Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bendera

Oleh

image-gnews
Iklan

Apa yang membuat pemuda-pemuda Indonesia di Surabaya itu menerobos masuk ke dalam Hotel Yamato yang sedang mengibarkan bendera Belanda, dan naik ke anjung di atas, menurunkan merah-putih-biru yang berkibar di tiang di sana, menyobek warna birunya, lalu mengibarkan warna yang tersisa, merah-putih--dalam suasana tegang beberapa hari sebelum pertempuran 10 November 1945?

Apa arti bendera itu bagi mereka?

Hari itu, di luar hotel, dunia sedang berubah. Warga Surabaya, yang selama bertahun-tahun hanya bisa melihat dari jauh hotel yang eksklusif dengan desain Art Nouveauyang langka itu, kini merasa berdaulat penuh. Sejak dua pekan sebelumnya, awal September, mereka mengibarkan bendera mereka sendiri, merah-putih, hampir di tiap lorong dan lapangan kota. Mereka telah mendengar di Jakarta Proklamasi Kemerdekaan diumumkan: Indonesia sudah tak lagi di bawah kekuasaan Belanda atau Jepang. Tergetar merasa memiliki sebuah negeri sendiri, mereka jadi gumpalan kegembiraan; harapan; keberanian.

Tapi menjelang November itu, kecemasan.

Pada 18 September, di Surabaya tiba sejumlah pejabat militer dan sipil dari Komando Pasukan Sekutu untuk mengurus sisa-sisa pasukan Jepang yang baru saja kalah dalam perang besar di Asia dan Pasifik. Karena pemerintah Hindia Belanda sudah tak ada, delegasi itu tentu harus berhubungan dengan penguasa de facto Surabaya: orang-orang yang memanggil diri "republiken", bagian dari Indonesia yang baru saja merdeka.

Tapi bagi orang-orang Belanda yang baru lepas dari tahanan selama Indonesia diduduki Jepang, sebuah kesempatan terbuka. Mereka tak bisa menerima Indonesia bukan lagi Hindia Belanda. Mereka ingin mempertahankan hak-hak (termasuk hak milik) mereka yang dulu dikukuhkan pemerintah kolonial. Hari itu, mereka bergabung dengan para pejabat Inggris dari Komando Pasukan Sekutu di Hotel Yamato--dan mereka kibarkan Merah-Putih-Biru di atas bangunan berumur 30 tahun yang sebelum diduduki Jepang bernama "Oranje" itu.

Kaum "republiken" marah. Rakyat Surabaya yang bersama mereka berduyun datang ke depan hotel di Jalan Tunjungan itu. Kemudian diceritakan bagaimana sebagian pemuda menyerbu masuk. Sejumlah orang Belanda mencoba melawan, dan perkelahian singkat terjadi. Ada pistol yang meletus dan orang yang luka tertusuk. Pada saat yang sama, dua atau tiga orang pemuda naik ke anjung tempat tiang bendera.

Selanjutnya sejarah sudah mencatatnya: buat pertama kalinya setelah berabad-abad, Merah-Putih-Biru dirobek dengan tepuk sorak--dan sejak itu tak pernah berkibar kembali.

Yang ada hanya Merah-Putih.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bendera, terutama saat itu, bukan lagi kain dengan desain sederhana. Ia penanda yang tak lagi mengambang. Ia telah dibentuk makna yang penting bagi sebuah gelora dan identitas kolektif. Ia berarti kehormatan, harga diri, perlawanan, dan harapan yang lurus.

Pertempuran besar yang meletus melawan pasukan Sekutu bagian dari gelora itu. Dengan korban dan kebengisan yang meluas. Republik yang baru berumur tiga bulan itu secara acak-acakan menangkis, ketika Sekutu datang dengan 24 ribu tentara, 5 kapal perusak, 24 tank Sherman, 24 pesawat yang di hari pertama saja menjatuhkan 500 bom, untuk "menghukum" para pemuda Indonesia yang telah membunuh Jenderal Mallaby dan melakukan puluhan kekerasan lain. Empat puluh ribu nyawa hilang selama tiga minggu, sampai Surabaya jadi "jinak"--meskipun Merah-Putih tetap bertahan.

Selama bertahun-tahun kemudian, hingga hari ini, orang Indonesia menyanyi, "Berkibarlah benderaku...."

Lagu perjuangan yang terkenal itu menyeru Merah-Putih sebagai "lambang suci gagah perwira". Kain itu tentu saja tak identik dengan yang suci dan gagah berani. Tapi nasionalisme selalu punya sejumlah hiperbol.

Dalam hal ini nasionalisme bisa sejajar dengan agama. Dalam keduanya ada hasrat merawat loyalitas dan pertalian kolektif. Baik nasionalisme maupun agama tak jarang menyusun sejarah yang mendekati dongeng dan riwayat tokoh yang lebih berupa hagiografi yang penuh pujian. Pertempuran Surabaya, misalnya, ditulis seraya melupakan bahwa di sela-sela heroisme untuk tanah air itu banyak kebengisan terhadap mereka yang dianggap tak setia. Sementara itu, baik dalam nasionalisme maupun agama selalu ada orang yang hendak memonopoli percakapan dan menjadikan diri paling murni.

Maka tak jarang nasionalisme dan agama bertaut. Tapi tak jarang bersaing dan bersengketa. Kini, ketika agama hadir dengan daya desak yang kuat, nasionalisme agak terabaikan. Bendera yang dihormati dianggap bendera yang disembah, lambang nasional dianggap berhala orang kafir.

Pada saat yang sama, kita terkadang lupa bahwa menghormati bendera adalah menghormati kenangan tentang pengorbanan tapi juga riwayat yang bisa merisaukan, dan bahwa mencintai tanah air adalah sebuah ekspresi rasa syukur tapi mungkin juga kecemasan. Di Surabaya tahun 1945 dan di mana saja di masa lain.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Untuk Siapa Jokowi Bikin Golden Visa Indonesia, Apa Manfaatnya?

10 menit lalu

Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato saat acara peluncuran Golden Visa di Jakarta, Kamis 25 Juli 2024. Presiden mengatakan layanan Golden Visa diharapkan dapat memberi kemudahan bagi warga negara asing (WNA) dalam berinvestasi dan berkarya di Indonesia yang menargetkan investor dan pebisnis internasional, talenta global, dan wisatawan mancanegara yang memenuhi kriteria. ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso
Untuk Siapa Jokowi Bikin Golden Visa Indonesia, Apa Manfaatnya?

Jokowi resmi meluncurkan Golden Visa Indonesia pada Kamis, 25 Juli 2024. Dibuat untuk siapa? Apa manfaatnya?


Jadwal Olimpiade Paris 2024 Sabtu 27 Juli: 9 Atlet Indonesia Berlaga di Cabang Bulu Tangkis, Rowing, dan Selancar

12 menit lalu

Ganda Putri Indonesia Apriyani Rahayu dan Siti Fadia Silva Ramadhanti. TEMPO/M Taufan Rengganis
Jadwal Olimpiade Paris 2024 Sabtu 27 Juli: 9 Atlet Indonesia Berlaga di Cabang Bulu Tangkis, Rowing, dan Selancar

Sembilan atlet Indonesia dari tiga cabang olahraga akan memulai kiprahnya di Olimpiade Paris 2024 pada hari ini Sabtu, 27 Juli.


Prediksi Susunan Pemain Timnas U-19 Indonesia vs Malaysia U-19: Jens Raven dan Welber Jardim Starter Lagi?

13 menit lalu

Sejumlah pesepak bola Timnas Indonesia mengikuti latihan jelang pertandingan semifinal ASEAN U-19 Boys Championship atau AFF U-19 di Lapangan THOR, Surabaya, Jawa Timur, Jumat 26 Juli 2024. Timnas Indonesia akan bertemu Malaysia dalam semifinal ASEAN U-19 Boys Championship atau AFF U-19 di Stadion Gelora Bung Tomo pada Sabtu (27/7). ANTARA FOTO/Rizal Hanafi.
Prediksi Susunan Pemain Timnas U-19 Indonesia vs Malaysia U-19: Jens Raven dan Welber Jardim Starter Lagi?

Pelatih Indra Sjafri diprediksi akan kembali menurunkan Jens Raven dan Welber Jardim sebagai starter dalam laga Timnas U-19 Indonesia vs Malaysia U-19.


28 Tahun Peristiwa Kudatuli yang Diperingati PDIP, Berikut Kronologinya

16 menit lalu

Ratusan Kader dan simpatisan PDIP membawa spanduk saat melakukan longmarch menuju Kantor Komnas HAM di depan Kantor DPP PDIP, Jakarta, Jumat, 26 Juli 2024. Aksi tersebut dalam rangka memperingati peristiwa kerusuhan 27 Juli 1996 atau yang dikenal dengan
28 Tahun Peristiwa Kudatuli yang Diperingati PDIP, Berikut Kronologinya

Ratusan kader dan simpatisan PDIP memperingati peristiwa Kudatuli pada hari ini. Ini kilas balik peristiwanya.


Jokowi Buka Munas Relawan Alap-alap yang Digelar Tertutup, Ada Gibran hingga Bahlil

18 menit lalu

Presiden Joko Widodo memberi pidato saat menghadiri Konsolidasi Nasional Jaringan Relawan Alap-Alap Jokowi di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor, Jawa Barat,  Sabtu 7 Oktober 2023. Konsolidasi nasional yang bertajuk Taat Instruksi, 2024 Apa Kata Jokowi tersebut dihadiri oleh 16.000 relawan perwakilan dari seluruh Indonesia. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Jokowi Buka Munas Relawan Alap-alap yang Digelar Tertutup, Ada Gibran hingga Bahlil

Jokowi bertolak ke lokasi munas relawan dari Pasar Jongke Solo seusai meresmikan pasar tersebut tadi pagi.


5 Momen Menarik dari Pembukaan Olimpiade Paris 2024

26 menit lalu

Defile atlet Jepang mengenakan jas hujan bening saat berparade menyusuri Sungai Siene dalam Upacara Pembukaan Olimpiade Paris 2024. ANTARA/AFP/MICHAEL REAVES.
5 Momen Menarik dari Pembukaan Olimpiade Paris 2024

Upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024 sudah berlangsung Jumat, 26 Juli 2024. Simak lima momen menarik dari acara tersebut.


Serba-serbi Susu UHT

31 menit lalu

Ilustrasi minum susu. Shutterstock
Serba-serbi Susu UHT

Apakah susu UHT baik bagi kesehatan?


Klaim Netanyahu di Depan Kongres AS: Fakta atau Dusta?

34 menit lalu

Demonstran pro-Palestina berkumpul pada hari pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di pertemuan gabungan Kongres, di Capitol Hill di Washington, AS, 24 Juli 2024. REUTERS/Nathan Howard
Klaim Netanyahu di Depan Kongres AS: Fakta atau Dusta?

Netanyahu membela perang Israel di Gaza, dengan menyatakan bahwa Israel telah meminimalisir korban sipil, apa faktanya?


Timnas Bola Voli Putra Indonesia Turun Setingkat ke Posisi 53 Ranking Dunia

35 menit lalu

Timnas Bola Voli Putra Indonesia. (pbvsi)
Timnas Bola Voli Putra Indonesia Turun Setingkat ke Posisi 53 Ranking Dunia

Timnas bola voli putra Indonesia turun satu posisi dalam peringkat dunia FIVB, kini menempati posisi 54.


Politikus Nasdem Ujang Iskandar Jadi Tersangka Korupsi di Kotawaringin Barat

37 menit lalu

Ujang Iskandar. dpr.go.id
Politikus Nasdem Ujang Iskandar Jadi Tersangka Korupsi di Kotawaringin Barat

Kejaksaan Agung menyatakan bekas Bupati Kotawaringin Barat, Ujang Iskandar, telah berstatus tersangka. Ujang merupakan anggota Komisi III DPR dari Fraksi NasDem.