Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Inovatif atau Kaya?

image-profil

image-gnews
Iklan

Ade Febransyah
Advisor Operations & Decisions School of Business and Economics Universitas Prasetiya Mulya

Siapa yang pantas disebut perusahaan inovatif? Lihatlah beberapa pemeringkatan yang ada. Untuk tahun 2016, versi BCG dan Businessweek kembali didominasi oleh perusahaan pengguna teknologi mutakhir. Muka-muka lama, seperti Apple, Google, Tesla, Microsoft, dan Amazon, berada di lima teratas perusahaan terinovatif. Hal ini mensyaratkan, jika ingin inovatif, harus berteknologi tinggi dan mutakhir.

Lalu, siapa saja perusahaan dengan pendapatan terbesar? Lihatlah pemeringkatan Fortune 500. Siapa di lima teratasnya? Pada 2016, urutannya mulai dari raksasa retail Walmart, yang mencetak pendapatan terbesar sebesar US$ 482,13 miliar, dan diikuti oleh empat perusahaan di bawahnya yang semua merupakan perusahaan energi, yaitu State Grid (US$ 329,6 miliar), China National Petroleum (US$ 299,3 miliar), Sinopec Group (US$ 294,3 miliar), dan Royal Dutch Shell (US$ 272,2 miliar). Sekilas tersirat, jika ingin mencetak pendapatan terbesar, penuhi kebutuhan hidup orang banyak (barang konsumsi dan energi).

Lalu, apakah dua peristiwa di atas saling meniadakan? Apakah perusahaan bisa inovatif tapi tidak mampu berpendapatan tinggi atau, sebaliknya, berpendapatan tinggi tapi tidak harus inovatif?

Bisnis dijalankan untuk menciptakan pendapatan. Untuk berpendapatan, perusahaan harus mampu menjual produknya. Supaya ada penjualan, harus ada pembeli yang rela membayar produk yang ditawarkan. Supaya ada pembeli, produk yang ditawarkan adalah yang dibutuhkan, diinginkan, dan didambakan pembelinya. Hukum besinya seperti itu.

Silakan amati perusahaan-perusahaan baru berbasis aplikasi sekarang ini. Mengapa mereka begitu dielu-elukan di awal kehadirannya? Tidak lain yang mereka tawarkan adalah yang dibutuhkan hingga didambakan masyarakat. Dalam urusan bertransportasi, masyarakat menginginkan layanan yang lebih murah, cepat, dan nyaman. Dibanding taksi konvensional, misalnya, di awal kemunculannya, taksi berbasis aplikasi begitu diminati karena memang jauh lebih murah, dengan ketersediaan yang tinggi, tidak perlu lama untuk mendapatkannya, dan lebih nyaman. Karena menawarkan yang nyata, bisnis ini jelas mampu meraup pendapatan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seiring berjalannya waktu, lanskap bisnis mereka pun berubah. Pertumbuhan dari sisi penyedia yang begitu tinggi tidak diikuti pertumbuhan di sisi permintaan. Ketidakpastian juga mengubah lanskap bisnis. Rivalitas dengan penyedia konvensional tidak pernah surut. Ketegangan horizontal antara pelaku konvensional dan berbasis aplikasi dapat meletus kapan saja. Satu lagi yang hampir dipastikan, tersedianya transportasi publik, seperti MRT/LRT, akan berdampak negatif bagi keberlangsungan penyedia transportasi sekarang ini. Belum lagi jika keluar regulasi yang memperketat ruang gerak pelaku bisnis berbasis aplikasi ini.

Tergerusnya pendapatan bisa karena beberapa hal. Untuk pekerjaan konsumen yang ada sekarang, produk yang ditawarkan tidak lagi lebih hebat dibanding pesaing. Inilah nasib perusahaan yang bermain dalam adu "lebih baik". Adu lebih hebat dalam segala keunggulan yang diminta pengguna tidak menjamin keunggulan abadi buat pelakunya. Tukar posisi antara pemimpin dan pengikut dalam persaingan dapat silih berganti. Di sinilah inovasi yang banyak dilakukan oleh pelaku bisnis: mencoba memberikan solusi yang lebih baik terhadap masalah atau pekerjaan konsumen.

Sudah waktunya bagi perusahaan untuk menawarkan pekerjaan baru bagi masyarakat pengguna. Di sinilah tantangan inovasi berikutnya buat pelaku bisnis. Ambil contoh pekerjaan konsumen dalam mendapatkan tempat tinggal layak. Solusinya bisa berupa rumah atau apartemen. Bagi sebagian kecil masyarakat, pekerjaan mendapatkan tempat tinggal adalah nyata dan realistis. Namun, bagi sebagian besar masyarakat, apalagi di kota-kota besar, pekerjaan itu sudah hilang. Pekerjaan tersebut menjadi tidak realistis untuk dilakukan.

Ketika hal tersebut terjadi, di situlah peluang inovasi disruptif. Inovasi disruptif menyasar para non-konsumen (Christensen, 1995), yaitu mereka yang tidak pernah terlayani oleh penyedia produk yang ada. Solusi disruptif tidak menuntut superioritas atas produk yang sudah ada. Lewat solusi apa adanya yang jauh lebih murah sudah mampu membuat non-konsumen mendefinisikan pekerjaan barunya. Dari sebelumnya tidak berani bermimpi untuk memiliki rumah sendiri, lewat solusi rumah murah yang terjangkau mereka jadi terangkat harga dirinya. Bayangkan manfaatnya. Buat penyedia rumah murah, solusi ini adalah sumber pendapatan baru.

Ternyata menjadi inovatif atau hebat dalam menciptakan pendapatan bukanlah saling meniadakan. Dengan inovasi, perusahaan justru dapat menciptakan sumber pendapatan baru. Tapi, jika tidak berinovasi, hampir bisa dipastikan pendapatan menjadi rentan terhadap gangguan. Jadi, berinovasilah dan berbanggalah.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Desa Kelawi, Desa Brilian Hijau yang terus Berinovasi

2 hari lalu

Desa Kelawi di Kecamatan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan yang meraih penghargaan Desa BRILiaN Hijau 2023 dari BRI untuk inovasi agrowisata. Dok. BRI
Desa Kelawi, Desa Brilian Hijau yang terus Berinovasi

Desa Kelawi menyimpan potensi besar sebagai desa wisata melalui inovasi agrowisata, hingga meraih penghargaan Desa BRILiaN Hijau 2023 oleh BRI.


Keunikan Headphone Suunto, Audio Menjalar ke Telinga Lewat Konduksi Tulang

3 hari lalu

Ilustrasi Headphone Suunto (Dok. Suunto.com)
Keunikan Headphone Suunto, Audio Menjalar ke Telinga Lewat Konduksi Tulang

Alat dengar ini beroperasi dengan metode transduser untuk mengubah data audio menjadi getaran yang berjalan di sepanjang struktur tulang pengguna ke koklea.


Kemenperin Tunjuk 20 Startup Implementasikan Inovasinya ke IKM, Dilibatkan di Tech Link Summit 2024

7 hari lalu

Kementrian Perindustrian memilih 20 Startup untuk menerapkan inovasi teknologi kepada 20 industri kecil menengah, yang ditetapkan dalam event Link Tech Summit 2024 di Gedung PIDI 4.0, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. TEMPO/Nandito Putra
Kemenperin Tunjuk 20 Startup Implementasikan Inovasinya ke IKM, Dilibatkan di Tech Link Summit 2024

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menjaring 20 startup untuk menerapkan inovasinya kepada 20 industri kecil menengah (IKM).


Livin by Mandiri Tingkatkan Pengalaman Perbankan dengan Tiga Pilar Inovasi

8 hari lalu

Livin' by Mandiri menawarkan solusi finansial menyeluruh meliputi layanan menabung, transaksi, hingga investasi, baik di dalam maupun luar negeri. Dok. Bank Mandiri
Livin by Mandiri Tingkatkan Pengalaman Perbankan dengan Tiga Pilar Inovasi

Bank Mandiri, bank terbesar di Indonesia berdasarkan aset, terus mendorong transformasi digital melalui super app mereka, Livin' by Mandiri.


Kepala BSKDN Dorong Perangkat Daerah Ciptakan Inovasi

8 hari lalu

Sosialisasi Pengukuran Indeks Inovasi Daerah (IID) dan Pemberian Penghargaan Innovative Government Award (IGA) 2024 oleh Kementerian Dalam Negeri, di Hotel Wisata Baru Serang, Rabu, 17 Juli 2024. Dok. Kemendagri.
Kepala BSKDN Dorong Perangkat Daerah Ciptakan Inovasi

Inovasi dapat diciptakan melalui kolaborasi dan memperbaharui terobosan yang sudah dilakukan sebelumnya.


Ajarkan Anak Kreativitas dan Inovasi untuk Kenalkan Wirausaha

11 hari lalu

PJI Company of the Year Competition 2024 (PJI COY)/PJI
Ajarkan Anak Kreativitas dan Inovasi untuk Kenalkan Wirausaha

Siswa didorong untuk menggali kreativitas dan inovasi tanpa batas untuk kenalkan anak pada dunia wirausaha.


Ketua MPR RI Bamsoet Dukung Gelaran JPNSC 2024, Bahas Inovasi Penanganan Nyeri

16 hari lalu

Ketua MPR RI Bambang Soestyo saat menerima Kunjungan penyelenggara JPNSC 2024, di Jakarta, Rabu 10 Juli 2024.
Ketua MPR RI Bamsoet Dukung Gelaran JPNSC 2024, Bahas Inovasi Penanganan Nyeri

WHO memperkirakan sekitar 20 persen orang dewasa mengalami nyeri kronis, dengan peningkatan 10-20 persen setiap tahunnya.


Upaya Inovatif Pemkot Cimahi Bawa Kemajuan untuk Daerah

16 hari lalu

Pj Wali Kota Cimahi, Dicky Saromi
Upaya Inovatif Pemkot Cimahi Bawa Kemajuan untuk Daerah

Cimahi yang memiliki keterbatasan sumber daya alam memiliki potensi lain lewat pengembangan di bidang ekonomi kreatif.


Australia dan Indonesian Luncurkan Fase Ketiga Program INOVASI Kerja Sama Bidang Pendidikan

49 hari lalu

Peluncuran program INOVASI (Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia), untuk mendukung pembelajaran di sekolah-sekolah dasar di Indonesia pada Kamis, 6 Juni 2024. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia di Jakarta
Australia dan Indonesian Luncurkan Fase Ketiga Program INOVASI Kerja Sama Bidang Pendidikan

Australia dan Indonesia meluncurkan sebuah kemitraan pendidikan empat tahun terbaru bernama INOVASI


Pemenang Inovasi Pertamina APQ Awards ke-14

49 hari lalu

Pemenang Inovasi Pertamina APQ Awards ke-14

Kegiatan Annual Pertamina Quality (APQ) Awards 2024, ajang penghargaan bagi perwira (pekerja) Pertamina melalui karya inovasi telah diumumkan pemenangnya.