Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perspektif

Oleh

image-gnews
Iklan

Gunung. Sawah. Jalan raya. Deretan pohon yang kian menjauh....

Sejak bertahun-tahun lalu kita kenal gambar lanskap itu: buatan anak sekolah dasar yang patuh kepada guru, atau para pelukis yang menjajakan karyanya di tepi jalan. Mudah dimengerti. Mudah dibikin. Hanya mengikuti formula lama.

Tapi sebenarnya gambar semacam itu menandai satu zaman baru--zaman yang berbeda dari tiga abad yang lalu, ketika para perupa Bali melukis manusia, pohon, dan hewan di langit-langit Bale Kerta Gosa di Klungkung.

Seni rupa klasik Bali tak mengenal apa yang disebut "perspektif"--sebuah konsep yang dirumuskan di Firenze, Italia, di abad ke-15 oleh Alberti. Justru para pembuat gambar lanskap yang dijajakan di tepi jalan yang secara otomatis mengikutinya.

Entah sejak kapan pengaruh perspektif ala Alberti masuk ke seni rupa Indonesia. Mungkin di masa kolonial, ketika para perupa Belanda ingin menggambarkan negeri jajahan mereka sebuah dunia yang eksotis dan tertata, seperti perkebunan teh onderneming.

Mungkin juga karena zaman berubah. Perspektif ala Alberti adalah model orang modern melihat dunia. Lanskap seakan-akan tampak dari sebuah jendela, dilihat dari satu titik yang tetap. Dari sana, jarak akan kelihatan bersama makin mengecilnya benda-benda, tanda mereka kian menjauh dari titik pandang.

Tentu saja ruang itu statis. Ia diringkas dalam satu pigura. Ia ditatap--atau diintai--dengan satu sudut pandang, ditata secara geometris, dikuasai sang penglihat. Tatapannya jadi tolok ukur. Sang penglihat dianggap mewakili manusia--atau indra visual manusia--pada umumnya. Ia jadi pusat.

Berbeda dengan lukisan di langit-langit Bale Kerta Gosa. Di bidang itu, besar-kecilnya tubuh seseorang tak ditentukan oleh jaraknya dari mata kita. Potongan rakyat lebih pendek meskipun mereka di baris depan, bangsawan lebih besar tinggi meskipun mereka agak di kejauhan. Di Kerta Gosa, yang menentukan sebuah hierarki sosial. Ruang belum diratakan geometri. Gambar masih membawa serta kekuasaan di luar sanggar. Sang pelukis bukan wakil indra visual yang abstrak; ia manusia yang terkait dengan sejarah masyarakatnya. Dan ia bukan pusat yang menentukan.

Lanskap yang tanpa pusat dan tanpa garis keliling adalah lukisan di gua-gua prasejarah. Di dinding sebuah gua purba Amerika Utara, tampak gambar hewan dan pemburu berada di bidang dua dimensi yang tanpa struktur. Mana "atas" dan mana "bawah" tak jelas. Jarak dari posisi orang yang melukis ke lokasi benda yang dilukis tak menentukan ukuran. Perspektif tak dikenal di sini. Tiap sosok--pemburu, bison, rusa, dan serigala--setara di bawah langit, di permukaan bumi. Tak ada hierarki. Tak ada pusat yang stabil. Semua seakan-akan dalam pusaran.

Bagi saya lukisan gua itulah ekspresi manusia yang paling polos--dan paling religius dalam sejarah seni rupa, justru ketika tak ada jejak agama dan para petingginya.

Di Italia di abad ke-15, agama hadir mencolok di katedral-katedral megah, tapi manusia yang jadi standar. Tuhan sudah setengah ditinggalkan di biara-biara Abad Pertengahan. Dunia modern datang dengan hubris, kepercayaan diri manusia membubung--dan arti "religius" adalah membangun dan memperkaya gereja.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebuah sajak John Donne yang ditulis di Inggris di abad ke-16 sepenuhnya menggambarkan gairah (dan ketakaburan) modern itu:

...kita buat surga datang ke kita,
Kita pacu dan kendalikan bintang-bintang...

Tapi modernitas mengandung antitesisnya sendiri. Kepercayaan diri manusia sebenarnya tak kokoh. Berbareng dengan kesadaran perspektif, geometri dan matematika tumbuh. Sains makin canggih dan manusia makin tahu tak ada surga. Ia juga ternyata tak mengendalikan bintang-bintang. Lewat teleskop-teleskop baru, makin sering tampak galaksi yang tak masuk hitungan--dan makin disadari betapa kecilnya bumi dan betapa sedikitnya yang manusia ketahui.

Dan ketika dengan perspektif manusia memandang dunia, lurus dan persis, ia kian sadar, yang tampak olehnya hanya tampak dari satu sudut pandang. Seperti dikatakan Karsten Harries dalam Infinity and Perspective: "Menyadari bahwa sebuah perspektif adalah sebuah perspektif sama artinya dengan, dalam arti tertentu, telah melampauinya."

Dengan kata lain: dari "jendela Alberti", manusia tak dapat sekaligus melihat sebuah ruang seluruhnya. Di saat itulah ia mengenal kedaifan dirinya, mengenal yang-tak-terhingga.

Yang-tak-terhingga itulah yang, menurut Harries, sudah diteguhkan Nicolaus Cusanus, pemikir dan rohaniwan Jerman di tengah perpecahan Gereja Katolik di akhir abad ke-15. Alam semesta, kata Cusanus, tanda dari yang-tak-terhingga, adalah "sebuah wilayah (sphere) yang pusatnya ada di mana-mana dan batas luarnya tak ada".

Tak ada satu pusat, tak ada batasan yang mantap.

Mungkin itulah awal kebingungan manusia. Mungkin itu momen religiusnya. Mungkin pula pangkal kemerdekaan berpikirnya.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

1 detik lalu

Paiya Mountain, Cina (dpxq.gov.cn)
Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

Warganet menyayangkan sikap turis di Cina tersebut karena tidak hanya membahayakan diri sendiri tetapi juga pihak lain.


Ini Alasan Jokowi Enggan Bahas Perpanjangan Ekspor Konsentrat Freeport, meski Kehilangan Rp30 T

9 menit lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan rombongan berkunjung ke Tambang Grasberg milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, 1 September 2022. Tambang Grasberg milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Distrik Tembagapura, terletak di ketinggian 3.325-4.285 meter di atas permukaan laut (mdpl). Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden
Ini Alasan Jokowi Enggan Bahas Perpanjangan Ekspor Konsentrat Freeport, meski Kehilangan Rp30 T

Presiden Jokowi tidak akan membahas perpanjangan izin konsentrat tembaga PT Freeport, meskipun direkturnya mengingatkan bisa kehilangan Rp30 triliun


Kemenhub Sebut Potensi Pemudik Capai 193,6 Juta Orang Tahun Ini

39 menit lalu

Sejumlah penumpang angkutan kapal laut tujuan Tanjung Priok, Jakarta menunggu keberangkatan di terminal keberangkatan Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Kepulauan Riau, Rabu 27 Maret 2024. PT Pelni (Persero) Cabang Batam menyiapkan tiket mudik lebaran gratis sebanyak 1.172 lembar untuk kuota keberangkatan 27 Maret, 7 dan 13 April 2024 menggunakan KM Kelud kelas ekonomi rute Batam-Belawan, Sumatera Utara dan Batam-Tanjung Priok, Jakarta. ANTARA FOTO/Teguh Prihatna
Kemenhub Sebut Potensi Pemudik Capai 193,6 Juta Orang Tahun Ini

Angka tersebut meningkat dibandingkan potensi pergerakan masyarakat pada musim mudik lebaran 2023, yakni 123,8 juta orang.


Ini Taktik Jokowi Melawan Larangan Ekspor Bijih Nikel oleh WTO

39 menit lalu

Presiden Joko Widodo memberi sambutan usai meresmikan pembangunan pabrik Smelter PT Virtue Dragon Nikel Industri (VDNI) di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, Senin, 27 Desember 2021. Pembangunan smelter milik PT. VDNI merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan nilai investasi di kawasan tersebut mencapai Rp47 triliun dan sampai saat ini telah menyerap tenaga kerja sebanyak 16.515 orang. ANTARA FOTO/Jojon
Ini Taktik Jokowi Melawan Larangan Ekspor Bijih Nikel oleh WTO

Jokowi akan menggunakan taktik mengulur-ulur waktu untuk melawan larangan hilirisasi nikel oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO)


Apresiasi Polda Metro Hentikan Kasus Aiman Witjaksono, IPW Singgung Pemeriksaan Ratusan Kades di Jateng

1 jam lalu

Juru Bicara TPN Ganjar-Mahfud, Aiman Witjaksono saat menghadiri sidang Praperadilan soal penyitaan barang bukti ponsel dalam kasus dugaan 'Polisi Tak Netral' di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa, 27 Februari 2024. Hakim tunggal menolak seluruh gugatan praperadilan yang diajukan Aiman Witjaksono soal penyitaan ponsel dalam kasus dugaan 'polisi tak netral' dan menyatakan penyitaan ponsel itu tetap sah. TEMPO/M Taufan Rengganis
Apresiasi Polda Metro Hentikan Kasus Aiman Witjaksono, IPW Singgung Pemeriksaan Ratusan Kades di Jateng

IPW mengapresiasi Polda Metro Jaya karena menghentikan kasus Aiman Witjaksono soal polisi tidak netral pada pemilu 2024.


Polisi Belum Mau Buka Identitas Mahasiswa Pelapor Kasus TPPO Ferienjob: Masih Dilindungi dan Diperiksa

1 jam lalu

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Trunoyudo Wisnu Andiko memberikan keterangan pers di lingkungan Markas Besar Polri pada Rabu, 6 Maret 2024. Tempo/ Adil Al Hasan
Polisi Belum Mau Buka Identitas Mahasiswa Pelapor Kasus TPPO Ferienjob: Masih Dilindungi dan Diperiksa

Dugaan TPPO di balik program ferienjob ini bermula dari pengaduan empat mahasiswa ke KBRI di Jerman.


Tidak Ajukan Eksepsi, Dirut PT Sansaine Exindo Terima Dakwaan Rugikan Negara Rp 8 Triliun di Kasus Korupsi BTS 4G

1 jam lalu

Suasana sidang lanjutan kasus korupsi proyek pengadaan BTS 4G dan infrastruktur pendukung paket 1, 2, 3, 4, dan 5 Bakti Kominfo di PN Jakarta Pusat pada Selasa, 28 November 2023. Jaksa penuntut umum menghadirkan tujuh orang saksi untuk terdakwa Windi Purnama dan Muhammad Yusrizki Muliawan. TEMPO/Sultan Abdurrahman
Tidak Ajukan Eksepsi, Dirut PT Sansaine Exindo Terima Dakwaan Rugikan Negara Rp 8 Triliun di Kasus Korupsi BTS 4G

Kuasa hukum Dirut PT. Sansaine Exindo, Jemy Sutjiawan menyatakan menerima dakwaan dan tidak mengajukan eksepsi di kasus korupsi BTS 4G.


Tim Hukum AMIN Duga Jokowi Gerakkan Para Menteri Menangkan Prabowo-Gibran, Ini Jejak Mereka

1 jam lalu

Petugas kepolisian bersenjata melakukan pengamanan disekitar Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Selasa 26 Maret 2024.  Satu hari jelang sidang perdana sengketa perselisihan hasil Pemilu 2024 pada hari Rabu 27 Maret 2024, pengamanan gedung MK diperketat.  TEMPO/Subekti.
Tim Hukum AMIN Duga Jokowi Gerakkan Para Menteri Menangkan Prabowo-Gibran, Ini Jejak Mereka

Presiden Joko Widodo disebut-sebut Tim Hukum AMIN menggerakkan atau membiarkan menteri di kabinetnya kampanyekan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024


Gunung Semeru Erupsi Disertai Gempa Awan Panas Guguran Selama 27 Menit

1 jam lalu

Gunung Semeru erupsi pada Sabtu, 9 Maret 2024, pukul 08.28 WIB (ANTARA/HO-PVMBG)
Gunung Semeru Erupsi Disertai Gempa Awan Panas Guguran Selama 27 Menit

Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Semeru melaporkan adanya erupsi disertai gempa awan panas guguran selama 27 menit, Kamis sore, 28 Maret 2024,


Polisi Beberkan Modus dan Bukti Pemalsuan BBM di 4 SPBU Tangerang, Jakarta, dan Depok

2 jam lalu

Direktur Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri, Brigadir Jenderal Nunung Syaifuddin (kanan), memberikan keterangan tentang pemalsuan bahan bakar minyak (BBM) Pertalite menjadi Pertamax di empat SPBU, di Gedung Bareskrim, Jalan Trunojoyo No. 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis, 28 Maret 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun
Polisi Beberkan Modus dan Bukti Pemalsuan BBM di 4 SPBU Tangerang, Jakarta, dan Depok

Bareskrim Polri mengungkap modus dalam kasus pemalsuan bahan bakar minyak atau BBM Pertamax yang libatkan empat tangki pendam di 4 SPBU.