termasuk penyelenggara negara, rakyat, dan hubungan-hubungannya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, "cerdas" itu "sempurna perkembangan akal budinya (untuk berpikir, mengerti, dan sebagainya); tajam pikiran." Mencerdaskan adalah "mengusahakan dan sebagainya supaya sempurna akal budinya; menjadikan cerdas."

Ada dua perspektif yang bisa kita uraikan dalam hal ini. Pertama, kecerdasan itu harus ada di semua elemen dan segmen kebangsaan kita. Hanya dengan posisi atau kondisi cerdaslah yang satu bisa mendorong yang lain untuk juga cerdas. Jadi, harus ada substansi kecerdasan masing-masing. Ini mengingatkan pada petuah Jenderal Sudirman:""Hendaknya perjuangan kita harus kita dasarkan pada kesucian." Kesucian itulah basis ketulusan.

Kedua, kita bisa memaknai "mencerdaskan kehidupan bangsa" sebagai pola hubungan antar-elemen bangsa. Pola hubungan itu bersifat empan papan, yang cerdas, proporsional, dan tentu tidak dalam semangat saling menjatuhkan. Bahasa manajemen modernnya, hubungan yang sinergis, saling menguatkan dalam hal-hal kebaikan dalam kehidupan bangsa. Itulah hakikat "mencerdaskan kehidupan bangsa".

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Karena makna "cerdas" melibatkan akal budi, relevanlah syair Syauqi Bey yang dialihbahasakan Buya Hamka berikut ini: Tegak rumah kerana sendi/runtuh sendi rumah binasa/sendi bangsa ialah budi/runtuh budi runtuhlah bangsa. Untuk itu, pentinglah menjaga kecerdasan masing-masing, saling berinteraksi demi kebaikan bangsa. Kecerdasan bukan semata kepintaran, tetapi juga ketulusan, kejujuran. Kecerdasan dalam berbangsa itulah patriotisme.

Sudah banyak uraian budayawan yang menengarai bangsa yang tak sedang krisis kepintaran, karena banyak kaum terdidik dan profesional, tetapi tekor ketulusan dan kejujuran. Banyak yang pintar tapi rakus, korup. Mereka pintar untuk membodohi yang lain, yang notabene membodohi kehidupan bangsa. Mereka bernaung dalam suatu departemen pembodohan dan antikebudayaan, tak tampak tapi efektif daya rusaknya, menggerogoti, dan menghambat laju revolusi mental.

Kita bukan bangsa bodoh, atau setidaknya tak rela kalau dikatakan seperti itu. Kita memang sudah melampaui era, meminjam istilah Nurcholish Madjid, booming sarjana. Kendati rupa-rupa masalah pendidikan kita jumpai, tetapi kondisinya sudah jauh lebih baik. Dapat dimaklumi manakala fokus pendidikan karakter dipandang penting untuk zaman kita karena yang diinginkan bukan peserta didik yang sekadar pintar, tapi juga cerdas.

Kita berikhtiar agar segenap dimensi kehidupan bangsa ini cerdas, termasuk dalam menjaga keutuhan bangsa dalam ritme demokratis. Kecerdasan demokratis penting di tengah serba godaan antidemokrasi. Tapi demokrasi harus terkelola pula secara cerdas agar tak justru membuat musibah. Kita tak bisa membayangkan bangsa yang plural ini dikelola tanpa demokrasi yang bermaslahat.

Apabila tinjauannya politik praktis, setiap kelompok bisa saling mengklaim sudah dalam rel mencerdaskan kehidupan bangsa. Semua merasa paling benar, kendati tanpa ketulusan. Kerap kali politik hanya tontonan membingungkan. Pemilihan umum yang demokratis menjadi penting sebagai bentuk lain mahkamah sejarah. Para politikus dinilai rakyat dan dijatuhkan hukuman atau diberi kepercayaan. Tapi rakyat pun adakalanya menyedihkan kondisinya: permisif dan rabun oleh serangan virus pragmatisme transaksional yang membabi buta.

Untuk itu, lawan utama kita ialah kebodohan dan pembodohan sebagai lawan kecerdasan dan pencerdasan. Maka, kalaulah Gundala Putra Petir sebagai tokoh komik Indonesia harus hadir kembali, maka di dadanya perlu ditulis kalimat: "Mencerdaskan kehidupan bangsa!" Tetapi, masalahnya tentu jauh melampaui jargon tersebut.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


IPB University Buka Pendaftaran S1 Kecerdasan Buatan hingga 28 Juli 2024, Cek Syarat dan Cara Daftarnya

9 jam lalu

Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB).
IPB University Buka Pendaftaran S1 Kecerdasan Buatan hingga 28 Juli 2024, Cek Syarat dan Cara Daftarnya

IPB University buka pendaftaran mandiri program S1 Kecerdasan Buatan sampai Minggu, 28 Juli 2024


IPB University Buka Prodi S1 Kecerdasan Buatan, Pendaftaran Lewat Jalur Mandiri

19 jam lalu

Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB).
IPB University Buka Prodi S1 Kecerdasan Buatan, Pendaftaran Lewat Jalur Mandiri

IPB University membuka Program Studi (Prodi) Sarjana (S1) Kecerdasan Buatan.


Samsung Innovation Campus Bekali Siswa dan Mahasiswa Keterampilan Berbasis IoT dan AI

20 jam lalu

Peserta Samsung Innovation Campus mengikuti AI Product Development Bootcamp, rangkaian program Samsung Innovation Campus Batch 5 2023/2024. (Samsung)
Samsung Innovation Campus Bekali Siswa dan Mahasiswa Keterampilan Berbasis IoT dan AI

Inisiatif yang dilakukan Samsung dalam mengemas keseluruhan program Samsung Innovation Campus tahun ini didasari oleh tren teknologi, khususnya AI.


Begini Westlife Rilis Single Baru dalam Bahasa Mandarin Pakai AI

6 hari lalu

Boyband Westlife tampil dalam konser bertajuk
Begini Westlife Rilis Single Baru dalam Bahasa Mandarin Pakai AI

Westlife merilis lagu terbaru menggunakan kecerdasan buatan alias AI dalam bahasa Mandarin dan berhasil merebut hati para fans di China.


Cina Kembangkan Model Prakiraan Cuaca Gunakan Kecerdasan Buatan

7 hari lalu

Ilustrasi Kecerdasan Buatan (Yandex)
Cina Kembangkan Model Prakiraan Cuaca Gunakan Kecerdasan Buatan

Ilmuwan Cina telah mengembangkan sebuah model baru untuk prakiraan cuaca sub-musiman menggunakan kecerdasan buatan


Penjelasan Kampus soal Nilai Peserta Simak UI yang Diduga Gunakan AI dan Lolos Jadi Maba

8 hari lalu

Ilustrasi kecerdasan buatan atau AI. Dok. Shutterstock
Penjelasan Kampus soal Nilai Peserta Simak UI yang Diduga Gunakan AI dan Lolos Jadi Maba

Sempat ramai di media sosial soal peserta SImak UI yang menggunakan AI untuk menjawab soal.


Riset AI di Dunia Pendidikan, Mayoritas Jawaban ChatGPT Tak Terdeteksi oleh Penguji

10 hari lalu

Ilustrasi kecerdasan buatan atau AI. Dok. Shutterstock
Riset AI di Dunia Pendidikan, Mayoritas Jawaban ChatGPT Tak Terdeteksi oleh Penguji

Riset University of Reading, Inggris, menunjukkan mayoritas ujian yang dikerjakan AI tak terdeteksi penguji. Nilai jawaban ChatGPT lebih tinggi.


OpenAI Dilaporkan Bikin Model Canggih Strawberry dengan Kemampuan Penelitian Mendalam

12 hari lalu

Ilustrasi OpenAI. REUTERS/Dado Ruvic
OpenAI Dilaporkan Bikin Model Canggih Strawberry dengan Kemampuan Penelitian Mendalam

Cara kerja Strawberry dirahasiakan bahkan di dalam OpenAI.


Samsung Pasang AI Generatif pada Bixby, Asisten Virtual Pesaing Gemini dan ChatGPT

14 hari lalu

Ilustrasi Bixby Samsung (Dok. Samsung.com)
Samsung Pasang AI Generatif pada Bixby, Asisten Virtual Pesaing Gemini dan ChatGPT

Bixby termasuk asisten virtual jadul milik Samsung yang diluncurkan sejak 2012. KIni fitur pintar ini akan dilengkapi dengan AI generatif.


Google: Teknologi AI Akan Mengubah Pola Bisnis Menjadi Lebih Kompetitif

16 hari lalu

Ilustrasi kecerdasan buatan atau AI. Dok. Shutterstock
Google: Teknologi AI Akan Mengubah Pola Bisnis Menjadi Lebih Kompetitif

Perkembangan AI, khususnya di Indonesia, akan mengubah pola bisnis menjadi lebih kompetitif di era digital seperti sekarang ini.