Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Target

Oleh

image-gnews
Iklan

Karangan bunga tak mampir di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi. Tidak ada pula kerumunan orang yang memberikan semangat kepada pimpinan komisi antikorupsi itu. Padahal KPK baru saja menetapkan Syafruddin A. Tumenggung, mantan Kepala Badan Penyehatan Perbankan Nasional, sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi Surat Keterangan Lunas (SKL) Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) pada era Presiden Megawati Soekarnoputri.

Syafruddin memberi SKL kepada Sjamsul Nursalim, pemilik Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI), bank yang mendapat kucuran dana BLBI sebesar Rp 30,9 triliun. Padahal saat itu Sjamsul masih punya utang Rp 3,7 triliun kepada negara.

Langkah KPK layak dipuji, meski tak harus lewat karangan bunga. Kasus BLBI yang sudah bertahun-tahun nyaris dilupakan ini kembali diangkat. Bayangkan, negara dirugikan hingga Rp 147 triliun, angka yang besar saat utang terus bertambah pada era pemerintahan Joko Widodo ini. KPK seharusnya tak berhenti dengan menjadikan Syafruddin tersangka, tapi ada target yang lebih luas. Semua penjahat yang menilep dana BLBI harus diungkap dan diseret ke pengadilan. Syukur ada harta yang masih bisa ditarik dari penjarah uang negara itu.

Hambatan apakah yang ada di KPK sehingga kasus-kasus besar banyak yang tidak tuntas? Padahal KPK selalu berjanji untuk meneruskan kasus besar itu jika ada yang mempersoalkan. Kasus besar tersebut misalnya BLBI, Century, Hambalang, bahkan kasus Rumah Sakit Sumber Waras-yang dikira orang sudah selesai. Adakah KPK kekurangan penyidik? Adakah KPK mendapatkan tekanan? Atau keduanya, ada gerakan siluman yang berupaya melemahkan KPK.

Yang dikhawatirkan justru KPK tak punya target kapan kasus-kasus itu bisa tuntas. Bekerja tanpa target bisa menyebabkan kehilangan fokus. Belum selesai satu kasus, sudah muncul kasus lain yang lebih seksi untuk dikerjakan. Kasus Hambalang, misalnya. Salah satu pejabat yang terseret kasus itu, mantan Menteri Olahraga Andi Mallarangeng, sudah keluar dari penjara-meski berstatus cuti bersyarat. Namun Choel Mallarangeng, yang disebut sebagai otaknya, justru masih dalam proses hukum. Tak ada penjelasan kenapa hal itu terjadi, seperti halnya tak ada penjelasan kenapa Syafruddin A. Tumenggung baru dijadikan tersangka sekarang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rupanya target tak jelas dan target yang tak tercapai bukan monopoli KPK. Dewan Perwakilan Rakyat adalah biangnya lembaga yang targetnya tak pernah tercapai, terutama di bidang legislasi. Rancangan undang-undang menumpuk menunggu pembahasan. Bahkan Rancangan Undang-Undang Pemilihan Umum terus dibuat molor, yang membuat Komisi Pemilihan Umum kelabakan menyusun tahap pemilu. Timbul pertanyaan, ini sengaja atau tidak?

Barangkali hanya Presiden Jokowi yang tergolong ketat dengan target. Jokowi mengancam para menteri, jika tak bisa memenuhi target yang ditetapkan, menteri akan diganti. Tentu bukan gertak karena Jokowi termasuk presiden yang paling gemar mengganti para menterinya. Tidak ada yang salah karena itu hak prerogatif presiden, meski keseringan reshuffle bisa membuat kesan pemerintah Jokowi tidak stabil. Siapa tahu targetnya terlalu tinggi dan kendala di lapangan berat. Apakah dengan pergantian menteri itu target langsung bisa dipenuhi? Bukankah menteri yang baru masih perlu adaptasi?

Namun, apa pun itu, sistem target penting, apalagi mengurus negara yang besar ini. Target harus dibuat untuk memacu langkah kerja dan memastikan berhasil atau tidaknya sebuah pekerjaan. Namun harus realistis dan bukan untuk menakuti-nakuti. PUTU SETIA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Alasan Mayoritas Pembelot Korea Utara adalah Perempuan, dari Perdagangan Seks hingga Kebebasan Berekspresi

1 menit lalu

Pemandu sorak Korea Utara dalam Olimpiade Musim Dingin di Gangneung, Korea Selatan, 16 Februari 2018. Pengakuan Lee So-yeon terkait pemandu sorak Korea Utara sama pada pengakuan pembelot pembelot Mi-Hyang yang pada tahun 2010, dan pembelot Keponakan laki-laki ayah Kim Jong-Il, Lee Il-Nam, yang membelot tahun 1982. REUTERS
5 Alasan Mayoritas Pembelot Korea Utara adalah Perempuan, dari Perdagangan Seks hingga Kebebasan Berekspresi

Salah satu faktor banyaknya pembelot perempuan Korea Utara adalah adanya perdagangan seks saat mereka melintasi beberapa negara


Sangat Hancur Kehilangan Liam Payne, Zayn Malik Ungkap Penyesalan

1 menit lalu

Zayn Malik dan Liam Payne. Foto: Instagram
Sangat Hancur Kehilangan Liam Payne, Zayn Malik Ungkap Penyesalan

Zayn Malik mengatakan Liam Payne telah mendukungnya untuk melewati masa tersulit dan membuatnya merasa dicintai.


KPK Digugat Kakak Rafael Alun, Jubir Pastikan Penyitaan Harta Kekayaan Sesuai Prosedur

5 menit lalu

Rafael Alun Trisambodo. Dok Kemenkeu
KPK Digugat Kakak Rafael Alun, Jubir Pastikan Penyitaan Harta Kekayaan Sesuai Prosedur

Kakak dan adik Rafael Alun merasa aset-aset yang disita KPK adalah milik keluarga


Cara Menghindari Belanja Berlebihan sebagai Pelampiasan

9 menit lalu

Ilustrasi belanja di bawah teriknya sinar matahari. Foto: Freepik.com
Cara Menghindari Belanja Berlebihan sebagai Pelampiasan

Doom spending atau kebiasaan belanja berlebihan sebagai respons terhadap stres.


7 Makanan Tinggi Serat yang Bagus untuk Kesehatan Tubuh

11 menit lalu

Ilustrasi pisang. Freepik.com/KamranAydinov
7 Makanan Tinggi Serat yang Bagus untuk Kesehatan Tubuh

Mengonsumsi makanan tinggi serat yang cukup, sistem pencernaan akan bekerja dengan optimal. Berikut 7 jenis makanan tersebut.


Mengenal Stella Christie, Profesor Tsinghua University yang Ikut Dipanggil Prabowo ke Kertanegara

14 menit lalu

Guru Besar Tsinghua University China Prof. Stella Christie usai pembekalan tugas calon wakil menteri di kediaman calon presiden terpilih pada Pemilu 2024 Prabowo Subianto, Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (17/10/2024). ANTARA/M. Fikri Setiawan
Mengenal Stella Christie, Profesor Tsinghua University yang Ikut Dipanggil Prabowo ke Kertanegara

Usai menemui Prabowo. Stella Christie mengenalkan dirinya sebagai seorang akademisi dan profesor di Tsinghua University, Cina.


Warga Antusias Hadiri Konser Banten Maju Bersama Soni-Dimyati

15 menit lalu

Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Banten nomor urut 02 Andra Soni-Dimyati Natakusumah saat memperagakan simulasi penoblosan kertas suara pemilih kepada para pendukungnya di acara Konser Banten Maju yang berlangsung di Stadion Maulana Yusuf, Kota Serang, pada Kamis, 17 Oktober 2024. Dok. Pribadi
Warga Antusias Hadiri Konser Banten Maju Bersama Soni-Dimyati

Konser Banten Maju Bersama Andra Soni-Dimyati menyedot perhatian ribuan warga, menghadirkan Dewa 19 dan artis populer lainnya.


KPU Jabar Gunakan Sirekap untuk Hitung Suara Pilkada 2024, Ini Penjelasannya

17 menit lalu

Petugas memeriksa data pengiriman dari lembar C-KWK saat uji coba Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) pemilihan serentak di SOR Volly Indoor Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Rabu, 9 September 2020. Uji coba aplikasi Sirekap tersebut dalam rangka mempersiapkan pemungutan, penghitungan suara, sampai dengan tahapan rekap guna memastikan kesiapan penggunaannya dalam penyelenggara Pilkada serentak 2020 di daerah. ANTARA/M Agung Rajasa
KPU Jabar Gunakan Sirekap untuk Hitung Suara Pilkada 2024, Ini Penjelasannya

KPU Jabar memastikan Sirekap aman dan sudah siap digunakan.


Tim Pembela Prabowo-Gibran di MK Menuju Posisi Menteri: Yusril Ihza Mahendra, Otto Hasibuan, dan Eddy Hiariej

20 menit lalu

Ketua Tim Pembela Prabowo-Gibran Yusril Ihza Mahendra (kiri), Anggota Tim Pembela Prabowo-Gibran OC Kaligis (tengah) dan Wakil Ketua Tim Pembela Prabowo-Gibran Otto Hasibuan (kanan) usai memberikan keterangan setelah mendaftarkan diri sebagai pihak terkait dalam gugatan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) ke Mahkamah Konstitusi (MK) di Jakarta, Senin 25 Maret 2024. Tim Pembela Prabowo-Gibran yang dipimpin oleh Yusril Ihza Mahendra mendaftarkan diri untuk menghadapi gugatan sengketa Pilpres 2024 yang diajukan kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di MK. ANTARA FOTO/ Erlangga Bregas Prakoso
Tim Pembela Prabowo-Gibran di MK Menuju Posisi Menteri: Yusril Ihza Mahendra, Otto Hasibuan, dan Eddy Hiariej

Beberapa nama Tim Pembela Prabowo-Gibran dalam sengketa Pilpres 2024, Yusril Ihza Mahendra, Otto Hasibuan, dan Eddy Hiariej digadang jadi menteri.


Yahya Sinwar Tewas, Benjamin Netanyahu Pastikan Perang Gaza Tetap Lanjut

21 menit lalu

Israel mengklaim telah menewaskan Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, dalam sebuah serangan di Gaza, 17 Oktober 2024. Israel tengah mengautopsi tiga jenazah yang salah satu di antaranya memiliki kemiripan dengan pemimpin Hamas tersebut. REUTERS
Yahya Sinwar Tewas, Benjamin Netanyahu Pastikan Perang Gaza Tetap Lanjut

Benjamin Netanyahu menyatakan perang akan terus berlanjut. Padahal keluarga para sandera di Israel berharap gencatan senjata segara dilakukan.