Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Patung

Oleh

image-gnews
Iklan

Banyak hal yang tak saya mengerti dalam kasus patung Dewa Perang Khong Co Kwan Sing Tee Koen yang berdiri megah di Kelenteng Kwan Swie Bio, Tuban, Jawa Timur. Patung terbesar di Asia Tenggara itu tiba-tiba diprotes oleh sejumlah orang karena dianggap tidak mencerminkan budaya mayoritas masyarakat Tuban. Mereka menuntut agar patung yang diresmikan pada 17 Juli lalu itu dirobohkan. Mula-mula alasannya soal IMB (izin mendirikan bangunan) yang tidak ada.

Ini jadi awal pertanyaan saya. Patung didirikan di area kelenteng, bukan di alun-alun atau persimpangan jalan. Patung ini sakral, menjadi bagian tak terpisahkan dari kelenteng. Apakah mendirikan patung di area tempat ibadah harus disertai IMB? Bukankah IMB adalah untuk mendirikan tempat ibadah? Kalau sebuah tempat ibadah sudah mendapatkan IMB-yang sering begitu sulit didapatkan bagi kaum minoritas-apa pun yang dibangun di dalamnya tentu tak memerlukan lagi izin khusus. Saya membayangkan kalau patung Dewa Khong Co Kwan Sing Tee Koen ini sampai dirobohkan hanya karena tak ada IMB, ribuan patung dewa Hindu di berbagai pura bisa dirobohkan karena tanpa IMB. Pemerintah tak bisa campur tangan patung apa saja yang boleh dan tidak boleh dibangun di tempat-tempat persembahyangan. Umat Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha seharusnya tak peduli patung apa yang dibangun di kelenteng, rumah persembahyangan umat Konghucu. Mau disebut berhala, silakan saja, karena berhala atau bukan itu urusan agama masing-masing, sesuai dengan keyakinan pemeluknya.

Sekarang anggap izin mendirikan patung itu diperlukan, seperti membangun patung di kawasan publik. Kenapa tidak dipersoalkan sejak awal? Apakah patung sebesar dan semegah itu-tinggi 30 meter-yang dibangun selama setahun lebih, tidak dilihat sebelumnya oleh pemerintah daerah? Apakah masyarakat setempat juga tak ngeh saat patung itu dikerjakan para tukang, bukankah kelenteng itu sangat terkenal sebagai obyek wisata di Tuban? Kenapa setelah diresmikan baru dipersoalkan?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ada yang ngotot agar patung itu dirobohkan. Ada pula yang berharap pemerintah bertindak arif menyelesaikan masalah ini, sambil menyayangkan pihak kelenteng tak memperhatikan rasa keadilan, kebersamaan, dan kepantasan dalam membangun patung. Meminta pemerintah bertindak arif tak jelas arahnya akan ke mana, apakah akan terus menutup patung itu dengan kain? Ini pernyataan normatif tanpa solusi. Adapun soal keadilan, kebersamaan, dan kepantasan, bagaimana tolok ukurnya jika patung itu adalah sesuatu yang sakral? Masyarakat di luar kelenteng mungkin mengira patung itu sejenis "patung pahlawan perang etnis Cina" sehingga merasa pahlawan pribumi tidak dianggap. Padahal ini patung tokoh yang oleh umat Konghucu dianggap setingkat dewa, sehingga tak ada yang patut didiskusikan mengenai kepantasan karena sumbernya adalah keyakinan. Keyakinan pun tak bisa dipilah-pilah agar adil untuk pemeluk keyakinan yang berbeda.

Ini bukan kasus pertama. Di Medan, pernah ada patung Buddha harus diturunkan dari vihara, padahal vihara tanpa patung Buddha tentu aneh, mungkin seperti masjid tanpa menara. Saya bingung, perubahan apakah yang terjadi pada penghuni Nusantara yang dulu sangat toleran ini? Patung sebagai karya seni juga banyak yang dirobohkan. Jiwa kita semakin gersang. Sedihnya, patung sakral umat beragama tertentu, yang dibangun sebagai bagian tak terpisahkan dari rumah ibadah yang sudah mendapat izin, dipersoalkan oleh pemeluk agama lain. Begitu rendahkah iman kita yang terganggu hanya karena melihat patung? PUTU SETIA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kupas Tuntas Perpres Nomor 76 Tahun 2024 Soal IUP yang Baru Disahkan Presiden Jokowi

1 menit lalu

Presiden Jokowi memberikan keterangan usai meluncurkan golden visa Indonesia di hotel ritz carlton, Jakarta Selatan, Kamis,  25 Juli 2024. TEMPO/Daniel a. Fajri
Kupas Tuntas Perpres Nomor 76 Tahun 2024 Soal IUP yang Baru Disahkan Presiden Jokowi

Di dalam JDIH Kemensesneg di Jakarta telah memuat ketentuan distribusi IUP kepada kelompok masyarakat tercantum dalam Pasal 5A ayat (1).


Persiapan yang Harus Dilakukan Sekolah Saat Penghapusan Jurusan di SMA Dihapus

5 menit lalu

Siswa SMA melihat koleksi Museum Adityawarman di Ruangan Perhiasan pada 21 September 2023. (TEMPO/Fachri Hamzah)
Persiapan yang Harus Dilakukan Sekolah Saat Penghapusan Jurusan di SMA Dihapus

Kemendikbudristek mulai menerapkan penghapusan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA pada tahun ajaran 2024/2025.


2 Pengajar Pondok Pesantren di Kabupaten Agam Diduga Sodomi 40 Santri Sejak 2022

18 menit lalu

ilustrasi
2 Pengajar Pondok Pesantren di Kabupaten Agam Diduga Sodomi 40 Santri Sejak 2022

2 pengajar salah satu pondok pesantren di Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, ditangkap Polresta Bukittinggi karena mencabuli 40 santri.


Kata Dasco Gerindra Soal Usul Pelaksanaan Pilpres dan Pileg Dipisah

18 menit lalu

Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad saat ditemui usai menghadiri acara Silaturahmi dan Tasyakuran DPD Gerindra DKI Jakarta di Tavia Heritage Hotel, Jakarta Pusat pada Kamis, 9 Mei 2024. TEMPO/Adinda Jasmine
Kata Dasco Gerindra Soal Usul Pelaksanaan Pilpres dan Pileg Dipisah

Dasco menyatakan lebih setuju Pilpres dan Pileg dilaksanakan bersamaan.


Dekat Puncak Kemarau, BMKG Prediksi Hujan Tetap Guyur 19 Wilayah di Indonesia

21 menit lalu

Puluhan pengendara motor berteduh di bawah tiang pancang LRT saat hujan yang cukup lebat, di Jalan protokol Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin, 6 April 2020. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan dini cuaca ekstrem di Indonesia. TEMPO/Imam Sukamto
Dekat Puncak Kemarau, BMKG Prediksi Hujan Tetap Guyur 19 Wilayah di Indonesia

BMKG memperkirakan 19 wilayah di Indonesia bakal tetap dibasahi hujan intensitas sedang hingga lebat hingga awal Agustus 2024.


PPATK Ungkap Ada Masyarakat Berpenghasilan di Atas Rp 1 Miliar Main Judi Online dengan Deposit Rp 4,8 Miliar

21 menit lalu

Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana memberi laporan dalam acara Peringatan 22 Tahun Gerakan Nasional Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT) di Istana Negara, Jakarta, Rabu 17 April 2024. Indonesia telah dinyatakan secara aklamasi diterima sebagai Anggota Financial Action Task Force on Money Laundering and Terrorism Financing (full membership). Keberhasilan tersebut diperoleh dalam FATF Plenary Meeting di Paris, Perancis yang dipimpin oleh Presiden FATF, MR. T. Raja Kumar pada Rabu, 25 Oktober 2023. TEMPO/Subekti.
PPATK Ungkap Ada Masyarakat Berpenghasilan di Atas Rp 1 Miliar Main Judi Online dengan Deposit Rp 4,8 Miliar

PPPATK ungkap sejumlah masyarakat berpenghasilan di atas Rp 1 miliar main judi online.


Jelang Laga Pertama Olimpiade Paris 2024, Apriyani / Fadia Sudah Intip Kekuatan Pasangan Jepang

40 menit lalu

Ekspresi pebulutangkis Ganda Putri Indonesia Apriyani Rahayu dan Siti Fadia Silva Ramadhanti saat berhadapan dengan pebulutangkis Ganda Putri Malaysia Pearly Tan dan Thinaah Muralitharan pada babak 16 besar Kapal Api Indonesia Open 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis, 6 Juni 2024. Apriyani Rahayu dan Siti Fadia Silva Ramadhanti kalah dengan skor 18-21 dan 19-21 gagal melaju ke babak selanjutnya. TEMPO/M Taufan Rengganis
Jelang Laga Pertama Olimpiade Paris 2024, Apriyani / Fadia Sudah Intip Kekuatan Pasangan Jepang

Apriyani / Fadia memastikan persiapannya berjalan baik menjelang laga pertama di Olimpiade Paris 2024.


Timnas Indonesia U-19 vs Malaysia di Semifinal Piala AFF U-19 2024 Sabtu Malam Ini, Indra Sjafri: Laga Penuh Gengsi

46 menit lalu

Pelatih Timnas Indonesia U-19 Indra Sjafri. TEMPO/Randy
Timnas Indonesia U-19 vs Malaysia di Semifinal Piala AFF U-19 2024 Sabtu Malam Ini, Indra Sjafri: Laga Penuh Gengsi

Timnas Indonesia U-19 akan menghadapi Malaysia di semifinal Piala AFF U-19 2024 pada Sabtu malam, 27 Juli.


Ekonom Sebut Keterlibatan Masyarakat Indonesia di Sektor Asuransi Masih Rendah, Ini Alasannya

51 menit lalu

Ekonom senior Faisal Basri menghadiri diskusi film Bloody Nickel yang digelar Koalisi Masyarakat Sipil di Taman Ismail Marzuki (TIM) pada Sabtu, 4 Mei 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Ekonom Sebut Keterlibatan Masyarakat Indonesia di Sektor Asuransi Masih Rendah, Ini Alasannya

Sektor asuransi hanya berkontribusi 6,9 persen terhadap totoal Gross Domestic Product (GDP), membuat Indonesia berada di posisi keenam Asia Tenggara


Respons PAN-Nasdem-PKS Soal Isu Poros Koalisi PKB dan PDIP di Pilkada 2024

51 menit lalu

Ilustrasi TPS Pilkada. Dok TEMPO
Respons PAN-Nasdem-PKS Soal Isu Poros Koalisi PKB dan PDIP di Pilkada 2024

PKB dan PDIP menjajaki peluang berkoalisi pada Pilkada 2024.