Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Eksperimen Baru Garin Bernama Nyai

Oleh

image-gnews
Film Nyai A Woman From Java karya Garin Nugroho (2016)
Film Nyai A Woman From Java karya Garin Nugroho (2016)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta- Sekali lagi, Garin menggabungkan konsep teater dan film. Berbagai sosok nyai dalam novel Indonesia tahun 1920-an diramu.  

***

NYAI
Sutradara : Garin Nugroho
Skenario : Garin Nugroho
Pemain : Annisa Hertami, Rudi Corens, Gunawan Maryanto, Cahwati Sugiarto
Produksi : SET, Treewater dan 8 mm

Sebuah pendopo dengan pintu hijau. Sebuah meja bundar marmer berkaki kayu dengan secangkir the panas dan sehelai Koran pagi. Seorang perempuan muda berkebaya, kain batik tulis, bersanggul rapi dengan kulit wajah yang mulus bak sutera itu duduk, menghirup teh dan membaca koran itu.  Lantas saja, teras itu diisi dengan tamu demi tamu berselang-seling mengganggu ketenangan sang Nyonya, atau Nyai, yang pada masa kolonial itu adalah sebuah kedudukan yang selalu menjadi salah satu bahan penulisan novel, studi akademik dan kini: film terbaru Garin Nugroho.

Pada beberapa detik pertama, Garin Nugroho menayangkan sebuah disclaimer:  cerita film ini diadaptasi dan terinspirasi dari lima novel:  “Nyai Isah” (1904) karya F. Wiggers;  “Seitang Koening” (1906) karya R.M. Tirto Adhisoerjo ;  “Boenga Roos dari Tjikembang” (1927) karya Kwee Tek Hoay;  “Nyai Dasima” (1960) karya S.M Ardan dan “Bumi Manusia” (1980)  karya Pramoedya Ananta Toer.

Tapi sesungguhnya kerangka cerita film  dengan pendekatan teater ini adalah kerangka “Bumi Manusia’ sepenuhnya. Bahwa kemudian ada belokan-belokan dari sosok Nyai, saya kira itu adalah khas Garin, bukan karena persoalan pengaruh novel Nyai Dasima.

Direkam dengan satu shot – satu take dengan durasi 85 menit.  Ini sebuah eksperimen, yang menurut pengakuan Garin Nugroho sebagai salah satu perayaan 35 tahun ia berkarya. Eksperimen pertama adalah film bisu “Setan Jawa” , film hitam putih dengan iringan live musik gamelan dan menuai puja puji para penontonnya, dan kedua film “Nyai”. Berhasilkan eksperimen kedua ini?

Merekam dengan satu shot tentu saja mengandung beberapa tantangan. Dengan cerdas Garin memilih konsep teater yang menggunakan joglo sebagai sebuah panggung.  Setting adalah tahun 1927 ketika Indonesia masih belum bernama Indonesia dan Tjokroaminoto sedang terbentuk menjadi bapak dari para pemimpin bangsa ini.  Tigapuluh empat tokoh keluar masuk yang hampir semuanya ingin menemui Nyai  atau suaminya lelaki Belanda, Meneer  William yang tengah dalam keadaan sakit dan ringkih, keluar masuk panggung didorong di atas kursi roda. Karena si Tuan begitu sakit, sesekali ada penghibur penari dan orkes dengan musik Timur Tengah; ganti berganti dengan penari Jawa yang kemudian dijawil-jawil oleh si Tuan William yang tiba-tiba saja lupa akan penyakit yang dideritanya dan membuat sang Nyai ngambeg membanting pintu.

Dialog dan monolog Nyai ganti berganti tema: dari soal pengaduan masalah tanah dan upah buruh; soal  masa lalu Nyai yang masa kecilnya dijual Ayahnya sendiri kepada si Meneer yang kemudian diisinya dengan pendidikan bagi diri sendiri: dia banyak membaca dan belajar mengelola perusahaan si Meneer.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Persis seperti nasib Nyai Ontosoroh, mereka didatangi pengacara Belanda yang menyatakan seluruh kekayaan dan aset yang mereka kelola menjadi milik isteri Belanda William , sesuai dengan Undang-undang Belanda.

Merasa kenal dengan cerita ini? Tentu saja. Garin memang menggunakan novel “Bumi Manusia” sebagai kerangka utama film ini. Bagi mereka yang sudah membaca novel ini atau menyaksikan pertunjukan “Bunga Penutup Abad” arahan Wawan Sofwan yang diadaptasi dari novel Pramoedya ini, maka film “Nyai”  ini sebetulnya tak terlalu jauh dari petilan yang diangkat  Wawan. Tetapi Garin bukan Garin jika tak memasukkan erotisme dalam karyanya.

Nyai” versi Garin yang juga dipengaruhi oleh novel-novel tahun 1920-an lainnya tentu punya kekasih Indonesia. Saat si kekasih –yang mengaku seorang novelis itu—datang, segalanya berubah.  Serta merta Nyai yang baru saja mengepalkan tangan protes terhadap kekejian kolonialisme itu lumer seperti mentega kena api karena rayuan sang novelis. Kebaya perlahan jatuh. Tali kutang menggelincir. Ketika Nyai masuk ke dalam kamar disusul si novelis, kita hanya membayangkan apa yang terjadi.

Delapan puluhl ima menit yang dominan dengan kehadiran tokoh Nyai tentu membutuhkan seorang aktris yang bukan hanya cantik –ya tentu dia sangat jelita—tetapi seseorang yang bisa membuat kita terpaku dengan segala yang diucapkannya, yang ditangisinya atau yang dikutuknya.  Dalam hal ini Annisa Hertami  belum memenuhi persyaratan itu.

Tetapi dia sangat terbantu oleh keluwesan Cahwati Sugiarto dan Gunawan Maryanto yang berperan sebagai pembantu setia yang terkadang beralih seperti punawakan dalam wayang: bijak, lucu sekaligus loyal. Cahwati dan Gunawani justru seperti dua tokoh yang tak dicangkok dan menjadi bagian alamiah dari pendopo dan jagat yang diciptakan Garin.

Di luar itu semua, eksperimen Garin adalah salah satu cara tepat untuk merayakan perkawinan film dan teater.

Leila S.Chudori

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Komika Arie Kriting Besut Film Kaka Boss, Berikut Film Lain yang Dibintanginya Termasuk Agak Laen

51 menit lalu

Stand Up Comedian Arie Kriting dengan gaya khas orang Timur tampil menghibur penonton di ajang Tujuh Hari Untuk Kemenangan Rakyat di Teater Salihara, Jakarta,  19 Juli 2014. TEMPO/Nurdiansah
Komika Arie Kriting Besut Film Kaka Boss, Berikut Film Lain yang Dibintanginya Termasuk Agak Laen

Arie Kriting menjadi sutradara film Kaka Boss. Sebelumnya, ia telah bermain dalam beberapa film termasuk Agak Laen.


Sinopsis dan Pemain Film Korea Dead Man, Angkat Kasus Penggelapan Uang

11 jam lalu

Film Dead Man. Dok. Vidio
Sinopsis dan Pemain Film Korea Dead Man, Angkat Kasus Penggelapan Uang

Film Korea Dead Man mengikuti kisah menegangkan Cho Jin Woong dan Kim Hee Ae yang terjebak kasus penggelapan uang.


Cerita Lukman Sardi Tinggal dengan Orang Tua Angkat saat Syuting Kabut Berduri

1 hari lalu

Lukman Sardi setelah private screening film Kabut Berduri di Jakarta, Kamis, 11 Juli 2024. Dok. Netflix
Cerita Lukman Sardi Tinggal dengan Orang Tua Angkat saat Syuting Kabut Berduri

Lukman Sardi menceritakan pengalamannya yang sangat berkesan ketika tinggal di Rumah Panjang saat syuting film Kabut Berduri di Kalimantan.


Transformasi Timothee Chalamet sebagai Bob Dylan dalam Trailer A Complete Unknown

1 hari lalu

Timothee Chalamet sebagai Bob Dylan dalam trailer film A Complete Unknown. Foto: YouTube
Transformasi Timothee Chalamet sebagai Bob Dylan dalam Trailer A Complete Unknown

Perubahan penampilan Timothee Chalamet yang mengikuti gaya berpakaian Bob Dylan dalam trailer A Complete Unknown.


Film Kaka Boss Rilis Trailer Resmi, Tonjolkan Dinamika Hubungan Ayah dan Anak

1 hari lalu

Mamat Alkatiri, Elsa Japasal, Aurel Mayori, Abdur Arsyad, Chun Funky Papua, dan Ernest Prakasa di acara konferensi pers sekaligus penayangan official trailer film Kaka Boss yang diadakan di Epicentrum, Jakarta Selatan pada Rabu, 24 Juli 2024. TEMPO/Hanin Marwah
Film Kaka Boss Rilis Trailer Resmi, Tonjolkan Dinamika Hubungan Ayah dan Anak

Film Kaka Boss dibintangi oleh Godfred Orindeod tentang drama keluarga dari Indonesia Timur yang tinggal di Jakarta.


Inside Out 2 Kalahkan Frozen 2 sebagai Film Animasi Terlaris Sepanjang Sejarah

1 hari lalu

Film Inside Out 2. Foto: Instagram/@pixar
Inside Out 2 Kalahkan Frozen 2 sebagai Film Animasi Terlaris Sepanjang Sejarah

Inside Out 2 menjadi film animasi terlaris sepanjang masa di box office seluruh dunia setelah mengalahkan Frozen 2.


Selain Drama Korea Our Movie, Ini Deretan Karya Sineas yang Menceritakan Industri Film

1 hari lalu

Poster film The Fabelmans. Foto: Wikipedia.
Selain Drama Korea Our Movie, Ini Deretan Karya Sineas yang Menceritakan Industri Film

Drama Korea Our Movie menambah daftar karya sineas yang menceritakan tentang seluk beluk dunia film.


Film Kaka Boss Berawal dari Keresahan Arie Kriting, tentang Keluarga Indonesia Timur

2 hari lalu

Arie Kriting, Putri Nere, Glory Hillary, dan Godfred Orindeod di acara konferensi pers sekaligus penayangan official trailer film Kaka Boss yang diadakan di Epicentrum, Jakarta Selatan pada Rabu, 24 Juli 2024. TEMPO/Hanin Marwah
Film Kaka Boss Berawal dari Keresahan Arie Kriting, tentang Keluarga Indonesia Timur

Kaka Boss disutradarai oleh Arie Kriting menghadirkan drama keluarga Indonesia Timur yang berfokus pada hubungan ayah dan anak.


Sutradara Incaran untuk Film Baru Avengers, Mengenal Russo Bersaudara

2 hari lalu

Robert Downey Jr. dalam Avengers: Endgame (2019)
Sutradara Incaran untuk Film Baru Avengers, Mengenal Russo Bersaudara

Joe Russo dan Anthony Russo sedang dalam tahap awal pembicaraan dengan Marvel Studios untuk menggarap dua film baru Avengers


Deretan Film Petualangan Doraemon dan Nobita, Variasi Alur Cerita dan Populer

3 hari lalu

Poster film Doraemon: Nobita's Earth Symphony. Foto: Wikipedia
Deretan Film Petualangan Doraemon dan Nobita, Variasi Alur Cerita dan Populer

Doraemon: Nobita's Earth Symphony film ke-43 dari waralaba Doraemon