Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Shari'ati

Oleh

image-gnews
Iklan

Tak cukup hanya mengatakan kita harus kembali ke Islam. Kita harus jelaskan Islam yang mana: Islam-nya Abu Zarr atau Islam-nya Marwan Sang Penguasa.... Islam kaum miskin, rakyat yang diisap, atau Islam khalifah, Islam istana....

-- Ali Shari'ati

Iran, tahun 1960-an. Shah berkuasa dan dinas keamanan yang ditakuti itu, SAVAK, bekerja sebagai mata dan telinga di tiap sudut.

Syahdan, pada suatu pagi 2 Juni 1964 sebuah mobil Mercedes 320 sampai di pos perbatasan di Bazargan, dengan tiga orang dewasa dan tiga anak kecil di dalamnya. Petugas meminta mereka turun. Di dalamnya ada Ali Shari'ati beserta istri dan anak-anaknya, menumpang mobil milik seorang temannya dari Paris. Di pos perbatasan itu Shari'ati dipisahkan dari keluarganya dan diinterogasi.

Ia mungkin tak menyangka, setelah lima tahun ia kuliah di Sorbonne, Paris, SAVAK masih belum menghapus namanya sebagai pembangkang. Tahun 1952 ia, ketika masih jadi guru sekolah menengah dan mendirikan Persatuan Pelajar Islam, ikut dalam sebuah demonstrasi protes; ia ditangkap. Tahun 1957, setelah lulus dari universitas di Mashhad, ia juga dipenjarakan; ia anggota gerakan yang mendukung Perdana Menteri Mosaddeq yang digulingkan militer dengan bantuan CIA. Tahun 1959 ia bebas dari pengawasan; ia mendapat kesempatan ke Paris untuk melanjutkan studinya. Tapi pagi itu, dalam perjalanan pulang ke Mashhad, kota kelahirannya, ia disetop. Petugas keamanan mengirimnya ke penjara Qezel Qal'eh.

Ia ditahan selama enam minggu. Tapi kelak ia akan dipenjarakan lagi selama 18 bulan di Penjara Komiteh yang seram.

Dari pemikiran dan riwayatnya, namanya harum sebagai "ideolog Revolusi Iran"--revolusi yang meletus setahun setelah ia tiba-tiba meninggal di Southampton, Inggris, 19 Juni 1977. Bukunya, pamfletnya, rekaman pidatonya dibaca luas dalam perlawanan rakyat terhadap kekuasaan Shah--bahkan lebih dikenal ketimbang pemikiran Ayatullah Khomeini.

Tak berarti Shari'ati menawarkan doktrin yang "siap-pakai" seperti Lenin dalam Revolusi Rusia di awal abad ke-20. Tulisan Shari'ati lebih literer ketimbang sistematis--dan lebih menggugah. Gagasannya merupakan perjalanan mencari. Ia cendekiawan yang dibesarkan dalam tradisi Islam, khususnya Syiah, yang bergulat dengan masalah besar negerinya: penindasan politik dan sosial dan kebekuan pemikiran--hal-hal yang dialami banyak orang Iran waktu itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia beruntung. Iran punya khazanah yang kaya dalam sastra dan filsafat, dan terutama sufisme, dan sekaligus sumber-sumber intelektual abad ke-20. Tapi keberuntungan itu juga membawa problem. Hadirnya pelbagai acuan itu--terutama ajaran Islam yang mewariskan nilai-nilai luhur dan Marxisme yang menjanjikan pembebasan dan keadilan--sering membelah perspektif. Shari'ati mencoba, dengan susah payah, menghindari bentrok kedua acuan dalam hidupnya itu.

Ia ambil dari sejarah Islam satu tauladan: Abu Zarr. Tokoh ini hidup di abad ke-7, konon orang kelima pertama yang masuk Islam. Di bawah kekhalifahan Usman, ketika kekayaan mulai menumpuk di kalangan yang berkuasa, ia jadi penganjur kehidupan sosial yang merata. Ia menolak harta. Ia menolak jabatan. Dalam biografi yang ditulis Ali Rahnema, An Islamic Utopian, Shari'ati menyebut Abu Zarr sebagai pejuang "komunisme Islami", eshterakiyat-e eslami. Selain menerjemahkan riwayat hidup sahabat Nabi ini, Shari'ati mendorong pementasan sebuah lakon tentang tokoh ini--lakon yang disambut hangat di mana-mana.

Pada Abu Zarr, Shari'ati menemukan titik pertemuan antara yang "Islami" dan yang "Marxis". Tapi pada saat yang sama, seraya mengemukakan kritik kepada "Islam" para ulama yang hanya menengok ke belakang, Shari'ati mengecam Marxisme seperti yang dipraktekkan di Uni Soviet yang mengekang kemerdekaan perorangan.

Di sini tampak kecenderungannya mengedepankan kemerdekaan manusia (ia pengagum Sartre dan juga Iqbal), tapi kemerdekaan itu dikaitkannya dengan kesetaraan: hidup yang tanpa hierarki. Shari'ati bukan penyusun ideologi revolusi melalui bangunan kekuasaan. Kekuasaan ia singkiri.

Melalui gurunya di Paris, Louis Massignon, ia mengagumi Al-Hallaj, sufi yang dihukum mati penguasa agama. Itu sebabnya ia tambah mengedepankan sifat ke-sufi-an sebagai iman yang tulus yang berada di luar struktur. Itu sebabnya ia mengecam kehidupan umat dan ulama Syiah di bawah dinasti Safavi.

Dari segi ini Shari'ati beruntung. Ia meninggalkan dunia sebelum Revolusi Iran meletus dan menang. Republik Islam yang menggantikan Shah ternyata juga mencekik kemerdekaan sesama muslim. Sejumlah orang, dulu sama-sama berjuang, dihukum mati. Mimbar para mullah pun jadi takhta tersendiri.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PKB Nilai Syarat dari PAN untuk Dukung Anies di Pilgub Jakarta Hambat Pembentukan Koalisi

4 menit lalu

Wakil Ketua Umum DPP PKB Jazilul Fawaid saat ditemui usai pertemuan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di DPP PKB di Jalan Raden Saleh Raya, Senen, Jakarta Pusat pada Senin, 29 April 2024. TEMPO/Adinda Jasmine
PKB Nilai Syarat dari PAN untuk Dukung Anies di Pilgub Jakarta Hambat Pembentukan Koalisi

PKB sendiri sudah dekat dengan sikap akan mendukung Anies di Pilgub Jakarta.


Ratusan Ribu Anak Terlibat Judi Online, KPAI: Ini Kegagalan Negara

7 menit lalu

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Ai Maryati Solihah (kedua dari kiri), saat memberikan pidato pada konferensi pers Laporan Akhir Tahun KPAI 2023, di Jakarta, Senin (22 Januari 2024). (ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari)
Ratusan Ribu Anak Terlibat Judi Online, KPAI: Ini Kegagalan Negara

Keterlibatan anak-anak dalam pusaran judi online merupakan kegagalan negara. Negara telah gagal memenuhi lima klaster hak anak.


Misteri Sosok Pengendali Judi Online Berinisial T

9 menit lalu

Ilustrasi pemain judi online. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie akan mengumumkan karyawan dari Kementerian Kominfo yang bermain judi online, pada Kamis, 27 Juni 2024 mendatang. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Misteri Sosok Pengendali Judi Online Berinisial T

Kepala BP2MI Benny Rhamdani mengungkapkan sosok berinisial T sebagai aktor di balik bisnis judi online.


Politisi AS Beri Label Penjahat Perang Kepada Benjamin Netanyahu, Penuhi Syarat Langgar Konvensi Jenewa?

14 menit lalu

Politisi AS Beri Label Penjahat Perang Kepada Benjamin Netanyahu, Penuhi Syarat Langgar Konvensi Jenewa?

Rashida Tlaib, satu-satunya anggota Kongres AS angkat spanduk saat Benjamin Netanyahu pidato. Penjahat perang ditujukan pada PM Israel.


Kapal Tenggelam di Anambas Diduga Akibat Kelebihan Penumpang

25 menit lalu

Kapal Motor Samarinda membawa penumpang yang duduk di atas atap kapal dari Tarempa tujuan Matak, Anambas. Foto: Istimewa
Kapal Tenggelam di Anambas Diduga Akibat Kelebihan Penumpang

Kapal tenggelam di perairan Anambas diduga akibat kelebihan jumlah penumpang.


CrowdStrike Klaim Kegagalan Tes Software sebagai Biang Kerok Macetnya 8,5 Juta Komputer Global

35 menit lalu

Crowdstrike falcon. Istimewa
CrowdStrike Klaim Kegagalan Tes Software sebagai Biang Kerok Macetnya 8,5 Juta Komputer Global

CrowdStrike telah menerbitkan tinjauan pascainsiden atas gangguan itu. Posting terperinci tersebut menyalahkan bug dalam perangkat lunak pengujian.


Cara Jitu Tak Terbelit Utang Kartu Kredit, Perhatikan 7 Tips Berikut

36 menit lalu

Ilustrasi kartu kredit. Pixabay
Cara Jitu Tak Terbelit Utang Kartu Kredit, Perhatikan 7 Tips Berikut

Jika tak bijak menggunakan kartu kredit, bisa terjerat utang yang bertumpuk. Berikut 7 tips gunakan kartu kredit secara benar.


Anggaran Makan Bergizi Gratis Rp7.500? Gibran: untuk Generasi Muda Tidak Boleh Pelit

37 menit lalu

Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka meninjau simulasi program makan bergizi gratis di SD Negeri Tugu, Solo, Jawa Tengah, Jumat, 26 Juli 2024. Program makan bergizi gratis masuk dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 sebagai upaya pemerintah mempersiapkan generasi emas Indonesia sejak dini. ANTARAFOTO/Maulana Surya.
Anggaran Makan Bergizi Gratis Rp7.500? Gibran: untuk Generasi Muda Tidak Boleh Pelit

Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka menilai anggaran Rp7.500 per porsi tidak cukup untuk program makan bergizi gratis


Korban Tewas di Gaza: Berapa Banyak Warga Palestina yang Terbunuh?

43 menit lalu

Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. Para pejabat Palestina mengatakan mayat-mayat itu termasuk korban perang Israel-Hamas dan mayat-mayat yang digali ketika pasukan Israel menerobos Gaza. REUTERS/Mohammed Salem
Korban Tewas di Gaza: Berapa Banyak Warga Palestina yang Terbunuh?

Otoritas Kesehatan Palestina secara teratur menghitung jumlah korban yang tewas akibat perang Israel di Gaza, tetapi Israel meragukan hasilnya.


Jokowi Resmikan Pasar Jongke, Proyek Pembangunan Prioritas Gibran-Teguh Prakosa

44 menit lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan revitalisasi Pasar Jongke di Surakarta, Jawa Tengah, pada Sabtu, 27 Juli 2024. Foto Tangkap Layar YouTube Sekretariat Presiden
Jokowi Resmikan Pasar Jongke, Proyek Pembangunan Prioritas Gibran-Teguh Prakosa

Jokowi meresmikan Pasar Jongke di Kota Solo yang merupakan proyek prioritas Gibran-Teguh.