Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Badan

Oleh

image-gnews
Iklan

"Duh apa dosaning raga?"
--petilan dari tembang dalam tari Panji Sepuh

Sang Buddha duduk bersemadi--ataukah ia jerangkong yang duduk bersila: sepasang mata yang mirip dua lubang di kranium, tubuh yang nyaris hanya 24 bilah tulang iga?

Patung Buddha yang kurus kering dengan rusuk mencuat itu, yang disimpan di Museum Lahore, Pakistan, tak mudah dilupakan. Ia tak kita temukan di pagoda-pagoda Myanmar dan Thailand, ia tak tampak di Borobudur atau di patung termasyhur di Nara, Jepang. Yang umumnya digambarkan: Sang Buddha yang montok.

Berasal dari abad ke-3, ditemukan di wilayah yang dulu disebut Gandhara (kini Pakistan-dan-Afganistan), arca mirip rangka manusia itu mengisahkan satu babak dalam hidup Sang Buddha: pada satu titik dalam enam tahun pengembaraannya mencari jalan pembebasan dari hasrat jasmani, ia berpuasa, hampir tak makan, berhari-hari. Duduk bersemadi di bawah pohon Bodhi, berangsur-angsur ia merasakan perubahan pada tubuhnya.

"...sebagaimana labu pahit yang dipotong mentah mengeriput retak oleh hujan dan matahari, begitu juga kulit kepalaku mengeriput karena makan yang sedikit. Dan ketika aku ingin meraba kulit perutku, yang terasa hanya rusuk.... Untuk mengendurkan ototku, aku gosok-gosok anggota badanku, dan bulu tubuh pun rontok berjatuhan...."

Dalam riwayat yang ditulis di pelbagai teks, disebutkan bahwa Sang Buddha sejak itu tak melanjutkan pertapaannya. Ia akhirnya memutuskan bahwa ia, juga siapa pun, tak boleh berkata "tidak" kepada dirinya sendiri--pada saat diri itu berupa tubuh.

Sebab apa sebenarnya yang hendak didapat dari bertapa atau, dalam versi lainnya, berpuasa? Kemampuan menentang tubuh?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam pelbagai ekspresi peradaban, manusia memang sering menunjukkan kecenderungan menampik, bahkan menista, tubuh. Di abad ke-4 sebelum Masehi, di Yunani, Plato meletakkan epithymetikon di bagian bawah struktur sukma manusia. Di sinilah bersembunyi dan berkecamuk hasrat erotik, rasa lapar, dan haus--singkat kata: hal-hal yang badani. Bagian ini--sebagaimana juga pusat amarah dan semangat--harus dikendalikan oleh logistikon, nalar.

Pengaruh pandangan ini luas dan lama, dalam pelbagai variasinya. Setidaknya acap ditemukan kesejajaran antara pandangan Platonis dan ajaran lain, terutama dalam agama-agama yang menegaskan sifat tubuh yang fana dan sifat roh yang kekal, atau yang menganggap pentingnya yang rohani di atas yang jasmani. Meskipun ada anggapan di kalangan muslim bahwa manusia pra-Islam hidup dalam kondisi jahiliah, filsafat Yunani yang menyebar cemerlang sebelum Quran itu juga masuk ke karya sejumlah pemikir Islam. Terutama dalam theori ethis Ibnu Miskawayh dari Persia (932-1030) yang mengadopsi pemikiran Plato tentang tiga "lapis" sukma manusia: "Siapa yang mengendalikan nalarnya ia disebut arif bijaksana; siapa mengendalikan amarahnya disebut berani; siapa yang mengendalikan nafsunya disebut santun."

Tapi Plato dan Ibnu Miskawayh tak bisa meyakinkan selamanya. Di abad ini, nafsu, hasrat, dan peran tubuh justru berbalik posisinya. Setelah apa yang ditemukan dalam analisis Freud, Lacan, dan Kristeva mengenai psike manusia, disimpulkan, semua hal dalam epithymetikon ternyata berperan besar dalam proses peradaban. Dan ketika orang berasumsi--seperti dalam dualisme Descartes--bahwa tubuh tak terpaut dengan nalar dan nalar tak bertaut dengan tubuh, apa yang membatasi keduanya?

Pertanyaan yang tak terjawab. Bahkan dualisme itu kini harus menghadapi apa yang belum ada di masa lampau: penelitian neuroscience tentang bagaimana pengetahuan dan nilai-nilai budaya dibentuk oleh sesuatu yang jasmani: sistem saraf. Kini makin ganjil untuk menyisihkan pengaruh tubuh dalam kebudayaan--bahkan berdasarkan pengamatan sehari-hari. Lihat Ramadan. Ketika umat Islam diharapkan mengontrol yang badani dengan kekuatan rohaniahnya, yang meriah justru kreasi dan konsumsi kuliner. Dalam 12 jam, orang berubah dari lapar ke gembul.

Sang Buddha tentu tak berubah jadi gembul. Tapi dalam askesisnya yang keras, ia justru berangsur-angsur merasakan dan memperhatikan tubuhnya sampai rinci, sampai kulit dan bulu.

Mungkin itu seharusnya nilai puasa: bukan menahan nafsu tapi sebenarnya hanya membuatnya eksplosif setelah magrib, bukan pula menaklukkan yang jasmani, melainkan mengapresiasi tubuh pada hal-hal yang tampaknya bersahaja. Dengan itu hidup terasa bergetar di jangat dan pori-pori.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

1 detik lalu

Paiya Mountain, Cina (dpxq.gov.cn)
Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

Warganet menyayangkan sikap turis di Cina tersebut karena tidak hanya membahayakan diri sendiri tetapi juga pihak lain.


MotoGP: KTM Buka Peluang bagi Dani Pedrosa untuk Tampil di Grand Prix Spanyol sebagai Wild Card

5 menit lalu

Dani Pedrosa. (Foto: Red Bull Racing)
MotoGP: KTM Buka Peluang bagi Dani Pedrosa untuk Tampil di Grand Prix Spanyol sebagai Wild Card

Direktur KTM Motosports Pit Beirer membuka peluang bagi legenda MotoGP Dani Pedrosa untuk kembali tampil sebagai wildcard pada Grand Prix Spanyol.


Enik Waldkonig, Pemilik SHB Ceritakan Awal Mula 4 Mahasiswa Ferienjob Lapor ke KBRI: Bilang Kalau Bukan Program Magang

10 menit lalu

Mahasiswa Universitas Halu Uleo foto bersama di Bandara Soekarno-Harta saat akan berangkat ferienjob ke Jerman. Istimewa
Enik Waldkonig, Pemilik SHB Ceritakan Awal Mula 4 Mahasiswa Ferienjob Lapor ke KBRI: Bilang Kalau Bukan Program Magang

Enik Waldkonig menceritakan empat mahasiswa ferienjob akhirnya melaporkan kejadian yang mereka alami ke KBRI Jerman.


Cyberpunk 2077 Gratis Sementara untuk Percobaan Permainan

12 menit lalu

Cyberpunk 2077. Kredit: CD Projekt Red
Cyberpunk 2077 Gratis Sementara untuk Percobaan Permainan

Game Cyberpunk 2077 bisa diakses tanpa biaya mulai 28 Maret sampai 1 April 2024


Respons Puan Maharani, PKB, hingga Gerindra Soal Progres Hak Angket Pemilu di DPR

12 menit lalu

Suasana demonstrasi di depan Gedung DPR RI, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Selasa, 5 Maret 2024. Aksi massa tersebut mengangkat isu wacana hak angket dugaan kecurangan Pemilu 2024. Tempo/Sultan
Respons Puan Maharani, PKB, hingga Gerindra Soal Progres Hak Angket Pemilu di DPR

Puan Maharani mengklaim dia tidak memberi instruksi kepada Fraksi PDIP di DPR mengenai pengajuan hak angket.


Hati-hati Penipuan Haji Furoda, Harga Haji VIP Rasa Backpacker

15 menit lalu

Jamaah haji salat di depan Ka'bah, 1 Juli 2022. REUTERS/Mohammed Salem
Hati-hati Penipuan Haji Furoda, Harga Haji VIP Rasa Backpacker

Korban mengeluarkan biaya ONH untuk haji furoda seharga Rp125 juta, namun fasilitasnya seperti haji backpacker.


Benjamin Netanyahu Dikritik Mantan Pegawainya

15 menit lalu

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menunjukkan foto gudang atom di Teheran selama pidatonya di sidang Majelis Umum PBB ke-73, di kantor pusat AS, Kamis, 27 September 2018. (AP Photo / Richard Drew)
Benjamin Netanyahu Dikritik Mantan Pegawainya

Benjamin Netanyahu dianggap bertanggung jawab atas serangan 7 Oktober oleh Hamas karena itu balasan atas serangan sehari-hari yang dialami warga Gaza


Ngabuburit di Pertamina Mandalika International Circuit, Pengunjung Bisa Merasakan jadi Pembalap

15 menit lalu

Ngabuburit di Pertamina Mandalika International Circuit, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat saat Ramadan 2024 (Dok. ITDC)
Ngabuburit di Pertamina Mandalika International Circuit, Pengunjung Bisa Merasakan jadi Pembalap

Pertamina Mandalika International Circuit menggelar ngabuburit Arrive and Drive, Ngabuburide (Open Track Day), dan Lampaq di Sirkuit.


Jasa Marga Menyongsong Idul Fitri 1445H dengan Kesiapan Optimal

17 menit lalu

Jasa Marga Menyongsong Idul Fitri 1445H dengan Kesiapan Optimal

PT Jasa Marga (Persero) Tbk mengadakan acara Kick Off Tim Satuan Tugas (Satgas) Jasa Marga Siaga Hari Raya Idul Fitri 1445H/Tahun 2024


Workshop Kolaborasi Politeknik Tempo & Shopee, Digital Enterpreneur: Dulu Gaptek, Sekarang Hi-Tech

25 menit lalu

Peserta Workshop Kolaborasi Politeknik Tempo dan Shopee
Workshop Kolaborasi Politeknik Tempo & Shopee, Digital Enterpreneur: Dulu Gaptek, Sekarang Hi-Tech

Workshop Politeknik Tempo Jakarta, Shopee, dan Mandiri Sekuritas bertajuk "Digital Enterpreneur: Dulu Gaptek, Sekarang Hi-Tech".